• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Hakikat Urutan Kelahiran

Dalam proses pendidikan (Sugihartono, dkk, 2013:29), terdapat beberapa hal yang dapat mempengaruhi proses belajar siswa yaitu faktor bawaan dan faktor lingkungan. Faktor bawaan merupakan faktor-faktor biologis yang diturunkan melalui pewarisan genetic orang tua, sementara itu faktor lingkungan menunjukkan pada segala sesuatu yang berada diuar diri individu. faktor ini meliputi banyak hal dari status sosial,Pola asuh orang tua, budaya dan urutan kelahiran.

Keempat faktor ini merupakan penentu kepribadian invidu dalam proses pendidikan. Walaupun masih terdapat kontroversi, beberapa penelitian membuktikan karakteristik kepribadian seseorang ditentukan salah satunya oleh urutan kelahirannya. Seperti halnya Anak Sulung cenderung lebih teliti, mempunyai ambisi, dan agresif dibandingkan adik-adiknya. Anak pertama cenderung mendapatkan dan menyelesaikan pendidikan yang lebih tinggi dan memiliki prestasi yang baik.

Sementara itu anak tengah lebih mudah bergaul dan memiliki rasa setia kawan yang tinggi, dikarenakan anak tengah kurang mendapat perhatian di dalam keluarga, mereka cenderung belajar, menjalin hubungan, dan mencari dukungan dari teman-temannya. maka dari itu anak

tengah terampil memiliki kemampuan bersosialisasi. Sedangkan anak Bungsu cenderung paling kreatif dan biasanya menarik. Oleh karena itu Anak bungsu sering dianggap sebagai anak bawang, anak bungsu cenderung untuk selalu ingin memperoleh perlakuan yang sama. Anak tunggal atau anak semata wayang memiliki karakteristik yang hampir mirip dengan anak pertama dan sering terbebani dengan harapan yang tinggi dari orang tua. Penelitian memperlihatkan, mereka lebih percaya diri, supel dan memiliki imajinasi yang tinggi. mereka juga mengharapkan banyak dari orang lain, tidak senang dikritik, kadang tidak fleksibel, serta perfeksionis. Karakteristik yang berbeda-beda antara anak sulung,anak tengah, anak bungsu, maupun anak tunggal disebabkan karena perlakukan yang berbeda-beda dari orang tua maupun anggota keluarga lainnya berdasarkan urutan kelahirannya.

Urutan kelahiran merupakan kedudukan atau posisi anak dalam keluarga yang memiliki bermacam-macam jenis, seperti anak sulung, anak tengah, anak bungsu dan seterusnya. dari setiap kedudukan anak dalam urutan kelahiran masing-masing mendapatkan pola pengasuhan yang berbeda-beda dari orang tua yang akan membentuk kepribadian setiap anak. posisi urutan kelahiran dalam keluarga juga memberikan pengaruh mendasar pada perkembangan anak. menurut Agus sujanto (dalam Zola, dkk. 2017) anak-anak menempati kedudukan yang khas pada umunya lalu menunjukkan tipe-tipe yang khas pula, sehingga memerlukan perlakuan

yang khas pula dengan maksud agar tidak merugikan anak itu sendiri maupun merugikan keluarga.

Menurut Alwisol (dalam Zola, dkk. 2017) dalam sebuah keluarga, setiap anak lahir dengan unsur genetik yang berbeda dan masuk dalam situasi sosial yang berbeda karena banyak dipengaruhi berbagai faktor seperti lingkungan, lalu orang tua dan pola asu. maka dari itu penting untuk melihat urutan kelahiran (anak pertama, anak kedua dan seterusnya), dan anak-anak ini menginterprestasikan situasi dengan cara yang berbeda-beda pula.

