• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TANGGUNGJAWAB ORANG TUA YANG TELAH

A. Pengertian Anak Sah

2. Hak-hak Anak

Hak yang dimiliki seorang anak harus dilindungi oleh hukum bahkan sejak ia masih dalam kandungan ibunya, hak/kepentingan si anak harus diakui. Setiap anak sejak dalam kandungan ibunya berhak untuk hidup dan meningkatkan taraf kehidupannya. Undang-undang Perlindungan Anak Nomor 23 Tahun 2002 dibentuk untuk menjamin dan melindungi anak serta hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapatkan perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Bismar Siregar mengutip pendapat Irma Setyowati Soemitra mengatakan bahwa Hukum perlindungan anak lebih dipusatkan pada hak-hak anak yang diatur didalam hukum dan bukan kewajiban.78

Menurut Pasal 45 Undang-undang Perkawinan No.1 Tahun 1974, bahwa kewajiban orang tua untuk memelihara dan mendidik anak-anaknya berlaku sampai anak itu kawin dan telah dapat berdiri sendiri. Seorang anak yang hendak kawin harusnlah seorang yang telah sanggup berdiri sendiri serta sanggup menuntun dan melindungi istri serta memenuhi kebutuhan hidupnya.

Anak mempunyai hak-hak yang tidak boleh diabaikan begitu saja. Salah satu lingkungan pertama kali yang dapat memberikan jaminan terpenuhinya ekspresi hak seorang anak adalah dimulai dari lembaga terkecil yaitu keluarga.

“Keluarga adalah tiang masyarakat karena di dalam keluargalah pertama-tama sifat kepribadian dan sifat kemasyarakatan seorang manusia ditumbuhkan kearah kesempurnaan. Didalam keluarga yang harmonis sifat-sifat itu dapat tumbuh dengan tentram dan baik sehingga ada harapan bahwa anak itu dapat menjadi anggota masyarakat yang mempunyai cukup penolakan-penolakan dalam kepribadiannya untuk menjauhkan diri dari kejahatan”.79

Di dalam sebuah keluarga, setiap orang tua mempunyai kewajiban dan tanggung jawab terhadap hak-hak seorang anak dan lingkungannya, karena keluarga mempunyai 8 (delapan) fungsi yaitu fungsi keagamaan, sosial budaya, cinta dan kasih sayang, perlindungan, reproduksi, mendidik dan sosialisasi, ekonomi, dan pelestarian lingkungan hidup.80

78

Irma Setyowati Soemitro,Aspek Hukum Perlindungan Anak,Bumu Aksara, Jakarta, 1990, hal.5. 79

Sri Widoyati Wiratmo Soekito,Anak dan Wanita Dalam Hukum, LP3ES, Jakarta, 1983, hal.31.

80Hasil wawancara dengan Sherlywati, Hakim Pengadilan Negeri Medan, di Pengadilan

Selain itu tanggung jawab orang tua sebagai anggota masyarakat wajib menciptakan lingkungan yang kondusif untuk tumbuh dan kembang anak-anaknya. Dimana dalam kehidupan bermasyarakat dapat diwujudkan pergaulan yang dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak agar mampu menjadi individu yang mandiri. Namun tanggung jawab orang tua secara umum dan mendasar adalah menjamin hak untuk memperoleh pendidikan terhadap anak-anaknya.

Pengertian mendidik adalah memberi kesempatan anak untuk menuntut atau menguasai ilmu dan ketrampilan serta membimbing atau membina anak sehingga mempunyai pola pikir, sikap serta prilaku yang positif dan baik. Anak wajib diberi kesempatan untuk mengikuti pendidikan (sekolah), baik yang bersifat umum maupun yang berkaitan dengan pendidikan agama. Setiap anak wajib mengikuti pendidikan dasar sembilan tahun (tamat SD dan SLTP). Anak juga wajib diasuh dan dididik dengan penuh cinta dan kasih sayang dan pendekatan yang manusiawi.

Selanjutnya lingkungan kedua yang akan bersentuhan langsung terhadap anak-anak adalah lingkungan sosial budaya dan gaya hidup yang terus berubah dan berkembang. Dalam era globalisasi dan era informasi dewasa ini, dinamika kehidupan sosial termasuk kehidupan anak-anak dan remaja dari belahan dunia manapun sama-sama saling dapat diikuti dan diketahui. Sangat tidak mungkin kiranya setiap kita atau orang tua menolak atau tidak menerima sama sekali adanya lingkungan sosial budaya dan gaya hidup yang terus berkembang. Yang mungkin salah satu upaya agar hak anak dapat terjamin adalah meminimalisir pengaruh- pengaruh dari lingkungan tersebut.

