BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HASIL
4. Hakekat Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa akibat belajar, perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar, pencapaian itu didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Hasil itu dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotor.15
14
Zulfiani.Startegi Pembelajaran Sains, ( Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), hal 121-122
15
Gagne dalam Nana Sudjana membagi membagi lima kategori hasil belajar, yakni : informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan keterampilan motoris.16 Untuk melihat perubahan perilaku maka dilakukan penilaian belajar berdasarkan tiga ranah, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor. Untuk ranah afektf dan psikomotor bias dilakukan dalam bentuk nontes,misalnya dengan mengadakan observasi, wawancara, jawaban terinci, lembar pendapat, dan lain sebagainya.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Ngalim Purwanto, hasil belajar siswa dipengaruhi oleh 2 faktor dari dalam dan dari luar.17 Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi dari dalam terdiri dari :
1) Faktor Biologis (Jasmaniyah): Faktor biologis meliputi segala hal yang berhubungan dengan keadaan fisik atau jasmani individu yang bersangkutan. Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan sehubungan dengan faktor biologis diantaranya adalah kondisi fisik yang normal dan kondisi kesehatan fisik. Kedua kondisi tersebut sangat mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang. 2) Faktor Psikologis (Rohaniyah): Faktor psikologis yang mempengaruhi
keberhasilan belajar ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Sikap mental yang positif dalam proses belajar di antaranya meliputi, tidak mudah putus asa atau frustasi dalam menghadapi kesulitan dan kegagalan, tidak terpengaruh untuk lebih mementingkan kesenangan dari pada belajar, mempunyai inisiatif sendiri dalam belajar, berani bertanya, dan selalu percaya diri sendiri.
Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi dari luar terdiri dari :
1) Faktor lingkungan keluarga: Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan lingkungan pertama dan utama dalam mencapai keberhasilan
16
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses BelajarMengajar, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 22
17
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, ( Bandung : PT Remaja Rosda karya, 2010), h 106-107
belajar seseorang diantaranyaialah adanya hubungan harmonis di antara sesama anggota keluarga, tersedianya tempat dan peralatan belajar yang cukup memadai, keadaan ekonomi keluarga yang cukup, suasana lingkungan rumah yang cukup tenang, adanya perhatian yang besar dari orang tua terhadap proses belajar dan pendidikan anak-anaknya.
2) Faktor lingkungan sekolah: Satu hal paling mutlak harus ada di sekolah untuk menunjang keberhasilan belajar adalah dengan adanya tata tertib dan disiplin yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten serta menyeluruh, dari pimpinan sekolah, para guru, para siswa, sampai karyawan sekolah lainnya. Dengan cara inilah proses pembelajaran akan berjalan dengan baik. Kondisi lingkungan sekolah yang juga dapat mempengaruhi kondisi belajar antara lain adalah adanya guru yang professional dalam jumlah yang cukup memadai, peralatan belajar yang cukup lengkap, gedung sekolah yang memenuhi persyaratan untuk berlangsungnya proses pembelajaran, adanya teman yang baik, adanya keharmonisan hubungan diantara personil-personil sekolah. 3) Faktor lingkungan masyarakat: Lingkungan masyarakat yang dapat
menunjang keberhasilan belajar diantaranya adalah adanya lembaga-lembaga non-formal yang menyediakan kursus-kursus tambahan, sanggar majlis taklim, organisasi kemasyarakatan yang positif.
4) Faktor waktu: Waktu memang berpengaruh terhadap keberhasilan belajar seseorang, tergantung bagaimana seseorang dapat mengatur waktu sebaik mungkin.
Indikator hasil belajar adalah target pencapaian kompetensi secara operasional dari kompetensi dasar dan standar kompetensi.18 Untuk melihat penguasaan materi terdapat tiga aspek, yaitu: penguasaan materi akademik (kognitif), hasil belajar yang bersifat proses normatif (afektif), dan aplikatif produk (psikomotor). Aspek kognitif meliputi, kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari. Aspek afektif meliputi, pemilikan minat, sikap, dan nilai yang ditanamkan melalui proses belajar mengajar. Sedangkan
18
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA berbasis Kompetensi, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2006), h. 13-14
aspek psikomotor meliputi, kemampuan yang berupa keterampilan fisik (motorik) atau keterampilan manipulatif.