2. Jenis-jenis dalam Urutan Kelahiran (anak sulung, anak tengah, anak bungsu)

Dalam kedudukan urutan kelahiran posisi anak terdapat anak sulung, anak tengah dan anak bungsu, dan dalam kedudukan anak dalam keluarga juga memiliki ciri yang khas atau karakter yang berbeda-beda di setiap kedudukan anak dalam keluarga (Feist & Feist, 2010).

a. Anak Sulung adalah anak yang pernah menjadi anak tunggal sehingga ia menjadi pusat perhatian, hingga saatnya anak kedua setelah anak sulung lahir kemudian anak sulung ini menjadi sosok yang otoriter, namun anak sulung cenderung berupaya untuk menghindari amarah, serta memiliki ekspresi emosi datar, dan cenderung menyembunyikan perasaannya sendiri, karena Anak sulung memiliki tingkat mengelolaan emosi yang baik dintunjukan dari segi perilaku bahwa anak sulung memiliki kesadaran diri yang baik lalu hal anak sulung juga memiliki

kemampuan dalam pengaturan diri. dan dapat mengambil keputusan sendiri serta percaya akan kemampuannya. sehingga Dalam pengungkapan emosi anak sulung memiliki tingkatan yang baik.

b. Anak tengah adalah mereka yang berada di suatu posisi antara anak sulung dan anak bungsu. Anak tengah bisa termasuk anak kedua, ketiga atau seterusnya yang masih mempunyai adik. Adler menambahkan bahwa posisi anak kedua atau anak tengah dipandang penuh dengan kecemburuan, namun adler juga memiliki pandangan bawah sifat positif yang dimiliki anak tengah ialah bermotivasi tinggi, bisa bekerjasama, daya saing yang cukup. sehingga Dalam pengungkapan emosi anak tengah juga memiliki tingkatan yang cukup karena anak tengah memiliki kemampuan pengaturan diri yang baik.

c. Anak bungsu yang dapat dikatakan sebagai anak terakhir. Anak bungsu dikatakan sebagai “bayi dalam keluarga”, karena mereka selalu mendapatkan bantuan dari orang lain. Anak bungsu menjadi individu yang cepat putus asa apabila mengalami suatu tantangan. Anak bungsu memiliki sifat yang khas dalam dirinya yaitu sifat yang keras dan banyak menunutut, tidak berani menghadapi kesulitan, iri hati dan kurang bertanggung jawab, cenderung memiliki prestasi yang rendah, lebih suka menarik diri dan tergantung pada orang lain, serta lebih mementingkan kepentingan diri sendiri.

3. Karakteristik Anak Bungsu

Adapun karakteristik anak bungsu menurut Hurlock (dalam Zola, dkk. 2017) adalah sebagai berikut :

a. Cenderung keras (berjiwa bebas) dan agak penurut.

b. Memiliki rasa aman yang tinggi karena tidak pernah disaingi oleh saudara-saudaranya (egois,manja). Berdasarkan pendapat tersebut kecenderungan pengelolaan emosi anak bungsu yaitu cenderung kurang baik yang tercermin dari sikap kurang mandiri, selalu ingin diperhatikan. c. Biasanya dilindungi oleh orangtuanya dari serangan fisik dan verbal

kakak-kakaknya (tidak dewasa,manipulatife).

d. Cenderung tidak berprestasi tinggi karena kurangnya harapan dari orang tua (merasa dirinya inferior / rendah diri).

e. Mengalami hubungan sosial yang baik diluar rumah dan biasanya popular tetapi jarang menjadi pemimping karena kurang kemauan untuk memikul tanggung jawab (tipe ekstrovert, suka bergaul, dan pendengar yang baik).

f. Cenderung bahagia karena memperoleh perhatian dan dimanjakan keluarga selama masa anak-anak (selalu menginginkan semua perhatian tertuju padanya).

4. Kemampuan Mengelola Emosi Anak Bungsu

Adler mengatakan dalam teorinya mengenai urutan kelahiran bahwa anak yang paling muda atau anak paling bungsu memperoleh perhatian dalam jangka waktu yang jauh lebih panjang dibanding anak sulung,

sehingga anak bungsu memiliki tendensi untuk bersikap manja dan kurang mandiri. Anak bungsu juga memiliki rencana-rencana yang hebat namun tidak pernah berhasil. Selain itu anak bungsu juga dianggap memiliki gaya hidup yang manja. Gaya hidup manja yang diungkapkan Adler bahwa anak bungsu mengharapkan orang lain memerhatikan mereka, melindungi mereka, dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa anak bungsu memiliki kemampuan mengelola emosi yang kurang baik. Hal ini terlihat dari sikap anak bungsu yang manja dan kurang mandiri karena terbiasa diberikan perhatian oleh orang tua. Anak bungsu juga sering dituruti keinginan oleh keluarga sehingga tidak terlatih mengelola emosi dalam mendapatkan hal yang diinginkan.

C. Hakikat Remaja

Dokumen terkait