• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Mengelola Emosi

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab ini memaparkan tentang individu yang sedang menjalani masa remaja awal, kemampuan mengelola emosi, dan anak bungsu.

A. Hakikat Mengelola Emosi 1. Pengertian Emosi

Menurut Surya (dalam Triatnasari, 2014) emosi adalah keadaan diri yang menggerakkan individu untuk menuju rasa aman dan pemenuhan kebutuhannya, serta menghindari sesuatu yang merugikan dan pencabutan kebutuhan. berdasarkan penjelasan diatas suatu emosi merupakan jantung utama dari apa yang akan dilalukan oleh setiap individu, seperti perasaa, pikiran yang menjadi kendali penggerak sebuah emosi semua akan tergerak dengan sesusai kebutuhan diri masing-masing individu.

Menurut Chaplin (dalam Saputra & Safaria, 2009) mendefinisikan emosi adalah suatu keadaan yang terangsang dari organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya dan perubahan perilaku. Emosi merupakan keadaan yang ditimbulkan oleh situasi tertentu. Dengan pendapat diatas bahwa emosi merupakan sebuah situasi yang dimunculkan oleh diri sendiri dengan adanya perubahan perilaku. Awalnya individu memiliki suatu ketenangan dalam dirinya, namun akan menjadi agresife ketika mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari temannya sehingga emosi dapat muncul secara tiba-tiba melalui pikiran dan perasaan individu.

Menurut Gohm & Clore ( dalam Saputra & Safaria, 2009) Pada dasarnya emosi manusia bisa dibagi menjadi dua kategori umum, jika dilihat dari dampak yang ditimbulkan. Kategori ini dibagi menjadi emosi positif dan emosi negative. Untuk emosi positif adalah memberikan dampak menyenangkan dan menyusahkan. Macam emosi positif ini seperti tenang, santai, gembira, lucu, haru dan senang. Sedangkan untuk emosi negative adalah dampak yang dirasakan tidak menyenangkan dan menyusahkan. Macam emosi negatife ini seperti sedih, kecewa, putus asa, depresi, tidak berdaya, frustasi, marah, dendam dan masih banyak lagi. Berdasarkan beberapa pandangan para ahli bahwa emosi merupakan suatu keadaan suatu perasaan, pikiran yang dapat berubah secara tiba-tiba melalui perilaku yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar.

2. Macam-macam Emosi

Menurut Saputra & Safaria ( 2009) mengutarakan bahwa emosi terdapat dua kategori emosi yaitu emosi positif dan emosi negative :

a. Emosi positif

Emosi positif adalah memberikan dampak menyenangkan dan menangkan. Macam emosi positif ini seperti tenang, santai, rilek, gembira, lucu, haru dan senang.

b. Emosi negative

Emosi negative adalah memberikan dampak yang dirasakan tidak menyenangkan dan menyusahkan. Macam emosi negative ini seperti

sedih, kecewa, putus asa, depresi, tidak berdaya, frustasi, marah, dendam dan masih banyak lagi.

Menurut Ekman dan Friesen (dalam Saputra & Safaria, 2009) bahwa ada tiga macam emosi yang dikenal dengan display rules yaitu adanya tiga macam aturan penggambaran emosi yang terdiri dari masking, modulation, dan simulation.

a. Masking adalah keadaan seseorang yang dapat menyembunyikan atau menutupi emosi yang dialami, karena emosi yang dialami tidak tampak melalu ekspresi kejasmaniannya. Misalnya seorang perawat marah karena sikap pasien yang meremehkan pekerjaannya.

b. Modulation adalah orang yang tidak dapat meredam secara tuntas mengenai gejala kejasmaniannya tetapi hanya mengurangi saja, misalnya seseorang marah ngomel-ngomel tetapi kemarahannya tidak menjadi-jadi tetap terkontrol.

c. Simulation adalah orang tidak mengalami suatu emosi,tetapi seolah-olah mengalami emosi dengan menampakkan gejala-gejala emosi pada dirinya.

