BAB II LANDASAN TEORI
2. Hakikat Kata Berimbuhan
Berkomunikasi merupakan suatu media dalam rangka menyampaikan pesan atau informasi dari seseorang/kelompok kepada orang lain/kelompok lain. Pesan akan dapat diterima dengan baik oleh pendengar apabila komunikasi yang terjadi berjalan dengan lancar. Kelancaran komunikasi terjadi apabila susunan-susunan bahasa yang digunakan oleh komunikan komunikatif, selain itu bahasanya juga harus baik dan benar.
“Komponen-komponen dalam berbahasa adalah kata, bentuk kata, dan ungkapan. Agar dapat berkomunikasi dengan baik dan lancar, bentuk-bentuk kata perlu diperhatikan. Bentuk kata terdiri atas kata
dasar, kata berimbuhan dan kata majemuk” (suwandi dan
Rohmadi, 2008: 33).6
Wujud morfem afiks atau morfem imbuhan walaupun sudah banyak diketahui oleh setiap orang, namun tingkat keterfahamannya masih kurang, terutama penggunaannya dalam komunikasi baik lisan maupun tulis. Sehingga ini menjadi dilema bagi para pengajar bahasa. oleh karena
itu perlu ditegaskan kembali apa sebenarnya afiks “afiksasi” itu.
Afiksasi adalah peristiwa pembentukan kata dengan jalan membubuhkan afiks pada bentuk dasar.7 Perlu diketahui bahwa wujud dari bentuk dasar ada yang berupa pokok kata, misalnya: tatar, gigit, temu dan baca; ada yang berupa kata tunggal, misalnya: batu, gergaji, marah, dan sakit (dalam kata membatu, menggergaji, pemarah, dan penyakit); dan ada yang berupa kata majemuk (kompleks), misalnya babi buta, anak tiri, dan kambing hitam.
6
Sarwiji Suwandi dan Nuhammad Rohmadi, Maju Bersama Bahasa Indonesia
(Solo:PT.Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2008), cet. 1, hlm.33.
7
Morfem imbuhan dalam bahasa Indonesia tergolong ke dalam morfem terikat. Penggunaan morfem imbuhan selalu bergandeng atau digandengkan dengan morfem lain. Dengan kata lain imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, dan gabungan) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.8
Morfem-morfem yang dilekati morfem imbuhan ini ada yang berbentuk bebas ada pula yang berbentuk terikat. Pembentukan kata dalam bahasa Indonesia mengikuti pola yang rapi dan teratur dan bentukan-bentukan kata tersebut memiliki hubungan antara satu dengan yang lainnya.9
a. Jenis-Jenis Imbuhan (Afiks)
Kata berimbuhan adalah kata yang telah mengalami proses pengimbuhan (afiksasi). Imbuhan atau afiks adalah morfem terikat yang digunakan dalam bentuk dasar untuk pembentukan kata.10 Hasil dari proses pengimbuhan itu disebut kata berimbuhan atau kata turunan. Imbuhan (afiks) menurut posisinya terbagi ke dalam empat bentuk.
1) Awalan atau Prefiks
Awalan (prefiks) adalah afiks yang dibubuhkan di kiri atau sebelum bentuk dasar. Jenisnya adalah sebagai berikut : meN-, ber-, di-ber-, ter-ber-, peN-ber-, per-ber-, se-ber-, dan ke-. Awalan (prefiks) memiliki
8
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdiknas,Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan & Pedoman Umum Pembentuka Istilah (Bandung:Yrama Widya, 2009) hlm.20.
9
E. Zaenal Arifin dan Farid Hadi, 1001 Kedalahan Berbahasa (Jakarta:Akademika Pressindo, 2009), hlm.68.
10
16
bentuk atau veriasi yang berbeda-beda sesuai dengan fonem bentuk dasar yang dibubuhinya. Bentuk semacam itu dikenal dengan istilah alomorf.
