• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA PIKIR

4. Hakikat Belajar Kimia

Belajar adalah suatu proses, maka belajar disini adalah merupakan proses aktif siswa untuk menpelajari dan memahami konsep-konsep yang

30

dikembangkan dalam proses belajar mengajar, baik individual maupun

kelompok, baik mandiri maupun dibimbing.31

Pernyataan tentang belajar tersebut sejalan dengan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh Jacques Delosr sebagai ketua Komisi Internasional tentang pendidikan untuk abad XXI, dalam laporannya yang berjudul "Learning: The Treasure Within" (Belajar: Harta Karun di Dalamnya) sebagi berikut:32 Empat sokoguru atau pilar belajar yang tidak terpisahkan satu dengan yang lainnya, saling terkait, saling berpengaruh dan saling mengisi dan melegkapi.

a. Belajar untuk mengetahui (Learning to know)

b. Belajar untuk berbuat (Learningh to do),

c. Belajar untuk hidup bersama, hidup dengan orang-orang lain

(Learning to live together, learning to live with others)

d. Belajar untuk menjadi seseorang (Learning to be)

Kimia adalah mata pelajaran yang diajarkan pada jenjang pendidikan menengah, baik menengah pertama maupun menengah atas. Sebagai perluasan dan pengembangan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

a. Pengertian Ilmu Kimia

Ilmu kimia adalah ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan pada eksperimen yang mencari jawaban apa, mengapa dan bagaimana gejala-gejala alam. Khususnya yang berkaitan dengan komposisi, stuktur, sifat, transformasi, dinamika dan energi zat.33

Pelajaran kimia difokuskan pada pemberian pengalaman langsung menerapkan konsep, prinsif, fakta sains, temuan sains. Dalam hal ini peserta didik perlu dibantu untuk dapat mengembangkan keterampilan ilmiah untuk memahami perilaku dan gejala alam. Keterampilan yang dimaksud adalah keterampilan mengamati dengan semua indra,

31

Mulyati, Arifin. Dkk. Strategi Belar Mengajar Kimia, Prinsif Dan Aflikasinya Menuju Pembelajaran Yang Efektif, ( Bandung : UN Yogyakarta, 2000) hlm, 8.

32

Napitupulu, Untuk Apa Belajar?, ( Jakarta: Universitas Satya Negara Indonesia, 1998) hlm, 4.

33

Bambang Soehendro, Panduan Penyusunan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengan, (Jakarta: Badan Standar Nasional pendidikan. 2006) hlm, 459

mengunakan alat dan bahan, mengajukan pertanyaan, merencanakan eksperimen, merumuskan hipotesa, melakukan percobaan, menyimpulkan dan mengkomunikasikan temuan.

Hakikat belajar kimia adalah pengembangan komponen adaftif yang berhubungan dengan perubahan kondisi saat ini dengan kondisi yang akan datang. Kemampuan ini terbingkai dalam kerja ilmiah yang meliputi kemampuan merencanakan dan melakukakan percobaan, memilih, memilah, dan menata informasi, menyimpulkan, mengkomunikasikan dan menyempurnakan temuan.

b. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Kimia.34

1) Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan YME, berdasarkan

keindakan yang terkandung dalam alam ciptaan-Nya

2) Memupuk sikap ilmiah yang mencakup :

a) Sikap jujur dan obyektif terhadap data

b) Sikap Terbuka, yakni sikap menerima pendapat orang lain,

serta lapang dada

c) Ulet dan tidak cepat putus asa

d) Kritis terhadap pernyataan ilmiah, tidak mudah percaya tanpa

ada dukungan hasil observasi empiris

e) Dapat bekerjasama dengan orang lain

3) Memperoleh pengalaman melalui percobaan atau eksperimen

dalam penerapan metode ilmiah. Dimana siswa melakukan pengujian hipotesis dengan merancang eksperimen melalui pemasangan instrumen, pengambilan, pengolahan dan interpretasi data serta mengkomunikasikan hasil eksperimen secara lisan maupun tulisan.

4) Meningkatkan kesadaran tentang aplikasi sains yang dapat

bermanfaat dan juga merugikan bagi individu, masyarakat dan lingkungan serta menyadari pentingnya mengelola dan melestarikan lingkungan demi kesejahteraan masyarakat.