3. Bentuk-bentuk Emosi

Menurut Yusuf & Nurihsan (2010: 258) emosi merupakan aspek psikologis yang komplek dari keadaan psikologis yang normal yang berawal dari suatu stimulus psikologis. Adapun bentuk-bentuk emosi sebagai berikut :

a. Kecemasan

Kecemasan pada dasarnya adalah suatu reaksi diri untuk menyadari suatu ancaman yang tidak menentu, gejala kecemasan ini nampak pada fisik seperti ganggungan pernafasan atau detak jantung dan berkeringat. b. Rasa bersalah dan rasa khawatir

Rasa bersalah dan cemas dapat dikategorikan sebagai kegelisahan dengan suatu ancaman yang jelas. Rasa bersalah dapat ditandai dengan menurunya kepercayaan diri, merasa dirinya tidak berguna, buruk, merasa sebagai orang jahat.

c. Rasa takut

Rasa takut adalah tanggapan terhadap suatu ancaman tertentu, berbeda halnya dengan rasa gelisah yang merupakan tanggapan atas ancaman yang belum menentu kejelasannya. Rasa takut pada manusia sangatlha beragam seperti rasa takut pada hukuman, sakit,kegagalan dan sebagainya.

d. Marah

marah adalah emosi yang kuat ditandai dengan adanya reaksi sistem syaraf yang akut dan dengan adanya sikap melawan baik secara terang-terangan atau tersembunyi. Menahan untuk marah dapat menyebabkan stress pada diri seseorang baik secara emosi atau fisik.

e. Cemburu

Cemburu meliputi keinginan untuk menguasai, mengendalikan, atau memperbudak seseorang sebagai rasa kepemilikan atas orang tersebut. Cemburu dapat menimbulkan rasa cemas, takut, gelisah atau marah. f. Kesedihan dan kedukaan

Sedih adalah rasa sakit atau pilu yang diakibatkan adanya perubahan, seperti perubahan dalam hubungan pribadi (cinta, dukungan dll), perubahan dalam kemampuan dalam diri (daya tanggap, kekuatan).

4. Proses Terjadinya Emosi

Menurut pandangan teori kognitif (dalam Saputra & Safaria, 2009) emosi lebih banyak ditentukan oleh hasil interprestasi individu terhadap suatu peristiwa. Individu memandang dan menginterprestasikan suatu peristiwa dalam persepsi atau nilai negative, tidak menyenangkan, menyengsarakan, menjengkelkan, mengecewakan. Sebaliknya dalam persepsi positif seperti kewajaran, hal indah, sesuatu yang mengharukan atau membahagiakan. Interpretasi yang dibuat individu atas suatu peristiwa akan membentuk dalam perubahan fisiologis individu secara internal. Bahwa dari suatu pernyataan ini seseorang maupun individu akan menilai dan menginterpretasikan persepsi-persepsi masing-masing individu dengan melihat situasi apa yang sedang dimunculkan oleh tiap individu.

Semisal individu memiliki interpretasi bahagia maka seorang pun akan memiliki perasaan senang dan pemikiran yang lebih positif. Seperti halnya bahwa Orang yang mampu memahami emosi apa yang sedang

individu alami dan rasakan, akan lebih mampu mengelola emosinya secara positif. Sedangkan orang yang kesulitan memahami emosi apa yang sedang bergejelok dalam perasaaanya, menjadi rentan terpenjara oleh emosinya sendiri. Dengan begitu proses kemunculan emosi juga melibatkan faktor psikologis maupun biologis

5. Kegunaan Emosi

Emosi berguna menuntun individu menghadapi saat-saat kristis dan tugas - tugas yang terlampauriskan bila hanya diserahkan pada otak. Sehingga sangat berbahaya dapat memunculkan perasaan kekecewaan, karena setiap emosi juga menawarkan pola persiapan tindakan tersendiri untuk menuntun setiap individu kearah yang baik. Dan dapat digunakan ketika menangani tantangan yang datang secara berulang-ulang dalam kehidupan manusia (Goleman, 1998)

Saputra & Safaria (2009) merumuskan bahwa emosi dapat digunakan sebagai berikut :

a. Emosi dapat digunakan sebagai bentuk komunikasi yang dapat mempengaruhi orang lain. Seperti guratan ekspresi yang terlihat pada raut muka seseorang, merupakan bagian dari emosi dan saat sekarang pada masyarakat modern. Guratan ekspresi merupakan bentuk komunikasi yang lebih cepat dari kata-kata.

b. Emosi dapat digunakan sebagai mengorganisasi dan memotivasi tindakan. Emosi secara teoritis dapat memotivasi perilaku untuk

bertindak dan pada situasi ini yang penting emosi dapat bereaksi dalam menghadapi suatu situasi tersebut.

