• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

D. Pembelajaran Bahasa Arab

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan kunci penentu menuju

keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Mengingat fungsi bahasa yang bukan hanya sebagai suatu bidang kajian, sebuah kurikulum bahasa untuk madrasah menengah sewajarnya mempersiapkan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang membuat peserta didik mampu merefleksi pengalamannya sendiri dan pengalaman orang lain, mengungkapkan gagasan dan perasaan, dan memahami beragam nuansa makna. Bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengungkapkan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, membuat keputusan yang bertanggung jawab pada tingkat pribadi dan sosial, menemukan serta menggunakan kemampuan- kemampuan dan imajinatif yang ada dalam dirinya.

Penguasaan Bahasa Arab merupakan persyaratan penting bagi keberhasilan individu, masyarakat, Bangsa Indonesia dalam menjawab tantangan zaman pada tingkat global. Penguasaan Bahasa Arab dapat diperoleh melalui berbagai program, sementara program pembelajaran Bahasa Arab di madrasah secara formal merupakan sarana utama bagi sebagian besar anak Indonesia.

Mata pelajaran Bahasa Arab berfungsi sebagai bahasa agama dan ilmu pengetahuan disamping sebagai alat komunikasi. Dengan kata lain, pelajaran Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari mata pelajaran Agama Islam sebagai suatu keseluruhan. Walaupun demikian, pengajaran Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah harus tetap

berpedoman kepada prinsip-prinsip pengajaran bahasa asing pada umumnya. (Depag, 2004:139).

1. Komponen utama pembelajaran Bahasa Arab

Komponen utama dari pembelajaran Bahasa Arab meliputi empat aspek keterampilan berbahasa yang sama untuk semua kemampuan yaitu: a. Menyimak ('Istima ’j

Kemampuan menyimak (istima ’j ini merujuk pada semua cara untuk berkomunikasi secara lisan. Fokusnya adalah pada memproduksi dan menyimak teks yang diucapkan melalui percakapan informal, bercerita atau cerita pribadi dalam kelompok kecil sampai pada teks yang lebih formal dan kompleks untuk tujuan intepretasi, evaluasi, analisis, dan hiburan.

b. Berbicara (Kalam)

Kemampuan berbicara (kalam) sangat berkaitan erat dengan menyimak, karena keduanya merujuk pada semua cara untuk berkomunikasi secara lisan.

c. Membaca (Qiro ’ah)

Kemampuan membaca (q iro ’ah) merujuk pada semua cara dalam membangun (mengkontruksikan) makna mulai dari teks yang berbentuk bahan cetak hingga bahan bukan cetak.

d. Menulis (Kitabah)

Kemampuan menulis (Kitabah) merujuk pada semua cara dalam menciptakan, menyusun, mengedit, dan mempublikasikan teks, termasuk dalam penggunaan media pembelajaran. (Depag, 2004: 140). 2. Gambaran Global Pembelajaran Bahasa Arab

Metodologi pengajaran Bahasa Arab merupakan fenomena yang bertitik to;ak pada metode penyampaian. Sebelum melangkah untuk melaksanakan tugas, para guru pengajar Bahasa Arab perlu mengetahui gambaran secara umum yang erat kaitannya dengan metodologi. Secara global pengajaran Bahasa Arab meliputi:

1. Memahami tujuan, baik tujuan aktif maupun tujuan pasif.

Tujuan aktif merupakan usaha yang dilakukan dari pihak pengajar Bahasa Arab agar siswa mampu mengekspresikan Bahasa Arab, baik dalam bentuk ucapan ataupun tulisan. Adapun tujuan pasif adalah agar siswa mampu memahami bahasa tersebut.

2. Memahami betapa pentingnya arti, nilai, dan makna alat pengajaran Bahasa Arab.

Guru harus mengenal dan menghayati bahwa dirinya merupakan alat yang dominan. Dengan menguasai metodologi Bahasa Arab berarti guru mempunyai reputasi yang akurat dalam mencetak siswa secara optimal. Guru harus mampu menerapkan yang dituntut oleh dunia pendidikan, yaitu belajar tuntas.

Guru merupakan alat yang paling utama dalam pengajaran, karena itu ia harus mempunyai ilmu yang mendalam tentang bahan yang akan diajarkannya. Disamping guru, secara pedagogis, ada beberapa alat lain yang harus dikuasai oleh pendidik atau guru, diantaranya kurikulum, administrasi mengajar, dan sejumlah perangkat lainnya. (Fachrudin, 2006: 9)

3. Fungsi dan Tujuan

Dalam konteks pendidikan, Bahasa Arab berfungsi sebagai alat untuk berkomunikasi dalam rangka mengakses informasi, dan dalam konteks sehari-hari, sebagai alat untuk membina hubungan interpersonal, bertukar informasi serta menikmati estetika bahasa dalam budaya Arab.

