• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Hakikat Kemampuan Menulis Deskripsi

a. Pengertian Kemampuan

Kemampuan adalah pengetahuan atau kecakapan yang terlihat Kemampuan mencangkup pula bakat dan prestasi yang dimiliki seseorang yang merupakan hasil dari latihan atau bawaan sejak lahir dan digunakan untuk mengerjakan sesuatu yang ditunjukkan melalui tindakannya. Kemampuan dapat dikatakan sebagai kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan.

Kemampuan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1999: 623) bersal dari kata “ mampu “ yang berarti bisa atau sanggup. Kemampuan dapat diidentifikasi sebagai kesanggupan, kecakapan, kekuatan atau potensi diri sendiri. Kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam melakukan sesuatu. Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa melakukan sesuatu yang harus ia lakukan.

Menurut Chaplin (1997: 34) “ ability (kemampuan, kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan) merupakan tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan suatu perbuatan”. Sedangkan menurut Keith Davis dalam mangkunegara (2000) kemampuan (ability) terdiri dari kemampuan potensi (IQ) di atas rata-rata dan dengan pendidikan yang memadai serta terampil dalam mengerjakan pekerjaanya sehari-hari, maka akan lebih mudah mencapai kinerja maksiamal.

Kemampuan menurut Ubaidillah Nugraha (2003) mengungkapkan bahwa kemampuan adalah keterampilan untuk mengeluarkan semua segala daya internal, keunggulan, dan bakat agar bisa mendatangkan manfaat bagi

commit to user

diri sendiri maupun orang lain. Keterampilan diartikan sebagai kemampuan melakukan sesuatu dengan tepat dan mahir.

Menurut Akhmad sudrajat menghubungkan kemampuan dengan kata kecakapan. Setiap individu memiliki kecakapan yang berbeda-beda dalam melakukan suatu tindakan. Kecakapan ini mempengaruhi potensi yang ada dalam diri individu tersebut. Proses pembelajaran mengharuskan siswa mengoptimalkan segala kecakapan yang dimiliki.

Kemampuan merupakan suatu kekuatan untuk menunjukkan suatu tindakan atau tugas khusus baik secara fisik maupun mental, dimana setiap tindakan atau tugas yang berbeda menuntut kemampuan yang berbeda pula. Selain itu kemampuan juga dapat dijadikan sebagai kekuatan untuk menunjukkan tindakan yang bersifat responsif, terkoordinasi, dan pemecahan suatu masalah.

Menurut Robbins (2000: 46-48) menyatakan bahwa kemampuan bisa merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan atau praktek. Dan kemampuan terdiri dari kemampuan intelektual dan kemampuan fisik.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah suatu pengetahuan atau kecakapan untuk menunjukkan suatu tindakan khusus, baik secara fisik maupun mental. Kemampuan mencangkup bakat dan prestasi yang bisa mendatangkan suatu manfaat bagi dirinya dan orang lain serta dapat dijadikan sebagai kekuatan untuk menunjukkan tindakan responsif dan pemecahan problem mental.

b. Karakteristik Kemampuan

Kemampuan mempengaruhi langsung fisik dan mental seseorang. Untuk mengetahui seseorang yang mempunyai kemampuan sesuai dengan yang diinginkan dapat diketahui dengan melihat karakteristik atau ciri-cirinya. Karakteristik kemampuan atau ciri-ciri kemampuan ada tiga macam yaitu : 1) Kemampuan kognitif

Kemampuan kognitif adalah kemampuan yang menekankan pada aspek intelektual individu yang terdiri dari :

commit to user a) Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan yang mencangkup kemampuan kognitif adalah pengetahuan hafalan yang merupakan tingkatan terendah/sederhana yang berupa pengenalan dan pengingatan kembali terhadap pengetahuan tentang fakta, istilah, prinsip, pasal, hukum, bab, ayat, rumus, dan sebagainya.

b) Pemahaman

Pemahaman yang mencangkup kemampuan kognitif adalah pemahaman yang berhubungan dengan sejenis pemahaman yang menunjukkan bahwa seseorang mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat menggunakan sebagai bahan pengetahuan atau ide tertentu tanpa perlu menghubungkannya dengan bahan lainnya. Selain itu kemampuan pemahaman adalah kemampuan membedakan, mengubah, mempersiapkan, menanyakan, mengatur, menjelaskan, mendemonstrasikan, dan memberi contoh.

