• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II BIMBINGAN KONSELING KOLABORATIF DAN

C. Bimbingan Konseling untuk Anak Usia Dini

1. Hakekat Bimbingan dan Konseling bagi Anak Usia

Shertzer & Stone (1971:40) mengartikan bimbingan sebagai”...process of helping an individual to understand himself and his world. Artinya bimbingan merupakan proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu memahami diri dan lingkungannya. Selanjutnya Sunaryo (1998, hlm. 3) mengartikan bimbingan sebagai proses membantu individu untuk mencapai perkembangan optimal. Pengertian bimbingan yang lebih lengkap dikemukakan oleh Natawidjaya ( 1987, hlm. 37) menguraikan bahwa bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, agar individu tersebut dapat memahami dirinya sehingga dia sanggup mengarahkn dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat dan kehidupan pada umumnya.

Dari berbagai definisi diatas, dapat dipahami bahwa bimbingan merupakan proses pemberian bantuan. Bantuan tersebut dapat diberikan oleh siapa saja dan ditujukan kepada individu yang membutuhkan untuk mencapai tujuan tertentu. Bimbingan dapat diberikan kepada siapa saja yang membutuhkan, karena itu anak usia dini-pun memerlukan layanan bimbingan.

Anak usia dini adalah anak yang berusia 0-6 tahun, yang pada umumnya belajar di TK/PAUD/RA/KB. Pelaksanaan bimbingan bagi anak usia dini mengacu pada buku panduan yang diterbitkan Departemen Pendidikan Nasional melalui Direktorat Pembinaan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar tahun 2006 tentang Panduan Bimbingan di TK. Di situ disebutkan bahwa bimbingan di Taman Kanak-kanak merupakan proses bantuan yang diberikan oleh guru atau konselor sekolah kepada anak didiknya dalam upaya mencapai perkembangan yang optimal sesuai dengan tahap dan tugas perkembangannya (Depertemen Pendidikan Nasional, 2006, hlm. 1).

Syaodih (2008, hlm. 6) mengartikan bimbingan dan konseling pada anak usia dini sebagai upaya bantuan yang dilakukan guru/pendamping terhadap anak

usia dini agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal serta mampu mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi. Salah satu misi bimbingan di TK adalah mendidik peserta didik dan warga masyarakat melalui perkembangan perilaku efektif-normatif dalam kehidupan keseharian dan yang terkait dengan masa depan (Departemen Pendidikan Nasional, 2006, hlm. 2).

Layanan bimbingan dilaksanakan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu, demikian juga layanan bimbingan bagi anak usia dini. Syaodih (2008, hlm. 6) menguraikan tujuan bimbingan bagi anak usia dini, yaitu dilakukan untuk membantu anak agar dapat : a) lebih mengenal dirinya, kemampuannya, sifatnya, kebiasaannya dan kesenangannya, b) mengembangkan potensi yang dimiliki, c) mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi, d) menyiapkan perkembangan mental dan sosial anak untuk masuk ke lembaga pendidikan selanjutnya. Sementara Departemen Pendidikan Nasional dalam buku Panduan Bimbingan di TK memaparkan tujuan bimbingan di TK adalah untuk membantu anak didik agar dapat mengenal dirinya dan lingkungan terdekatnya, sebagai upaya untuk membangun kemandirian sesuai dengan tahap dari tugas perkembangannya. Tujuan bimbingan sebagaimana diuraikan Syaodih diatas merupakan tujuan khusus bimbingan di TK sebagaimana tertulis dalam dalam buku Panaduan Bimbingan di TK yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional (2006, hlm. 2-3).