Mata pelajaran Bahasa Arab memiliki tujuan sebagai berikut:

a. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa tersebut, dalam bentuk lisan dan tulisan.

b. Menumbuhkan kesadaran tentang hakikat dan pentingnya Bahasa Arab sebagai salah satu bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar, khususnya dalam mengkaji sumber-sumber ajaran Islam.

c. Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antar bahasa dan budaya serta memperluas cakrawala budaya.

4. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pelajaran Bahasa Arab meliputi: a. Unsur bahasa

2) Pola kalimat 3) Kosakata b. Kegiatan berbahasa

1) Bercakap yang mengajarkan keterampilan menggunakan Bahasa Arab secara lisan untuk mengembangkan kemampuan berbagai fungsi komunikasi berbahasa.

2) Menyimak yang melatih peserta didik untuk memahami bahasa Arab lisan.

3) Membaca yang mengajarkan keterampilan membaca untuk mengembangkan kemampuan memahami isi wacana, disamping sebagai bahan untuk memantapkan keterampilan bercakap.

4) Menulis untuk mengembangkan kemampuan menyusun kalimat- kalimat yang benar dalam isya ’ muwajjah (karangan terpimpin), (Depag, 2009:4).

5. Media Pembelajaran Bahasa Arab

Kata media berasal dari kata lain “medius” yang artinya “tengah”. Secara umum media adalah semua bentuk perantara yang menyebar, membawa atau menyampaikan sesuatu pesan (message) dan gagasan kepada penerima. (Asqar, 2003:74).

Macam-macam media pada pembelajaran Bahasa Arab antara lain: a. Gambar-gambar

b. Kartu c. Papan tulis

d. Buku pegangan siswa e. Tape recoder, dll

Secara umum manfaat media dalam pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih afektif dan efisien.

6. Metode Pembelajaran Bahasa Arab

Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu “methodos” yang berarti cara. Kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu me t ha yang berarti melalui atau melewati, dan hodos yang berarti jalan atau cara, (Ismail, 2002:7). Maka metode memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.

Metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh yang sesuai atau serasi untuk menyajikan suatu hal, sehingga akan tercapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai dengan harapan. Jadi pembelajaran Bahasa Arab adalah suata cara atau jalan yang ditempuhyang sesuai atau serasi untuk menyajikan suatu materi Bahasa Arab ,sehingga akan tercapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif dan efesien sesuai denan harapan.

Ada beberapa yang harus dicapai dalam memilih metode yang akan digunakan dalam menyajikan bahan pelajaran yaitu tujuan, fasilitas, guru, situasi, partisipasi, filsafat, kebaikan dan kelemahan metode tertentu.Dalam setiap proses belajar mengajar tidak hanya dipakai satu jenis metode, melainkan dipakai dua atau lebih metode, sesuai dengan situasi dan kebutuhan ketika berlangsungnya belajar mengajar tersebut.

Tidak ada satupun metode yang baik untuk mencapai setiap tujuan dalam setiap situasi. Setiap metode mempunyai kelebihan dan kelemahan, sebagai guru hendaknya mengetahui kapan metode tepat digunakan dan kapan harus dikombinasikan.

7. Strategi Pendekatan Mengajar

Dalam melaksanakan pembelajaran Bahasa Arab tentu berbeda dengan pembelajaran mata pelajaran yang lain, hal ini dikarenakan standar isi dari Bahasa Arab terdapat kesinambungan antara materi yang telah dipelajari dan materi yang akan dipelajari. Dan karena pembelajaran Bahasa Arab diawali dari konkrit ke abstrak, dari sederhana ke kompleks dan dari yang mudah ke yang sulit.

Strategi mengajar ialah seperangkat kebijaksanaan khusus untuk mengajarkan topik tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi mengajar ialah:

a. Bentuk materi

b. Mengaji materi (guru), satu orang atau beregu.

c. Cara analitis atau sintetis, cara formal atau non-formal.

d. Penerima materi (siswa), perorangan, kelompok kecil, kelompok besar, kelompok heterogen atau kelompok homogen, (Lukman, 2001: 6).

Dalam pembelajaran guru dapat mengkombinasikan berbagai strategi belajar mengajar di dalam kelas. Misalkan guru dapat melakukannya dengan beberapa cara: ekspositori dan ceramah,

penyelidikan atau penemuan sendiri (inquiri), pengelolaan siswa, penekanan pada siswa, dan permainan. (KBK, 2004: 84).

