• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Berbasis Pendekatan Lingkungan Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS (Eksperimen di MTs Darul Ma’arif Jakarta)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Berbasis Pendekatan Lingkungan Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS (Eksperimen di MTs Darul Ma’arif Jakarta)"

Copied!
165
0
0

Teks penuh

(1)

(Eksperimen di MTs Darul Ma’arif Jakarta)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

NIA FITRIYANI

NIM: 1111015000110

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

i

Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Berbasis Pendekatan Lingkungan Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS (Eksperimen di MTs Darul Ma’arif).

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pemanfaatan lingkungan sebagai sumber dan sarana belajar bagi siswa khususnya pada mata pelajaran IPS. Seperti lingkungan alam, lingkungan sosial dan budaya. Selain itu, mayoritas strategi dalam pembelajaran IPS yang digunakan guru terlihat monoton dan hanya terpaku pada teori-teori saja sehingga beberapa nilai hasil belajar siswa masih tergolong rendah. Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design dengan desain penelitian yang digunakan yaitu One-Group Pretest and Posttest Design. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling. Kemudian sampel dalam peneltian ini melibatkan 20 orang siswa yang terdiri dari satu kelompok yaitu kelas eksperimen. Berdasarkan hasil uji t diperoleh thitung sebesar 11,36 dan ttabel sebesar 2,09, karena thitung ˃ ttabel, maka Ha diterima. Dengan ditolaknya hipotesis nol (Ho) dari hasil pengujian uji t pada taraf

kepercayaan α = 0,05 dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan

strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan memiliki pengaruh yang positif terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.

(6)

i

UIN Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. The Influence of Using Environmental Strategy Based Learning Approach for Students' Learning Result in Social Science Subjects (Experimental study in MTs Darul Ma’arif).

This research is motivated by the lack of utilization of resources and the environment as a learning tool for students, especially in social science subjects. Such as natural environment, social and cultural environment. In addition, the majority of the strategies used in teaching social studies is monotonous and only focusing on the theories so that students' learning result is still relatively low. This research aims to determine the effect of using learning strategies on environment approach on student learning result in social science subjects. The method used in this study is Pre Experimental Design with using the One-group pretest and posttest research design. Sampling is done by using simple random sampling technique. Then the sample in this research involved 20 students consisting of one group is the experimental class. Based on the results of t test obtained tcount is 11.36 and ttable is 2.09, because tcount ˃

ttable, then Ha accepted. With the rejection of the null hypothesis (Ho) of the test results

t test at level α = 0.05, it can be concluded that by using strategies based learning approach to the environment has a positive influence on student’s learning result in

social science subjects.

(7)

ii

alam beserta isinya yakni Allah SWT, atas limpahan rahmat, hidayah serta kehendak-Nya lah skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, seorang tauladan sempurna yang patut dicontoh oleh ummatnya.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa kemampuan dan pengetahuan penulis tidak akan bertambah tanpa bimbingan,pengarahan, dan dukungan dari berbagai pihak, yang sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Dekan FITK Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A

2. Ketua Jurusan Pendidikan IPS Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd yang tak pernah lelah ataupun bosan meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan motivasi agar penulis menjadi pribadi yang berbekal pendidikan yang baik.

3. Bapak Sodikin, M.Si selaku Dosen Pembimbing I yang penuh dengan kesabaran dan perhatian yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini selesai dengan baik.

4. Bapak Drs. Banajid selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 5. Ibu Annisa Windarti, M.Sc selaku Dosen Pembimbing Akademik, yang

telah memberikan bimbingan, motivasi dan nasehatnya.

(8)

iii

ridho-Nya di setiap langkah perjuangan menempuh kesuksesan dunia dan akhirat. Maaf belum bisa mengukir bahagia di wajah tuamu, maaf belum bisa menghapus beban dari tubuh lelah mu, maaf belum membalas semua jasa yang telah engkau berikan kepadaku. Terimakasih untuk cinta dan doa tulus mu disetiap langkah ku. Selesainya skripsi ini adalah bukti persembahan adinda untuk kalian.

8. Bapak H. Antung Abdullah selaku Kepala Sekolah MTs Darul Ma’arif Jakarta dan Bapak Sutamto S.Pd selaku guru mata pelajaran IPS yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di sekolah yang beliau pimpin serta terimakasih atas segala wejangan dan motivasi yang Beliau berikan.

9. Sahabat Tersayang: Ndaru Mukti, Nur Alfi Lail, Fajriatul Azizah, Gaun Rifani, Ria Liniarti, dan Febriani Herlina. Terimakasih atas kobaran semangat untuk terus maju bersama-sama meyelesaikan skripsi ini dalam rangka meneruskan pendidikan.

10.Teman-teman yang membantu dalam proses penelitian di Curug Cilember: Audrey Ningtyas, Khoirul Fahrudin, dan Ahmad Fauzi

11.Rekan-rekan seperjuangan Geografi 2011.

12.Dan semua pihak yang telah membantu penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini.

Jakarta, 17 September 2015

(9)

1 A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang memiliki tanggung jawab terhadap masalah pendidikan. Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang besar, karena gurulah yang langsung berhadapan dengan peserta didik untuk mentransfer ilmu pengetahuan sekaligus mendidik dengan nilai-nilai positif melalui bimbingan dan keteladanan.

Menurut Martinis Yamin, “Pengajar mengemban tugas utamanya adalah mendidik dan membimbing siswa-siswa untuk belajar serta mengambangkan dirinya. Di dalam tugasnya seseorang guru diharapkan dapat membantu siswa dalam memberi pengalaman-pengalaman lain untuk membentuk kehidupan sebagai individu yang dapat hidup mandiri di tengah-tengah masyarakat modern”.1 Dalam kegiatan belajar mengajar, guru memiliki peranan penting dalam menentukan keberhasilan pengajaran. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan guru dalam menyampaikan materi pelajaran adalah cara penyampaian materi atau strategi pembelajaran yang dipilihnya.

Menurut Yatim Riyanto dalam bukunya yang mengutip pendapat Slameto dan Muhaimin, “Strategi adalah suatu rencana tentang pendayagunaan dan penggunaan potensi dan sarana yang ada untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengajaran. Sedangkan pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar”.2 Jadi dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu cara belajar mengajar yang

1

Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi , (Jakarta: Gaung Persada

Press, 2003), h. 1 2

Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi Guru Pendidik

(10)

digunakan dalam proses belajar mengajar yang harus dilalui siswa untuk mendapatkan hasil belajar siswa. Dalam strategi belajar mengajar tersebut terdapat beberapa pendekatan dan metode yang dapat digunakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran, agar memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran tersebut.

Menurut Etin Solihatin dan Raharjo dalam bukunya yang berjudul Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS, Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Oleh karena itu, rancangan pembelajaran guru hendaknya diarahkan dan difokuskan sesuai dengan kondisi dan perkembangan potensi siswa agar pembelajaran yang dilakukan benar-benar berguna dan bermanfaat bagi siswa.3

Apabila kita memperhatikan pembelajaran yang terjadi di sekolah, sebagian besar guru hanya mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa tanpa mengaitkan dengan lingkungan dan kurang menggali serta mengaitkan pengetahuan yang telah dimiliki siswa yang berasal dari lingkungan dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang akan dipelajari siswa di sekolah. Selain itu juga pengajaran IPS di sekolah kurang dikaitkan dengan masalah yang terdapat pada lingkungan. Pengajaran IPS di sekolah semata-mata berorientasi kepada tuntutan kurikulum yang telah ada di dalam buku teks, sehingga materi pelajaran IPS dirasakan sebagai beban yang harus diingat, dihafal, dipahami, dan tidak dirasakan kaitannya dalam kehidupan sehari-hari.