Selain mempunyai tujuan yang lebih spesifik bagi anak sebagaimana diuraikan diatas, tujuan bimbingan dan konseling di TK/PAUD juga diarahkan untuk kepentingan orang tua. Hal ini karena peran orang tua sangat besar bagi perkembangan anak usia dini. Pelaksanaan bimbingan dan konseling di TK/PAUD memerlukan keterlibatan orang tua, karena itu tujuan bimbingan dan konseling bagi orang tuamendapat perhatian utama dalam kajian ini . Tujuan bimbingan dan konseling bagi orang tua sebagaimana yang diungkap oleh Syaodih (2008, hlm.17, Departemen Pendidikan Nasional, 2006, hlm. 3) adalah sebagai berikut. a. Membantu orang tua agar mengerti, memahami dan menerima anak sebagai

individu.

b. Membantu orang tua dalam mengatasi gangguan emosi pada anak yang ada hubungannya dengan situasi keluarga di rumah.

c. Membantu orang tua mengambil keputusan dalam memilih sekolah bagi anaknya sesuai dengan taraf kemampuan kecerdasan, fisik dan indranya.

d. Memberikan informasi kepada orang tua untuk memecahkan masalah kesehatan anak.

Mencermati tujuan tersebut, jelas sekali bahwa pelaksanaan bimbingan dan konseling di TK/PAUD tidak bisa dilepaskan dari keterlibatan orang tua dalam pendampingan terhadap anak. Bimbingan dan konseling di TK/PAUD diharapkan dapat membantu orang tua untuk memahami dan menerima anak sebagaimana adanya, baik kelebihan maupun kelemahannya, menerima anak dengan keterbatasan yang dimiliki, termasuk menerima beberapa perilaku yang mungkin tidak dikehendaki orang tua. Tidak patuh, berkata kasar, pemalu, selalu ingin menang, mudah menangis, mudah marah adalah beberapa contoh perilaku anak yang tidak diharapkan orang tua (hasil survei awal, 2012). Bimbingan dan konseling di TK/PAUD juga diarahkan untuk membantu orang tua dalam mengatasi gangguan emosi pada anak, untuk mencapai tujuan ini peran bimbingan dan konseling adalah memberikan informasi kepada orang tua tentang berbagai gangguan emosi dan cara penanganannya. Gangguan emosi pada anak tidak bisa hanya diatasi oleh guru pendamping di sekolah, melainkan perlu melibatkan orang tua di rumah. Demikian juga dengan pengembangan pengendalian diri pada anak yang sangat dekat dengan perkembangan emosi, memerlukan keterlibatan orang tua dalam pembinaannya.

Kegiatan bimbingan dan konseling untuk anak usia dini diarahkan untuk membantu anak agar dapat bersosialisasi dengan teman-temannya di sekolah (TK,TPA, Play Group) (Syaodih, 2008, hlm. 2). Lebih lanjut dijelaskan bahwa bimbingan dan konseling bagi anak usia dini sebagai upaya membantu anak-anak agar dapat mengembangkan dan mengelola aspek afeksi anak. Sebagaimana bimbingan dan konseling pada umumnya, bimbingan dan konseling bagi anak usia dini diarahkan pada upaya preventif, yaitu mencegah agar jangan sampai timbul masalah, disamping bimbingan yang bersifat korektif. Orientasi bimbingan adalah perkembangaan optimal seluruh aspek kepribadian peserta didik dengan upaya memberikan kemudahan perkembangan melalui perekayasaan lingkungan perkembangan. Tehnik bimbingan yang dikembangkan meliputi tehnik

pembelajaran, pertukaran informasi, bermain peran, tutorial dan konseling (Syaodih, 2008, hlm. 5, Departemen Pendidikan Nasional 2006, hlm. 3).

Salah satu alasan pentingnya bimbingan di TK/PAUD adalah karena usia ini merupakan masa sulit, anak seringkali menunjukkan sikap keras kepala, susah diatur, tidak menurut/negativisme dan melawan bahkan sering marah tanpa alasan yang jelas. Anak melakukan tindakan berdasar apa yang dipikirkan dan diinginkan tanpa memperhitungkan resiko dari tindakannya (Departemen Pendidikan Nasional, 2006, hlm. 7).

2. Prinsip, Fungsi dan Ciri Bimbingan dan Konseling bagi Anak Usia Dini

Dokumen terkait