• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBORONGAN

C. Hak Dan Kewajiban Para Pihak Dalam Perjanjian Pemborongan

Perjanjian pemborongan diatur dalam beberapa peraturan yaitu KUHPerdata, AV 1941, UU No.18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, Perpres

No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Mengenai hak- hak dan kewajiban dari para pihak dalam perjanjian pemborongan hanya sedikit sekali diatur dalam KUHPerdata.

Sedangkan dalam kontrak perjanjian antara CV. Dina Utama dengan Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Propinsi Sumatera Utara dalam pelaksanaan pekerjaan pembangunan saluran drainase tidak menjelaskan secara rinci klausula-klausula tentang hak dan kewajiban antara pengguna barang/jasa dengan pemborong. Akan tetapi, secara umum kewajiban utama yang terdapat di dalam kontrak perjanjian yaitu kewajiban dari si pemberi tugas dalam perjanjian pemborongan bangunan ialah membayar jumlah harga borongan sebagaimana tercantum dalam kontrak, kewajiban dari si pemborong dalam perjanjian pemborongan bangunan ialah melaksanakan pekerjaan pemborongan sesuai dengan kontrak, rencana kerja dan syarat-syarat yang telah ditetapkan (bestek). Bestek adalah uraian tentang rencana pekerjaan dan syarat-syarat yang ditetapkan disertai dengan gambar.

Mengenai kewajiban pemberi tugas dalam hal cara pembayaran terhadap jumlah harga borongan telah diatur di dalam Pasal 9 kontrak perjanjian kerja. Dalam hal kewajiban pemborong untuk melaksanakan pekerjaan juga telah diatur mengenai jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yaitu pelaksanaan pekerjaan tersebut harus sudah dimulai 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dengan jangka waktu pelaksanaan adalah 128 (seratus

duapuluh delapan) hari kalender dimulai dari dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

1. Hak Dan Kewajiban Pengguna Barang/Jasa

Di dalam lampiran Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 telah ditentukan secara lengkap dan sistematis hak dan kewajiban pengguna barang/jasa, adalah :

a. Mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia barang/jasa.

b. Meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh pihak penyedia barang/jasa.

c. Membayar kontrak pekerjaan sesuai dengan harga yang telah ditetapkan kepada pihak penyedia barang/jasa.

d. Memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh pihak penyedia barang/jasa untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan ketentuan kontrak.

Sedangkan hak dan kewajiban menurut Pasal 29 Peraturan Ikatan Arsitek Indonesia (The Institute of Architects, Indonesia) tentang Pedoman Hubungan Kerja Antara Arsitek Dengan Pengguna Jasa (tahun 2001), adalah sebagai berikut:

Atas penugasan pekerjaan perencanaan perancangan arsitektur yang diberikan kepada Arsitek, maka Pengguna Jasa mempunyai tanggungjawab dan kewajiban meliputi :

1) Memberikan kerangka acuan kerja yang merupakan pedoman dan dasar pekerjaan perencanaan perancangan arsitektur, serta menjadi bagian yang tidak terpisahkan dan dilampirkan pada Surat Perjanjian Kerja Arsitek dan Pengguna Jasa.

Kerangka acuan kerja mencakup keterangan dan uraian yang jelas mengenai maksud dan tujuan penugasan yang meliputi program dan persyaratan termasuk jenis dan luas bangunan, batasan dana yang tersedia serta waktu pelaksanaan konstruksi yang disyaratkan Pengguna Jasa.

2) Memberikan informasi, uraian dan diskripsi mengenai proyek yang dimaksud meliputi antara lain :

- Persyaratan pekerjaan, data kondisi lahan dan tanah serta lingkungan.

- Pengadaan data primer/ hasil survai yang diperlukan oleh proyek, antara lain penyelidikan tanah, pemetaan tanah dan lain-lain yang dilaksanakan oleh Ahli yang direkomendasikan oleh Arsitek atau ditunjuk berdasarkan syarat-syarat Pelaksanaan Pekerjaan yang disiapkan oleh Arsitek.

- Seluruh biaya untuk mendapatkan data/ informasi dan dokumen tersebut menjadi tanggungjawab Pengguna Jasa.

3) Memberikan keputusan dan persetujuan yang diperlukan oleh Arsitek guna melanjutkan tugasnya dalam waktu yang telah disepakati atau selambat-lambatnya tidak melebihi waktu 1 (satu) bulan untuk tiap- tiap tahap penugasan.

4) Memahami seluruh dokumen yang diserahkan dan atau pertanyaan- pertanyaan yang diajukan kepadanya atau kuasanya oleh Arsitek dalam kaitannya dengan pekerjaan serta memberikan keputusan segera untuk tidak menghambat pekerjaan Arsitek.