Penilaian hasil belajar yang berupa penguasaan materi bertujuan untuk mengukur penguasaan dan pemilihan konsep dasar keilmuan (content objectives) berupa materi-materi esensial sebagai konsep kunci dan prinsip utama. Menurut taksonomi Bloom kemampuan-kemampuan yang termasuk domain kognitif memilki enam jenjang kemampuan, yaitu hafalan (ingatan) (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), sintesis (C5), dan evaluasi (C6).19
Adapun hasil belajar afektif berkaitan dengan sikap dan nilai. Cirri-ciri dari hasil belajar tersebut dapat dilihat dari berbagai tingkah laku siswa, misalkan perhatian terhadap mata pelajaran, kedisiplinan, motivasi belajar, rasa hormat kepada guru, dan lain-lain. Ranah afektif menurut menurut Krathwohl, dkk dibagi menjadi lima jenjang, yaitu perhatian atau penerimaan (receiving), tanggapan (responding), penilaian atau penghargaan (valuing), pengorganisasian (organization), dan karakterisasi terhadap suatu atau beberapa nilai (characterization by a value or value complex). 20
Dalam kurikulum 2013 penilaian kompetensi sikap terbagi menjadi dua aspek yaitu aspek spiritual dan sosial, cakupan-cakupan dalam penilaian sikap diantaranya 21
Tabel 2.1 Cakupan Penilaian Sikap
1. Penilaian sikap spiritual Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut
2. Penilaian sikap soaial
1. Jujur 2. Disiplin 3. Tanggung jawab 4. Toleransi 5. Gotong royong 6. Santun 7. Percaya diri 19 Ibid., h. 14-15 20 Ibid., h. 19-20 21
Hasil belajar psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Ranah psikomotor dibagi menjadi tujuh tingkatan, yaitu persepsi (perception), kesiapan (set), gerakan terbimbing (guided response), gerakan terbiasa (mechanism), gerakan kompleks (complex over response), penyesuaian pola gerakan (adaptation), dan kreatifitas atau keaslian (creativity/origination).22
Berdasarkan uraian tersebut hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotor dapat diuraikan sebagai berikut:
Tabel 2.2 Tingkatan Domain Kognitif, Afektif, dan Psikomotor Jenis Hasil Belajar Deskripsi kompetensi
Kognitif 1. Hafalan (C1) 2. Pemahaman (C2) 3. Penerapan (C3) 4. Analisis (C4) 5. Sintesis (C5) 6. Evaluasi (C6)
Pengetahuan terhadap fakta, konsep, definisi, nama peristiwa, tahun, daftar, rumus, teori, dan kesimpulan.
Hubungan antar faktor, antar konsep, antar data, sebab-akibat, dan penarikan kesimpulan.
Menggunakan bagian-bagian dari suatu masalah penyelesaian atau gagasan, menunjukkan hubungan antar bagian.
Menentukan bagian-bagian dari suatu masalah, penyelesaian atau gagasan, menunjukan hubungan antar bagian.
Menggabungkan berbagai informasi menjadi satu kumpulan atau konsep, meramu/merangkai berbagai gagasan menjadi sesuatu yang baru.
Mempertimbangkan dan menilai benar-salah, baik- buruk, bermanfaat-tidak bermanfaat.
22
Afektif 1. receiving 2. responding 3. valuing 4. organization 5. characterization by a value or value complex.
Penerimaan secara pasif terhadap suatu nilai dan keyakinan.
Keinginan dan kesenangan menanggapi atau merealisasikan sesuatu yang sesuai dengan nilai- nilai yang dianut masyarakat.
Pemilikan serta pelekatan pada suatu nilai tertentu. Konseptualisasi nilai-nilai menjadi suatu sistem nilai.
Mencakup pengembangan nilai-nilai menjadi karakter pribadi. Psikomotor 1. persepsi 2. kesiapan 3. gerakan terbimbing 4. gerakan terbiasa 5. gerakan kompleks 6. penyesuaian pola gerakan 7. kreatifitas atau keaslian
Mampu menafsirkan rangsangan, peka terhadap rangsangan, meyeleksi obyek.
Mampu berkonsentrasi, meyiapkan diri secara fisik, emosi, dan mental.
Mampu meniru contoh, mencoba-coba,
pengembangan respon baru.
Berpegang pada pola, respon baru muncul dengan sendirinya.
Sangat terampil secara lancer, luwes, supel, gesit, lincah.
Mampu menyesuaikan diri, bervariasi, pemecahan masalah.
Mampu menciptakan yang baru, berinisiatif.