BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PIKIR, dan PENGAJUAN
2. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar
Belajar selalu berkenaan dengan perubahan-perubahan pada diri orang yang belajar. Perubahan-perubahan dapat tertuju kepada yang lebih baik atau pun yang kurang baik, direncanakan atau tidak direncanakan. Hal lain yang selalu terkait dalam belajar adalah pengalaman yang berbentuk interaksi dengan orang lain atau lingkungannya. 22 Belajar menurut bahasa adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.23 Dalam buku yang ditulis oleh Muhibin Syah “belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan”.24
Menurut pengertian secara psikologis, “belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya”.25 Belajar adalah sebuah proses yang kompleks yang di dalamnya terkandung beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut adalah:
a) Bertambahnya jumlah pengetahuan.
b) Adanya kemampuan mengingat dan mereproduksi. c) Ada penerapan pengetahuan.
d) Menyimpulkan makna.
e) Menafsirkan dan mengkaitkan dengan realitas, dan f) Adanya perubahan sebagai pribadi.26
22
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 155
23
Nurochim, Perencanaan Pembelajaran Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 6
24
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), h. 87
25
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempenngaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 2
26
Evelin Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h. 4
19
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan aktivitas yang memberikan dampak terhadap orang yang melakukan kegiatan ini untuk mendapatkan ilmu dan perubahan tingkah laku yang baik atau sebaliknya dari hasil interaksi dengan lingkungannya pada setiap jenjang pendidikan.
b. Jenis-jenis Belajar
Berbagai jenis belajar menurut para ahli dapat dijabarkan sebagai berikut, yaitu:
1) Menurut Robert M. Gagne
a) Belajar isyarat (signallearning)
b) Belajar stimulus respon. Memberikan respon yang tepat terhadap stimulus yang diberikan.
c) Belajar merantaikan (chaining). Belajar dengan membuat gerakan-gerakan motorik sehingga akhirnya memberikan rangkaian gerak dalam urutan tertentu.
d) Belajar asosiasi verbal (verbal association). Belajar menghubungkan suatu kata dengan suatu objek yang berupa benda, orang atau kejadian dengan merangkaikan sejumlah kata dalam urutan yang tepat.
e) Belajar membedakan (discrimination). Memberikan reaksi yang berbeda-beda pada stimulus yang mempunyai kesamaan.
f) Belajar konsep (concept learning). Belajar mengklasifikasikan stimulus atau objek-objek dalam kelompok tertentu yang membentuk suatu konsep.
g) Belajar dalil (rule learning). Tipe belajar unutk menghasilkan aturan atau kaidah yang terdiri dari penggabungan beberapa konsep.
h) Belajar memecahkan masalah (problem solving). Tipe belajar yang menggabungkan beberapa kaidah untuk memecahkan masalah.
2) Menurut Bloom
Benyamin S Bloom adalah ahli pendidikan yang terkenal sebagai pencetus konsep taksonomi belajar. Taksonomi belajar adalah pengelompokan tujuan belajar berdasarkan domain atau kawasan belajar.27
a) Cognitive Domain (kawasan kognitif) adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek intelektual, terdiri dari: 1) Pegetahuan (knowledge) 2) Pemahaman (comprehension) 3) Penerpan (aplication) 4) Penguraian (analysis) 5) Memadukan (synthesis) 6) Penilaian (evaluation)
b) Affective Domain (kawasan afektif) adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek emosional, terdiri dari: 1) Penerimaan (receiving/attending)
2) Sambutan (responding) 3) Penilaian (valuing)
4) Pengorganisasian (organization) 5) Karakterisasi (characterization)
c) Psychomotor Domain (kawasan psikomotorik) adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang melibatkan fungsi sistem saraf dan otot dan fungsi psikis, terdiri dari:
1) Kesiapan (set) 2) Meniru (imitation)
27
Evelin Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h. 8
21
3) Membiasakan (habitual) 4) Adaptasi (adaption)
3) Penggabungan dari Tiga Ahli (A. De Block, Robert M. Gagne, C. Van Parreren)
a) Belajar dari kata-kata. Orang mulai menangkap arti yang terkandung dalam kata-kata yang digunakan.
b) Belajar kognitif. c) Belajar menghafal.