Belajar pada hakikatnya adalah suatu interaksi antara individu dengan lingkungan, lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus) terhadap individu dan sebaliknya individu memberikan respon terhadap lingkungan.

3

Etin Solihatin dan Raharjo, Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS,

(11)

Dalam proses interaksi antara individu dengan lingkungan dapat terjadi perubahan pada diri individu berupa perubahan tingkah laku yang diharapkan menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Menurut Etin Solihatin dan Raharjo, “Ilmu Pengetahuan Sosial juga membahas hubungan manusia dengan lingkungannya. Lingkungan masyarakat dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat, dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi lingkungan sekitarnya”.4 Namun permasalahannya, apakah lingkungan sebagai sumber belajar sudah dimanfaatkan guru dalam proses pembelajaran? Selama ini pengajaran IPS di sekolah-sekolah lebih banyak hanya dengan penjabaran konsep yang dilakukan di kelas dan jarang sekali melibatkan atau mengajak siswa untuk mengamati secara langsung pada lingkungan alam sekitar.

Sehubungan dengan hal tersebut, pengajaran IPS di sekolah harus dikaitkan langsung dengan lingkungan yang ada disekitar siswa, baik lingkungan masyarakat sekitar maupun lingkungan alam sekitar. Dalam hal ini, pendekatan yang sesuai yang dapat digunakan adalah pendekatan lingkungan yang memungkinkan siswa berperan aktif dalam pembelajaran. Pendekatan lingkungan dapat digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran IPS yang berkaitan dengan lingkungan dilakukan dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yaitu bahan pelajaran berasal dari lingkungan.

Strategi pembelajaran dengan menggunakan pendekatan lingkungan bukan merupakan pendekatan yang baru, melainkan sudah dikenal hanya saja sering terlupakan. Adapun yang dimaksud pendekatan lingkungan adalah suatu strategi pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dan sarana belajar. Pembelajaran dengan pendekatan lingkungan dapat dimanfaatkan untuk menanamkan sikap cinta lingkungan, seperti firman Allah didalam surat Al-A’raf ayat 85 :

(12)

نينمْ م

ْمتْنك

ْن

ْمكل

ٌرْيخ

ْمكلٰ

ۚ

ا حالْص

ْعب

ضْرأْلا

يف

ا سْفت

ال

Artinya :

… dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul

kamu orang-orang yang beriman”.

Dari ayat tersebut, Allah melarang manusia untuk merusak lingkungan, dan justru sebaliknya yakni Allah menganjurkan manusia untuk berbuat baik dan memelihara lingkungannya. Maka dari itu, seorang guru perlu menggunakan strategi pembelajaran yang dapat menanamkan sikap cinta lingkungan kepada setiap siswa. Dengan menggali sumber belajar yang ada di lingkungan siswa dalam setiap pembelajaran, secara tidak langsung guru telah mendekatkan diri siswa dengan lingkungan alam sekitar. Selain itu, akan tercipta suatu wadah pembinaan siswa dalam hal kemampuan dasar dalam kegiatan belajar dan berpikir kritis, penanaman watak, nilai dan sikap sosial yang baik, serta pengembangan kecakapan dasar siswa untuk selalu mau dan mampu peduli dalam berkehidupan secara baik sesuai tuntutan dan harapan lingkungan masyarakat.

Banyak sekali materi dalam pelajaran IPS yang dapat menggunakan strategi belajar berbasis pendekatan lingkungan, salah satu materi pelajaran IPS yang dapat menggunakan strategi belajar berbasis pendekatan lingkungan yaitu pada pokok bahasan hidrosfer. Dimana salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran ini adalah agar siswa dapat mengetahui dan memahami dampak dari gejala hidrosfer terhadap kehidupan.

(13)

alam sekitar mempunyai peranan penting dan dapat dijadikan sumber belajar bagi siswa.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian di MTs Darul Ma’arif Jakarta, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan pendekatan lingkungan dalam proses pembelajaran pada pokok bahasan hidrosfer, dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Untuk itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Berbasis Pendekatan Lingkungan Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, masalah yang teridentifikasi oleh peneliti adalah sebagai berikut:

a. Dalam kegiatan belajar mengajar masih sering menggunakan metode ceramah yang berpusat pada guru.

b. Masih banyak siswa yang tidak turut serta aktif dalam proses pembelajaran.

c. Tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari masih tergolong rendah.

d. Nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS yang masih tergolong rendah.

e. Masih sedikitnya penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar bagi siswa.

C. Pembatasan Masalah

(14)

Jakarta semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 yang dilaksanakan di Curug Cilember dan hasil belajar siswa yaitu nilai hasil belajar mata pelajaran IPS pada pokok bahasan hidrosfer.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah terdapat pengaruh penggunaan strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, diantaranya yaitu: 1. Bagi siswa diharapkan dapat menciptakan pengalaman belajar yang

menyenangkan dan lebih bermakna.

2. Bagi guru diharapkan menjadi masukan untuk dapat dijadikan salah satu alternatif strategi pembelajaran agar tercipta suasana pembelajaran yang efektif dan bermakna.

3. Bagi dunia pendidikan diharapkan dapat mendukung penerapan strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan.

(15)

iv

ABSTRAK………. i

KATA PENGANTAR………... ii

DAFTAR ISI……….. iv

DAFTAR GAMBAR………. vii

DAFTAR TABEL ……… viii

DAFTAR LAMPIRAN……….. ix

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah……….. 1

B.Identifikasi Masalah……… 5

C.Pembatasan Masalah……… 5

D.Rumusan Masalah……… 6

E. Tujuan Penelitian………. 6

F. Manfaat Penelitian………... 6

BAB II KAJIAN TEORI

A.Hakikat Strategi Pembelajaran………. 7

1. Pengertian Strategi Pembelajaran……… 7

B.Pembelajaran Berbasis Pendekatan Lingkungan……… 8

1. Pengertian Pendekatan Pembelajaran………. 8

2. Pembelajaran Berbasis Pendekatan Lingkungan……….. 10

3. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Berbasis Pendekatan Lingkungan……….. 15

(16)

v 2. Pengertian Hasil

Belajar……….. 21

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar……….. 23

D.Hakikat Pembelajaran IPS……… 25

1. Pengertian IPS………. 25

2. Karakteristik IPS………. 25

E. Hasil Penelitian yang Relevan………. 27

F. Kerangka Berpikir……… 28

G.Perumusan Hipotesis……… 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A.Tempat Penelitian……… 32

B.Waktu Penelitian………. 34

C.Metode dan Desain Penelitian………. 34

D.Populasi dan Sampel……… 36

E. Variabel Penelitian………... 37

F. Teknik Pengumpulan Data………... 37

G.Instrumen Penelitian……… 39

H.Kalibrasi Instrumen………. 40

I. Teknik Analisis Data………... 43

J. Hipotesis Statistik……… 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian……….... 49

(17)

vi

2. Uji Tingkat Kesukaran………... 57

3. Uji Daya Pembeda………. 58

D.Uji Persyaratan Analisis Data……… 58

1. Uji Normalitas Data………. 58

2. Uji Homogenitas Data………. 59

3. Uji Hipotesis Data………... 60

E. Pembahasan Hasil Observasi………... 61

F. Pembahasan Hasil Wawancara………. 69

G.Hasil Pembahasan Penelitian……… 70

BAB V PENUTUP A.Kesimpulan………... 73

B.Saran……….. 74

DAFTAR PUSTAKA……… 75

(18)

vii

Gambar 3.1 Peta Lokasi MTs Darul Ma’arif………... 32

Gambar 3.2 Peta Lokasi Curug Cilember……… 33

[image:18.612.115.511.148.565.2]
(19)

viii

Tabel 3.2 Desain Penelitian……….. 35

Tabel 3.3 Kategori Reliabilitas………. 41

Tabel 3.4 Kategori Tingkat Kesukaran………. 42

Tabel 3.5 Kriteria Daya Pembeda………. 43

Tabel 3.6 Kategorisasi Skor N-Gain……… 44

Tabel 4.1 Keadaan Guru dan Pegawai MTs Darul Ma’arif……….. 51

Tabel 4.2 Jumlah Siswa MTs Darul Ma’arif……… 52

Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana MTs Darul Ma’arif……… 53

Tabel 4.4 Hasil Pretest dan Posttest………. 55

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Uji N-Gain PretestPosttest………... 56

