• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

A. Hakekat Belajar Mengajar

Antara belajar dan mengajar teijalin satu keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan dalam satu proses pembelajaran. Belajar dan mengajar adalah suatu proses kegiatan yang mengupas tentang ilmu pengetahuan, sehingga terjadi interaksi antara yang mengajar dan yang belajar.

1. Hakekat Belajar

Belajar secara umum merupakan suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadi perubahan tingkah laku, maka pengertian pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik (Darsono, 2000:24).

Teori conditioning memaparkan belajar adalah proses yang terjadi karena adanya stimulasi. Perubahan perilaku manusia terjadi sebagai hasil dari conditioning berupa latihan dan kebiasaan mereaksi terhadap stimulasi (Muhajir, 1993:39).

Pembelajaran menurut teori Gestalt adalah usaha guru untuk memberikan materi pembelajaran sedemikian rupa sehingga siswa lebih mudah mengorganisirnya (mengaturnya) menjadi suatu gestalt (pola bermakna). Bantuan guru diperlukan untuk mengaktualkan potensi mengorganisir yang terdapat dalam diri siswa (Darsono, 2000:2004).

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah laku. (Slameto, 1987:2).

Menurut Oemar Hamalik (1995:64), pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari.

Definisi lain tentang belajar adalah:

a. Belajar merupakan perubahan suatu tingkah laku yang mengarah kepada yang lebih baik dari sebelumnya.

b. Belajar terjadi melalui proses latihan dan pengalaman.

c. Tingkah laku yang mengalami perubahan menyangkut beberapa aspek kepribadian baik fisik maupun psikis misalnya perubahan dalam pengertian, pemecahan masalah, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap. (Depag, 2004:53).

Belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan

individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya.

Dari definisi tentang belajar dan pembelajaran di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu kegiatan perubahan tingkah laku pada diri individu, sebagai hasil interaksi antara individu dengan individu dan lingkungannya. Dan perubahan tersebut menyangkut beberapa aspek kepribadian baik fisik maupun psikis. Adapun definisi pembelajaran secara umum adalah suatu proses dimana di dalamnya ada interaksi antara guru dan siswa. Di dalam pembelajaran guru membantu dan mengarahkan siswa atau anak didik dari tidak tahu menjadi tahu yang berkaitan pada kehidupan sehari-hari.

2. Unsur-Unsur Dinamis dalam Proses Belajar

Perbuatan belajar adalah suatu proses yang kompleks. Proses itu sendiri sulit diamati, namun perubahan atau tindakan belajar dapat diamati berdasarkan perubahan tingkah laku yang dihasilkan oleh tindakan belajar tersebut. Karena itu, untuk memahami suatu proses belajar diperlukan kajian terhadap perbuatan itu secara unsuriah.

Unsur-unsur yang terkait dalam proses belajar antara lain: a. Motivasi siswa

Motivasi siswa adalah dorongan yang menyebabkan teijadi suatu perbuatan atau tindakan tertentu.

b. Bahan belajar

Bahan belajar merupakan suatu unsur belajar yang harus diperhatikan oleh guru. Dengan bahan tersebut para siswa dapat mempelajari hal-hal yang perlu dalam upaya mencapai tujuan.

c. Alat bantu belajar

Alat bantu belajar merupakan semua alat yang digunakan untuk membantu siswa melakukan perbuatan belajar, sehingga kegiatan belajar menjadi efektif dan efisien.

d. Suasana belajar

Suasana belajar sangat penting karena dapat menumbuhkan kegairahan belajar dan kemalasan belajar. Karena itu, guru dan siswa senantiasa dituntut agar menciptakan suasana lingkungan belajar yang baik dan menyenangkan. Hal ini berarti bahwa suasana belajar turut menentukan motivasi dan keberhasilan belajar siswa.

e. Kondisi subjek belajar

Kondisi subjek belajar turut menentukan kegiatan dan keberhasilan belajar siswa dapat belajar secara efisien dan efektif apabila badan sehat, memiliki intelegensi yang memadai, memiliki bakat khusus, serta memiliki minat untuk belajar. (Hamalik, 2008:50). 3. Hakekat Mengajar

Mengajar merupakan suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk merubah, baik merubah suatu keadaan maupun sikap. Sehingga dari

perubahan yang dilakukan dapat merubah ke arah yang lebih baik atau sesuai dengan perubahan yang diharapkan.

Definisi dari Alvin W. Howard, mengajar adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, merubah, atau mengembangkan skill, attitude, ideals (cita-cita),

appreciations (penghargaan) dan knowledge. (Slameto, 1987:33). Mengajar adalah menyampaikan ilmu pengetahuan (bahan pelajaran) kepada siswa atau anak didik supaya ilmu itu dikuasai dan dipahami. Mengajar adalah menanamkan pengetahuan kepada anak didik. Mengajar adalah menyampaikan kebudayaan kepada anak didik. (Sunhaji, 2009:10).

Mengajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Atau dapat pula dikatakan bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran sehingga menimbulkan terjadinya proses belajar pada diri siswa. (Usman, Setiyawati, 1993:6). Pengertian ini mengandung makna bahwa guru dituntut untuk dapat berperan sebagai organisator kegiatan belajar siswa yang mampu memanfaatkan lingkungan, baik yang terdapat di dalam kelas maupun di luar kelas.

Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah suatu usaha penyampaian materi pelajaran dari guru kepada peserta didik, agar mereka dapat memahami dan menguasai materi yang diajarkan, sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku pada peserta didik.

4. F aktor keberhasilan mengaj ar

Garis besar faktor keberhasilan mengajar antara lain adalah:

a. Kecakapan dan keterampilan dalam mengorganisir komponen- komponen yang diperlukan dalam proses belajar mengajar.

b. Kecakapan dan keterampilan dalam menggunakan metode-metode mengajar yang tepat untuk topik pelajaran yang disajikan.

c. Kecakapan dan keterampilan dalam menyajikan topik pelajaran itu sendiri, sehingga dapat membangkitkan minat murid untuk sungguh- sungguh belajar.

d. Sikap atau penampilan guru di depan kelas atau di sekitar murid. (Lukman, 2001:11).

Dari faktor-faktor keberhasilan mengajar di atas, masih banyak lagi faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan mengajar misalkan saja keadaan anak didik, keadaan lingkungan dan ketersediaan sarana prasarana.

5. Ciri-ciri Pembelaj aran

Semua bidang kegiatan tentunya mempunyai ciri-ciri, tidak terkecuali dari pembelajaran. Karena dengan ciri-ciri itulah kita dapat mengidentifikasi dan membedakan suatu kegiatan.

Menurut Max Darsono ciri-ciri pembelajaran antara lain sebagai berikut:

a. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis.

b. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam belajar.

c. Pembelejaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan menantang bagi siswa.

d. Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik.

e. Pembelajaran dapat menciptakan suasan belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa.

f. Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran baik secara fisik maupun psikologis. (Darsono, 2000:25).

Menurut Oemar Hamalik ada tiga ciri khas yang terkandung dalam sistem pembelajaran, yaitu:

a. Rencana, ialah penataan material dan prosedur.

b. Kesaling tergantungan (interdependence) antara unsur-unsur sistem pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan.

c. Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai. (Hamalik, 1995:66).

6. Unsur-unsur Pembelaj aran

Unsur-unsur yang minimal harus ada dalam pembelajaran adalah seorang siswa atau peserta didik, suatu tujuan dan suatu prosedur keija untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini, guru (pengajar) tidak termasuk sebagai unsur sistem pembelajaran, fungsinya dapat diganti atau dialihkan kepada media sebagai pengganti, seperti: buku, slide teks yang diprogramkan, dan sebagainya. Namun seorang kepala sekolah dapat menjadi salah satu unsur pembelajaran, karena berkaitan dengan prosedur perencanaan dan pelaksanaan.

Unsur-unsur pembelajaran kongkruen dengan unsur belajar, misalnya (1) motivasi siswa, (2) bahan belajar, (3) alat bantu belajar, (4) suasana belajar, (5) kondisi subjek belajar.

Selain dari unsur di atas, masih ada unsur-unsur lain yang berkait dengan guru. Adapun unsur-unsur tersebut adalah:

a. Motivasi pembelajaran siswa. Motivasi itu sebaiknya timbul dari kesadaran yang tinggi untuk mendidik peserta didik menjadi warga negara yang baik.

b. Kondisi guru siap membelajarkan siswa. Guru perlu memiliki kemampuan dalam proses pembelajaran, di samping kemampuan kepribadian dan kemampuan kemasyarakatan.

Menurut Sunhaji, ada empat komponen yang saling berhubungan antara satu dengan lainnya dan saling mempengaruhi antara satu dengan

lainnya. Komponen-komponen tersebut ialah tujuan, bahan, metode dan alat serta penalaran. (Sunhaji, 2009:22).

Sedang menurut Rosadi Ruslan, komponen-komponen dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) terdiri dari:

a. Tujuan topik pembelajaran yang diajarkan b. Topik pembelajaran

c. Metode mengajar

d. Perlengkapan pelajaran, baik yang harus dimiliki murid maupun yang harus dimiliki oleh guru

e. Alat-alat bantu pengajaran f. Buku- buku sumber

g. Alat evaluasi atau cara mengevaluasi. (Lukman, 2001:5).