d) Belajar teoritis. Bertujuan untuk menempatkan semua data dan fakta dalam suatu kerangka organisasi mental.
e) Belajar konsep. f) Belajar kaidah. g) Belajar berpikir. 4) Menurut John Dewey
Konsep Dewey tentang berpikir menjadi dasar unutk pemecahan masalah adalah sebagai berikut:
a) Adanya kesulitan yang dirasakan dan kesadaran akan adanya masalah.
b) Masalah itu diperjelas dan dibatasi.
c) Mencari informasi atau data dan kemudian data itu diorganisasikan.
d) Mencari hubungan-hubungan untuk merumuskan hipotesis-hipotesis, kemudian dinilai, diuji, agar dapat ditentukan untuk diterima atau ditolak.
e) Penerapan pemecahan terhadap masalah yang dihadapi sekaligus berlaku sebagai penguji kebenaran pemecahan tersebut untuk dapat sampai pada kesimpulan.
5) Menurut UNESCO
a) Learning to know. Terkandung makna bagaimana belajar, dalam hal ini ada tiga aspek: apa yang dipelajari, bagaimana caranya dan siapa yang belajar.
b) Learning to do. Dikaitkan dengan dunia kerja, membantu seseorang mampu mempersiapkan diri untuk bekerja atau mencari nafkah. Menekankan perkembangan keterampilan untuk yang berhubungan dengan dunia kerja.
c) Learning to live together. Belajar ini ditekankan seseorang atau pihak yang belajar mampu hidup bersama, dengan memahami orang lain, sejarahnya, budayanya, dan mampu berinteraksi dengan orang lain secara harmonis.
d) Learning to be. Belajar ini ditekankan pada pengembangan potensi insani secara maksimal.28
Menurut Muhibibin Syah dalam bukunya Psikologi Pendidikan, jenis-jenis belajar, dibedakan menjadi:
1) Belajar Abstrak ialah belajar yang menggunakan cara-cara berpikir asbtrak.
2) Belajar Keterampilan ialah belajar dengan menggunakan gerakan-gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot.
3) Belajar Sosial adalah belajar memahami masalah-masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut.
4) Belajar Pemecahan Masalah adalah belajar yang menggunakan metode-metode ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, teratur, dan teliti.
5) Belajar Rasional ialah belajar dengan menggunakan kemampuan berpikir secara logis dan rasional (sesuai dengan akal sehat).
6) Belajar Kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan-kebiasaan-kebiasaan yang telah ada.
28
Nurochim, Perencanaan Pembelajaran Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 12-17
23
7) Belajar Apresiasi adalah belajar mempertimbangkan arti penting atau nilai suatu objek.
8) Belajar Pengetahuan adalah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu.29
c. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yaitu
1) Keterampilan dan kebiasaan. 2) Pengetahuan dan pengertian. 3) Sikap dan cita-cita.30
Menurut Suprijono, hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. 31 Menurut Gagne, hasil belajar berupa hal-hal berikut:
1) Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. 2) Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan
konsep dan lambang.
3) Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya.
4) Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga tewujud otomatisme gerak jasmani.
29
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), h. 120-122
30
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. 14, h. 22
31
Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran: Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), Cet. 1, h. 22
5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.32
Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang relatif menetap dalam diri seseorang sebagai akibat dari interaksi seseorang dengan lingkungannya. Hasil belajar siswa yang tampak dalam sejumlah kemampuan atau kompetensi setelah melewati kegiatan belajar mengajar sering hanya dinilai dari aspek kognitif saja, padalah dalam kenyataannya siswa yang belajar pengetahuan tertentu sebenarnya tidak hanya memperoleh keterampilan kognitif saja, tetapi pada saat yang sama juga memperoleh keterampilan psikomotorik.33
Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa yang diperoleh dari proses pembelajaran yang didapatkan saat kegiatan belajar mengajar di kelas.
d. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Secara umum, hasil belajar siswan dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu faktor-faktor yang ada dalam diri siswa dan faktor eksternal, yaitu faktor-faktor yang berada di luar diri siswa. Yang tergolong faktor internal ialah:
1) Faktor fisiologis atau jasmani individu baik bersifat bawaan maupun yang diperoleh engan melihat, mendengar, struktur tubuh, cacat tubuh, dan sebagainya.