Awalan meN- memiliki alomorf mem-, me-, meny-, meng-, menge-, awalan ber- memiliki alomorf be- dan bel-, awalan peN- juga memiliki alomorf seperti awalan me- antara lain : pem-, peng-, peny-peng-, dan penge. Selanjutnya awalan yang memiliki alomorf adalah awalan ter- yaitu te- dan tel-, dan awalan per- hanya memiliki dua alomorf yaitu pe- dan pel-
Contoh:
No Bentuk dasar Imbuhan (prefiks) Kata berimbuhan
1 cair men- mencair
2 diskusi ber- berdiskusi
3 rawat di- dirawat
4 pandai ter- terpandai
5 tari pen- penari
6 istri per- peristri
7 bulan se- sebulan
8 tua Ke ketua
2) Sisipan atau Infiks
Sisipan (infiks) adalah afiks yang dibubuhkan di tengah bentuk dasar, dan biasanya pada awal suku kata. Jenisnya adalah sebagai berikut: -el, -em, -er-, dan –in-
Contoh:
No Bentuk dasar Imbuhan (prefiks) Kata berimbuhan
1 tunjuk -el- telunjuk
2 kilau -em- kemilau
3 gigi -er- gerigi
4 sambung -in- sinambung
3) Akhiran atau Sufiks
Akhiran (sufiks) adalah afiks yang dibubuhkan di kanan atau sesudah bentuk dasar. Jenisnya adalah sebagai berikut: kan, an, -i, dan –nya dan imbuhan akhir (sufiks) hasil dari serapan yaitu: -man, -wan, -wati, -i, -wi, -iah, -is, if, -isme, -isasi, -or, -logi,- Contoh:
No Bentuk dasar Imbuhan (prefiks) Kata berimbuhan
1 baca -kan bacakan
2 bulan -an bulanan
3 gula -i gulai
4 luas -nya luasnya
5 budi -man budiman
6 usaha -wan usahawan
7 karya -wati karyawati
8 insan -i insani
9 alami -iah alamiah
10 agama -is agamis
11 produk -if produktif
12 egois -isme egoism
13 nasional -isasi nasionalisasi
14 bio -logi biologi
18
4) Konfiks
Konfiks adalah afiks yang dibubuhkan di kiri dan di kanan bentuk dasar secara bersamaan. Jenisnya adalah sebagai berikut: ke-an, per-an, peN-an, ber-an, se-R-nya, me-kan, di-kan, diper-kan, memper-kan, di-i, pe-an , dan me-i
Contoh:
No Bentuk dasar Imbuhan (prefiks) Kata berimbuhan
1 ada ke-an keadaan
2 rumah per-an perumahan
3 cuci pen-an pencucian
4 jatuh ber-an berjatuhan
5 pintar se-nya sepintar-pintarnya
6 letak me-kan meletakkan
7 mandi di-kan dimandikan
8 debat diper-kan diperdebatkan
9 soal memper-kan mempersoalkan
10 cinta di-i dicintai
11 kirim pe-an pengiriman
12 milik me-i memiliki
Selain keempat yang disebutkan di atas, terdapat juga jenis imbuhan berdasarkan asalnya, yakni imbuhan serapan, yaitu imbuhan yang diserap dalam bahasa asing. Imbuhan tersebut,di antaranya adalah sebagai berikut.
a) Dari bahasa Arab:-ah, -i.Fungsinya sebagai penbentuk atau penanda kata sifat.
b) Dari bahasa Sansekerta -man, -wan, -wati. Fungsinya sebagai pembentuk kata benda
Contohnya:budiman, wartawan, peragawati.
c) Dari bahasa Inggris:-is, -if, -al. Fungsinya sebagai pembentuk kata sifat.
Contohnya:egois, deskriptif, formal.
Selanjutnya, terdapat juga jenis imbuhan berdasarkan fungsinya. Dalam hal ini imbuhan dapat berfungsi sebagai
pembentuk kata „baru‟ dari kata yang sudah ada, misalnya kata
kerja menjadi kata benda atau sebaliknya. Sebagai suatu proses, pemerian afiks lebih tepat dimulai dengan afiks pembentuk verba dan diikuti oleh afiks pembentuk nomina serta pembentuk kelas-kelas lain.11
a) Afiks sebagai pembentuk kata kerja (verba), yakni: me-, meN-, ber-, di-, ter-, ter-i, men-kan, meN-i, di-kan, di-i, ter-kan, dan ke-an.