Tabel 4.6 Rekapitulasi Uji Normalitas……….. 58

(20)

ix

Lampiran 2 Uraian Materi………... 87

Lampiran 3 Kisi-kisi Instrumen Pretest……….. 94

Lampiran 4 Soal Pretest……….. 95

Lampiran 5 Kunci Jawaban Pretest………. 98

Lampiran 6 Kisi-kisi Instrumen Posttest………. 99

Lampiran 7 Soal Posttest………. 100

Lampiran 8 Kunci Jawaban Posttest……… 103

Lampiran 9 Rekapitulasi Nilai Pretest dan Posttest………. 104

Lampiran 10 Hasil Anates………. 105

Lampiran 11 Panduan Observasi……….. 108

Lampiran 12 Lembar Kerja Observasi Siswa……… 112

Lampiran 13 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa……….. 113

Lampiran 14 Lembar Observasi Aktivitas Mengajar……… 119

Lampiran 15 Lembar Hasil Wawancara……… 125

Lampiran 16 Uji Normalitas Gain………. 128

Lampiran 17 Uji Normalitas Pretest dan Posttest……….. 129

(21)

x

Lampiran 21 Surat Permohonan Izin Penelitian……… 138

Lampiran 22 Surat Keterangan Penelitian………. 139

(22)

7 A.Hakikat Strategi Pembelajaran

1. Pengertian Strategi Pembelajaran

Dalam kegiatan belajar mengajar guru memiliki peranan penting dalam menentukan keberhasilan pengajaran. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan guru dalam menyampaikan materi pelajaran adalah cara penyampaian materi atau strategi pembelajaran yang dipilihnya.

Menurut Isjoni, “Strategi merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan sebuah rencana. Strategi dapat diartikan sebagai a plan of operation achieving something, (rencana kegiatan untuk mencapai sesuatu)”.1

Menurut Yatim Riyanto, “Berkaitan dengan pembelajaran, strategi dapat diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dengan anak didik dalam perwujudan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah digariskan”.2

J.R David mengemukakan, “a plan, method, or series activities designed to achieves a particular education goal. Menurut pengertian ini, strategi pembelajaran meliputi rencana, metode dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu”.3

Menurut Wina Sanjaya, “Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran”.4

1

Isjoni, dkk, Pembelajaran Visioner Perpaduan Indonesia-Malaysia, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2007). h. 2 2

Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi Guru Pendidik

dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana, 2009) , h.131

3

Isjoni, loc.cit, h. 3 4

Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta:Kencana, 2011),

(23)

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara pandang dan pola yang digunakan guru dalam mengajar agar dalam proses pembelajaran jadi teratur dan tercapai sesuai dengan harapan.

B.Pembelajaran Berbasis Pendekatan Lingkungan 1. Pengertian Pendekatan Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran guru perlu memilih strategi atau pendekatan apa yang akan digunakan dalam mengajar. Pendekatan merupakan strategi yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran atau bisa disebut sebagai strategi pembelajaran.

Sebagaimana dikatakan Kunandar, pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dalam pembelajaran tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Pembelajaran dalam KTSP adalah pembelajaran dimana hasil belajar atau kompetensi yang diharapkan dicapai oleh siswa, sistem penyampaian, dan indikator pencapaian hasil belajar dirumuskan secara tertulis sejak perencanaan dimulai.5

Menurut Hamzah B Uno, “Pada berbagai situasi proses pembelajaran seringkali digunakan berbagai istilah yang pada dasarnya dimaksudkan untuk menjelaskan cara, tahapan, atau pendekatan yang dilakukan oleh seorang guru untuk mencapai tujuan pembelajaran”.6 Dalam proses belajar mengajar, pendekatan berbeda dengan metode. Pendekatan lebih menekankan pada strategi dalam perencanaan, sedangkan metode lebih menekankan pada teknis pelaksanaan.

Pembelajaran IPS harus disajikan menggunakan pendekatan ilmiah (scientific). Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dapat didefinisikan

5

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 287 6

Hamzah B Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif

(24)

sebagai pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum, atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan pertanyaan, mengumpulkan informasi, mengolah informasi dan menarik kesimpulan serta mengomunikasikan kesimpulan. Selain itu, jenis pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran IPS antara lain pendekatan disiplin atau struktur, pendekatan broadfield atau antar struktur, pendekatan kemasyarakatan, pendekatan lingkungan, pendekatan tradisional dan inkuiri.7

Menurut Armai Arief dalam bukunya yang mengutip pendapat Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih dan mengaplikasikan sebuah metode pengajaran. Hal tersebut diantaranya:

1) Tujuan yang hendak dicapai 2) Kemampuan guru

3) Anak didik

4) Situasi dan kondisi pengajaran dimana berlangsung 5) Fasilitas yang tersedia

6) Waktu yang tersedia

7) Kebaikan dan kekurangan sebuah metode.8

Agar tercapainya tujuan pembelajaran perlu diterapkan beberapa prinsip belajar. Prinsip-prinsip belajar menurut Slameto diantaranya:

1) Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat, dan membimbing untuk mencapai tujuan intruksional.

2) Belajar harus dapat menimbulkan “reinforcement” dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan intruksional.

3) Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif. 4) Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.9

7

Dobinbi, Pendekatan dalam Pembelajaran IPS, dobinbi.wordpress.com, 27 Oktober 2011

8

Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers,

2002), cet. 1 h. 109 9

(25)

Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran merupakan strategi yang dilakukan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar dimana pendekatan lebih menekankan pada strategi dalam perencanaan.

2. Pembelajaran Berbasis Pendekatan Lingkungan

Lingkungan hidup memiliki pengaruh besar bagi manusia karena merupakan komponen penting dari kehidupan manusia. Begitupun sebaliknya, manusia memiliki pengaruh besar terhadap lingkungan hidup dalam hal pemeliharaan dan pelestarian.

Menurut Irwan, “Alam terkembang menjadi guru. Inilah filsafat hidup orang Minangkabau salah satu suku bangsa yang ada di Indonesia. Disini menunjukan bahwa manusia itu adalah murid-murid alam atau lingkungan mereka. Kehidupan adalah sebagai dinamika yang mengandung pergeseran dan perubahan secara terus-menerus”.10 Oleh karena itu, setiap manusia harus mampu menyesuaikan dirinya dengan alam dan lingkungannya, serta sesama makhluk hidup yang merupakan bagian dari alam.