2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun keturunan yang meliputi:
a) Faktor intelektual terdiri atas:
1) Faktor potensial, yaitu inteligensi dan bakat.
32
Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran: Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), Cet. 1, h. 23
33
Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. 3, h. 213
25
2) Faktor actual yaitu kecakapan nyata dan prestasi.
b) Faktor non-intelektual yaitu komponen-komponen kepribadian tertentu seperti sikap, minat, kebiasaan, motivasi, kebutuhan, konsep diri, penyesuaian diri, emosional, dan sebagainya.
3) Faktor kematangan baik fisik maupun psikis. Yang tergolong faktor eksternal ialah: a) Faktor sosial yang terdiri dari:
1) Faktor lingkungan keluarga. 2) Faktor lingkungan sekolah. 3) Faktor lingkungan masyarakat. 4) Faktor kelompok.
b) Faktor budaya seperti: adat istiadat, ilmu pengetahuan dan teknologi, kesenian, dan sebagainya.
c) Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim, dan sebagainya.
d) Faktor spiritual atau lingkungan keagamaan.34
e. Cara Mengukur Evaluasi Hasil Belajar 1) Menyusun rencana evaluasi hasil belajar
Sebelum evaluasi hasil belajar dilaksanakan, harus disusun terlebih dahulu perencanaan secara baik dan matang. Perencanaannya mencakup enam jenis kegiatan,yaitu:
a) Merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi. b) Menetapka aspek-aspek yang akan dievaluasi.
c) Memilih dan menentukan teknik yang akan digunakan. d) Menyusun alat pengukur yang akan dipergunakan dalam
evaluasi.
34
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum dan Pembelajaran,
e) Menentukan tolak ukur, norma atau kriteria yang akan dijadikan pegangan dalam memberikan interpretasi terhadap data hasil evaluasi.
f) Menentukan frekuensi dari kegitan evaluasi hasil belajar. 2) Menghimpun data
Wujud nyata dari kegiatan menghimpun data adalah melaksanakan pengukuran. Apabila evaluasi hasil belajar itu menggunakan teknik tes, pengamatan, wawancara atau angket dengan mengunakan instrument-intrumen tertentu berupa
rating scale, check list, interview guide atau questionnaire. 3) Melakukan verifikasi data
Data yang telah berhasil dihimpun harus disaring terlebih dahulu sebelum diolah. Verifikasi data dimaksudkan untuk dapat memisahkan data yang baik dari data yang kurang baik. 4) Mengolah dan menganalisis data
Mengolah dan menganalisis hasil evaluasi dilakukan dengan maksud untuk memberikan makna terhadap data yang telah berhasil dihimpun dalam kegiatan evaluasi. Dalam mengolah dan menganalisis data hasil evaluasi itu dapat digunakan teknik statistik dan/atau teknik nonstatistik, tergantung kepada jenis data yang akan diolah dan dianalisis. 5) Memberikan interpretasi dan menarik kesimpulan
Penafsiran atau interpretasi terhadap data hasil evaluasi belajar pada hakikatnya adalah merupakan verbalisasi dari makna yang terkandung dalam data yang mengalami pengolahan dan penganalisisan.
6) Tindak lanjut hasil evaluasi
Bertumpu pada data hasil evaluasi yang telah disusun, diatur, diolah, dianalisis dan disimpulkan sehingga dapat diketahui apa makna yang terkandung didalamnya, maka pada akhirnya evaluator akan dapat mengambil keputusan yang
27
dianggap perlu sebagai tindak lanjutan dari kegiatan evaluasi tersebut.35
f. Alat Evaluasi Hasil Belajar 1) Teknis Tes
a) Pengertian Tes
Tes adalah cara yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh testee, sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasti testee.36
2) Teknik Nontes
a) Pengamatan atau Observation
Adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.37
b) Wawancara
Adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.38
35
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), Cet. 13, h. 59-62
36
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), Cet. 13, h. 67
37
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), Cet. 13, h. 76
38
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), Cet. 13, h. 82
c) Angket
Adalah suatu teknik pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan atau pernyataan kepada responden dengan haraapan memberikan respon atas daftar pertanyaan atau peryataan tersebut.39