• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat kemampuan mengelola emosi anak bungsu (studi deskriptif pada siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2018/2019)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tingkat kemampuan mengelola emosi anak bungsu (studi deskriptif pada siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2018/2019)"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. TINGKAT KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI ANAK BUNGSU (Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2018/2019). SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling. Oleh: Septian Dwi Patriadi 151114036. PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. TINGKAT KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI ANAK BUNGSU (Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2018/2019). SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling. Oleh: Septian Dwi Patriadi 151114036. PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019. i.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO “Bekerja keras dan bersikap baiklah. Hal Luar biasa akan terjadi” (Septian Dwi Patriadi). “Hidup tanpa ambisi bagaikan burung tak bersayap” (Septian Dwi Patriadi). iv.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN Saya persembahkan skripsi ini kepada: Allah SWT. yang selalu memberikan saya kesabaran dan ketekunan dalam setiap proses menyelesaikan skripsi saya ini.. Kedua orang tua saya: Alm. Noegroho Hari Judono, S.Pd. dan Siti Munawaroh sebagai orang tua penulis yang selalu memberikan rasa cinta dan kasih sayangnya yang luar biasa. Kupersembahkan baktiku untuk membalas semua pengorbanan kalian yang tak ternilai harganya.. Dosen Pembimbingku Prias Hayu Purbaning Tyas M.Pd., yang selalu bersedia meluangkan waktunya di setiap waktu dan dengan sabar membantu selama proses penyelesaian skripsi ini hingga akhir.. Alm. Eyang terkasih Raden Ajeng Soestuningsih dan Mbah Maryani.. Kakakku terkasih Desi Sasmita Nugraha, S.Pd. yang selalu menemani dalam suka maupun duka.. Teman-temanku di program studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2015 yang selalu menemani, memberikan semangat tiada henti dan selalu mendoakanku dalam proses penyelesaian skripsi ini.. v.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK TINGKAT KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI ANAK BUNGSU (Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2018/2019) Septian Dwi Patriadi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2019 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan mengelola emosi pada anak bungsu di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta dan mengidentifikasi usulan topik-topik bimbingan kelompok pribadi sosial berdasarkan item kemampuan mengelola emosi yang capaian skornya teridentifikasi sangat rendah. Metode penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Responden dalam penelitian ini adalah 92 siswa kelas VIII yang merupakan anak bungsu di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan kuisioner kemampuan mengelola emosi yang berjumlah 64 item. Skala disusun berdasarkan aspek kemampuan mengelola emosi menurut Goleman (1998) yaitu (1) Mengendalikan diri, (2) Sifat dapat dipercaya, (3) Sifat dapat bersungguh-sungguh, (4) Adaptabilitas, (5) Inovasi. Nilai koefisian reliabilitas instrument menggunakan pendekatan Alpha Cronbach sebesar 0,943. Adapun teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan stastistik deskriptif dengan kategorisasi sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah untuk mengklasifikasikan kemampuan mengelola emosi pada anak bungsu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak bungsu memiliki kemampuan mengelola emosi yang berada dalam kategori tinggi dengan skor 187,06. Hasil analisis item menunjukkan 2 item berada dalam kategori sangat rendah. Topik bimbingan yang dapat disusun berdasarkan hasil penelitian ini adalah “aku adalah anak yang mandiri”, “aku adalah anak yang bertanggung jawab, “belajar dari pengalaman tokoh-tokoh besar”, “ teman baru tempat belajarku. kata kunci: kemampuan mengelola emosi, anak bungsu. viii.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT LEVEL OF EMOTIONAL MANAGEMENT ABILITY ON YOUNGEST CHILD (Descriptive study on class VIII students of SMP Pangudi Luhur Yogyakarta Academic Year 2018/2019) Septian Dwi Patriadi Sanata Dharma University Yogyakarta 2019 This study aims to determine the level of emotional management ability in the youngest child at SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta and to identify privatesocial group guidance topics based on items of emotional management abilities whose achievement scores are identified as low. This research method is quantitative descriptive. Respondents in this study were 92 grade VIII students who were the youngest children at SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Data collection in this study was used an emotional management ability questionnaire of 64 items. This questionnaire is arranged based on aspects of emotional management ability according to Goleman (1998), namely (1) Self-control, (2) Traits can be trusted, (3) Traits can be serious, (4) Adaptability, (5) Innovation. The reliability of the instrument used the Cronbach Alpha approach of 0.943. The data analysis technique was carried out using descriptive statistics with very high, high, medium, low and very low categorization to classify the emotional management ability in the youngest children. The results showed that youngest child had emotional management ability in a high category with a score of 187.06. There are two items that in low category. Guidance topics that can be arranged based on the results of this study are "I am an independent child", ”I am and responsible child”, "Learn from the experiences of great figures", and “New friend is my learning place. keywords: emotional management ability, youngest child. ix.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT penulisan ucapkan atas rahmat pertolongan, pernyataan, dan bimbingan-Nya dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan dari program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari bahwa selama proses penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan banyak pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada: 1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. Dr. Gendon Barus, M.Si., selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma. 3. Prias Hayu Purbaning Tyas M.Pd., selaku dosen pembimbing yang dengan sabar memberikan waktu, bimbingan dan masukan serta pembelajaran berharga yang sangat berguna dalam penyelesian skripsi ini. 4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membekali penulis dengan ilmu-ilmu yang berguna bagi penulis. 