• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II BIMBINGAN KONSELING KOLABORATIF DAN

C. Bimbingan Konseling untuk Anak Usia Dini

2. Prinsip, Fungsi dan Ciri Bimbingan dan Konseling bag

dan konseling bagi anak usia dini juga mengikuti beberapa prinsip yang harus ditaati sebagai landasan dalam pelaksanaan bimbingan. Prinsip bimbingan dan konseling bagi anak usia dini tersebut meliputi : a. Bimbingan bagian penting dari proses pendidikan; b.Bimbingan diberikan kepada semua anak dan bukan hanya untuk anak yang menghadapi masalah; c.Bimbingan merupakan proses yang menyatu dalam semua kegiatan pendidikan; d.Bimbingan harus berpusat pada anak yang dibimbing; e.Kegiatan bimbingan mencakup seluruh kemampuan perkembangan anak yang meliputi kemampuan fisik-motorik, kecerdasan, sosial maupun emosional; f. Bimbingan harus dimulai dengan mengenal (mengidentifikasi) kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan anak; g).Bimbingan harus fleksibel dan sesuai dengan kebutuhan serta perkembangan anak; h).Dalam menyampaikan permasalahan anak kepada orang tua hendaknya menciptakan situasi aman dan menyenangkan sehingga memungkinkan terjadinya komunikasi yang wajar dan terhindar dari kesalahpahaman; i. Dalam melaksanakan kegiatan bimbingan hendaknya orang tua diikutsertakan agar mereka dapat mengikuti perkembangan dan memberikan bantuan kepada anaknya di rumah; j. Bimbingan dilakukan seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang dimiliki guru/pendamping sebagai pelaksana bimbingan, bilamana masalah yang terjadi perlu ditindaklanjuti maka guru pembimbing harus mengonsultasikan kepada kepala sekolah dan tenaga ahli; k. Bimbingan harus diberikan secara berkelanjutan (Departemen Pendidikan Nasional, 2006).

digarisbawahi, pertama bimbingan di TK/PAUD menyatu dengan proses pendidikan, karena itu tidak ada jam khusus untuk pelaksanaan bimbingan dan konseling. Pelaksanaan bimbingan dan konseling terintegrasi dalam pembelajaran. Menyatunya proses bimbingan dalam pembelajaran mengindikasikan bahwa bimbingan di TK/PAUD dilaksanakan oleh guru /pendamping bukan dilaksanakan oleh guru khusus bimbingan dan konseling. Kedua, pelaksanaan bimbingan dan konseling di TK/PAUD perlu melibatkan orang tua.

Pelaksanaan bimbingan dan konseling di PAUD harus melibatkan orang tua, karena sebagian besar waktu anak bersama orang tua, dan hanya sebagian kecil waktu anak bersama guru di sekolah, sementara anak usia dini setiap detik mengalami proses perkembangan dalam berbagai aspek kepribadian yang memerlukan pendampingan dengan seksama. Kerja sama dengan orang tua dalam proses bimbingan dimaksudkan agar bimbingan bisa berjalan kontinu dan berkelanjutan antara pemberian bantuan yang diberikan guru pendamping di sekolah dengan bimbingan yang diberikan orang tua di rumah. Keterlibatan orang tua dalam layanan bimbingan dilakukan untuk menyamakan persepsi tentang arah, tujuan dan cara penanganan masalah dan pengembangan potensi anak. Prinsip bimbingan bagi anak usia dini yang melibatkan orang tua ini menjadi salah dasar pelaksanaan kolaborasi dalam layanan bimbingan dan konseling di TK/PAUD.

Lebih jauh Syaodih (2008) menguraikan tentang fungsi bimbingan untuk anak usia dini. Fungsi bimbingan tersebut adalah sebagai berikut.

a. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan yang diarahkan terhadap pemahaman diri anak didik terutama oleh orang tua dan guru, pemahaman terhadapn hambatan atau masalah-masalah yang dihadapi anak, pemahaman terhadap lingkungan anak yang mencakup keluarga dan tempat belajar, pemahaman terhadap lingkungan yang lebih luas di luar rumah dan di luar tempat belajar, serta pemahaman terhadap cara-cara penyesuaian dan pengembangan diri.

b. Fungsi pencegahan, yaitu berusaha mencegah agar jangan sampai timbul masalah yang dapat menghambat perkembangan anak.

memperbaiki perilaku yang tidak sesuai dengan perkembangan dan harapan sekolah.

d. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, fungsi bimbingan yang diarahkan untuk menjaga dan mengembangkan perilaku, sikap dan kebiasaan yang sudah baik serta mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak.