6. Kemampuan Mengelola Emosi

Pengertian kemampuan mengelola emosi Menurut Fatimah (dalam Triatnasari, 2014) mengelola emosi berarti “manangani perasaan agar terungkap dengan tepat. Emosi dikatakan berhasil dikelola apabila mampu menghibur diri, ketika ditimpa kesedihan, dapat melepas kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan bangkit kembali dengan cepat”. Dengan berdasarkan penjelasan bahwa kemampuan emosi merupakan suatu hal bagaimana suatu perasaan indvidu sendiri dapat menempatkan dengan tepat sehingga ketika perasaan individu senang maupaun sedih dapat di olah dengan baik.

Saputra & Safaria (2009) mengungkapkan bahwa seseorang yang mampu mengelola dan memahami emosi yang sedang dirasakan, maka seorang individu akan lebih mampu mengelola emosinya secara positif. Dan sebaliknya jika seseorang yang belum bisa mengelola atau kesulitan memhami emosi apa yang bergejolak dalam perasaannya, maka seseorang akan terpenjara oleh emosinya sendiri. Hal ini akan berpengaruh pada individu sendiri menjadi bingung dan bimbang atas suasana emosi yang sedang dirasakan. Berdasarkan pendapat bahwa seseorang yang yang memiliki kualitas dalam mengelola emosi dengan baik maka seseorang tersebut juga akan mendapatkan energy-energi yang positif dalam dirinya. Seperti merasakan perasaan yang senang maupun bahagia. Sementara itu

seseorang yang dalam kualitas rendah dalam mengelola emosi maka akan selalu mendapatkan tekanan perasaan yang tidak menyenangkan maupun tidak mengenakkan seperti sedih, selalu marah dan lain sebagianya.

7. Aspek - aspek Kemampuan Mengelola Emosi

Goleman (1998) menjelaskan bahwa kemampuan mengelola emosi adalah kemampuan menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan tepat yang bergantung pada kesadaran diri. Orang yang memiliki kemampuan mengelola emosi yang buruk akan terus menerus melawan perasaan murung, sementara orang yang pintar mengelola emosi dapat bangkit kembali dengan jauh lebih cepat dari perasaan yang tidak menyenangkan. Kemampuan seseorang untuk menjaga agar emosi yang merisaukan atau mengganggu tetap terkendali merupakan kunci menuju kesejahteraan emosi yang dapat menimbulkan kestabilan emosi dalam diri seseorang.

Kemampuan mengelola emosi merupakan salah satu dari kelima unsur aspek yang terkandung dalam kecerdasan emosi (mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, membina hubungan. Kelima aspek tersebut pada dasarnya saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan kecakapan keterampilan emosi seseorang untuk mengendalikan diri, memiliki sifat dapat dipercaya, sifat bersungguh-sunguh, adaptabilitas dan inovasi. Berikut adalah aspek-aspek kemampuan mengelola emosi:

a. Mengendalikan diri

Orang yang mampu mengendalikan diri, sehingga seseorang dapat mengelola emosi dari segi diri sendiri hingga dalam mengelola sebuah perasaan-perasaan yang menekan seseorang dari sedih sampai senang maupun bahagia. seperti contoh seseorang ketika sedang marah tetapi bisa mengendalikan emosinya dengan hal yang positif seperti berolahraga. Anak bungsu harus mampu mengendalikan diri ketika keinginannya tidak terpenuhi dengan cara menyalurkan emosinya ke kegiatan yang positif.