Ini semua tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi setiap orang tua untuk untuk mampu mengembangkan metode bimbingan, pengasuhan dan pendidikan yang tepat kepada anak-anak kita. Upaya yang mungkin dapat dilakukan setidaknya setiap orang tua tidak hanya memposisikan anak sebagai obyek pendidikan semata. Sehingga upaya yang dilakukan orang tua untuk meminimalisir pengaruh-pengaruh dari lingkungan luar adalah lebih memberikan pemahaman dan mengarahkan setiap anaknya untuk mendorong kepedulian rasa ingin tahu dengan diimbangi daya kritis semangat mengembangkan diri dalam budaya kompetisi yang sehat agar mereka kelak memiliki tanggung jawab dan kemandirian yang baik.81

Disisi lain bentuk pendidikan non formal lainnya adalah membentuk kekuatan moral dengan keyakinan beragama. Adanya pendidikan keagamaan yang dimaksud adalah semangat keagamaan yang menyejukkan hati, sadar dan toleransi beragama. Anak adalah titipan atau amanah Tuhan Yang Maha Kuasa kepada kita semua, oleh karena itu terjamin dan terpenuhinya hak anak-anak menuju masa depannya adalah tanggung jawab orang tua. Orangtualah yang pertama-tama berkewajiban memelihara, mendidik dan membesarkan anak-anak agar menjadi manusia yang berkemampuan dan berguna.

Keseluruhan hak-hak anak yang dilindungi akan berhasil guna bagi kehidupan anak apabila syarat-syarat sebagai berikut terpenuhi :82

1) Faktor ekonomi dan sosial yang dapat menunjang keluarga anak.

81Ibid.

2) Nilai budaya yang memberikan kesempatan bagi pertumbuhan anak, dan 3) Solidaritas anggota masyarakat untuk meningkatkan kehidupan anak.

Uraian syarat-syarat diatas menekankan bahwa faktor ekonomi, sosial dan budaya, serta solidaritas dalam masyarakat akan membentuk karakater dan kepribadian dan perkembangan anak kedepannya. Dengan kehidupan yang terjamin maka hak-hak anak akan terpenuhi.

Adapun hak-hak anak meliputi :

1. Hak-hak anak dalam Undang–undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak diatur dalam pasal 2 sampai dengan pasal 8 sebagai berikut:83

1) Anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan dan bimbingan berdasarkan kasih sayang baik dalam keluarganya maupun didalam asuhan khusus untuk tumbuh dan berkembang dengan wajar.

2) Anak berhak atas pelayanan untuk mengembangkan kemampuan dan kehidupan sosialnya, sesuai dengan kebudayaan dan kepribadian bangsa, untuk menjadi warga negara yang baik dan berguan.

3) Anak berhak atas pemeliharaan dan perlindungan, baik semasa dalam kandungan maupun sesudah dilahirkan.

4) Anak berhak atas perlindungan terhadap lingkungan hidup yang dapat membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan dengan wajar.

5) Dalam keadaan yang membahayakan anaklah yang pertama-tama berhak mendapat pertolongan, bantuan dan perlindungan.

6) Anak yang tidak mempunyai orang tua berhak mendapat asuhan oleh negara atau orang atau badan.

7) Anak yang tidak mampu berhak mendapatkan bantuan agar dalam lingkungan keluarganya dapat tumbuh dan berkembang dengan wajar. 8) Anak yang mendalami masalah kelakuan diberi pelayanan dan asuhan yang

bertujuan menolongnya guna mengatasi hambatan yang terjadi dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya.

83Lihat pasal 52 sampai dengan pasal 64 Undang-undang No 39 Tahun 1999 tentang

9) Anak yang mendalami masalah kelakuan diberi pelayanan dan asuhan yang bertujuan menolongnya guna mengatasi hambatan yang terjadi dalam masa pertumbuhan kepada anak yang telah dinyatakan bersalah melakukan pelanggaran hukum berdasarkan keputusan hakim.

10) Anak cacat berhak mendapatkan pelayanan khusus untuk mencapai tingakat pertumbuhan dan perkembangan sejauh batas kemampuan dan kesanggupan anak yang bersangkutan

11) Bantuan dan pelayanan yang bertujuan mewujudkan kesejahteraan anak menjadi hak setiap anak tanpa membedakan jenis kelamin, agama, pendidikan, politik dan kedudukan sosial.