Imbuhan Bentuk dasar Kelas Bentuk berimbuhan
Kelas hasil bentukan
me- laut benda melaut kerja
di- paku benda dipaku kerja
ter pahat benda terpahat kerja
ber- sepeda benda bersepeda kerja
men-i sakit sifat menyakiti kerja
di-kan buku benda dibukukan kerja
11
Harimurti Kridalaksana, Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia (Jakarta:PT. Gramedia, kerja2009), hlm. 37.
20
ter-i pagar benda terpagari kerja
me-kan tinggi sifat meninggikan kerja
ter-kan kendali benda terkendalikan kerja
di-i marah sifat dimarahi kerja
ke-an lelah sifat kelelahan kerja
b) Afiks sebagai pembentuk kata benda (nomina), yakni:peN-, pe-, per-, -an, -wan, ke-an, peN-an, per-an, -el-
Imbuhan Bentuk dasar Kelas Bentuk berimbuhan
Kelas hasil bentukan
pen- tulis kerja penulis benda
pe- suruh kerja pesuruh benda
per- tapa kerja pertapa benda
-an timbang kerja timbangan benda
-wan olahraga kerja olahragawan benda
ke-an bersih sifat kebersihan benda
pen-an beri kerja pemberian benda
per-an buat sifat perbuatan benda
-el- tunjuk kerja telunjuk benda
c) Afiks sebagai pembentuk kata sifat ( adjektiva), yakni:men-, ber-, ter-, peN, ke-an, -em-, dan imbuhan akhir asing.
Imbuhan Bentuk dasar Kelas Bentuk berimbuhan
Kelas hasil bentukan
men- kantuk kerja mengantuk sifat
ber- satu benda bersatu sifat
ter- ikat kerja terikat sifat
pen- takut sifat penakut sifat
ke-an girang sifat kegirangan sifat
-i alam sifat alami sifat
-if produksi kerja produktif sifat
-is nasional sifat nasionalis sifat
-iah ilmu benda ilmiah sifat
-wi manusia benda manusiawi sifat
-ik patriot sifat patriotik sifat
-il prinsip benda prinsipiil sifat
-al individu benda individual sifat
-ni gereja benda gerejani sifat
d) Afik sebagai pembentuk kata keterangan (adverbial), yakni:-nya, se-yakni:-nya, se-R-nya.
Imbuhan Bentuk dasar Kelas Bentuk berimbuhan
Kelas hasil bentukan
-nya agak keterangan agaknya keterangan
se-nya baik sifat sebaiknya keterangan
se-r-nya indah sifat seindah-indahnya keterangan
e) Afiks sebagai pembentuk bilangan (numeralia), yakni:se- , -an, ke-, ber-, dan ber-R
Imbuhan Bentuk dasar Kelas Bentuk berimbuhan
Kelas hasil bentukan
ke- lima bilangan kelima bilangan
se- lusin bilangan selusin bilangan
-an juta bilangan bilangan bilangan
ber- dua bilangan berdua bilangan
ber-r ratus bilangan beratus-ratus bilangan
Jenis kata berimbuhan yang lain adalah kata berimbuhan yang berdasarkan maknanya. Antara lain sebagai berikut.
22
a) Bermakna pelaku; bidang bekerja, yakni:pe-, -or, -man, -wan. Contoh:
Bentuk dasar Imbuhan Bentuk berimbuhan
tulis pe- penulis
proyek -or proyektor
seni -man seniman
ilmu -wan ilmuwan
b) Bermakna alat, yakni:pe-, -an, pe-an Contoh:
Bentuk dasar Imbuhan Bentuk berimbuhan
potong pe- pemotong
timbang -an timbangan
dengar pe-an pendengaran
c) Bermakna tempat, yakni:-an, pe-an, per-an. Contoh:
Bentuk dasar Imbuhan Bentuk berimbuhan
kubang -an kubangan
mandi pe-an pemandian
henti per-an perhentian
d) Berrmakna perbuatan, yakni:me-, ber-, , me-kan, me-i, di-kan, di-i, ber-kan.