c) Penerapan

Penerapan adalah kesanggupan menerapkan suatu konsep, ide, rumus, hokum, dan situasi yang baru. Penerapan dapat berbentuk prosedur, gagasan umum, atau metode yang diterapkan dalam proses pemecahan masalah.

d) Analisis

Analisis mencakup penguraian suatu ide ke dalam unsur-unsur pokoknya sedemikian rupa sehingga menjadi jelas apa maksud ide tersebut, atau hubungan antar unsumya menjadi jelas. Analisis seperti itu dimaksudkan memperjelas ide yang bersangkutan, atau untuk menunjukkan bagaimana ide itu disusun. Di samping itu juga dimaksudkan untuk menunjukkan caranya menimbulkan efek maupun dasar dan penggolongannya.

e) Sintesis

Sintesis adalah merupakan kemampuan menggabungkan unsur-unsur pokok ke dalam struktur yang baru. Sintesis memerlukan kemampuan

commit to user

hafalan, pemahaman, aplikasi dan analisis agar dapat menemukan sesuatu yang baru untuk lebih mudah dikembangkan.

f) Evaluasi

Evaluasi merupakan kesanggupan memberi keputusan tentang nilai suatu berdasarkan pendapat yang dimiliki dan kriteria yang dipakainya. Evaluasi menyangkut penilaian bahan dan metode untuk mencapai tujuan tertentu. Penilaian diadakan untuk melihat sejauh mana bahan dan metode memenuhi kriteria tertentu.

2) Kemampuan Afektif

Kemampuan afektif adalah kemampuan yang menekankan pada aspek sikap, emosi dan perasaan individu yang terdiri dari :

a) Menerima

Menerima yaitu kepekaan dalam menerima rangsangan/stimulus dari luar baik dalam bentuk masalah, situasi atau keadaan. Dalam hal ini kesadaran keinginan untuk menerima stimulus, kontrol, dsan seleksi gejala atau rangsangan dari luar.

b) Merespon

Merespon merupakan kesengajaan untuk menanggapi jawaban yaitu reaksi yang diberikan seseorang terhadap ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang

c) Penilaian

Penilaian yaitu berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan nilai tersebut.

d) Organisasi

Organisasi yaitu kemampuan membentuk pengembangan nilai ke dalam satu sistem organisasi termasuk menemukan hubungan satu nilai dengan nilai dan kemantapan prioritas nilai yang dimilikinya. Yang

commit to user

termasuk dalam organisai adalah konsep tentang nilai, organisasi dan sistem nilai.

e) Karakteristik nilai

Karakteristik nilai yaitu keterpaduan dari semua nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.

3) Kemampuan psikomotor

Kemampuan psikomotor adalah kemampuan yang menekankan pada aspek keterampilan motorik individu yang terdiri dari :

a) Persepsi

Persepsi adalah kegiatan yang bersifat motoris yaitu menyadari obyek, sifat, atau hubungan-hubungan melalui alat indera. Langkah inilah bagian utama dalam rangkaian situasi-situasi interprestasi tindakan yang menimbulkan suatu kegiatan yang bersifat motoris.

b) Respon terbimbing

Respon terbimbing adalah tingkat permulaan dalam mengembangkan keterampilan motoris. Yang ditekankan ialah kemampuan-kemampuan yang merupakan bagian dan keterampilan yang lebih kompleks. Respon terbimbing adalah perbuatan individu yang dapat diamati, yang terjadi dengan bimbingan individu lain.

c) Respon mekanis

Respon mekanis adalah taraf kemampuan dan keterampilan seseorang melakukan suatu perbuatan atau kegiatan. Terbentuknya kebiasaan dalam dirinya untuk merespon sesuai dengan jenis-jenis perangsang dan situasi yang dihadapi.

d) Respon kompleks

Respon kompleks adalah taraf individu dapat melakukan perbuatan motoris yang boleh dianggap kompleks, karena pola gerakan yang dituntut sudah kompleks. Perbuatan itu dapat dilakukan secara efisien

commit to user

dan lancar, yaitu dengan menggunakan tenaga dan waktu yang sesedikit mungkinan.