2. Hak-hak anak yang diatur dalam Undang-undang No 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia yang diatur pada pasal 52 sampai dengan pasal 64 sebagai berikut:84

1) Setiap anak berhak atas perlindungan oleh orangtua, keluarga, masyarakat, dan negara.

2) Hak anak adalah haka asasi manusia dan untuk kepentngan hak anak itu telah diakui dan dilindungi oleh hukum bahkan sejak dalam kandungannya. 3) Setiap anak sejak dalam kandungan berhak untuk hidup, mempertahankan

taraf kehidupannya.

4) Setiap anak sejak kelahirannya berhak atas sesuatu nama dan status kewarganegaraan.

5) Setiap anak yang cacat fisik dan mental berhak memperoleh perawatan, pendidikan, pelatihan, dan bantuan khusus atas biaya negara, untuk menjamin kehidupannya sesuai dengan martabat kemanusiaan, meningkatkan rasa percaya diri, kemampuan berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

6) Setiap anak berhak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir dan berekspresi sesuai dengan tingkat intelektualitas dan usianya dibawah bimbingan orang tua atau wali.

7) Setiap anak berhak untuk mengetahui siapa orang tuanya, dibesarkan dan diasuh oleh orang tuanya sendiri.

8) Dalam hal orang tua tidak mampu membesarkan dan memelihara anaknya dengan baik, maka anak tersebut boleh diasuh dan diangkat sebagai anak orang lain sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan.

84Lihat Pasal pasal 52 sampai dengan pasal 64 Undang-undang No 39 Tahun 1999 tentang

9) Setiap anak berhak untuk dibesarkan, dipelihara, dirawat, dididik, diarahkan dan dibimbing kehidupannya oleh orang tua atau walinya sampai dewasa sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

10) Setiap anak berhak untuk mendapatkan orang tua angkat atau wali berdasarkan putusan pengadilan apabila kediua orang tua telah meninggal dunia atau karena suatu sebab yang sah tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai orang tua.

11) Orang tua angkat atau wali harus menjalankan kewajibannya sebagai orang tua yang sesungguhnya.

12) Setiap anak berhak mendapatkan perlindungan hukum dari segala bentuk kekerasan fisik atau mental, penelantaran, perlakuan buruk dan pelecehan seksual selama dalam penguasaan orang tua atau walinya, atau pihak lain manapun yang bertanggungjawab atas pengasuhan anak tersebut.

13) Dalam hal orang tua atau wali atau pengsuh anak melakukan segala macam bentuk penganiayaan fisik atau mental, penelantaran, perlakuan buruk, atau pelecehan seksual termasuk pemerkosaan, atau pembunuhan terhadap anak yang seharusnya dilindungi maka akan dikenakan pemberantasan hukum. 14) Setiap anak berhak untuk tidak dipisahkan dari orangtuanya secara

bertentangan dengan kehendak anak sendiri, kecuali jika ada alasan atau aturan hukum yang sah menunjukkan bahwa pemisahan itu adalah demi kepentingan terbaik bagi anak.

15) Dalam hai ini anak berhak untuk tetap bertemu langsung dan berhubungan pribadi secara tetap dengan orang tuanya tetap dijamin oleh undang-undang. 16) Setiap anak berhak untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam

rangka pengembangan pribadinya sesuai dengan minat, bakat dan tingkat kecerdasannya.

17) Setiap anak berhak mencari, menerima pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembanagn pribadinya sesuai dengan minat, bakat dan kecerdasannya.

18) Setaipa anak berhak untuk beristirahat, bergaul dengan anak yang sebaya, bermain, berekreasi dan berkarya sesuai dengan minat, bakat dan kecerdasannya demi pengembangan diri.

19) Setiap anak berhak untuk memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial secara layak sesuai dengan kebutuhan fisik dan mental spritual.

20) Setiap anak berhak untuk tidak dilibatkan dalam peristiwa peperangan, sengketa bersenjata, kerusuhan sosial, dan peristiwa lainnya yang mengandung unsur kekerasan.

21) Setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari kegiatan eksploitasi ekonomi dan setiap pekerjaan yang membahayakan dirinya, sehingga dapat mengganggu pendidikan, kesehatan fisik, moral kehidupan sosial, dan mental spritualnya.

3. Hak-hak yang diatur dalam Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, yang tercantum dalam Pasal 4 sampai dengan pasal 14, yaitu:85

1) Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

2) Setiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status kewarganegaraan.

3) Setiap anak berhak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir, dan berekspresi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya, dalam bimbingan orang tua.