5) Tidak mengeluarkan instruksi apapun secara langsung kepada Pelaksana Konstruksi dan atau Sub Pelaksana Konstruksi selama Pelaksanaan Konstruksi melainkan hanya melalui Arsitek.

6) Membayar biaya-biaya perijinan yang diperlukan dan pungutan- pungutan lain dalam Pelaksanaan Konstruksi.

7) Memberikan Imbalan Jasa kepada Arsitek atas penugasan kepadanya, meliputi Imbalan Jasa perencanaan perancangan dan biaya-biaya lain/Biaya Langsung Non Personil/Reimbursable yang dikeluarkan berkenaan dengan proyek sesuai Ketentuan Imbalan Jasa dan biaya penggantian.

8) Menjamin keamanan tempat kerja, menutup asuransi pertanggungan atas kegagalan bangunan dan pertanggungan atas keselamatan umum,

baik atas beban sendiri maupun bersama-sama dengan Pelaksana Konstruksi.

9) Menunjuk seorang kuasa yang bertindak atas namanya selama Pengguna Jasa tidak berada ditempat. Apabila Pengguna Jasa atau kuasanya tidak berada ditempat, Arsitek dapat bertindak atau mengambil keputusan atas nama Pengguna Jasa secara bijaksana. b. Hak Pengguna Jasa

1) Pengguna Jasa berhak mendapatkan 3 (tiga) salinan dokumen perencanaan perancangan secara cuma-cuma, selanjutnya sampai dengan 5 (lima) tahun setelah selesainya penugasan, Pengguna Jasa berhak mendapatkan tambahan dengan biaya penggantian.

2) Pengguna Jasa berhak meminta Arsitek untuk merubah Pra- Rancangan yang telah disetujuinya, sebanyak-banyaknya 2 (dua) kali dengan Imbalan Jasa tambahan sesuai Ketentuan Imbalan Jasa. 3) Pengguna Jasa berhak menuntut ganti rugi kepada Arsitek bilamana

terjadi kelambatan penyelesaian tugasnya yang semata-mata disebabkan oleh kelalaian/kelambatan Arsitek.

2. Hak Dan Kewajiban Penyedia Jasa

Hak dan Kewajiban dari pihak penyedia barang/jasa, adalah :

a. Menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan harga yang telah di tentukan dalam kontrak.

b. Berhak meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari pihak pengguna barang/jasa untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan ketentuan kontrak.

c. Melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada pihak pengguna barang/jasa.

d. Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan di dalam kontrak.

e. Memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan oleh pihak pengguna barang/jasa.

f. Menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan yang ditetapkan dalam kontrak.

g. Kontraktor harus mengambil langkah-langkah yang cukup memadai untuk melindungi lingkungan baik di dalam maupun di luar tempat kerja dan membatasi perusahaan dan membatasi perusahaan dan pengaruh/gangguan kepada masyarakat maupun miliknya, sebagai akibat polusi, kebisingan dan kerusakan sebagai akibat kegiatan kontraktor.

D. Pelaksanaan Perjanjian Pekerjaan Pemborongan Milik Pemerintah Antara CV. Dina Utama Dengan Dinas Penataan Ruang Dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara Dalam Pembangunan Saluran Drainase di Kabupaten Deli Serdang

Dalam rangka penyaringan pemborong/rekanan/kontraktor/penyedia jasa Pekerjaan Pembangunan Saluran Drainase Perbatasan Medan – Deli Serdang

di Dusun I Pauh Hamparan Perak Kab. Deli Serdang Sepanjang 1.500 Meter, digunakan metoda pelelangan umum dengan proses pasca kualifikasi.

Menurut Pasal 17 ayat (2) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang Perubahan Keempat Atas Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, yang dimaksud dengan Pelelangan Umum adalah metode pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas sekurangkurangnya di satu surat kabar nasional dan/atau satu surat kabar provinsi. Adapun lingkup pekerjaan yang terdapat di dalam surat perjanjian pemborongan Pekerjaan (kontrak) adalah pekerjaan yang harus dilaksanakan, diselesaikan, dan dipelihara oleh pihak pemborong terhadap pekerjaan Pembangunan Saluran Drainase Perbatasan Medan – Deli Serdang di Dusun I Pauh Hamparan Perak Kab. Deli Serdang Sepanjang 1.500 Meter, diatur dalam Surat Perjanjian (Kontrak) tanggal 25 Februari 2010, nomor. 600/696/KPA.UPT.BPW-I.II/2010, ditandatangani yaitu antara:

1. H. Ali Muhar, ST, dalam hal ini bertindak sebagai Kuasa pengguna anggaran pada Balai Pembinaan wilayah I dan II Dinas Penataan ruang dan permukiman Prov. Sumatera Utara. Di dalam perjanjian pemborongan pekerjaan disebut sebagai PIHAK KESATU atau pengguna jasa/pemilik pekerjaan.