Berbagai metode pembelajaran yang ada harus dikombinasikan dalam proses belajar mengajar sehingga pembelajaran akan bervariasi dan tidak berkesan membosankan bagi siswa dan pada akhirnya akan tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Pendekatan mengajar ialah:

a. Mengajarkan suatu topik tertentu dilihat dari sudut bagaimana topik tersebut disajikan.

b. Langkah awal yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar.

Contoh pokok bahasan yang bertujuan untuk melatih keterampilan, dan kebiasaan siswa rasa tanggung jawab, pendekatan: keija kelompok, individual, klasikal.

Salah satu contoh jenis pendekatan mengajar adalah pendekatan spiral. Mengajarkan suatu topik tertentu (dalam pengajaran Bahasa Arab) untuk tingkat yang berbeda, disajikan dengan cara yang berbeda pula. Seperti bentuk spiral, yang mulai kecil makin agak besar, makin besar dan masih besar lagi.

8. Peranan Metode Mengajar

Dalam proses belajar mengajar (PBM), metode mengajar mempunyai peranan yang sangat penting dan merupakan salah satu penunjang utama, dalam penentuan keberhasilan seorang guru dalam mengajar.

Untuk mewujudkan keberhasilan mengajar seorang guru harus memiliki kecakapan dan keterampilan mengajar atau menyajikan materi- materi pelajaran. Guru juga harus menguasai metode-metode mengajar dan menyesuaikannya dengan materi yang akan disampaikan.

Metode mengajar yang diperlukan dalam mata pelajaran, diantaranya:

a. Metode ceramah atau metode pemberitahuan b. Metode ekspositori

c. Metode penemuan d. Metode Tanya jawab

e. Metode latih hafal (metode drill)

f. Metode diskusi g. Metode labolatorium h. Metode pemberian tugas i. Metode proyek

j. Metode kegiatan lapangan k. Metode permaianan

l. Metode pemecahan masalah m . Metode karya wisata

Dalam penyampaian satu topik guru dapat menggunakan berbagai macam metode tergantung pada keperluan dari materi itu sendiri. Penggunaan metode ini dimaksudkan agar pengajaran menjadi:

berencana, berurutan, teratur, terarah, tersusun rapi, dan sistematis, sehingga dapat tercapai sasaran yang diharapkan.

9. Evaluasi Hasil Belajar

Evaluasi terhadap hasil belajar bertujuan untuk mengetahui ketuntasan peserta didik dalam menguasai kompetensi dasar. Dari hasil evaluasi tersebut dapat diketahui kompetensi dasar, materi, atau indikator yang belum tercapai ketuntasan. Dengan mengevaluasi hasil belajar, guru akan mendapatkan manfaat yang besar untuk melakukan program perbaikan yang tepat. Jika ditemukan sebagian peserta didik gagal, perlu dikaji kembali kembali apakah instrumen penilaian terlalu sulit, apakah instrumen penilaian sudah sesuai indikatornya, ataukah cara pembelajarannya (strategi, metode, media, pendekatan, atau teknik) yang digunakan kurang tepat. Jika ternyata instrumen penilaiannya terlalu sulit, maka perlu diperbaiki. Akan tetapi jika, instrumen penilaiannya ternyata tidak sulit, mungkin pembelajarannya yang harus diperbaiki, dan seterusnya.

Apabila dari jum lah siswa ternyata tidak berminat dengan mata pelajaran bahasa arab, maka guru harus mencari sebab-sebabnya. Perlu dikaji dan dilihat kembali secara menyeluruh segala hal yang terkait dengan pembelajaran bahasa arab baik menyangkut strategi, metode, media, pendekatan, maupun tekhniknya.

10. Manfaat Evaluasi

Evaluasi ini memiliki manfaat bagi: a. Peserta Didik

Informasi hasil belajar bermanfaat bagi peserta didik untuk: (a) mengetahui kemajuan hasil belajar diri, (b) mengetahui konsep-konsep atau teori yang belum dikuasai, (c) memotivasi diri untuk lebih baik, dan (d) memperbaiki strategi belajar.

b. Orang Tua

Informasi hasil belajar dimanfaatkan orang tua untuk memotivasi anak agar belajar lebih baik. Informasi ini dimanfaatkan orang tua untuk: (a) membantu anaknya belajar, (b) memotivasi anak belajar, (c) membantu madrasah meningkatkan hasil belajar peserta didik, dan (d) membantu madrasah melengkapi fasilitas belajar.

c. Guru dan Kepala Madrasah

Hasil belajar digunakan guru dan kepala madrasah untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan peserta didik dalam satu kelas dan madrasah dalam semua mata pelajaran. H asil penilaian harus dapat mendorong guru untuk menentukan strategi mengajar yang lebih tepat, dan mendorong madrasah agar memberi fasilitas belajar yang lebih baik.

Dokumen terkait