c. Klasifikasi Kemampuan

Kemampuan dapat dilihat dari tingkatan atau klasifikasinya. Klasifikasi kemampuan dibedakan menjadi dua yaitu kemampuan intelektual dan kemampuan fisik. Menurut Robbins (2000: 46-48) menyatakan bahwa kemampuan terdiri dari :

1) Kemampuan intelektual

Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas mental, berfikir, menalar dan memecahkan masalah individu. Sebagian besar individu yang cerdas juga lebih mungkin menjadi pemimpin dalam suatu kelompok karena menempatkan kecerdasan untuk alasan yang tepat dan pada nilai tertinggi.

Kemampuan intelektual biasanya lebih dominan pada saat mngerjakan hal-hal yang bersifat akademis dan formal, misalnya menghadapi ujian sekolah,ujian mencari pekerjaan ataupun kemampuan memecahkan masalah umum dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang yang mempunyai kemampuan intelektual di atas rata-rata biasa disebut anak jenius atau mempunyai tingkat kemampuan intelegensi yang tinggi.

2) Kemampuan fisik

Kemampuan fisik adalah kemampuan melakukan aktivitas berdasarkan stamina, keterampilan, kekuatan dan karakteristik fisik. Kemampuan fisik lebih ditekankan pada kekuatan badan (raga) dalam melakukan sesuatu atau aktivitas dan kemampuan fisik setiap individu berbeda-beda.

Kemampuan fisik biasanya lebih dominan pada saat melakukan hal-hal yang bersifat jasmani atau kemampuan tubuh seseorang dalam melakukan suatu hal yang membutuhkan kekuatan fisik atau tubuh, misalnya kemampuan fisik yang di atas rata-rata adalah pada seorang atlet

commit to user

olahraga yang mempunyai kemampuan fisik di atas rata-rata dari pada orang normal.

d. Pengertian Menulis

Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang yang bersifat produktif, karena menulis lebih banyak menekankan pada penuangan ide dan gagasan dalam bentuk kata-kata, susunan kalimat, dan menjadi satu gagasan. Menulis adalah sebuah bentuk komunikasi yang berupa pesan yang disampaikan kepada orang lain dalam bentuk tulisan.

Menurut Tarigan dalam St.Y. Slamet (2008: 99) menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut jika mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut.

Puji Santoso (2008:64) berpendapat bahwa menulis merupakan sebuah proses atau hasil kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Sedangkan menurut McCrimmon dalam St.Y. Slamet (2008:96) menulis merupakan kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu objek, memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan jelas.

Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat medianya (Suparno dan M. Yunus (2007:3). Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan. Tulisan merupakan simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakainya. Dengan demikian, dalam komunikasi tulis terdapat empat unsure, yaitu : Penulis sebagai penyampai pesan, isi tulisan, media berupa tulisan dan pembaca sebagai penerima pesan.

Menulis itu bukan hanya berupa melahirkan pikiran atau perasaan saja, melainkan juga merupakan pengungkapan ide, pengetahuan, ilmu, dan

commit to user

pengalaman hidup seseorang dalam bahasa tulis. Oleh karena itu, menulis bukanlah merupakan kegiatan yang sederhana dan tidak perlu dipelajari tepai justru dikuasai. Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang bersifat produktif, karena menulis lebih banyak menekankan pada penuangan ide dan gagasan dalam bentuk kata-kata, susunan kalimat dan menjadi satu gagasan alinea. Selain itu menulis adalah kegiatan dalam bentuk komunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis kepada orang lain.

Menulis adalah kemampuan seseorang dalam melukiskan lambang grafis yang dimengerti oleh penulis bahasa itu sendiri maupun orang lain yang mempumyai kesamaan pengertian terhadap simbol-simbol bahasa tersebut. Menulis adalah salah satu cara dalam berkomunikasi mengenai pengungkapan gagasan, pikiran, perasaan dan kehendak kepada orang lain secara tertulis. Contoh bentuk menulis dalam berkomunikasi kepada orang lain adalah menulis karangan, menulis surat, menulis puisi, menulis laporan dan sebagainya.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain yang berisi suatu rangkaian kegiatan pengungkapan gagasan, pikiran, perasaan, dan pengalaman dengan bahasa tulis yang diorganisasikan secara logis dan sistematis sehingga dapat dipahami oleh pembaca.

e. Ragam Menulis

Suatu tulisan atau karangan secara umum mengandung dua hal, yaitu isi dan cara pengungkapan atu penyajian. Banyak cara yang dipilih untuk mengemukakan gagasan dalam sebuah tulisan. Suparno dan M. Yunus (2007:11) berpendapat bahwa tulisan atau karangan dapat disajikan dalam lima bentuk atau jenis yaitu deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.