”Lingkungan adalah suatu sistem kompleks yang berada diluar individu yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan organisme. Lingkungan bersifat dinamis dalam arti berubah-rubah setiap saat. Organisme dengan lingkungan juga menjalin suatu hubungan yang erat yang bersifat timbal balik”.11

Menurut Halimah, “Lingkungan atau environment adalah mencakup segala hal yang ada di sekitar kita. Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada dia

10Zoer’aini Djamal Irwan, Prinsip-prinsip Ekologi Ekosistem, Lingkungan dan Pelestariannya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 4

11Ibid

(26)

alam sekitar yang memiliki makna dan/atau pengaruh tertentu kepada individu”.12

Menurut Syukri Hamzah , Lingkungan bagi manusia merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam kehidupannya, karena lingkungan tidak saja sebagai tempat manusia beraktivitas, tetapi lingkungan juga sangat berperan dalam mendukung berbagai aktivitas manusia. Interaksi manusia dengan lingkungannya akan berlangsung secara terus menerus. Dengan adanya interaksi ini, maka dapat dipastikan bahwa kondisi lingkungan juga akan dipengaruhi oleh perilaku manusia. Sikap dan perilaku manusia akan menentukan baik buruknya kondisi suatu lingkungan.13

Menurut Otto Soemarwoto, “Manusia berinteraksi dengan lingkungan hidupnya. Ia mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya. Ia membentuk dan terbentuk oleh lingkungan hidupnya”.14 Dengan demikian, interaksi antara manusia dan lingkungan hidup merupakan proses saling mempengaruhi antara satu dan lainnya.

Lingkungan hidup manusia terdiri atas lingkungan alam, lingkungan sosial, budaya dan ekonomi. Materi pembelajaran IPS diambil dari kehidupan nyata yang terdapat di lingkungan masyarakat. Bahan atau materi diambil dari pengalaman pribadi, teman-teman sebaya, serta lingkungan alam, dan masyarakat sekitarnya.

Menurut Halimah, “Lingkungan sebagai sumber belajar yang tidak habis -habisnya dalam memberikan pengetahuan kepada peserta didik. Semakin kita gali semakin banyak yang didapatkan oleh peserta didik. Selain itu, lingkungan sebagai sumber belajar yang ilmiah menyediakan bahan-bahan yang tidak usah dibeli misalnya, udara, air, sungai ,pepohonan dan sebagainya”15

12

Lely Halimah, Pemberdayaan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar dalam Upaya

Meningkatkan Kompetensi Berbahasa Indonesia, Jurnal Pendidikan Dasar,2008, nomor 10.

13

Syukri Hamzah, Pendidikan Lingkungan Sekelumit Wawasan Pengantar, (Bandung: PT.

Refika Aditama, 2013), h.1 14

Otto Soemarwoto, Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan, (Jakarta: Djambatan,

1983), h. 51 15

Lely Halimah, Pemberdayaan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar dalam Upaya

(27)

Menurut E Mulyasa, “Pendekatan lingkungan merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berusaha untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik melalui pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar”.16

Menurut Leksono, “Pendekatan lingkungan adalah suatu strategi pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sebagai sasaran belajar, sumber belajar, dan sarana belajar. Hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk memecahkan masalah lingkungan dan untuk menanamkan sikap cinta lingkungan”.17

“Penggunaan pendekatan lingkungan berarti mengaitkan lingkungan dalam suatu proses belajar mengajar. Lingkungan digunakan sebagai sumber belajar untuk memahami materi yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari”.18

Menurut Antoni Kola, “Pembelajaran Berbasis Pendekatan lingkungan merupakan pembelajaran dimana siswa diajak secara langsung berhadapan dengan lingkungan dimana fakta atau gejala alam tersebut berada. Pendekatan lingkungan adalah proses pembelajaran yang dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tentang lingkungan”.19

Menurut E Mulyasa, berkaitan dengan pendekatan lingkungan, UNESCO mengemukakan jenis-jenis lingkungan yang dapat didayagunakan oleh peserta didik untuk kepentingan pembelajaran adalah:

1) Lingkungan yang meliputi faktor fisik, biologi, sosio-ekonomi dan budaya yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung, dan berinteraksi dengan kehidupan peserta didik.

2) Sumber masyarakat yang meliputi setiap unsur atau fasilitas yang ada dalam suatu kelompok masyarakat.

16

E Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan

Menyenangkan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), h.101 17

Ibut Priono Leksono, Implikasi Penerapan PAIKEM dalam Prosses Pembelajaran,

Teknologi Pembelajaran Pascasarjana Universitas PGRI Adi Buana, Surabaya, 21 September 2014, h.2

18Barkah Lestari dan Mustofa,”Media Pembelajaran Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran Ekonomi”, Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2009, h.5

19

Antoni Kola, Effect of Enviromental Education of African School Children’s Waste

(28)

3) Ahli-ahli setempat yang meliputi tokoh-tokoh masyarakat yang memiliki pengetahuan khusus dan berkaitan dengan kepentingan pembelajaran.20

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan lingkungan merupakan suatu pendekatan yang mengaitkan lingkungan dalam suatu proses belajar mengajar dimana lingkungan digunakan sebagai sumber belajar. Lingkungan erat kaitannya antara pembelajaran dengan kehidupan siswa sehingga siswa lebih bisa memahami apa yang dipelajari dan yang terjadi di lingkungannya.

Teori belajar yang dapat digunakan untuk mendukung pendekatan lingkungan adalah teori belajar konstruktivisme. Menurut Suyono dan Hariyanto, “Konstruktivisme adalah sebuah filosofi pembelajaran yang dilandasi premis bahwa dengan merefleksikan pengalaman, kita membangun, mengkonstruksi pengetahuan pemahaman kita tentang dunia tempat kita hidup”.21

Menurut Sardiman, konstruktivisme merupakan filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita itu adalah konstruksi atau bentukan kita sendiri. Menurut pandangan dari teori konstruktivisme, belajar merupakan proses aktif dari siswa untuk merekonstruksi atau membentuk makna. Belajar merupakan proses mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang telah dipelajarinya dengan pengertian yang sudah dimiliki, sehingga pengertiannya atau pemahamannya menjadi berkembang.22

Menurut Asri Budiningsih, “Pandangan konstruktivistik mengemukakan bahwa lingkungan belajar sangat mendukung munculnya berbagai pandangan dan interpretasi terhadap realitas, konstruksi pengetahuan, serta aktivitas-aktivitas lain yang didasarkan pada pengalaman”.23

20

E Mulyasa, op.cit, h.102 21

Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2011), h. 105 22

Sardiman A M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers,

2007),h.37 23

(29)

Sebagaimana dikatakan Komarudin kaitannya dengan pembelajaran, menurut teori konstruktivisme yang menjadi dasar bahwa siswa memperoleh pengetahuan adalah karena keaktifan siswa itu sendiri. Konsep pembelajaran menurut teori konstruktivisme adalah suatu proses pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk melakukan proses aktif membangun konsep baru, pengertian baru dan pengetahuan baru berdasarkan data.24

Sebagaimana dikatakan oleh Yatim Riyanto, Tujuan pembelajaran konstruktivistik ini ditentukan pada bagaimana belajar, yaitu menciptakan pemahaman baru yang menuntut aktivitas kreatif produktif dalam konteks nyata yang mendorong siswa untuk berpikir. Menurut prinsip teori ini, guru hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi siswa harus membangun sendiri pengetahuan dalam benaknya. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menentukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri untuk belajar. Praktik pembelajaran konstruktif dilakukan untuk membantu siswa membentuk, mengubah diri atau mentransformasikan informasi baru.25

Selain teori konstrutivisme, teori belajar kognitif juga mendukung pendekatan lingkungan. Teori kognitif adalah teori belajar yang berfokus pada pembentukan konsep berpikir, membangun pengetahuan atau proses-proses sentral seperti ide-ide, sikap, harapan.26

Menurut teori ini ilmu pengetahuan dibangun dalam diri individu melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan. Teori ini menyatakan, proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik jika seorang pendidik mampu memberi kesempatan pada siswanya untuk menemukan suatu konsep atau informasi melalui contoh-contoh yang kongkret.27

24

Sukardjo Ukim Komarudin, Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2009), h. 55 25

Yatim Riyanto, op. cit., h. 144-145 26

Muhbibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2006), Cet. 12, h. 22 27

Imalatur Roihah, “Implikasi Teori Kognititf Jean Piaget Dalam Pembentukan Kepribadian

(30)

Kognitif merupakan kemampuan yang berpusat di otak berfungsi untuk menerima, mengolah dan menginterpretasikan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh anak melalui interaksinya dengan lingkungan.28

Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan merupakan strategi pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sebagai sumber dan sarana belajar bagi siswanya. Dimana pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan ini didukung oleh teori belajar konstrutivisme dan teori belajar kognitif.

3. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Berbasis Pendekatan Lingkungan

Pendekatan merupakan strategi yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran . Setiap pendekatan dalam pembelajaran memilki tujuan dan manfaat bagi siswa maupun bagi keberlangsungan kegiatan pembelajaran.

Sebagaimana dikatakan oleh Wina Sanjaya, Tujuan pembelajaran pada hakikatnya adalah perubahan perilaku siswa baik perubahan perilaku dalam bidang kognitif, afektif maupun psikomotorik. Pengembangan perilaku dalam bidang kognitif secara sederhana adalah pengembangan kemampuan intelektual siswa, pengembangan perilaku dalam bidang afektif adalah pengembangan sikap siswa, pengembangan psikomotorik adalah pengembangan keterampilan siswa.29 Oleh karena itu, dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan dan upaya mengembangkan potensi peserta didik, proses pembelajarn tidak hanya mengembangkan kemampuan kognitif, tetapi juga mengembangkan kecakapan aspek afektif dan psikomotorik. Selanjutnya akan mengembangkan kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual secara berimbang.

Menurut Wina Sanjaya, “Implementasi pemanfaatan sumber belajar di dalam proses pembelajaran tercantum dalam kurikulum saat ini bahwa dalam proses pembelajaran yang efektif adalah proses pembelajaran yang

28Ibid

., h. 16 29

(31)

menggunakan berbagai ragam sumber belajar”.30 Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sangat efektif untuk menciptakan suatu kegiatan belajar yang produktif. Sumber belajar memiliki peranan penting dalam proses belajar mengajar sehingga siswa mudah memahami pelajaran. Lingkungan sebagai sumber belajar dapat mendorong siswa untuk belajar secara mandiri. Siswa dapat mengekspresikan diri mereka dalam berbagai cara memecahkan masalah dan membentuk pengetahuan serta memperoleh pemahaman konsep nyata di dalam lingkungan hidup mereka.

Menurut Leksono, ”Buah dari proses pendidikan dan pembelajaran akhirnya akan bermuara pada lingkungan. Manfaat keberhasilan pembelajaran akan terasa jika apa yang kita peroleh dari pembelajaran dapat diaplikasikan dan diimplementasikan dalam realitas kehidupan. Manfaat tersebut merupakan salah satu sisi positif yang melatarbelakangi pembelajaran dengan pendekatan lingkungan”.31

Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar yang dikemas melalui keterampilan proses sangat tepat disajikan dalam proses pembelajaran IPS dan akan menciptakan interaksi yang lebih tinggi karena fisik maupun mental siswa terlibat langsung ke dalam lingkungan. Antara guru dan siswa dapat bekerja sama dalam proses belajar dengan cara memilih lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, misalnya dalam materi hidrosfer, siswa secara langsung mengamati gejala-gejala hidrosfer pada lingkungan alam sekitar.

Dampak positif diterapkannya pendekatan lingkungan dalam pembelajaran yaitu dapat memacu sikap rasa ingin tahu siswa. Semakin sering siswa diajak berinteaksi dengan lingkungan secara langsung maka rasa ingin tahu serta partisipasi belajar siswa akan semakin meningkat. Dengan demikian,

30Ibid

., h. 228 31

Ibut Priono Leksono, Implikasi Penerapan PAIKEM dalam Prosses Pembelajaran,

(32)

penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta memacu motivasi belajar siswa.

4. Teknik Pendekatan Lingkungan

Setiap pendekatan pembelajaran memilki teknik dalam penerapannya begitu juga pembelajaran dengan menggunakan strategi pendekatan lingkungan memiliki langkah-langkah maupun teknik dalam penerapannya.

Menurut E Mulyasa, dalam pendekatan lingkungan pengetahuan yang diberikan harus memberi jalan keluar bagi peserta didik dalam menanggapi lingkungannya, pemilihan tema seyogyanya ditentukan oleh kebutuhan lingkungan peserta didik. Belajar dengan pendekatan lingkungan berarti peserta didik mendapatkan pengetahuan dan pemahaman dengan cara mengamati sendiri apa-apa yang ada di lingkungan.32

Menurut Nasution, ada bermacam-macam cara untuk menggunakan sumber-sumber dalam lingkungan untuk kepentingan pelajaran. Pada umumnya dapat dibagi dalam dua golongan sebagai berikut:

1) Membawa siswa ke dalam lingkungan dan masyarakat untuk keperluan pelajaran (karyawisata, school camping, survey).

2) Membawa sumber-sumber dari lingkungan ke dalam kelas untuk kepentingan pelajaran (resource person, benda-benda seperti pameran atau koleksi).33

Kedua jenis cara tersebut tidak terlepas satu sama lain, karena siswa biasanya sering mengunjungi lingkungan atau membawa benda dan contoh ke dalam kelas. Dapat juga melakukan keduanya, yaitu mengunjungi lingkungan kemudian membawa yang di dapat dari lingkungan ke dalam kelas.

Pembelajaran Pendekatan Lingkungan sama halnya seperti karyawisata, sebagaimana yang diungkapkan Nasution, karyawisata mempunyai nilai-nilai sebagai berikut:

1) Memberi pengalaman-pengalaman langsung.

32

E Mulyasa, op.cit, h.101 33

(33)

2) Membangkitkan minat baru atau memperkuat minat yang telah ada

3) Memberi motivasi kepada murid untuk menyelidiki sebab musabab sesuatu 4) Menanamkan kesadaran akan masalah-masalah yang terdapat di dalam

masyarakat

5) Memberikan pengertian yang luas tentang kehidupan.34

Teknik pembelajaran yang digunakan dalam pendekatan lingkungan dapat mendukung keberlangungan pembelajaran yang menyenangkan dan lebih bermakna bagi siswa.

C.Hakikat Belajar dan Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar

Setiap individu mengalami proses perubahan sikap dan tingkah laku. Seseorang akan memperoleh perubahan tingkah laku, kecakapan keterampilan serta memperoleh pengetahuan melalui proses belajar.

Sebagaimana dikatakan Martinis Yamin, “Belajar merupakan proses seseorang memperoleh kecakapan keterampilan dan sikap. Belajar dimulai dari masa kecil sampai akhir hayat seseorang”.35

Menurut Slameto, “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.36

Seseorang dikatakan belajar apabila telah terjadi perubahan di dalam dirinya. Perubahan tersebut terjadi karena adanya interaksi dengan orang lain atau lingkungannya yang menyangkut semua aspek kepribadian individu, berkenaan dengan penguasaan dan penambahan wawasan pengetahuan.

