• Tidak ada hasil yang ditemukan

Setiap individu mengalami proses perubahan sikap dan tingkah laku. Seseorang akan memperoleh perubahan tingkah laku, kecakapan keterampilan serta memperoleh pengetahuan melalui proses belajar.

Sebagaimana dikatakan Martinis Yamin, “Belajar merupakan proses seseorang memperoleh kecakapan keterampilan dan sikap. Belajar dimulai dari masa kecil sampai akhir hayat seseorang”.35

Menurut Slameto, “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.36

Seseorang dikatakan belajar apabila telah terjadi perubahan di dalam dirinya. Perubahan tersebut terjadi karena adanya interaksi dengan orang lain atau lingkungannya yang menyangkut semua aspek kepribadian individu, berkenaan dengan penguasaan dan penambahan wawasan pengetahuan.

34

Ibid, h.133 35

Martinis Yamin, Strategi Pembelajarn Berbasis Kompetensi, ( Jakarta: Gaung Persada Press, 2003), Cet. 2 h. 97

36

Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester (SKS), (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h. 78

Menurut Yatim Riyanto dalam bukunya yang mengutip pendapat Wingkel,

“Belajar adalah suatu aktivitas mental dan psikis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dengan lingkungan”.37

Menurut Ngalim Purwanto, Belajar dapat dicirikan dengan beberapa perubahan yaitu pertama perubahan tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik. Kedua, perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman. Ketiga, yaitu untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap, harus merupakan akhir dari periode waktu yang cukup lama. Selanjutnya yaitu tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis.38

Berdasarkan teori Gestalt tentang insightfull learning teory, belajar pada hakikatnya merupakan hasil dari proses interaksi antara diri individu dengan lingkungan sekitarnya. Belajar tidak semata-mata sebagai suatu stimulus, tetapi lebih daripada itu dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti mengalami yang disebut learning by process.39 Jadi hasil belajar dapat diperoleh siswa bilamana mereka melakukannya dengan keaktifan yang tinggi baik dalam memahami, mengalami dan berbuat sesuai dengan apa yang ingin mereka pelajari.

Menurut Chaplin dalam Dictionary of Psychology, “membatasi belajar dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama berbunyi: belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat dari latihan dan pengalaman. Rumusan kedua berbunyi: belajar ialah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus”.40 Dalam hal ini berarti perubahan tinglah laku harus relatif menetap bukan sementara. Jadi,

37

Yatim Riyanto, op. cit., h. 61 38

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), h. 85 39

Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 26

40

Muhbibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), h. 90

jika perubahan bersifat sementara maka perubahan tingkah laku itu bukan merupakan perubahan dalam belajar.

Proses belajar ditandai oleh adanya perubahan pada perilaku individu. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata dalam bukunya yang mengutip pendapat Cronbach, mengemukakan adanya tujuh unsur utama dalam proses belajar, yaitu:

1) Tujuan. Belajar dimulai karena adanya suatu tujuan yang ingin dicapai. 2) Kesiapan. Untuk dapat melakukan kegiatan belajar dengan baik individu

perlu memiliki kesiapan.

3) Situasi. Kegiatan belajar berlangsung dalam suatu situasi belajar.

4) Interpretasi. Dalam menghadapi situasi, individu melihat hubungan diantara komponen-komponen situasi belajar.

5) Respons. Hasil dari interpretasi individu yang mungkin mencapai tujuan yang diharapkan.

6) Konsekuensi. Hasil dari usaha yang berupa keberhasilan ataupun kegagalan. 7) Reaksi terhadap kegagalan.41

Dengan demikian dapat disimpulkan, belajar merupakan proses perubahan di dalam diri individu. Dari proses belajar, seseorang akan memperoleh perubahan tingkah laku, kecakapan keterampilan serta memperoleh pengetahuan. Belajar juga dapat diartikan sebagai aktivitas pengembangan diri seseorang melalui pengalaman, dan proses belajar telah terjadi di dalam diri seseorang setelah terjadi perubahan didalam dirinya. Perubahan di dalam diri seseorang dikatakan sebagai hasil proses belajar.

Menurut Sardiman, dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya kondisi belajar yang kondusif. Jika ditinjau secara umum maka tujuan belajar itu ada tiga jenis, diantaranya:

a) Untuk mendapatkan pengetahuan. b) Penanaman konsep dan keterampilan. c) Pembentukan sikap.42

41

Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), h.157

42

Sardiman juga berpendapat bahwa, proses belajar dapat berlangsung dengan baik jika dalam proses belajar tersebut diperhatikan tujuan belajar sesungguhnya. Belajar memiliki beberapa maksud dan tujuan antara lain: a) Mengetahui suatu kepandaian, kecakapan atau konsep yang sebelumnya

tidak pernah diketahui.

b) Dapat mengerjakan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat berbuat, baik tingkah laku maupun keterampilan.

c) Mampu mengkombinasikan dua pengetahuan atau lebih ke dalam suatu pengertian baru, baik keterampilan, pengetahuan, konsep maupun sikap atau tingkah laku.

d) Dapat memahami dan menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh.43 Dengan melihat beberapa maksud dan tujuan tersebut maka faktor keaktifan siswa sebagai subjek belajar sangat menetukan. Jadi pada intinya tujuan belajar itu adalah ingin mendapatkan pengertahuan, keterampilan dan penanaman sikap mental atau nilai-nilai.

2. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar diperoleh dari proses belajar. Belajar merupakan pencapaian tujuan belajar. Tujuan belajar yaitu agar siswa memperoleh perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung secara berkesinambungan. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata, “Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan

43

berpikir maupun keterampilan motorik”.44 Di sekolah hasil belajar dapat dilihat dari penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang dipelajarinya.

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil pengalaman yang didapat dari usaha seseorang dalam belajar dapat menyebabkan perubahan tingkah laku yang diperoleh dari proses belajar. Menurut Benyamin Bloom meliputi tiga ranah, yaitu:

1) Ranah kognitif, berkenaan dengan perilaku yang berhubungan dengan berpikir, mengetahui dan memecahkan masalah.

2) Ranah afektif, berkaitan dengan sikap, nilai, minat, apresiasi dan penyesuaian perasaan sosial.

3) Ranah psikomotorik, mencakup tujuan berkaitan dengan keterampilan yang bersifat manual.

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata dalam bukunya yang mengutip pendapat Gagne, hasil belajar dibagi menjadi lima kategori, yaitu:

a) Informasi verbal

b) Keterampilan intelektual c) Strategi kognitif

d) Sikap

e) Keterampilan psikomotorik.45

Menurut Sardiman, pencapaian tujuan belajar berarti akan menghasilkan hasil belajar. Relevan dengan uraian mengenai tujuan belajar tersebut, maka hasil belajar itu meliputi:

a) Hal ihwal keilmuan dan pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif) b) Hal ihwal personal, kepribadian atau sikap (afektif)

c) Hal ihwal kelakuan, keterampilan atau penampilan (psikomotorik).46

Hasil belajar setiap siswa akan berbeda satu sama lain, karena pengalaman belajar dan perilaku belajar tiap siswa tidak sama. Pengalaman belajar siswa

44

Nana Syaodih Sukmadinata, op. cit., h. 102 45

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), h. 22

46

dapat dilihat melalui tes belajar, dan juga bisa dilihat dari perilaku siswa. Pengalaman baik maupun tidak baik dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Semakin baik pengalaman yang diterima maka semakin baik hasil yang diperoleh, begitu juga sebaliknya. Selain itu, pengalaman belajar siswa diwujudkan dalam bentuk tingkat pengetahuan terhadap materi-materi yang dipelajarinya dapat diketahui dari kegiatan belajarnya. Hasil belajar sangat erat kaitannya dengan metode atau strategi yang digunakan pada suatu pembelajaran. Semakin tepat pemilihan metode atau strategi pembelajaran maka hasil belajar akan semakin baik. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hasil belajar yang baik harus meliputi beberapa aspek penting meliputi aspek kognitif, afektif, psikomotorik.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan tolak ukur keberhasilan atau kemampuan siswa setelah melakukan latihan atau proses selama belajar. Namun keberhasilan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal tidak mudah begitu saja, ada beberapa faktor yang memengaruhi proses hasil belajar siswa.

Menurut Muhbibin Syah, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar secara global dibedakan menjadi tiga macam yaitu faktor internal, faktor eksternal dan faktor pendekatan belajar.

a) Faktor internal siswa

 Aspek psikologis (Jasmaniah) kondisi umum jasmani yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.

 Aspek Psikologis meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Kondisi mental yang lemah mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa oleh karena itu untuk mendukung keberhasilan belajar dibutuhkan kondsi mental yang mantap dan stabil.

b) Faktor eksternal siswa

 Faktor lingkungan Sosial. Pertama, faktor lingkungan sosial sekolah. Faktor lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi,

dan teman-teman sekelas dapat dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Kedua, lingkungan sosial siswa. Lingkungan sosial siswa adalah masyarakat juga tetangga dan teman-teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut. Ketiga, lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan sosial yang paling banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri.

 Lingkungan Nonsosial, faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsiosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

c) Faktor pendekatan belajar

Pendekatan belajar dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efesiensi proses pembelajaran materi tertentu. Faktor pendekatan belajar berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses pembelajaran siswa tersebut. Siswa yang mengaplikasikan strategi pendekatan berdasarkan pemaksimalan pemahaman (deep approach) terhadap materi pelajaran mungkin berpeluang untuk meraih prestasi belajar bermutu daripada siswa yang menggunakan pendekatan belajar dengan cara menghapal rincian-rincian materi (surface

approach).47

Belajar juga merupakan proses perubahan dalam diri individu. Usaha dan keberhasilan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersumber pada diri individu atau lingkungannya. Banyak faktor yang ada dalam diri siswa (internal) yang mempengaruhi usaha dan keberhasilan belajarnya, faktor tersebut meliputi aspek:

a) Jasmaniah, mencakup kondisi dan kesehatan jasmani dari individu.

b) Psikis atau rohaniah, menyangkut kondisi kesehatan psikis, kemampuan intelektual, sosial, psikomotor serta kondisi afektif dan kognitif dari individu.

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata, keberhasilan belajar juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar diri siswa (eksternal), baik faktor fisik

47

Muhbibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 12, h. 132

maupun sosial psikologis yang berada pada lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

a) Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam pendidikan, memberikan landasan dasar bagi proses belajar pada lingkungan sekolah dan masyarakat.

b) Lingkungan sekolah, memegang peranan penting bagi perkembangan belajar para siswa.

c) Lingkungan masyarakat berpengaruh terhadap semangat dan aktivitas belajar siswa.48

Dengan demikian bahwa keberhasilan dalam proses belajar tidak sepenuhnya dititik beratkan pada faktor internal siswa tetapi ada faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi yaitu faktor eksternal siswa (lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial) dan faktor pendekatan belajar.

D.Hakikat Pembelajaran IPS

Dokumen terkait