b. Sifat dapat dipercaya

Orang yang memiliki sifat dapat dipercaya merupakan seseorang yang memiliki sikap maupun sifat kejujuran dan selalu menunjukkan sikap yang baik serta selalu bertanggung jawab atas kesalahan yang telah diperbuat. seperti contoh ketika teman memberimu uang sepuluh ribu untuk membelikan minum dan saya mengembalikan uang kembalian pada teman saya. Aspek ini berkaitan dengan kemampuan mengelola emosi menurut orang lain, yaitu anak bungsu dapat dipercaya oleh orang tuanya untuk melakukan sesuatu hal.

c. Sifat bersungguh-sungguh

Orang yang memiliki sifat bersungguh-sungguh merupakan seseorang yang menjunjung tinggi rasa tanggung jawa atas semua yang akan dilakukan dan selalu memiliki komitmen yang tinggi untuk menuju apa yang ingin dicapai. Anak bungsu menunjukkan kesungguhannya dengan

perilaku disiplin seperti contoh saya tidak pernah terlambat ketika datang ke sekolah di pagi hari.

d. Adaptabilitas

Orang yang memiliki adaptabilitas baik merupakan seseorang yang memiliki kemandirian, keluwesan dalam menghadapi tantangan serta dapat memahami situasi yang ada. Anak bungsu dapat menunjukkan adaptabilitas dengan mudah bergaul di lingkungannya dan mampu mengatasi tantangan seperti halnya ketika anak dapat melakukan mencuci baju sendiri dirumah.

e. Inovasi

Orang inovasi merupakan seseorang yang mampu atau memiliki sikap keterbukaan dengan gagasan dari orang lain serta selalu update dengan informasi yang ada. Anak bungsu dapat melakukan inovasi seperti contoh ketika anak selalu menghargai pendapat teman saya saat didalam kelompok kecil maupun kelompok besar.

8. Cara Mengelola Emosi

Banyak cara untuk mengelola emosi. Salah satunya menurut Gunarsa (dalam Saputra & Safaria, 2009). Pengungkapan emosi merupakan suatu bentuk komunikasi melalui raut wajah dan gerakan tubuh yang menyertai emosi, sebagian luapan emosi, mengungkapkan, menyampaikan perasaannya kepada orang lain dan menenentukan bagaimana perasaan orang lain.

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengelola emosi adalah melalui latihan relaksasi (Saputra & Safaria, 2009). Latihan relaksasi memiliki tujuan untuk menurunkan tingkat ketegangan psikis dan fisiologis akibat stressor yang menekan dan menggantinya dengan keadaan santai dan tenang. Dalam melakukan relaksasi yang dapat kita lakukan sendiri yaitu relaksasi Cue-controlled Relaxation . (Saputra & Safaria, 2009) mengungkapkan bahwa teknik Cue-controlled Relaxation, merupakan teknik ini merupakan gabungan pernapasan dengan kalimat atau kata-kata sugesti yang dapat menimbulkan keadaan santai, tenang dan tenteram. Teknik relaksasi dapat dilakukan dalam posisi berbaring atau duduk dengan posisi ternyaman. seperti contoh jika tubuh kita dalam keadaan santai dan relaks, keadaan emosi kita juga akan relatife mengikuti menjadi lebih santai dan relaks.

Selain melalui teknik relaksasi, kita juga bisa mengelola emosi dengan cara gabungan antara relaksasi dengan melalui pernapasan. seperti halnya ketika kita sedang mengalami emosi marah maka akan terjadi perubahan secara fisiologis, dan akan merasakan dada menjadi sesak, detak jantung meningkat, dan suhu badan meningkat yang semua merupakan dalam kondisi tegang. Dengan keadaan tegang secara fisiologis kita dapat melakukan mengelola emosi dengan teknik pernapasan, kita dapat melakukannya dengan kita menarik napas dalam-dalam, menahan sekitar 10 detik, kemudian kita hembuskan perlahan-lahan sambil kita mengatakan sugesti positif terhadap diri sendiri seperti “saya berada dalam keadaan

tenang”. teknik pernapasan ini jika dilakukan beberapa kali maka secara bertahap akan menurunkan ketegangan dan memunculkan keadaan relaksasi yang menenangkan.

B. Hakikat Urutan Kelahiran

Dokumen terkait