34

Ibid, h.133 35

Martinis Yamin, Strategi Pembelajarn Berbasis Kompetensi, ( Jakarta: Gaung Persada

Press, 2003), Cet. 2 h. 97 36

Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester (SKS), (Jakarta: Bumi

(34)

Menurut Yatim Riyanto dalam bukunya yang mengutip pendapat Wingkel, “Belajar adalah suatu aktivitas mental dan psikis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dengan lingkungan”.37

Menurut Ngalim Purwanto, Belajar dapat dicirikan dengan beberapa perubahan yaitu pertama perubahan tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik. Kedua, perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman. Ketiga, yaitu untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap, harus merupakan akhir dari periode waktu yang cukup lama. Selanjutnya yaitu tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis.38

Berdasarkan teori Gestalt tentang insightfull learning teory, belajar pada hakikatnya merupakan hasil dari proses interaksi antara diri individu dengan lingkungan sekitarnya. Belajar tidak semata-mata sebagai suatu stimulus, tetapi lebih daripada itu dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti mengalami yang disebut learning by process.39 Jadi hasil belajar dapat diperoleh siswa bilamana mereka melakukannya dengan keaktifan yang tinggi baik dalam memahami, mengalami dan berbuat sesuai dengan apa yang ingin mereka pelajari.

Menurut Chaplin dalam Dictionary of Psychology, “membatasi belajar dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama berbunyi: belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat dari latihan dan pengalaman. Rumusan kedua berbunyi: belajar ialah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus”.40 Dalam hal ini berarti perubahan tinglah laku harus relatif menetap bukan sementara. Jadi,

37

Yatim Riyanto, op. cit., h. 61 38

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), h. 85

39

Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),

h. 26 40

Muhbibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja

(35)

jika perubahan bersifat sementara maka perubahan tingkah laku itu bukan merupakan perubahan dalam belajar.

Proses belajar ditandai oleh adanya perubahan pada perilaku individu. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata dalam bukunya yang mengutip pendapat Cronbach, mengemukakan adanya tujuh unsur utama dalam proses belajar, yaitu:

1) Tujuan. Belajar dimulai karena adanya suatu tujuan yang ingin dicapai. 2) Kesiapan. Untuk dapat melakukan kegiatan belajar dengan baik individu

perlu memiliki kesiapan.

3) Situasi. Kegiatan belajar berlangsung dalam suatu situasi belajar.

4) Interpretasi. Dalam menghadapi situasi, individu melihat hubungan diantara komponen-komponen situasi belajar.

5) Respons. Hasil dari interpretasi individu yang mungkin mencapai tujuan yang diharapkan.

6) Konsekuensi. Hasil dari usaha yang berupa keberhasilan ataupun kegagalan. 7) Reaksi terhadap kegagalan.41

Dengan demikian dapat disimpulkan, belajar merupakan proses perubahan di dalam diri individu. Dari proses belajar, seseorang akan memperoleh perubahan tingkah laku, kecakapan keterampilan serta memperoleh pengetahuan. Belajar juga dapat diartikan sebagai aktivitas pengembangan diri seseorang melalui pengalaman, dan proses belajar telah terjadi di dalam diri seseorang setelah terjadi perubahan didalam dirinya. Perubahan di dalam diri seseorang dikatakan sebagai hasil proses belajar.

Menurut Sardiman, dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya kondisi belajar yang kondusif. Jika ditinjau secara umum maka tujuan belajar itu ada tiga jenis, diantaranya:

a) Untuk mendapatkan pengetahuan. b) Penanaman konsep dan keterampilan. c) Pembentukan sikap.42

41

Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2003), h.157 42

(36)

Sardiman juga berpendapat bahwa, proses belajar dapat berlangsung dengan baik jika dalam proses belajar tersebut diperhatikan tujuan belajar sesungguhnya. Belajar memiliki beberapa maksud dan tujuan antara lain: a) Mengetahui suatu kepandaian, kecakapan atau konsep yang sebelumnya

tidak pernah diketahui.

b) Dapat mengerjakan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat berbuat, baik tingkah laku maupun keterampilan.

c) Mampu mengkombinasikan dua pengetahuan atau lebih ke dalam suatu pengertian baru, baik keterampilan, pengetahuan, konsep maupun sikap atau tingkah laku.

d) Dapat memahami dan menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh.43

Dengan melihat beberapa maksud dan tujuan tersebut maka faktor keaktifan siswa sebagai subjek belajar sangat menetukan. Jadi pada intinya tujuan belajar itu adalah ingin mendapatkan pengertahuan, keterampilan dan penanaman sikap mental atau nilai-nilai.

2. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar diperoleh dari proses belajar. Belajar merupakan pencapaian tujuan belajar. Tujuan belajar yaitu agar siswa memperoleh perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung secara berkesinambungan. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata, “Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan

43Ibid

(37)

berpikir maupun keterampilan motorik”.44 Di sekolah hasil belajar dapat dilihat dari penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang dipelajarinya.

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil pengalaman yang didapat dari usaha seseorang dalam belajar dapat menyebabkan perubahan tingkah laku yang diperoleh dari proses belajar. Menurut Benyamin Bloom meliputi tiga ranah, yaitu:

1) Ranah kognitif, berkenaan dengan perilaku yang berhubungan dengan berpikir, mengetahui dan memecahkan masalah.

2) Ranah afektif, berkaitan dengan sikap, nilai, minat, apresiasi dan penyesuaian perasaan sosial.

3) Ranah psikomotorik, mencakup tujuan berkaitan dengan keterampilan yang bersifat manual.

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata dalam bukunya yang mengutip pendapat Gagne, hasil belajar dibagi menjadi lima kategori, yaitu:

a) Informasi verbal

b) Keterampilan intelektual c) Strategi kognitif

d) Sikap

e) Keterampilan psikomotorik.45

Menurut Sardiman, pencapaian tujuan belajar berarti akan menghasilkan hasil belajar. Relevan dengan uraian mengenai tujuan belajar tersebut, maka hasil belajar itu meliputi:

a) Hal ihwal keilmuan dan pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif) b) Hal ihwal personal, kepribadian atau sikap (afektif)

c) Hal ihwal kelakuan, keterampilan atau penampilan (psikomotorik).46

Hasil belajar setiap siswa akan berbeda satu sama lain, karena pengalaman belajar dan perilaku belajar tiap siswa tidak sama. Pengalaman belajar siswa

44

Nana Syaodih Sukmadinata, op. cit., h. 102

45

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2001), h. 22 46

(38)

dapat dilihat melalui tes belajar, dan juga bisa dilihat dari perilaku siswa. Pengalaman baik maupun tidak baik dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Semakin baik pengalaman yang diterima maka semakin baik hasil yang diperoleh, begitu juga sebaliknya. Selain itu, pengalaman belajar siswa diwujudkan dalam bentuk tingkat pengetahuan terhadap materi-materi yang dipelajarinya dapat diketahui dari kegiatan belajarnya. Hasil belajar sangat erat kaitannya dengan metode atau strategi yang digunakan pada suatu pembelajaran. Semakin tepat pemilihan metode atau strategi pembelajaran maka hasil belajar akan semakin baik. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hasil belajar yang baik harus meliputi beberapa aspek penting meliputi aspek kognitif, afektif, psikomotorik.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan tolak ukur keberhasilan atau kemampuan siswa setelah melakukan latihan atau proses selama belajar. Namun keberhasilan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal tidak mudah begitu saja, ada beberapa faktor yang memengaruhi proses hasil belajar siswa.

Menurut Muhbibin Syah, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar secara global dibedakan menjadi tiga macam yaitu faktor internal, faktor eksternal dan faktor pendekatan belajar.

a) Faktor internal siswa

 Aspek psikologis (Jasmaniah) kondisi umum jasmani yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.

