• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

C. Hakikat Remaja

Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Menurut Papalia dan Olds (dalam Putro, 2017), masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun. Sedangkan Anna Freud (dalam Putro, 2017) bahwa pada masa remaja terjadi proses perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi

perubahan dalam hubungan dengan orangtua dan cita-cita mereka, di mana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa depan.

Remaja menurut WHO ( dalam Sarwono, 2007) mengungkapkan bahwa remaja adalah individu yang berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual, individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari anak-anak menjadi dewasa, serta terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh keadaan yang relative lebih mandiri. WHO menetapkan batasan usia yaitu remaja awal 14 tahun, 10-20 tahun sebagai batasan remaja dan 15-10-20 tahun remaja akhir.

Adapun menurut Piaget (dalam Sumanto, 2014). istilah adolescence yang berarti remaja. Istilah adolescence seperti dipergunakan saat ini mempunyai arti yang luas mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Padangan ini diungkapkan oleh Piaget bahwa pada usia 11-15 tahun anak masuk dalam fase perkembangan kognitif baru yang disebut tahap pemikiran operasional formal yang ditandai dengan pemikiran asbtrak, idealistis dan logis. sehingga remaja dapat berfikir lebih abstrak dibanding anak. Pada awal remaja, anak akan berfikir ego-centris yang menganggap orang lain seperti dirinya dalam hal yang dipikirkan,dirasakan dan disenangi. perilaku yang umum bagi para remaja adalah keinginan untuk diperhatikan dan tampil menonjolkan diri serta tampil beda dan lain-lainnya.

2. Ciri-ciri Remaja

Menurut Erikson (dalam Sumanto, 2014): masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakan dengan periode sebelumnya dan sesudahnya. Ciri-ciri tersebut diterangkan secara singkat:

a. Masa remaja sebagai periode peralihan.

Yaitu perkembangan masa kanak-kanak lagi dan belum dapat dianggap sebagai orang dewasa. Namun Status remaja tidak jelas, keadaan ini memberi waktu padanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan dirinya.

b. Masa remaja sebagai periode perubahan

yaitu tingkat peruahan dalam sikap dan perilaku masa remaja sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Ada lima perubahan diantaranya perubahan pada emosi perubahan tubuh, minat dan peran (menjadi dewasa yang mandiri), perubahan pada nilai-nilai yang dianut, serta keinginan akan kebebasan.

c. Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan

Yaitu dikatakan demikian masa remaja dalam tahap yang karena sulit diatur, cenderung berperilaku yang aneh-aneh dan kurang baik. Hal ini yang membuat banyak orang tua menjadi takut.

d. Masa remaja sebagai masa dewasa

Yaitu Remaja mengalami kebingungan atau kesulitan di dalam usaha meninggalkan kebiasaan pada usia sebelumnya dan di dalam

memberikan kesan bahwa mereka hampir atau sudah dewasa, sehingga mereka melakukan perilaku menyimpang untuk mnyalurkan emosinya dan mendapat pengakuan dari orang lain.

3. Tugas Perkembangan Remaja

Menurut Havighurst (dalam Sumanto, 2014) menambahkan bahwa tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada kematangan fisik, tuntutan masyarakat atau budaya dan nilai – nilai dan aspirasi individu. Havighurst juga menambahkan bahwa tugas - tugas perkembangan masa remaja adalah :

a. Mencapai perilaku yang bertanggung jawab secara sosial, remaja yang mampu mengelola emosi cenderung akan mampu bertanggung jawab di lingkungan sosial.

b. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya, remaja harus mampu untuk mengeola emosinya secara mandiri tanpa bergantung pada orang tua maupun orang lain.

c. Belajar bergaul dengan kelompok sesuai dengan jenis kelamin masing-masing, remaja mulai belajar untuk mengelola emosinya agar mampu bergaul dengan lawan jenis.

d. Mengembangkan sistem nilai dan etika sebagai petunjuk dalam berperilaku, remaja mempelajari sistem nilai dan etika agar mampu mengelola emosi sesuai dengan aturan yang ada di lingkungan sekitar.