Menurut St.Y. Slamet (2008:103) bentuk menulis terdiri dari ragam wacana: deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi dan persuasi. Berdasarkan

commit to user

pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa menulis dapat berbentuk deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.

Deskripsi adalah ragam wacana yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulisnya. Sasarannya adalah menciptakan atau memungkinkan terciptanya imajinasi (daya khayal) pembaca sehingga dia seolah-olah melihat, mengalami, dan merasakan sendiri apa yang dialami penulisnya. Melalui deskripsi seorang penulis menolong pembaca menemukan ketajaman perasaan, penglihatan, pengaruh emosi dan menciptakan imajinasi berdasarkan pengalaman penulisnya.

Narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu peristiwa. Sasarannya adalah memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai fase, langkah, urutan, atau rangkaian terjadinya suatu hal. Narasi mempunyai ciri-ciri yaitu berisi cerita tentang kehidupan manusia, peristiwa yang merupakan kehidupan nyata, dalam peristiwa tersebut ada konflik dan diceritakan dalam tulisan narasi dengan menggunakan cara kronologis.

Eksposisi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk menerangkan, menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal yang dapat memperluas atau menambah pengetahuan dan pandangan pembacanya. Sasarannya adalah menginformasikan sesuatu tanpa ada maksud mempengaruhi pikiran, perasaan dan sikap pembacanya. Dalam eksposisi yang disampaikan oloeh penulis adalah sekedar memperjelas apa yang akan disampaikannya. Dengan demikian eksposisi adalah bentuk wacana yang tujuannya untuk memberitahukan atau menguraikan suatu hal yang dapat memperluas dan menambah pengetahuan pembacanya.

Argumentasi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang disampaikan oleh penulisnya. Karena tujuannya meyakinkan pendapat atau pemikiran pembaca, maka penulis akan menyajikan secara logis, kritis, dan sistematis bukti-bukti yang dapat memperkuat keobjektifan dan kebenaran yang disampaikan sehingga

commit to user

dapat menghapus konflik dan keraguan pembaca terhadap pendapat penulis. Dalam menulis argumentasi penulis dituntut untuk dapat menyajikan pendapatnya secara logis, kritis dan sistematis. Penulis juga harus dapat menyampaikan bukti-bukti yang dapat memperkuat keobjektifan dan kebenaran sehingga dapat menghapus konflik dan keraguan pembaca terhadap pendapat penulis.

Persuasi adalah ragam wacana yang ditulis untuk mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca mengenai sesuatu hal yang disampaikan penulisnya. Berbeda dengan argumentasi yang pendekatannya bersifat rasional dan diarahkan untuk mencapai suatu kebenaran, persuasi lebih menggunakan pendekatan emosional atau psikologis karena persuasi bertujuan mencapai kesepakatan dengan dengan orang yang dipersuasi, selain itu penulis persuasi mempersembahkan fakta dan opini yang dapat diperoleh pembaca untuk dimengerti. Contoh tulisan persuasi adalah iklan, selebaran atau kampanye. Dengan demikian dapat disimpulkan persuasi adalah suatu bentuk wacana yang bertujuan untuk membujuk atau mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca mengenai sesuatu hal yang disampaikan oleh penulisnya.

f. Menulis Deskripsi

Suatu karangan deskripsi dapat dilihat dari bahasa yang digunakan, isi tulisan/karangan, dan bentuk atau cara penyajiannya. Kegiatan menulis bukanlah pekerjaan sulit, bercerita lalu menuliskan di atas kertas, tetapi hal itu membutuhkan kemampuan apalagi dalam menulis deskripsi yang pada intinya adalah menulis dalam bentuk wacana yang melukiskan atau menggambarkan suatu objek yang bertujuan untuk memperluas pengetahuan dan pengalaman pembaca.