 Aspek Psikologis meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Kondisi mental yang lemah mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa oleh karena itu untuk mendukung keberhasilan belajar dibutuhkan kondsi mental yang mantap dan stabil.

b) Faktor eksternal siswa

(39)

dan teman-teman sekelas dapat dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Kedua, lingkungan sosial siswa. Lingkungan sosial siswa adalah masyarakat juga tetangga dan teman-teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut. Ketiga, lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan sosial yang paling banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri.

 Lingkungan Nonsosial, faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsiosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

c) Faktor pendekatan belajar

Pendekatan belajar dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efesiensi proses pembelajaran materi tertentu. Faktor pendekatan belajar berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses pembelajaran siswa tersebut. Siswa yang mengaplikasikan strategi pendekatan berdasarkan pemaksimalan pemahaman (deep approach) terhadap materi pelajaran mungkin berpeluang untuk meraih prestasi belajar bermutu daripada siswa yang menggunakan pendekatan belajar dengan cara menghapal rincian-rincian materi (surface approach).47

Belajar juga merupakan proses perubahan dalam diri individu. Usaha dan keberhasilan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersumber pada diri individu atau lingkungannya. Banyak faktor yang ada dalam diri siswa (internal) yang mempengaruhi usaha dan keberhasilan belajarnya, faktor tersebut meliputi aspek:

a) Jasmaniah, mencakup kondisi dan kesehatan jasmani dari individu.

b) Psikis atau rohaniah, menyangkut kondisi kesehatan psikis, kemampuan intelektual, sosial, psikomotor serta kondisi afektif dan kognitif dari individu.

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata, keberhasilan belajar juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar diri siswa (eksternal), baik faktor fisik

47

Muhbibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja

(40)

maupun sosial psikologis yang berada pada lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

a) Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam pendidikan, memberikan landasan dasar bagi proses belajar pada lingkungan sekolah dan masyarakat.

b) Lingkungan sekolah, memegang peranan penting bagi perkembangan belajar para siswa.

c) Lingkungan masyarakat berpengaruh terhadap semangat dan aktivitas belajar siswa.48

Dengan demikian bahwa keberhasilan dalam proses belajar tidak sepenuhnya dititik beratkan pada faktor internal siswa tetapi ada faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi yaitu faktor eksternal siswa (lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial) dan faktor pendekatan belajar.

D.Hakikat Pembelajaran IPS 1. Pengertian IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan suatu ilmu pengetahuan yang bersifat komprehensif, karena pembahasan Ilmu Pengetahuan Sosial ini selalu terkait dengan aspek ilmu-ilmu sosial lainnya.

Sebagaimana dikatakan Gunawan, “Hakikat IPS adalah telaah tentang manusia dan dunianya. Manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya.”49

Menurut Trianto, “Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar

48

Nana Syaodih, op. cit., h. 162-164 49

Rudy Gunawan, Pendidikan IPS: Filosofi, Konsep dan Aplikasi, (Bandung: Alfabeta,

(41)

realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang ilmu-ilmu sosial”50

Menurut Rudy Gunawan di dalam bukunya yang mengutip pendapat Sumantri, “ IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial (Social Science), maupun ilmu pendidikan”.51

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari tentang tingkahlaku manusia di masyarakat yang meliputi beberapa aspek seperti aspek ekonomi, sosial, budaya, dan politik, yang di padukan menjadi satu bidang ilmu yang didalamnya terbagai beberapa cabang seperti geografi, ekonomi, sosiologi, sejarah dan ilmu-ilmu sosial lainnya.

2. Karakteristik IPS

Karakteristik pembelajaran IPS yang membedakan dengan pembelajaran ilmu-ilmu sosial lainnya yang dikemukakan oleh A.Kosasih Djahiri sebagai berikut :

a) IPS berusaha mempertautkan teori ilmu dengan fakta atau sebaliknya (menelaah fakta dari segi ilmu).

b) Penelahaan dan pembahasan IPS tidak hanya dari satu bidang disiplin ilmu saja,melainkan bersifat komprehenshif (meluas/dari berbagai ilmu sosial dan lainnya, sehingga berbagai konsep ilmu secara terintegrasi terpadu) digunakan untuk menelaah satu masalah/tema/topik.

c) Mengutamakan peran aktif siswa melalui proses belajar inkuiri agar siswa mampu mengembangkan berpikir kritis,rasional dan analitis.

d) Program pembelajaran disusun dengan menghubungkan bahan-bahan dari berbagai disiplin ilmu sosial dan lainnya dengan kehidupan nyata di masyarakat, pengalaman, permasalahan, kebutuhan dan memproyeksikannya kepada kehidupan di masa depan baik dari lingkungan alam dan budanyanya.

e) IPS dihadapkan secara konsep dan kehidupan sosial yang sangat labil (mudah berubah), sehingga titik berat pembelajaran adalah terjadinya proses

50

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi dan Implementasinya dalam

KTSP, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h.171

51

(42)

internalisasi secara mantap dan aktif pada diri siswa agar siswa memiliki kebiasaan dan kemahiran untuk menelaah permasalahan kehidupan nyata pada masyarakatnya.

f) IPS mengutamakan hal-hal, arti dan penghayatan hubungan antarmanusia yang bersifat manusiawi.

g) Pembelajaran tidak hanya mengutamakan pengetahuan semata, juga nilai dan keterampilannya.

h) Berusaha untuk memuaskan setiap siswa yang berbeda melalui program maupun pembelajarannya dalam arti memperhatikan minat siswa dan masalah-masalah kemasyarakatan yang dekat dengan kehidupannya.

i) Dalam pengembangan program pembelajaran senantiasa melaksanakan prinsip-prinsip, karakteristik dan pendekatan-pendekatan yang menjadi cirri IPS itu sendiri.52

Adapun jatidiri Pendidikan IPS menurut Somantri adalah sebagai berikut:

1) Adanya hubungan interdisipliner dan/atau transdisipliner antara disiplin ilmu-ilmu pendidikan dan ilmu-ilmu sosial dan humaniora bahkan dengan ilmu teknologi, seni, dan agama

2) Hubungan antara disiplin itu disebabkan adanya kebutuhan dan kegunaan yaitu kepentingan pendidikan sebagai advance knowledge

3) Proses pendekatan antardisipliner merupakan seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora untuk tujuan pendidikan.53

E.Hasil Penelitian yang Relevan

Pada penelitian ini peneliti merujuk pada hasil penelitian terdahulu yang relevan. Berikut ini beberapa hasil penelitian yang mendukung penelitian yang dilakukan peneliti, yaitu:

1) Siti Sopiatun, Pengaruh Penggunaan Pendekatan Lingkungan Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa terdapat pengaruh penggunaan pendekatan lingkungan terhadap hasil belajar biologi siswa yaitu ditandai dengan adanya peningkatan penguasaan konsep siswa pada

52

Wiwik Ariyani, Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Contextual

Teaching and Learning (CTL) dalam Pembelajaran IPS, Skripsi Universitas Lampung, Lampung, 2014

53

(43)

materi pencemaran lingkungan setelah pembelajaran menggunakan pendekatan lingkungan.54

2) Naily Hidayati, Pengaruh Metode Outdoor Study Terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam Di Taman Mini Indonesia Indah. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa terdapat pengaruh penggunaan metode outdoor study terhadap hasil belajar geografi siswa. 55 3) Neni Setiyani, Pengaruh Pemanfaatan Lingkungan Alam Sebagai Sumber

Belajar Terhadap Hasil Belajar Kognitif IPA Siswa. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa pemanfaatan lingkungan alam sebagai sumber belajar memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar kognitif IPA siswa.56