Sementara itu menurut Yusuf & Nurihsan (2010 :198) tugas perkembangan remaja adalah sebagai berikut

a. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figure-figur yang mempunyai otoritas (mengembangkan sikap respek terhadap orang tua dan orang lain tanpa tergantung kepadanya.) Remaja yang memiliki kemandirian emosional akan mampu mengelola emosinya dengan baik. b. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal, remaja harus

mampu mengelola emosi agar dapat berkomunikasi dengan baik dengan orang lain.

c. Mampu bergaul dengan teman sebaya atau orang lain secara wajar, kemampuan mengelola emosi remaja sangat penting agar remaja dapat bergaul dengan teman sebaya secara baik.

d. Menemukan manusia model yang dijadikan pusat identifikasinya, remaja dapat mencontoh orang disekitarnya yang memiliki kemampuan mengelola emosi agar remaja mampu meniru untuk mengelola emosi dengan baik.

e. Memperoleh self-control (kemampuan mengendalikan sendiri) atas dasar skala nilai, prinsip-prinsip atau falsafah hidup, remaja yang memiliki self- control akan mampu mengelola emosinya dengan baik.

f. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap dan perilaku yang kekanak-kanakan, remaja yang mampu mengelola emosi akan mampu bersikap secara bijaksana dan tidak kenak-kanakan.

g. Bertingkah laku yang bertanggung jawab secara rasional, remaja yang mampu mengelola emosi akan mampu bertanggung jawab terhadap perilakunya..

4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Remaja

Menurut Hurlock (dalam Sumanto, 2014), baik faktor kondisi internal maupun eksternal akan dapat memengaruhi tempo atau kecepatan dan sifat atau kualitas perkembangan. adapun faktor – faktor umum yang memengaruhi perkembangan tersebut.

a. Intelegensi

Intelegensi merupakan faktor yang penting dalam perkembangan. kecerdasan yang tinggi disertai oleh perkembangan yang cepat, sebaliknya jika kecerdasan rendah, maka anak akan terbelakang dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Remaja yang memiliki kecerdasan dapat mengembangkan kecerdasan emosional dan kemampuan mengelola emosi yang baik.

b. Jenis kelamin

Perbedaan perkembangan antara laki-laki dan perempuan tidak tampak jelas. perbedaan yang nyata adalah kecepatan dalam pertumbuhan jasmaniah. seperti ketika lahir laki-laki lebih bear dibanding dengan perempuan, tetapi anak perempuan lebih cepat perkembangannya dan lebih cepat pula mencapai kedewasaan. Seseorang yang lebih cepat dewasa akan lebih cepat pula mencapai pengelolan emosi yang baik. c. Posisi dalam keluarga

Kedudukan anak dalam keluarga merupakan keadaan yang dapat memengaruhi perkembangan. anak kedua, anak ketiga dan sebagainya pada umumnya perkembangan lebih cepat dari anak yang pertama. anak

bungsu biasanya karena dimanja perkembangannya lebih cepat. Anak bungsu juga cenderung kemampuan mengelola emosi yang berbeda dengan saudara-saudaranya.

d. Kultur (budaya)

Budaya merupakan faktor yang berpengaruh terhadap tingkah laku seseorang. sebuah penelitian yang dilakukan di amerika menunjukkan bahwa sifat pertumbuhan anak dari dua budaya yang berbeda adalah sama, namun perbedaan budaya ketika mereka mulai tumbuh dan berkembang penyebakan perbedaan tingkah laku diantara keduanya. Budaya juga dapat mempengaruhi mengelola emosi yang dimiliki seseorang. Orang yang berasal dari budaya yang keras dapat mengalami kesulitan dalam mengelola emosinya.

5. Perkembangan Remaja dan Permasalahannya

Remaja merupakan individu yang sedang mengalami masa perkembangan. Perkembangan remaja ini terdiri dari perkembangan pada fisik, emosi dan sosial. Adanya perkembangan pada remaja tentunya menimbulkan berbagai permasalahan. Berdasarkan ciri-ciri remaja menurut Erikson (dalam Sumanto,2014) dapat diketahui beberapa permasalahan dalam perkembangan remaja. Kondisi peralihan pada remaja membuat emosi remaja tidak stabil sehingga remaja sulit untuk mengelola emosinya. Selain itu adanya ketakutan yang di alami oleh orang tua disebabkan oleh remaja yang kesulitan mengelola emosinya sehingga melakukan perilaku yang menyimpang di keluarga yaitu dengan merokok,

minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam perilaku seks. Remaja menganggap bahwa perilaku ini adalah pelampiasan emosi dan dapat memperoleh pengakuan dari orang lain. Berdasarkan permasalahan pada remaja ini, ini perlu untuk ditangani agar tidak mengganggu tugas perkembangan remaja yang lain.

38

Dokumen terkait