4) (1) Setiap anak berhak untuk mengetahui orang tuanya, dibesarkan, dan diasuh oleh orang tuanya sendiri.

(2) Dalam hal karena suatu sebab orang tuanya tidak dapat menjamin tumbuh kembang anak, atau anak dalam keadaan terlantar maka anak tersebut berhak diasuh atau diangkat sebagai anak asuh atau anak angkat oleh orang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5) Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual, dan sosial.

6) (1) Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya.

(2) Selain hak anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), khusus bagi anak yang menyandang cacat juga berhak memperoleh pendidikan luar biasa, sedangkan bagi anak yang memiliki keunggulan juga berhak mendapatkan pendidikan khusus.

7) Setiap anak berhak menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima, mencari, dan memberikan informasi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya demi pengembangan dirinya sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dan kepatutan.

8) Setiap anak berhak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan anak yang sebaya, bermain, berekreasi, dan berkreasi sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya demi pengembangan diri. 9) Setiap anak yang menyandang cacat berhak memperoleh rehabilitasi,

bantuan sosial, dan pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial.

85Lihat Pasal 4 sampai dengan pasal 14 Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang

10) (1) Setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua, wali, atau pihak lain mana pun yang bertanggung jawab atas pengasuhan, berhak mendapat perlindungan dari perlakuan:

a. Diskriminasi;

b. Eksploitasi, baik ekonomi maupun seksual; c. Penelantaran;

d. Kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan; e. Ketidakadilan; dan

f. Perlakuan salah lainnya.

(2) Dalam hal orang tua, wali atau pengasuh anak melakukan segala bentuk perlakuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), maka pelaku dikenakan pemberatan hukuman.

11) Setiap anak berhak untuk diasuh oleh orang tuanya sendiri, kecuali jika ada alasan dan/atau aturan hukum yang sah menunjukkan bahwa pemisahan itu adalah demi kepentingan terbaik bagi anak dan merupakan pertimbangan terakhir.

4. Ketentuan hukum mengenai hak-hak anak dalam Konvensi Hak Anak dapat dikelompokan menjadi:86

1) Hak terhadap kelangsungan hidup (survival rights)

Hak kelangsungan hidup berupa hak-hak anak untuk melestarikan dan mempertahankan hidup dan hak untuk memperoleh standar kesehatan tertinggi dan perawatan yang sebaik-baiknya. Konsekwensinya menurut Konvensi Hak Anak negara harus menjamin kelangsungan hak hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan anak (Pasal 6). Disamping itu negara berkewajiban untuk menjamin hak atas tarap kesehatan tertinggi yang bisa dijangkau, dan melakukan pelayanan kesehatan dan pengobatan, khusuSnya perawatan kesehatan primer. (Pasal 24).

Implementasinya dari Pasal 24, negara berkewajiban untuk melaksanakan program-program :

1. Melaksanakan upaya penurunan angka kematian bayi dan anak, 2. Menyediakan pelayanan kesehatan yang diperlukan,

3. Memberantas penyakit dan kekurangan gizi,

4. Menyediakan pelayanan kesehatan sebelum dan sesudah melahirkan bagi ibu,

5. Memperoleh imformasi dan akses pada pendidikan dan mendapat dukungan pada pengetahuan dasar tentang kesehatan dan gizi,

86 http://eprints.ums.ac.id/349/1/5._ABSORI.pdf, Perlindungan Hukum Hak-hak Anak dan

Implementasinya di Indonesia Pada Era Otonomi Daerah, diakses tanggal 9 Agustus 2012, pukul 17.02 WIB.

6. Mengembangkan perawatan kesehatan pencegahan, bimbingan bagi orang tua, serta penyuluhan keluarga berencana, dan,

7. Mengambil tindakan untuk menghilangkan praktik tradisional yang berprasangka buruk terhadap pelayanan kesehatan.

Terkait dengan itu, hak anak akan kelangsungan hidup dapat berupa : 1. Hak anak untuk mendapatkan nama dan kewarganegaraan semenjak

dilahirkan (Pasal 7),

2. Hak untuk memperoleh perlindungan dan memulihkan kembali aspek dasar jati diri anak (nama, kewargnegaraan dn ikatan keluarga) (Pasal 8),

3. Hak anak untuk hidup bersama (Pasal 9), dan hak anak untuk memperoleh perlindungan dari segala bentuk salah perlakuan (abuse) yang dilakukan orang tua atau orang lain yang bertangung jawab atas pengasuhan (Pasal 19),

