• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Guru

1. Pengertian Guru

Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sedangkan profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Menurut Susanto (2002:28), profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang dipersiapkan khusus untuk melakukan pekerjaan tersebut dan guru profesional adalah orang yang memiliki kemampun khusus dalam bidang keguruan sehingga guru mampu melakukan tugas dan fungsinya dengan kemampuan yang maksimal.

2. Peranan guru

Menurut Oliver dalam Sahertian (1990:36), guru mempunyai peranan sebagai berikut:

a. guru sebagai penceramah. Memang tugas guru sebagai penyampai informasi disebutu juga sebagai penceramah pada zaman itu

b. guru sebagai orang sumber (resource person). Guru dianggap sebagai manusia sumber. Melalui guru dan dari guru pengetahuan disampaikan kepada anak didik.

c. guru sebagai fasilitator. Guru menyediakan berbagai lingkungan untuk belajar, memperlengkapi berbagai sumber yang membantu siswa untuk dapat belajar.

d. guru sebagai konselor. Guru membantu siswa memberi nasehat, memberanikan siswa, mendengarkan keluhan dan menciptakan suasana belajar siswa, menyuruh memecahkan persoalan dirinya sendiri.

e. guru sebagai pemimpin kelompok. Dalam belajar guru berperan sebagai master ceremony, pemimpin dalam kelompok, yang menstimulir gejala-gejala untuk belajar bersama dalam kelompok belajar, memandang gejala-gejala sehingga semua berpartisipasi bersama.

f. guru sebagai tutor. Guru menolong seorang demi seorang dengan bermacam cara.

g. guru sebagai manajer yang menyajikan pelayanan media belajar yang disediakan.

h. guru sebagai pembina laboratorium. Guru meletakkan berbagai pendekatan dalam menyajikan pelayanan. Maksudnya eksperimen dalam proses mengajar menyusun berbagai kegiatan penelitian oleh siswa melalui observasi dan mencatat hasil observasi dengan demikian anak ikut aktif memecahkan.

i. guru sebagi penyusun program. Guru merancangkan pelajaran. Menyusun desain mengajar di mana siswa dapat belajar baik secara individual maupun secara kelompok.

j. guru dapat juga berperan sebagai manipulator (pengubah lingkungan belajar). Guru dapat menciptakan iklim belajar, melalui berbagai stimulus, seperti penguatan (reinforcement). Sehingga siswa mengalami perubahan tingkah laku.

3. Kode etik guru

Kode etik merupakan tatanan yang menjadi pedoman dalam menjalankan tugas dan aktivitas suatu profesi. Dalam menjalankan profesinya guru di Indonesia berpedoman pada kode etik guru yang berisi sebagai berikut (Samana, 1994:117):

a. guru berbakti membimbing peserrta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.

c. guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.

d. guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar mengajar.

e. guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan

f. guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya.

g. guru memelihara hubungan profesi, semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial.

h. guru secara bersama–sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.

i. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.

4. Prinsip guru

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen profesi guru dan profesi dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut: 1. memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme.

2. memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia.

3. memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas.

4. memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas. 5. memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan. 6. memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja. 7. memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara

berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat

8. memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

9. memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.

Pemberdayaan profesi guru atau pemberdayaan profesi dosen diselenggarakan melalui pengembangan diri yang dilakukan secara demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif, dan berkelanjutan dengan

menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, kemajemukan bangsa, dan kode etik profesi.

5. Tanggungjawab Guru

Setiap guru harus memenuhi persyaratan sebagai manusia yang bertanggungjawab dalam bidang pendidikan. Guru sebagai pendidik bertanggungjawab untuk mewariskan nilai-nilai dan norma-norma kepada generasi berikutya sehingga terjadi proses konservasi nilai, karena melalui proses pendidikan diusahakan terciptanya nilai-nilai baru.

Tanggungjawab guru dapat dijabarkan ke dalam sejumlah kompetensi yang lebih khusus, berikut ini. (Mulyasa,2007:18)

a. Tanggung jawab moral; bahwa setiap guru harus mampu menghayati perilaku dan etika yang sesuai dengan moral Pancasila dan mengamalkan dalam pergaulan hidup sehari-hari

b. Tanggung jawab dalam bidang pendidikan disekolah; bahwa setiap guru harus menguasai cara belajar-mengajar yang efektif, mampu mengembangkan kurikulum (KTSP), silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), melaksanakan pemebelajaran yang efektif, menjadi model bagi peserta didik, memberikan nasehat, melaksanakan evaluasi hasil belajar, dan mengembangkan peserta didik.

c. Tanggung jawab dalam bidang kemasyarakatan; bahwa setiap guru harus turut serta mengsukseskan pembangunan, yang harus kompeten dalam membimbing, mengabdi dan melayani masyarakat.

d. Tanggung jawab dalam bidang keilmuan; bahwa setiap guru harus turut serta memajukan ilmu, terutama yang menjadi spesifikasinya, dengan melaksanakan penelitian dan pengembangan.

Baca selengkapnya

Dokumen terkait