Contoh:
Bentuk dasar Imbuhan Bentuk berimbuhan
baca me- membaca
tamu ber- betamu
makan di- dimakan
beri me-kan memberikan
terang di-kan diterangkan
sinar di-i disinari
datang ber-an berdatangan
e) Bermakna keadaan, yakni:me-, ber-, ke-an. Contoh:
Bentuk dasar Imbuhan Bentuk berimbuhan
turun me- menurun
bahagia ber berbahagia
hujan ke-an kehujanan
f) Bermakna memunyai sifat, yakni:per-, -an, -wan/-man, -i, --wi, -is, -iah.
Contoh:
Bentuk dasar Imbuhan Bentuk berimbuhan
maaf pe- pemaaf
asin -an asinan
rupa -wan/-man rupawan
insan -i insane
syurga -wi syurgawi
rasional -is rasionalis
alami -iah alamiah
g) Bermakna jumlah, yakni:se- dan ke- Contoh:
Bentuk dasar Imbuhan Bentuk berimbuhan
helai se- sehelai
24
b. Penggunaan Imbuhan
Imbuhan digunakan dengan cara dibubuhkan pada bentuk dasar dan pembubuhannya pun disambungkan lekat dengan benduk dasarnya.12
1) Awalan (prefiks) a) me-
Awalan me- memiliki variasi bentuk, yakni: me-, mem-, men-, meng-, meny-, dan menge sekarang lazim disebut sebagai alomorf, jadi morfem m e- memiliki alomorf mem-, men-, meny-, meng-, menge-. Variasi tersebut tergantung pada fonem awal bentuk dasar yang dibubuhinya.
Variasi (alomorf) Fonem Contoh
me- l melirik m memasak n menanti ng menganga r merawat w mewangi mem- b membuka p memukul meng a mengambil i mengisap u mengukur e mengeja o mengolah g menggali k menguat kh mengkhayal 12
men- d mendidik
t menulis
meny- s menyapu
menyuap menge- bersuku kata satu mengebom
mengecat
b) ber-
Penggunaan awalan ber memiliki kaidah-kaidah sebagai berikut:
(1) Apabila diikuti bentuk dasar berhuruf awal /r/ atau suku kata pertama berakhiran /er/, maka awalan ber- menjadi be- Contoh: ber + rambut = berambut
ber + kerja = bekerja
(2) Awalan ber- memiliki makna sebagai berikut: (a) Melakukan perbuatan:bernyanyi, berdiskusi (b) Memunyai:beratap, beruang
(c) Memakai/menggunakan/mengendarai:berpakaian, bersepeda
(d) Mengeluarkan/menghasilkan:bertelur, beranak, berbau, berkata
(e) Berada dalam keadaan:bergegas, berbaring
(f) Menyatakan sikap mental/sifat:berbahagia, berhati-hati (g) Menyatakan ukuran, jumlah:berdua, bertahun-tahun. (3) Apabila bertemu dengan kata dasar „ajar‟, ber- berubah
26
Contoh:ber + ajar + belajar13
(4) Apabila diikuti kata dasar selain kaidah di atas, ber- tidak menmgalami perubahan bentuk.
Contoh : ber + balik = berbalik ber + diskusi = berdiskusi
Dalam bahasa Indonesia, penggunaan imbuhan ber- memiliki variasi bentuk sesuai dengan kata dasar yang diimbuhinya. Variasi tersebut lazim disebut dengan alomorf. Alomorf adalah anggota morfem yang sama, yang variasi bentuknya disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang dimasukinya.14 Salah satu morfem yang memiliki alomorf adalah ber-, yakni ber-, bel-, dan be-.
Dalam penggunaannya, alomorf tidak hanya terdapat pada tata bahasa bahasa Indonesia saja, akan tetapi dalam tata bahasa bahasa Inggris pun demikian. Hal ini dapat penulis temukan
dalam salah satu bukunya Andrew „Modern Linguistics Series’,
beliau mengemukakan bahwa terdapat hubungan antara morfem dengan alomorfnya. The relationship between morphemes, allomorphs, dan morphs can be represented using a diagram in the following way: 15
13
Ibid., hlm 16.
14
Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka. 2008), hlm. 32.
15
Andrew Spencer, Modern Linguistics Series, (England:Kind Permission Of J. W. Spear and Son PLC, Enfield EN3 7TB, 1994), hlm. 26.