Menurut Suparno dan Yunus (2008:46) kata deskripsi berasal dari bahasa latin “describere” yang berarti melukiskan atau menggambarkan sesuatu. Karangan deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan kenyataan sebenarnya, sehingga pembaca dapat

commit to user

melihat, mendengar, mencium, dan merasakan yang ditulis sesuai dengan citra penulisnya.

Deskripsi adalah suatu teknik menulis menggunakan detail dengan tujuan membuat pembaca seakan-akan berada di tempat kejadian, ikut merasakan, mengalami, melihat dan mendengar mengenai satu peristiwa atau adegan. Menulis deskripsi bisa membuat karakter yang digambarkan lebih hidup gambarannya di benak pembaca.

Menurut Keraf menulis deskripsi adalah semacam bentuk wacana yang berusaha menyajikan suatu objek atau suatu hal sedemikian rupa, sehingga objek itu seolah-olah berada di depan mata pembaca, seakan-akan pembaca melihat sendiri objek itu. Deskripsi memberi satu citra mental mengenai sesuatu hal yang dialami, misalnya pemandangan, benda, orang atau sensasi.

Karangan atau karya tulis deskripsi memiliki ciri-ciri, yaitu 1) Berupaya memperlihatkan rincian tentang objek. 2) Lebih bersifat

mempengaruhi emosi dan membentuk imajinasi pembaca. 3) Umumnya menyangkut objek benda, alam, warna, dan manusia. 4) Oraganisasi penyajiannya dengan gaya bahasa yang memikat sehingga menarik pembacanya.

Pola pengembangan karangan deskripsi ada 3, yaitu 1) Karangan deskripsi spasial, karangan ini menggambarkan objek khusus ruangan, benda atau tempat. 2) Karangan deskripsi subjektif, karangan ini menggambarkan objek seperti tafsiran atau kesan perasaan penulis. 3) Karangan deskripsi objektif, karangan ini menggambarkan objek dengan apa adanya atau sebenarnya.

Menulis deskripsi juga harus memperhatikan langkah-langkahnya agar menulis lebih teratur dan sesuai dengan apa yang akan dideskripsikan. Berikut adalah langkah-langkah dalam menulis deskripsi yaitu 1) Tentukan tujuan, dimana sebelum menulis deskripsi kita harus menentukan tujuan kita menulis agar apa yang ditulis sesuai dengan arah tulisan/karangan yang dibuat. 2) Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan, agar tulisan yang kita buat jelas mengenai objek yang kita pilih dan menggambarkan objek yang

commit to user

sesungguhnya kedalam tulisan. 3) Mengumpulkan data dengan mengamati objek yang akan dideskripsikan, semakin banyak data yang terkumpul mengenai objek yang kan dideskripsikan akan semakin mempermudah kita dalam menulis deskripsi. 4) Menyususn data tersebut ke dalam urutan yang baik, mengenai urutan lokasi atau tempat dan waktu sebelum membuat kerangka karangan. 5) Menyusun kerangka karangan dan menguraikan kerangka karangan menjadi deskripsi yang sesuai dengan tema yang telah ditentukan.

Dengan demikian, dalam menulis deskripsi yang baik menurut Sabarti Akhadiah dalam Suparno dan Yunus (2008:48) dituntut tiga hal, yaitu 1) Kesanggupan berbahasa lisan yang memiliki kekayaan nuansa dan bentuk. 2) kecermatan pengamatan dan keluasan pengetahuan tentang sifat, ciri, dan wujud objek yang dideskripsikan. 3) Kemampauan memilih detail khusus yang dapat menunjang ketepatan dari keterhidupan deskripsi.

g. Tujuan Menulis Deskripsi

Tujuan menulis deskripsi adalah membuat para pembaca menyadari dengan hidup apa yang diserap penulis melalui pancaindera, merangsang perasaan pembaca mengenai apa yang digambarkannya, menyajikan suatu kualitas pengalaman langsung. Objek yang dideskipsikan mungkin sesuatu yang bisa ditangkap dengan pancaindera kita, sebuah pemandangan alam, jalan-jalan kota, kebun binatang, pasar, terminal, bahkan wajah seseorang yang cantik molek, atau seseorang yang sedang menangis, alunan musik atau gelegar guntur, dan sebagainya.