34

5) Memahami konsep-konsep kimia serta keterkaitannya dengan penerapannya untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi

6) Pembentukan sikap yang positif terhadap kimia, yaitu merasa

tertarik untuk mempelajari kimia lebih lanjut karena merasakan keindahan dalam keteraturan prilaku alam serta kemampuan kimia dalam menjelaskan berbagai peristiwa alam dan penerapannya dalam teknologi.

c. Ruang Lingkup Mata Pelajaraan Kimia

Materi kimia di SMA dan MA diorganisasikan dalam 5 lingkup, yaitu:35

1) Melakukan kerja ilmiah

2) Struktur dan sifat

3) Dinamika

4) Energetika Zat

5) Kimia Terapan

Lingkup bahan kajian kimia di SMA dan MA kelas X pada semester ganjil meliputi : seputar ilmu kimia, materi dan perubahannya, sitem periodik unsur dan struktur atom, ikatan kimia. pada penelitian ini peneliti mengunakan konsep senyawa karbon yang temasuk lingkup ajar

dengan melakukan pembelajaran active learning dengan strategi group

resume.

Untuk dapat memahami konsep-konsep kimia sesuai tujuan kurikulum, pembelajaran kimia harus mampu mengembangkan keterampilan berpikir siswa. Berpikir merupakan keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan (pengetahuan) yang terarah pada

satu tujuan.36 Dalam proses berfikir terjadi manipulasi keaktifan karena

adanya rangsangan dari luar untuk membentuk pemikiran, penalaran,

35

Ibid., hlm, 460 36

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), cet 22, hlm. 43

keputusan serta mengembangkan aturan yang sudah ada untuk memecahkan masalah.

Pemecahan masalah keterampilam berpikir dapat dibedakan menjadi keterampilan berpikir Induktif, Deduktif dan Analogis. Proses berpikir induktif ialah proses berpikir yang berlangsung dari hal yang khusus menuju kepada yang umun, dan proses berpikir deduktif adalah prosesnya berlangsung dari yang umum menuju pada yang khusus, aktivitas yang termasuk keterampilan berpikir tersebut adalah, menghafal, membayangkan, mengelompokan, menggeneralisasikan, mengevaluasi, menganalisis, mendeduksi dan menyimpulkan. Sedang proses berpikir analogis adalah berpikir dengan jalan menyamakan atau memperbandidingkan fenomena-fenomena yang biasa atau pernah terjadi.37

Dalam menumbuhkan proses berpikir dan kaitannya dalam kehidupan masyarakat guru memiliki peranan yang sangat penting, karena guru adalah satu diantara pembentuk utama calon pemimpin masyarakat. Namun masih ada yang meragukan tanggung jawab seorang guru.

Tanggung jawab guru dimulai ketika orang tua memasukan putra -putinya kesekolah untuk dididik agar menjadi orang yang berilmu pengetahuan di kemudian hari, kepercayaan orang tua anak diterima dengan kesadaran dan keiklasan, dan tanggung jawab guru tidak hanya pada seorang anak tapi dalam julmlah yang cukup banyak, dari latar belakang dan karakteristik yang berbeda - beda.38

Tugas seorang guru adalah mengajar. Mengajar pada umumnya usaha guru untuk menciptakan kondidi-kondisi atau mengatur lingkungan belajar sedemikian rupa, sehingga terjadi interaksi positif antara siswa dengan lingkungannya lebih jauh lagi pada hubunga individu manusia

dengan lingkungan masyarakat sekitarnya.39

37

Ibid., hlm. 47- 48. 38

Saiful B.D dan Aswan Z. Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta , 2006) cet, 3 hlm. 113

39

Peranan guru yang amat penting adalah menjadi fasilitator belajar. Yang bertujuan mempermudah proses belajar. cara yang dilakukan guru anatara lain :40

1) Membimbing siswa belajar

2) Menyediakan media dan sumber belajar

3) Memberi penguatan belajar

4) Menjadi teman dalam mengevaluasi pelaksanaan, cara, dan hasil

belajar

5) Memberi kesempatan pada siswa untuk memperbaiki diri.

5. Hakikat Hasil Belajar

Dokumen terkait