Morphem (Past Tense)
Allomorph Allomorph Allomorph
Morph /td/ Morph /d/ Morph/t/ Contoh : Kiss = kist Sweep= swept c) di-
Awalan di- memiliki makna perbuatan pasif. Penggunaannya adalah serangkai dengan bentuk dasarnya.
Contoh:di + makan = dimakan di + tulis = ditulis di + tolong = ditolong
Beberapa kata akan memiliki arti beda jika ditulis terpisah. Kata-kata tersebut khusus untuk kata dasar yang dapat berfungsi sebagai kata benda (petunjuk tempat) sekaligus kata kerja.16
Contoh:
dibalik = bentuk pasif dari membalik di balik = di bagian sebaliknya
16
28
dikarantina = bentuk pasif mengarantina di karantina = di (tempat) karantina disalib = bentuk pasif dari menyalib di salib = di (atas) salib.
d) ter-
Awalan ter- memiliki alomorf te-, ter-, dan tel.
(1) ter- berubah menjadi te- apabila dibubuhkan dengan kata dasar yang memiliki fonem awal /r/ dan beberapa suku kata pertamanya berakhiran /er/.
Contoh :ter + rapih=terapih
(2) Awalan ter- ynag berubah menjadi tel sangat terbatas , ini hanya terjadi pada bentuk-bentuk dasar tertentu saja, antara
lain pada kata „antar‟ dan „anjur‟.
Contoh:ter + lantar = telantar ter + anjur = telajnur
(3) Selain dari ketentuan ter- di atas, awalan ter-tidak mengalami perubahan.
Contoh:ter + ambil = terambil ter + pakai = terpakai ter + tulis = tertulis
Awalan ter- berfungsi sebagai pembentuk kata kerja pasif seperti halnya awalan di-. Contoh:terbawa, terinjak, terambil dll. Selain itu awalan ter- ada juga yang berfungsi sebagai
pembentuk kata sifat yaitu, terpandai, tercantik dan lain-lain. Makna awalan ter-
(1) Sudah di atau dapat di:tertulis, terbaca; (2) Perbuatan tidak disengaja:terambil, terinjak; (3) Tiba-tiba:terrjatuh, teringat;
(4) Dapat/kemungkinan;terankat, ternilai; (5) Paling:tertua,tertua;
(6) Sampai ke:terulang,terbuka. e) pe-
Penggunaan awalan pe- sesuai dengan fonem yang dibubuhinya, awalan pe- memiliki beberapa alomorf sama seperti awalan me-, yaitu:pe-, pen-, pem-, peng-, peny-, dan penge. Awalan me- sebagai kata kerjanya, sedangkan awalan pe- sebagai kata bendanya. Selain itu, awalan pe- juga ada yang dipengaruhi oleh awalan ber-
Contoh:17
me- pe- men- pen-
merawat perawat menari penari melukis pelukis menjua l penjual
meng- peng- meny- peny-
mengarang pengarang menyapu penyapu menggali penggali menyusun penyusun
17
M. Ramlan, Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif (Yogyakarta:UP. Karyono, 1985), hlm. 86.
30
menge- penge- ber- pe-
mengetik pengetik berdagang pedagang mengecat pengecat berlayar pelayar
Awalan pe- memiliki makna sebgai berikut :
(1)yang melakukan perbuatan:penulis, pembaca, pelukis (2)bidang pekerjaan:petinju, pedagang, pengusaha (3)alat:penggaris, pengeruk, pemukul
(4)memiliki sifat:pemalu, pemaaf, pemberani (5)penyebab:pemanis, perbesar, pelebar. f) per-
Penggunaan awalan per- sesuai dengan fonem bentuk dasar yang dibubuhinya, awalan per- memiliki alomorf per- dan pe-. Awalan ini tidak bisa digunakan secara mandiri, akan tetapi selalu membutuhkan imbiuhan yang lainnya. Misalnya, -kan dan -an.
