• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

F. Hakikat Kekuasaan

Kekuasaan adalah suatu fenomena misterius yang tidak dapat diukur, ditimbang, ataupun dilihat dengan panca indera.63 Kekuasaan merupakan suatu model komunikasi yang khas, yang berbentuk tanda yang berarti merupakan acuan situasi tertentu para pelakunya, baik pengirim maupun penerima tanda-tanda atau arus informasi tersebut.64

Michel Foucault melihat politik kekuasaan tidak bisa dilepaskan dari tubuh manusia karena akhirnya kepentingannya adalah mendapatkan kepatuhan.65 Kekuasaan adalah kemampuan atau wewenang untuk menguasai orang lain, memaksa dan mengendalikan mereka sampai mareka patuh, mencampuri kebebasannya dan memaksakan tindakan-tindakan dengan cara-cara yang khusus.66 Budiardjo juga berpendapat bahwa kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau suatu kelompok untuk memengaruhi perilaku seseorang atau kelompok lain, sesuai dengan keinginan para pelaku.67 Oleh karena itu, sejak periode kerajaan seperti Majapahit sampai era pemerintahan modern kekuasaan merupakan hal yang selalu diperebutkan karena sebagai alat mengontrol suatu pemerintahan.

Kekuasaan tentu saja tidak dapat dipisahkan dari politik. Politik dipandang sebagai kegiatan untuk mencari dan mempertahankan kekuasaan dalam masyarakat. Oleh karena itu ilmu politik dirumuskan sebagai ilmu yang mempelajari hakikat, kedudukan dan penggunaan kekuasaan di manapun kekuasaan itu berada. Kekuasaan menurut pandangan ini adalah kemampuan (kapabilitas) untuk mempengaruhi

63

Orloc, Kekuasaan, (Jakarta: Erlangga, 1987), hlm., 1. 64

Roderick Martin, Sosiologi Kekuasaan, (Jakarta: Rajawali, 1990), hlm., 77. 65

Haryatmoko, Etika Politik dan Kekuasaan, (Jakarta:Kompas, 2003) hlm., 216. 66

I. Marsana Windhu, Kekuasaan dan Kekerasan menurut Johan Galtung, (Yogyakarta:Kanisius, 1992), hlm., 32.

67

orang lain atau pihak lain untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan kehendak yang memengaruhinya.68

2. Dimensi-dimensi Kekuasaan a) Dimensi Potensial dan Aktual

Seseorang yang dipandang mempunyai kekuasaan potensial apabila dia mempunyai atau memiliki sumber-sumber kekuasaan, seperti kekayaan, tanah, senjata, pengetahuan dan informasi, popularitas, status sosial yang tinggi, massa yang teroganisir, dan jabatan.69 Jika seseorang menggunakan sumber-sumber yang dimilikinya ke dalam kegiatan-kegiatan politik secara efektif maka orang tersebut memiliki kekuasaan aktual.

b) Dimensi Konsensus dan Paksaan

Aspek paksaan dari kekuasaan cenderung memandang politik sebagai perjuangan, pertarungan, dominasi, dan konflik. Tujuan yang hendak dicapai bukan mengenai kepentingan secara umum namun menyangkut kepentingan kelompok kecil masyarakat. Selain itu alasan untuk menaati kekuasaan adalah rasa takut, takut akan paksaan fisik dan paksaan non fisik. Kekuasaan berdasarkan paksaan merupakan cara paling efektif untuk mendapatkan ketaatan dari pihak lain. Namun, selain pelanggaran etik, penggunaan paksaan menimbulkan kediktatoran ketika sarana paksaan fisik sebagai penentu tidak ada. Sarana kekuasaan yang dipergunakan untuk mendapatkan ketaatan dnegan kekuasaan paksaan berjumlah tiga macam, yakni sarana paksaan fisik, sarana ekonomi, dan sarana psikologis.

Sedangkan aspek konsensus dari kekuasaan akan cenderung melihat elit politik sebagai orang yang tengah berusaha menggunakan kekuasaan untuk mencapai tujuan masyarakat secara

68

P. Anthonius Sitepu, Teori-teori Politik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), hlm., 10 69

keseluruhan.70 Alasan untuk menaati kekuasaan konsensus pada umumnya berupa persetujuan sacara sadar dari pihak yang dipengaruhi. Kekuasaan konsensus menggunakan sarana-sarana seperti nilai-nilai kebaikan bersama, moralitas dan ajaran-ajaran agama, keahlian dan popularitas pribadi terkenal untuk mendapatkan ketaatan. Tindakan orang lain untuk menaati kekuasaan tidak tergantung kepada kehadiran pemegang kekuasaan yang bersangkutan akan tetapi bergantung pada kesadaran, pengertian, dan persetujuan yang dipengaruhi sendiri.

c) Dimensi Positif dan Negatif

Kekuasaan positif adalah penggunaan sumber-sumber kekuasaan untuk mencapai tujuan yang dianggap penting dan diharuskan. Sedangkan kekuasaan negatif adalah penggunaan sumber-sumber kekuasaan untuk mencegah orang lain mencapai tujuannya yang tidak hanya dipandang tidak perlu akan tetapi juga merugikan pihaknya.