4. Hak untuk mmemperoleh perlindungan khusus bagi bagi anak- anak yang kehilangan lingkungan keluarganya dan menjamin pengusahaan keluarga atau penempatan institusional yang sesuai dengan mempertimbangkan latar budaya anak (Pasal 20),

5. Adopsi anak hanya dibolehkan dan dilakukan demi kepentingan terbaik anak, dengan segala perlindungan yang disahkan oleh pejabat yang berwenang (Pasal 21),

6. Hak-hak anak penyandang cacat (disabled) untuk memperoleh pengasuhan, pendidikan dan latihan khusus yang dirancang untuk membantu mereka demi mencapai tingkat kepercayaan diri yang tinggi (Pasal 23),

7. Hak anak menikmati standar kehidupan yang memadai dan hak atas pendidikan (Pasal 27 dan 28).

2) Hak terhadap perlindungan(protection rights)

Hak perlindungan yaitu perlindungan anak dari diskriminasi, tindak kekerasan dan keterlantaran bagi anak yang tidak mempunya keluarga, dan bagi anak pengungsi. Hak perlindungan dari diskriminasi, termasuk :

a. Perlindungan anak penyandang cacat untuk memperoleh pendidikan, perawatan dan latihan khusus, dan

b. Hak anak dari kelompok masyarakat minoritas dan penduduk asli dalam kehidupan masyarakat negara.

Perlindungan dari ekploitasi, meliputi :

1. Perlindungan dari gangguan kehidupan pribadi,

2. Perlindungan dari keterlibatan dalam pekerjaan yang mengancam kesehatan, pendidikan dan perkembangan anak,

3. Perlindungan dari penyalahgunaan obat bius dan narkoba, perlindungan dari upaya penganiayaan seksual, prostitusi, dan pornografi,

4. Perlindungan upaya penjualan, penyelundupan dan penculikan anak, dan

5. Perlindungan dari proses hukum bagi anak yang didakwa atau diputus telah melakukan pelanggaran hukum.

3) Hak untuk Tumbuh Berkembang (development rights)

Hak tumbuh berkembang meliputi segala bentuk pendidikan (formal maupun non formal) dan hak untuk mencapai standar hidup yang layak bagi perkembangan fisik, mental, spiritual, moral dan sosial anak. Hak anak atas pendidikan diatur pada Pasal 28 Konvensi Hak Anak menyebutkan,

a. Negara menjamin kewajiban pendidikan dasar dan menyediakan secara cuma-cuma,

b. Mendorong pengembangan macam-macam bentuk pendidikan dan mudah dijangkau oleh setiap anak,

c. Membuat informasi dan bimbingan pendidikan dan ketrampIlan bagi anak, dan

d. Mengambil langkah-langkah untuk mendorong kehadirannya secara teratur di sekolah dan pengurangan angka putus sekolah.

Terkait dengan itu, juga meliputi : 1) Hak untuk memperoleh informasi, 2) Hak untuk bermain dan rekreasi,

3) Hak untuk berpartisipasi dalam kegiatan budaya, 4) Hak untuk kebebasan berpikir dan beragama, 5) Hak untuk mengembangkan kepribadian, 6) Hak untuk memperoleh identitas,

7) Hak untuk didengan pendapatnya, dan

8) Hak untuk memperoleh pengembangan kesehatan dan fisik. 4) Hak untuk Berpartisipasi(participation rights)

Hak untuk berpartisipasi yaitu hak untuk menyatakan pendapat dalam segala hal yang mempengaruhi anak. Hak yang terkait dengan itu meliputi : 1. Hak untuk berpendapat dan memperoleh pertimbangan atas pendapatnya, 2. Hak untuk mendapat dan mengetahui informasi serta untuk

mengekpresikan,

3. Hak untuk berserikat menjalin hubungan untuk bergabung, dan

4. Hak untuk memperoleh imformasi yang layak dan terlindung dari informasi yang tidak sehat.

Terhadap anak yang melakukan perbuatan pidana, penangkapan dan penahanan anak harus sesuai dengan hukum yang ada, yang digunakan hanya sebagai upaya terakhir. Anak yang dicabut kebebasannya harus memperoleh akses bantuan hukum, dan hak melawan keabsahan pencabutan kebebasan.

Anak hendaknya menikmati semua hak yang dinyatakan dalam deklarasi ini. Setiap anak tanpa pengecualian apapun, harus menerima hak-hak ini, tanpa perbedaan atau diskriminasi ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa agama, pandangan politik atau pandangan lainnya asal usul kebangsan atau sosial, kekayaan, kelahiran atau status lainnya, baik dari dirinya maupun keluarganya.87

Dokumen terkait