Ada beberapa persamaan disamping perbedaan yang mendasar antara bimbingan dan konseling di sekolah dengan bimbingan dan konseling di PAUD. Perbedaan tersebut menjadi ciri dari pelaksanaan bimbingan di TK/PAUD yang membedakan dengan pelaksanaan bimbingan di sekolah. Ciri bimbingan dan konseling di PAUD sebagaimana diuraikan oleh Syaodih (2008) adalah sebagai berikut.

a. Proses bimbingan dan konseling harus disesuaikan dengan pola pikir dan pemahaman anak. Pola pikir anak usia dini yang masih sangat sederhana dengan penguasaan bahasa yang masih terbatas akan menyulitkan guru atau pembimbing untuk memahami apa yang disampaikan anak. Keluguan bahasa dan pola pikir sederhana pada anak menuntut guru atau pendamping untuk menguasai teknik-teknik atau cara lain supaya dapat memahami apa yang dikatakan atau dirasakan anak.

b. Pelaksanaan bimbingan terintegrasi dengan pembelajaran, karena itu pelaksana bimbingan adalah guru/guru pendamping.

c. Waktu pelaksanaan bimbingan sangat terbatas. Interaksi guru atau pendamping dengan anak relatif tidak lama, rata-rata pertemuan dalam sehari hanya 2,5-3 jam. Keterbatasan waktu ini mengharuskan guru atau pendamping untuk meramu kegiatan secara efektif baik yang terkait dengan pengembangan dalam kegiatan pembelajaran secara rutin maupun melaksanakan bimbingan bagi anak. Pemanfaatan waktu yang efisien oleh guru atau pendamping akan mempengaruhi hasil yang ditunjukkan anak berupa perubahan perilaku yang diharapkan.

d. Pelaksanaan bimbingan dilaksanakan dalam nuansa bermain. Pelaksanaan bimbingan dan konseling bagi anak usia dini dilaksanakan dalam nuansa bermain karena prinsip ini merupakan esensi aktivitas anak usia dini.

ini menjadikan pelaksanaan bimbingan dan konseling bagi anak usia dini perlu dilakukan dengan melibatkan teman sebaya. Walaupun pelaksanaan bimbingan dan konseling dilakukan dalam nuansa bermain yang menyenangkan, tetapi keterlibatan teman sebaya atau seusia anak perlu menjadi perhatian.

f. Adanya keterlibatan orang tua. Orang tua merupakan pihak yang tidak dapat dipisahkan dari proses bimbingan dan konseling karena orang tua merupakan orang yang paling dekat dengan anak. Ketika anak sedang belajar di TK/PAUD, guru atau pendamping berperan sebagai pengganti orang tua, sedangkan waktu yang tersedia untuk melaksanakan layanan bimbingan relatif sangat terbatas.

Keterlibatan orang tua sebagai salah satu ciri sekaligus prinsip bimbingan dan konseling di TK/PAUD menjadi dasar pelaksanaan model kolaborasi antara guru dengan orang tua dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di TK/PAUD khususnya dalam mengembangkan pengendalian diri pada anak.

3. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling bagi Anak Usia Dini

Pelaksanaan bimbingan di TK/PAUD mengacu pada program tahunan yang dijabarkan dalam program semester dan bulanan. Adapun organisasi layanan bimbingan dilakukan oleh kepala sekolah, guru kelas, konselor sekolah (bila ada), didukung oleh pengawas, komite dan siswa sendiri (Depdiknas, 2006, hlm. 19- 20). Lebih lanjut diuraikan bahwa tugas kepala sekolah adalah sebagai penangung jawab pelaksanaan bimbingan, guru kelas bertugas melakukan kegiatan pembelajaran sekaligus memberikan layanan bimbingan, pengawas sekolah bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan layanan bimbingan, komite sekolah yang didalamnya terdapat unsur orang tua siswa bertugas membantu penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Sekolah yang mempunyai konselor sekolah bertugas memberikan layanan bimbingan dan konseling.