Contoh : per-kan + timbang = pertimbangkan per-an + usaha = perusahaan Awalan per- memiliki arti:
(1) menjadikan, membuat jadi sesuatu:perbudak, perhamba (2) memanggil, atau menganggap sebagia:pertuan, peradik (3) membgai, membuat jadi dua:perdua, perlima
g) se-
Awalan se-, berawal dari sama dengan esa, yang berarti satu. Awalan se- memiliki makna sebagai berikut:
(1) berati satu:sebuah, sebutir, seorang
(2) berarti seluruh/seisi:sedesa, serumah, sekampung (3) berarti sama-sama:seperjuangan, seperguruan (4) sama dengan: setinggi ( gunung), sekuat (besi) (5) menyatakan waktu : sesudah, sebelum, sesampainya. h) ke-
Penggunaan awalan ke- tidak produktif. Maksudnya, sedukit sekali kata berimbuhan yang dibentuknya.
Makna awalan ke- adalah sebagai berikut:
(1) bermakna tingkat atau kumpulan:kelima, keseratus (2) bermaknya yang di (dasar):ketua, kekasih.
b. Sisipan (infiks)
Sisipan atau imbuhan tengah adalah jenis imbuhan yang dibubuhkan di tengah kata dasar. Imbuhan yang termasuk ke dalam jenis ini adalah : -el-, -em-, -er- dan -in-. Penggunaaan sisipan umumnya tidak produktif. Pemakaiannya hanya terbatas pada kata-kata tertentu.
Arti sisipan -el-, -em-, -er-, dan -in-
1) banyak dan bermacam-macam:gerigi, gemunung, temali
2) menyatakan terus-menerus:gemetar, gemercik, gemuruh, gemerincing
32
3) mempunyai sifat seperti (dasar):gelembung, gemilang, temurun, telunjuk.
4) berkelanjutan: terus-menerus:sinambung. c. Akhiran (sufiks)
1) -kan dan -i
Akhiran -kan dan –i sama-sama berfungsi membentuk kata kerja. Kedua imbuhan tersebut hanya digunakan dalam kalimat perintah saja, kecuali kalau ditambahkan awalam me- di- ter-, maka dapat membentuk suatu kata secara utuh sehingga imbuhan –
kan dan -i dapat digunakan dalam konteks berita. Contoh :
Coba kamu bacakan buku itu!
Ajari dia cara membaca dengan baik dan benar!
Arti akhiran -kan adalah sebagai beriku:
a) menyatakan perbuatan untuk orang lain:bacakan, tuliskan b) membuat jadi:tinggikan, besarkan
c) tidak sengaja:termanfaatkan
d) pengantar objek sebagai pengganti kata depan:bermandikan, bertaburkan.
Arti akhiran –i adalah sebagai berikut:
a) menyatakan perbuatan yang berulang-ulang:ajari, loncati b) memberi, membubuhi:bumbui, tandatangani,gulai c) menghilangkan:bului (membului ayam).
2) -an
Imbuhan –an tidak memunyai variasi bentuk, karena morfem –an tidak mengalami perubahan dalam penggabungannya dengan unsur-unsur lain.18 Imbuhan –an memiliki fungsi pembentuk kata benda, dan memiliki makna sebagai berikut:
a) menyatakan tempat:pangkalan, kubangan b) menyatakan alat:timbangan, hapusan c) menyatakan hal atau cara:didikan pimpinan
d) menyatakan akibat atau hasil perbuatan:hukuman, balasan e) menyatakan sesuatu yang di (dasar):suruhan, catatan f) menyatakan seluruh, atau kumpulan:lautan, durian g) menyatakan tiap-tiap:bulanan, harian
h) menyatakan mempunyai sifat (dasar):asinan, kuningan. 3) -nya
Dalam pemakaiannya imbuhan -nya dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a) sebagai klitika, pengganti orang ke tiga tunggal, yang berarti pemilik
contoh : rumah + nya = rumahnya buku + nya = bukunya
b) sebagai akhiran berfungsi sebagai berikut: (1) membentuk kata benda:ramainya, dinginnya
18
Erin Komarudin dan Atih Supriatih, Panduan Kreatif Bahasa Indonesia
34
(2) menjelaskan kata yang di depannya:ambilah obatnya (3) menjelaskan situasi:ia belajar dengan tekunnya (4) menyertai kata keterangan:agaknya, sebenarnya. Akhiran-akhiran hasil serapan
Akhiran yang merupakan hasil serapan terbagi atas empat antara lain:
1) -man, -wan, dan wati.