Tujuan menulis deskripsi dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang yaitu 1) Segi penulis, terdapat beberapa macam tujuan menulis yaitu memberi tahu, mengajar, meyakinkan, menghibur dan mengekspresikan peranan. 2) Segi pembaca, penulis tidak hanya memilih satu pokok pembicaraan yang cocok, tetapi juga harus menentukan pembacanya dari pertimbangaan usia, jenis kelamin, tempat tinggal, budaya, agama, politik, dan sebagainya. 3) Segi

commit to user

berlangsungnya suatu kejadian tertentu, waktu dan tempat. Tujuan menulis adalah untuk menyampaikan pesan, informasi, dan tujuan dari penulis melalui tulisan itu sendiri.

Tujuan Menulis menurut Iskandarwassid (2008) mengemukakan bahawa tujuan menulis berdasarkan tingkatannya adalah menulis tingkat pemula, menulis tingkat menengah, menulis tingkat lanjut. Lebih jelasnya tujuan menulis berdasarkan tingkat lanjut yang berhubungan dengan menulis deskripsi atau menulis karangan deskripsi secara umum bertujuan untuk 1) Menceritakan sesuatu, baik hal-hal yang detail, hal-hal yang diamati secara langsung maupun menceritakan imajinasi atau ide dan gagasan yang diungkapkan dalam bentuk tulisan. 2) Memberikan petunjuk atau pengarahan mengenai suatu hal atau objek yang diamati dalam menulis deskripsi yang berupa langkah-lagkah mengenai suatu perintah baik langsung dan tidak langsung. 3) Menjelaskan sesuatu hal yang belum dimengerti dari hasil objek yang diamati tau objek yang dijadikan tema karangan. 4) Meyakinkan dan memberitahukan secara langsung dan tidak langsung kepada pembaca bahwa tulisan yang ditulis merupakan sesuatu hal yang bisa dipahami atau dimengerti dari objek yang diamati dalam menulis karangan deskripsi. 5) Merangkum atau menyimpulkan isi dari tulisan yang dibuat berdasarkan tema dari objek yang diamati.

Berdasarkan uraian di atas, tujuan menulis adalah memberitahu, mengekspresikan peranan, menentukan pembaca, dan menyampaikan informasi dari penulis kepada pembaca mengenai berlangsungnya suatu halt au kejadian tertentu.

h. Manfaat Menulis Deskripsi

Manfaat menulis adalah sebagai sarana pengungkapan diri, mengembangkan daya kreativitas dan mengembangkan tentang pemahaman bahasa terutama bahasa tulis. Manfaat menulis lebih jelasnya lagi adalah sebagai bentuk untuk pengekspresian diri yang dapat diungkapkan dalam bentuk tulisan

commit to user

Menurut Suparno dan Yunus (2008:4) Manfaat menulis adalah untuk menungkatakan kecerdasan, mengembangkan daya inisiatif atau kreativitas, menumbuhkan keberanian dan mendorong kemauan atau kemampuan mengumpulkan informasi.

Kegiatan menulis banyak manfaatnya, antara lain : 1) Menulis itu penting supaya ilmu tidak hilang. Jika ilmu diibaratkan hewan buruan, maka menulis adalah tali kekangnya. Supaya hewan buruan tidak lari kemana-mana, mesti ada tali kekangnya. Demikian pula dengan ilmu dan menulis. 2) Menulis untuk mengoptimalkan otak kanan. Otak kanan ini yang berfungsi untuk hal-hal “non-logical”, semacam mempertajam perasaan, misalanya. menumbuhkan rasa empati, meningkatkan sensitivitas, meningkatkan kreativitas, dll. 3) Menulis itu untuk mengurangi kesulitan seseorang memahami sesuatu hal yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan maupun hal-umum dalam kehidupan sehari-hari.

Manfaat menulis antara lain adalah : 1) Mengurangi stres. Kondisi mental orang-orang yang terbiasa mengekspresikan emosi atau masalah

Dokumen terkait