4) Yogie Dhany Saputro, Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Eksperimen Terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa MAN Parungpanjang. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa pembelajran dengan menggunakan metode pembelajaran eksperimen memiliki pengaruh yang positif terhadap hasil belajar geografi siswa.57

F. Kerangka Berpikir

Guru memiliki peranan penting dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan guru dalam menyampaikan materi pelajaran adalah cara penyampaian materi atau strategi

54Siti Sopiatun, “Pengaruh Penggunaan Pendekatan Lingkungan

Terhadap Hasil Belajar

Biologi SIswa (Eksperimen di MTs Negeri Tanggerang 11 Pamulang Tanggerang Selatan)” Skripsi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah, 2010). 55

Naily Hidayati, “Pengaruh Metode Outdoor Study Terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa

Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam Di Taman Mini Indonesia Indah (Penelitian Kuasi

Eksperimen di SMAN 63 Jakarta)” Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan

Utama UIN Syarif Hidayatullah, 2014). 56

Neni Setiyani, “Pengaruh Pemanfaatan Lingkungan Alam Sebagai Sumber Belajar

Terhadap Hasil Belajar Kognitif IPA Siswa Kelas IV SDN 1 Makam Rembang Purbalingga” Skripsi

Universitas Negeri Yogyakarta, 2012. 57

Yogie Dhany Saputro, “Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Eksperimen Terhadap

Hasil Belajar Geografi Siswa MAN Parungpanjang” Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta:

(44)

pembelajaran yang dipilihnya. Strategi pembelajaran yang tepat dapat memudahkan siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru.

Pada hakikatnya Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan ilmu pengetahuan yang menelaah tentang manusia dalam hubungan sosialnya atau kemasyarakatannya. Materi pembelajaran IPS diambil dari kehidupan nyata yang terdapat di lingkungan alam maupun lingkungan masyarakat. Sebagian besar materi pelajaran IPS sangat berkaitan dengan lingkungan. Namun selama ini pengajaran IPS di sekolah-sekolah lebih banyak hanya dengan penjabaran konsep yang dilakukan di kelas dan jarang sekali melibatkan atau mengajak siswa untuk mengamati secara langsung pada lingkungan alam atau lingkungan masyarakat sekitar. Proses pembelajaran juga lebih berpusat pada guru, sehingga siswa tidak aktif dalam belajar dan pada akhirnya nilai hasil belajar siswapun masih tergolong rendah.

Salah satu strategi dalam pembelajaran yang dapat menjadikan siswa berpikir kritis, penanaman watak, nilai dan sikap sosial yang baik, mengembangkan kecakapan dasar siswa peduli terhadap lingkungan di sekitarnya adalah melalui pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan. Pembelajaran Berbasis Pendekatan Lingkungan merupakan strategi pembelajaran dimana siswa diajak secara langsung berhadapan dengan lingkungan.

Melalui strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan, siswa akan melaksanakan pembelajaran dengan cara terjun langsung ke dalam lingkungan (studi observasi) baik dalam lingkungan alam, sosial maupun budaya terkait dengan materi yang mereka pelajari di sekolah.

(45)
[image:45.612.139.533.175.702.2]

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Berpikir

Pembelajaran IPS

Hasil Belajar pada mata pelajaran IPS masih

tergolong rendah

Strategi Pembelajaran Berbasis Pendekatan

Lingkungan

Meningkatnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS

 Proses pembelajaran berpusat pada guru

 Siswa tidak turut serta aktif dalam pembelajaran

 Kurangnya penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar

Metode Diskusi dan Ceramah

PRETEST

POSTTEST

(46)

G.Perumusan Hipotesis

Berdasarkan hasil deskripsi teoritis dan kerangka berpikir diatas, untuk memudahkan dalam analisis data, maka perumusan hipotesis dinyatakan dengan: Ha = Terdapat pengaruh penggunaan strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.

(47)

32 A. Tempat Penelitian

[image:47.612.117.555.233.683.2]

Penelitian dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Darul Ma’arif yang beralamat di Jl. RS Fatmawati No. 45 Kelurahan Cipete Selatan Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan. Berikut ini merupakan peta lokasi Madrasah Tsanawiyah (MTs) Darul Ma’arif:

(48)
[image:48.612.119.560.243.627.2]

Kemudian peneliti melaksanakan startegi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan dengan mengajak siswa untuk studi observasi ke Curug Cilember yang beralamat di Jl. Cisarua Puncak Km 10 Desa Cilember Kecamatan Cisarua Puncak Bogor, Jawa Barat. Berikut ini merupakan peta lokasi Curug Cilember:

(49)

B. Waktu Penelitian

[image:49.612.124.533.183.507.2]

Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai pada bulan Februari sampai dengan September 2015.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

Kegiatan Penelitian

Tahun 2015

Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept

1 Pembuatan instrument 2 Pengumpulan

data

3 Analisis data 4 Pengolahan data 5 Penyusunan

laporan penelitian

C. Metode dan Desain Penelitian

Metode dalam penelitian ini menggunakan metode Pre Experimental Design. Seperti yang dikutip dalam Suharsimi Arikunto, “Metode penelitian Pre

Experimental Design sering dipandang sebagai eksperimen yang tidak sesungguhnya. Oleh karena itu sering disebut dengan istilah quasi eksperimen”.1

Desain penelitian yang akan digunakan yaitu One-Group Pretest and Posttest Design, di dalam desain ini pengumpulan data dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Pengumpulan data sebelum diadakan eksperimen disebut pretest dan pengumpulan data setelah diadakan eksperimen disebut posttest, dengan demikian hasil perlakuan dapat

1

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:Rineka Cipta,

(50)

diketahui lebih akurat karena dapat membandingkan keadaan sebelum dan setelah diberikan perlakuan.2

Pada awalnya peneliti memberikan pretest kepada sampel yang dijadikan objek penelitian. Kemudian menguji coba strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Setelah pemberian treatment selesai dilakukan maka peneliti memberikan posttest. Dari pretest dan posttest maka akan dilakukan beberapa analisis data. Jika dalam analisis data tersebut menunjukan perbedaan maka treatment yang dilakukan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. “Between O1 and O2 many other change-producing events may

have occurred in addition to the experiment’s X”.3

Pemilihan One-Group Pretest and Posttest Design ini berdasarkan hasil observasi awal yang menunjukan seluruh kelas populasi mempunyai komposisi peserta didik yang hampir sama dan tidak ada pembeda atau pelabelan kelas berdasarkan apapun baik lebih unggul atau tidak dan lebih akademis atau tidak. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Donald T. Campbell dan Julian C. Stanley bahwa “The first of these One-Group Pretest and Posttest Design uncontrolled rival hypotheses is history”.4

[image:50.612.133.527.374.590.2]

Desain pe

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir……………………………………… 30 Gambar 3.1 Peta Lokasi MTs Darul Ma’arif………………………………..
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
Gambar 3.1
Gambar 3.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menciptakan proses belajar mengajar yang bisa menimbulkan komunikasi dua arah, serta dapat mencapai tujuan pembelajaran matematika yang sesuai dengan waktu

Penulis simpulkan bahwa pendekatan spiral dan ditunjang oleh media pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS pada materi

Untuk memperoleh data tentang variabel siswa dengan kepribadian sanguinis dan koleris terhadap perilaku belajar , maka penelitian mengunakan instrumen angket, dengan

pada kedua kelas sampel dengan soal tes yang sama untuk mengetahui hasil..

Dapat dilihat aspek-aspek yang diamati pada kegiatan belajar mengajar siklus III yang dilaksanakan oleh guru dengan menerapkan Media gambar mendapatkan penilaian cukup baik dari