Unsur-unsur yang diperlukan dalam belajar dapat berubah-ubah, hal ini dapat teijadi dalam diri guru (motivasi dan kesiapan dalam pembelajaran siswa), dan pada upaya guru menyiapkan bahan pembelajaran, juga kondisi atau kesiapan siswa mengikuti pembelajaran baik fisik maupun psikologis.

Dari beberapa komponen pembelajaran di atas dapat disimpulkan menjadi lima komponen pembelajaran antara lain:

a. Tujuan Belajar

Tujuan pembelajaran adalah membantu pada siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa bertambah, baik kuantitas maupun kualitas. Tingkah laku

yang dimaksud meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku siswa.

Menurut Sunhaji tujuan belajar secara umum ada tiga jenis, yaitu:

1) Untuk mendapatkan pengetahuan 2) Penanaman konsep dan keterampilan 3) Pembentukan sikap

Tujuan pembelajaran ialah mempersiapkan siswa untuk hidup dalam masyarakatnya. Sekolah berfungsi menyiapkan siswa menghadapi berbagai masalah dalam kehidupan. (Hamalik, 1995:64). b. Sumber Pembelajaran

Menurut Rivai, sumber belajar adalah segala daya yang dimanfaatkan oleh guru untuk kepentingan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung, sebagian atau secara keseluruhan, (Sunhaji, 2009:78). Jadi dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa sumber belajar tidak sama dengan alat belajar yang menjadi penunjang dalam pengajaran.

Menurut Rivai dalam pemanfaatan sumber belajar harus memenuhi persyaratan. Syarat yang harus dipenuhi dalam memanfaatkan sumber belajar meliputi:

1) Tujuan pembelajaran hendaknya dijadikan pedoman dalam memilih sumber belajar.

2) Pokok-pokok bahasan harus dijadikan dasar pemilihan serta pemanfaatan sumber belajar agar materi yang disajikan melalui sumber belajar dapat memperkaya dan memperjelas isi bahan. 3) Dalam memilih strategi harus sesuai dengan sumber belajar.

4) Lebih utama belajar dengan dua sumber baik yang dirancang maupun dimanfaatkan.

5) Mempergunakan sumber belajar yang mempertimbangkan alokasi waktu yang tersedia. (Sunhaji, 2009:88).

c. Alat Bantu Belajar

Alat bantu belajar merupakan semua alat yang dapat digunakan untuk membantu siswa melakukan belajar, sehingga kegiatan belajar lebih efektif dan efisien. Alat bantu belajar disebut juga alat peraga atau media belajar. (Hamalik, 2001:51).

Media atau alat bantu sangat dibutuhkan pendidik untuk memudahkan siswa dalam menangkap materi yang disampaikan pendidik. Media yang mudah dijumpai di sekitar anak didik tentunya akan lebih efektif dan berdaya guna sepenuhnya.

d. Metode Mengajar

Dalam kegiatan proses belajar mengajar, metode mengajar memainkan peran yang sangat penting dan merupakan salah satu penunjang utama, berhasil atau tidaknya seorang guru dalam mengajarnya. (Lukman, 2001:5).

Dalam menggunakan metode, pendidik harus inovatif dan kreatif serta fleksibel, sehingga dengan metode yang dipilih oleh pendidik anak didik mampu menyerap materi yang disampaikan dengan mudah.

e. Evaluasi atau Penilaian dalam Proses Belajar Mengajar

Semua kegiatan belajar perlu diadakan evaluasi. Evaluasi dapat memberi motivasi bagi guru maupun siwa. Dengan evaluasi guru juga dapat mengetahui kemajuan siswa dan prestasi siswa, serta dapat pula mengetahui siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. (Slameto,

1987:40).

Menurut Schwartz, penilaian adalah suatu program untuk memberikan pendapat dan penentuan arti atau faedah suatu pengalaman. Yang dimaksud pengalaman adalah sesuatu yang diperoleh berkat proses pendidikan. (Hamalik, 2001:157).

Syarat-syarat umum atau kriteria evaluasi adalah: memiliki validitas, objektivitas, efisiensi dan kegunaan/ kepraktisan. Dengan evaluasi dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar siswa. (Hamalik, 2001:29).

Dari semua definisi tentang evaluasi di atas dapat disimpulkan bahwa dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) harus dilakukan evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui keberhasilan guru dalam melaksanakan pembelajaran, dan untuk mengetahui ketercapaian

tujuan pembelajaran, serta untuk mengetahui sejauh mana daya serap siswa dalam menerima materi yang diajarkan.

Dokumen terkait