Ketiga akhiran tersebut merupakan serapan dari bahasa sansekerta dan memiliki fungsi penbentuk kata benda
Arti imbuhan terebut adalah sebnagai berikut: (a) orang yang ahli:negarawan, rohaniwan
(b) orang yang memiliki pekerjaan:usahawan, karyawati (c) orang yang memiliki sifat:rupawan, budiman.
2) -i, -iah, -wi,-is dan -if
Akhiran tersebut berfungsi membentuk kata sifat dan mengandung makna memiliki sifat , misalnya:insan, alamiah, agamis, proterktif, manusiawi
3) -isme dan -isasi
Arti akhiran tersebut adalah:
(a) -isme, bermakna faham/ajaran:liberalisme, egiosme
(b) -isasi, memiliki makna proses/hal yang berhubungan dengan (dasar):nasionalisasi, liberalisasi
4) -logi, menyatakan ilmu yang berhubungan dengan (dasar) : biologi, sosiologi, antropologi, psikologi
5) -or, menyatakan pelaku pada (dasar):moderator, proklamator, promotor.
d. Gabungan (konfiks)
Konfiks adalah imbuhan yang dibubuhkan di awal dan di akhir kata dasar. Imbuhan ini memiliki jenis sebagai berikut:
1) me-kan dan di-kan gabungan me-kan memiliki variasi (alomorf) sebagaiman yang dimiliki me-. arti imbuhan me-kan adalah sebagai berikut
a) melakukan pekerjaan untuk orang lain:membacakan, memasakkan
b) menyebabkan atau membuat jadi (dasar):memecahkan, menghancurkan
c) melakukan perbuatan:menyemprotkan, menuliskan d) mengarahkan:meminggirkan, membelakangkan e) memasukan:memenjarakan.
Untuk gabungan di-kan menyatakan perbuatan yang pasif, sebagai kebalikan dari me-kan.
2) memper-i
Gabungan memper-i membentuk kata kerja dengan makna sebagai berikut:
a) kausatif/menyebabkan sesuatu terjadi:memerbaiki b) intensitas pekerjaan terus menerus:memelajari. 3) ke-an
36
misalnya:keamanan, kemanusiaan, keadilan, juga membentuk sebagai kata kerja misalnya:ketiduran dan kehujanan. Adapun makna yang terkandung dalam gabungan ke-an adalah sebagai berikut:
a) suatu hal atau peristiwa yang telah terjadi:kewajiban
b) menyatakan tempat atau daerah:kecamatan, kerajaan, kedutan
c) menderita suatu (dasar) atau kena:kehujanan, ketiduran, kedinginan
d) suatu perbuatan tidak sengaja:ketinggalan, keguguran e) menyatakan terlalu (dasar)kebesaran, ketinggian
f) menyerupai (dasar):kekanak-kanakan, kemerahan, kehijauan.
4) ber-an
ber-an merupakan imbuhan yang memiliki funsi membentuk kata kerja dan memiliki makna saling (dasar).
contoh: ber + salam + an = bersalaman ber + tatap + an = bertatapan
5) pe-an dan per-an
Pe-an merupakan gabungan imbuhan yang memiliki variasi bentuk yang sama dengan awalan pe-, yakni pe-an, pen-an, pem-an, peng-an, peny-an, dan penge-an. Gabungan imbuhan ini memiliki keterkaitan makna dengan awalan me-
Contoh: pendidikan berkaitan dengan mendidik Pengendalian berkaitan dengan mengendalikan
Fungsi gabungan pe-an adalah membentuk kata benda dan kata kerjanya awalan me-. Arti gabungan imbuhan pe-an antara lain: a) hal yang berhubungan dengan (dasar):penanaman,
penebanagn pendidikan
b) prosers atau perbuatan:pendaftaran, pemberontakan c) hal (dasar):pengakuan, penyamaran
d) alat (dasar):penciuman, pendengaran e) tempat (dasar):penampungan.
Per-an, memiliki variasi gabungan yang sama dengan imbuhan