d) Dimensi Jabatan dan Pribadi

Dalam masyarakat yang sudah maju dan mapan, penggunaan kekuasaan yang terkandung dalam jabatan tersebut secara efektif tergantung sekali pada kualitas pribadi yang dimiliki dan ditampilkan oleh setiap pribadi yang memegang jabatan. 71 Pada masyarakat yang masih sederhana, struktur kekuasaan dalam masyarakat seperti itu didasarkan atas realitas pribadi lebih menonjol daripada kekuasaan yang terkandung dalam jabatan itu sendiri.

e) Dimensi Implisit dan Eksplisit

Kekuasaan implisit adalah kekuasaan yang tidak dilihat dnegan kasat mata akan tetapi dapat dirasakan. Sedangkan

70

Sitepu, op.cit., hlm., 53. 71

kekuatan eksplisit adalah pengaruh yang jelas terlihat dan dapat dirasakan.72

f) Dimensi Langsung dan Tidak Langsung

Kekuasaan langsung adalah penggunaan sumber-sumber kekuasaan untuk mempengaruhi pembuat dan pelaksana keputusan politik dengan melakukan hubungan secara langsung tanpa menjadi perantara. Sedangkan kekuasaan tidak langsung adalah penggunaan sumber-sumber kekuasaan untuk mempengaruhi pembuat dan pelaksana keputusan politik dengan melalui perantara pihak lain yang diperkirakan mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap pembuat dan pelaksana keputusan politik.73

3. Sumber Kekuasaan

a) Coercive Power

Coercive Power adalah kekuasaan yang diperoleh karena sering menunjukkan kekerasan baik dalam kepemimpinannya maupun dalam berbagai kepengurusan, unsur-unsur yang harus dipenuhi adalah sering membentak, menggunakan senjata, sering marah, oleh karena itu diperlukan suara yang keras, badan yang tegap dan besar, tetapi beresiko ketika seseorang yang sedang berkuasa itu seketika sakit dan melemah kekuasaannya.74

b) Legitimate Power

Legitimate Power adalah kekuasaan yang diperoleh karena mendapat surat keputusan, mendapat ijazah, mendapat pengangkatan sehingga absah untuk memimpin, dan absah untuk memerintah dan menundukkan orang lain, resikonya adalah tidak menutup kemungkinan setelah memegang surat keputusan, ijazah,

72 Sitepu, op.cit 73 Ibid. 74

dan pengangkatan malahan tidak mampu memanfaatkan kekuasaaan itu.75

c) Expert Power

Expert Power adalah kekuasaan yang diperoleh karena seseorang tersebut memiliki keahlian tertentu sehingga orang lain membutuhkan keahliannya, kecerdasan, keterampilan, baik dalam mengajar, atau pun tempat bertanya, bahkan tidak menutup kemungkinan orang lain membayarnya, dengan demikian yang bersangkutan menjadi mampu memerintah, dan menyuruh sebagai awal kekuasaan.76

d) Reward Power

Reward Power adalah kekuasaan yang diperoleh karena seseorang tersebut sering memberi kepada pihak lain sehingga resikonya orang yang diberi berhutang budi dan bersedia diatur dan disuruh oleh orang yang membayar, jadi bukan berarti kekuasaan yang diberikan dari seseorang kepada seseorang tetapi kekuasaan yang diperoleh dengan sendirinya karena banyaknya pemberian dari sang penguasa.77

e) Reverent Power

Kekuasaan ini muncul dengan didasarkan atas pemahaman secara kultural dari orang-orang dengan berstatus sebagai pemimpin. Masyarakat menjadikan pemimpin itu sebagai panutan simbol dari perilaku mereka. Aspek kultural yang biasanya muncul dari pemahaman religiolitas direfleksikan pada kharisma pribadi, keberanian, sifat simpatik dan sifat-sifat lain yang tidak ada pada kebanyakan orang. Hal itu menjadikan orang lain tunduk pada kekuasaannya.78 f) Connection Power 75 Syafiie, op.cit 76 Ibid 77 Ibid 78 Sitepu, op.cit., hlm., 55

Connection Power adalah kekuasaan yang diperoleh karena seseorang mempunyai hubungan silahturahmi yang luas dengan orang lain, hal ini disebut juga saat ini koneksi nepotisme, namun bagaimanapun kekuasaan seseorang itu muncul karena banyaknya sahabat, relasi, keluarga, almamater, teman, persengkongkolan dengan pihak lain.79

g) Information Power

Information Power adalah kekuasaan yang diperoleh karena seseorang mempunyai data, informasi, fakta, dan lain lain sehingga pihak lain membutuhkan dirinya, itulah sebabnya wartawan baik dari media elektronik, maupun media cetak apalagi internet sangat memiliki kekuasaan saat ini karena menghimpun data dengan sangat sempurna.80

Dokumen terkait