2. Achmad Fadly, Jabatan sebagai Wakil Direktrur CV. Dina Utama, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama CV. Dina Utama berdasarkan Akte

Perubaha Perubahan Notaris Binsar Simanjuntak, SH Nomor 95 tanggal 21 Maret 2009. Di dalam perjanjian perjanjian pemborongan pekerjaan disebut sebagai PIHAK KEDUA atau pihak kontaktor/pemborong/penyedia jasa.

Sebagai tindak lanjut penandatanganan kontrak tersebut, maka pelaksanaan Pekerjaan tersebut harus sudah dimulai 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) oleh Pihak Kedua dalam jangka waktu pelaksanaan sesuai dengan Berita Acara Penyerahan Pertama Pekerjaan yaitu 128 (seratus dua puluh delapan) hari kalender setelah Surat Perintah Mulai Kerja dikeluarkan, yaitu dari tanggal 25 Mei 2010 s/d tanggal 29 September 2010.76

Dokumen Kontrak yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kontrak yaitu:

a. Surat perjanjian

b. Surat penawaran, berikut Daftar Kuantitas dan Harga c. Addendum /Amandemen Kontrak (bila ada)

d. Syarat – syarat Khusus Kontrak e. Syarat – syarat Umum Kontrak f. Spesifikasi Teknis

g. Gambar – gambar

h. Dokumen lainnya yang tercantum dalam lampiran kontrak

76

Wawancara dengan Bapak Achmad Fadly, Wakil Direktur CV. Dina Utama Medan, pada tanggal 22 Agustus 2011.

i. Lampiran lainnya yang tidak terpisahkan dari dokumen lelang

Melalui penandatanganan perjanjian pekerjaan pemborongan yang dilaksanakan tersebut, maka keseluruhan ketentuan-ketentuan di dalam dokumen kontrak merupakan satu kesatuan serta bagian yang tidak terpisahkan dengan perjanjian tersebut. Syarat-syarat dokumen kontrak mengikat kedua belah pihak, kecuali diubah dengan kesepakatan bersama.

Perjanjian jasa pemborongan merupakan perjanjian yang mengandung resiko, antara lain resiko tentang keselamatan umum dan resiko tentang hambatan-hambatan dalam melaksanakan pekerjaan, maka dari itu perjanjian lazim dituangkan dalam bentuk perjanjian tertulis (kontrak). Oleh karena itu dalam pelaksanaan perjanjian tersebut pihak pemborong atau penyedia jasa diwajibkan menggunakan jaminan, umumnya bank garansi atau lembaga asuransi, hal tersebut guna mencegah resiko yang mungkin dapat terjadi di kemudian hari.

PT. Bank Sumut, sebagai Penjamin (surety) dalam pelaksanaan perjanjian jasa pemborongan pekerjaan Pembangunan Saluran Drainase Perbatasan Medan – Deli Serdang di Dusun I Pauh Hamparan Perak Kab. Deli Serdang Sepanjang 1.500 Meter, antara CV. Dina Utama dengan Dinas Penataan ruang dan permukiman Prov. Sumatera Utara, yaitu sebagai jaminan pelaksana. Sedangkan jaminan pemeliharaan dikeluarkan oleh asuransi Intra Asia.77 Pemborong dapat

77

Wawancara dengan Bapak Achmad Fadly, Wakil Direktur CV. Dina Utama Medan, pada tanggal 22 Agustus 2011

menyerahkan jaminan pemeliharaan kepada pengguna jasa setelah pekerjaan dinyatakan selesai 100% (seratus persen) dan pengguna jasa wajib mengembalikan uang retensi.

Sebelum berakhirnya masa kontrak antara CV. Dina Utama dengan Dinas Penataan ruang dan permukiman Provinsi Sumatera Utara, maka pihak kontraktor (CV. Dina Utama) membuat laporan secara tertulis kepada pemberi tugas dengan tembusan kepada konsultan pengawas untuk memohon perpanjangan waktu penyelesaian, dengan melampirkan bukti-bukti yang masuk akal. Diantaranya bukti-bukti tersebut adalah :78

a. Adanya Surat Pernyataan dari pihak kontraktor tentang terjadinya keterlambatan penyelesaian pekerjaan.

b. Bukti Kemajuan Pekerjaan. c. Bukti Gambar Pelaksanaan.

d. Foto-foto dokumentasi tentang pelaksanaan perkembangan hasil kerja.

78

Wawancara dengan Bapak Zulkifli Dahlan, Direktur CV. Dina Utama Medan, pada tanggal 22 Agustus 2011

Dokumen terkait