Secara lebih rinci, tugas masing-masing personil layanan bimbingan adalah sebagai berikut ( Depdiknas, 2006, hlm. 20-21)

a. Kepala sekolah bertugas : 1) mengkordinirkegiatan pembelajaran dengan layanan bimbingan menjadi satu kesatuan yang terpadu, harmonis dan dinamis,

2) menyediakan sarana dan prasarana, tenaga dan berbagai kemudahan bagi terlaksananya pelayanan bimbingan secara efektif dan efisien, 3) melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program, penilaian dan upaya tindak lanjut pelayanan bimbingan.

b. Guru kelas bertugas melaksanakan program pembelajaran sekaligus merangkap sebagai guru pembimbing yang bertugas : 1) merencanakan dan melaksanakan program satuan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan untuk semua peserta didik, 2)mengalihtangankan peserta didik yang memerlukan bantuan lebih lanjut kepada pihak-pihak yang lebih ahli (konselor, psikolog, psikiater, dokter dan atau profesi lain yang relevan), 3) mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan dalam layanan bimbingan kepada kepala sekolah

c. Konselor sekolah bertugas menyusun program dan menyelenggarakan berbagai layanan dan kegiatan pendukung bimbingan untuk peserta didik sesuai dengan kebutuhan peserta didik

Pengembangan layanan bimbingan meliputi pengembangan program, pengembangan dan pembinaan personil dan pengembangan sarana, yang pengembangannya bekerja sama dengan pihak lain seperti Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), Pusat Pengembangan Penataran Guru Keguruan (P3GK), Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP), organisasi profesi dan lembaga lain yang relevan (Depdiknas, 2006, hlm. 21-22).

Lebih lanjut diuraikan bahwa pengembangan program layanan bimbingan dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti penelitian sederhana tentang efektivitas pelaksanaan bimbingan baik dalam hal efektivitas program, efektivitas pendekatan, metode, maupun personil yang memberikan layanan bimbingan. Pengembangan program dapat dilakukan melalui studi banding, kajian kepustakaan melalui buku maupun intenet.

Pembinaan dan pengembangan personil bimbingan dilakukan untuk tujuan agar pelaksana bimbingan mempunyai kompetensi tertentu yaitu sebagai berikut.

a. Mengetahui pengetahuan dasar konseptual tentang bimbingan beserta ilmu penunjang lainnya.

b. Memilih keterampilan yang diperlukan bagi pelaksanaan layanan bimbingan di sekolah khususnya yang menyangkut aspek pengembangan program bimbingan, pelaksanaan program layanan bimbingan, penilaian pelaksanaan layanan bimbingan, analisis hasil layanan bimbingan, pengembangan upaya tindak lanjut dan kerja sama dengan pihak lain yang terkait.

c. Program pembinaan dan pengembangan personil pelaksana bimbingan dilakukan melalui berbagai kegiatan yaitu sebagai berikut.

a. Pelatihan tingkat nasaional dan wilayah. b. Pengawasan dan supervisi.

c. Pembinaan dan pengembangan sejawat, yaitu dilakukan dengan sesama guru melalui KKG, kelompok kerja kepala TK (KKKTK), kelompok kerja pengawas sekolah (KKPS).

d. Pembinaan dan pengembangan individual , yaitu upaya yang dilakukan atas inisiatif sendiri dengan berpartisipasi dalam seminar, lokakarya atau pertemuan ilmiah lainnya yang ada kaitannya dengan profesi bimbingan Depdiknas, 2006, hlm. 23).

Sementara pengembangan sarana prasarana dilakukan dengan mengadakan sarana dan prasana yang menunjang layanan bimbingan yang meliputi : ruang konseling, peralatan meubeler, perangkat dokumen yang dibutuhkan untuk layanan bimbingan seperti angket untuk orang tua, program BK, dokumen tentang catatan kegiatan bimbingan individual, kartu pemeriksanaan kesehatan, dokumen tentang kunjungan rumah, format observasi, surat pengantar alihtangan dan sebagainya (Depdiknas, 2006, hlm. 24-43).

Selama ini, pelaksanaan bimbingan dan konseling di PAUD masih jauh dari harapan, belum banyak guru BK, konselor serta pakar BK yang menaruh perhatian terhadap pelaksanaan BK di PAUD. Pada kenyataannya belum semua PAUD menerapkan panduan pemerintah sebagaimana diuraikan terdahulu, karena itu lahirnya model BKK dapat memperkuat berbagai teori tentang BK di PAUD serta merupakan bentuk realisasi pelaksanaan BK di PAUD sebagaimana dituangkan dalam panduan pelaksanaan BK di PAUD oleh pemerintah.

Dokumen terkait