5. Orang tuaku tercinta Alm. Noegroho Hari Judojono S.Pd dan Ibu Siti Munawaroh atas doa, dukungannya, kasih sayang, perhatian, semangat yang tidak berhenti diberikannya selama proses penyelesaian skripsi ini dan biaya yang telah diberikan selama belajar di Universitas Sanata Dharma.. x.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 6. Kakakku tersayang Desi Sasmita Nugraha S.Pd. atas segala doa, dan dukungan yang sudah diberikan. 7. Bapak Philippus Buang, Ibu Bertha Titun Rubiati dan Mbak Monica Puji Astuti atas segala doa, dukungan dan semangat yang tidak berhenti diberikan selama penyelesaian skripsi ini. 8. Pihak sekolah yang telah menyediakan tempat dan waktu bagi peneliti, yaitu Romo/Frater yang menjabat sebagai Kepala Sekolah di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, Ibu Maria Niken Elithya Susila, S.Pd. dan Ibu Florentina Octivani Rossy Maharani, S.Pd. sebagai Guru BK SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. 9. Siswa-siswi SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta yang telah bersedia untuk membantu memperlancar penelitian ini. 10. Stefanus Priyatmoko atas segala dedikasi dan pelayanannya dalam membantu peneliti mengurus proses administrasi di Program Studi Bimbingan dan Konseling. 11. Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan tahun 2015 yang telah memberikan dukungan berupa doa dan semangat yang luar biasa. 12. Sahabat-sahabatku Gabriel Ikeu Stefani, Bella Tesalonika, Kristantyo Adi, Maria Adventina Imaculata, Andreas Purbo, Cindy Daniella Miliani, Dina Shintia Datuan, Ririe arjune, Melani Stefani Bule, Vincentius Raditya Bagaskara, Mario Tindangen, Theresia Indri terima kasih atas dukungan dan support kalian mendapingi proses pengerjaan skripsi ini.. xi.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Daftar Isi. HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii HALAMAN MOTTO .......................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.............................................. vii ABSTRAK .......................................................................................................... viii ABSTRACT ........................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ............................................................................................x DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL DAN DIAGRAM ................................................................ xvi DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah ...............................................................................1 B. Identifikasi Masalah ...................................................................................10 C. Pembatasan Masalah ..................................................................................10 D. Rumusan Masalah ......................................................................................11 E. Tujuan Penelitian .......................................................................................11 F. Manfaatkan Hasil Penelitian ......................................................................11 G. Batasan Istilah ............................................................................................13 BAB II KAJIAN PUSTAKA ...............................................................................14 A. Hakikat Mengelola Emosi ..........................................................................14 1. Pengertian Emosi .................................................................................14 2. Macam-Macam Emosi .........................................................................15 3. Bentuk-Bentuk Emosi ..........................................................................16 4. Proses Terjadinya Emosi ......................................................................18 5. Kegunaan Emosi ..................................................................................19 6. Kemampuan Mengelola Emosi ............................................................20 xiii.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 7. Aspek-Aspek Kemampuan Mengelola Emosi .....................................21 8. Cara Mengelola Emosi .........................................................................23 B. Hakikat Urutan Kelahiran ..........................................................................25 1. Pengertian Urutan Kelahiran ................................................................25 2. Jenis-Jenis dalam Urutan Kelahiran .....................................................27 3. Karakteristik Anak Bungsu ..................................................................29 4. Kemampuan Mengelola Emosi Anak Bungsu……………………….29 C. Hakikat Remaja ..........................................................................................30 1. Pengertian Remaja ...............................................................................30 2. Ciri-Ciri Remaja ...................................................................................32 3. Tugas Perkembangan Remaja ..............................................................33 4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Remaja ...............35 5. Perkembangan remaja dan permasalahannya………………………...36 BAB III METODE PENELITIAN .....................................................................38 A. Jenis Penelitian ...........................................................................................38 B. Waktu dan Tempat Pengumpulan Data......................................................38 C. Sampel Penelitian .......................................................................................39 D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................................39 E. Teknik dan Instrumen Penelitian ...............................................................40 1. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................40 2. Instrumen Pengumpulan Data ..............................................................42 F. Uji Coba Instrumen ....................................................................................43 G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ..........................................................45 1. Validitas Instrumen ..............................................................................45 2. Reliabilitas Instrumen ..........................................................................47 H. Teknik Analisis Data ..................................................................................48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................51 A. Hasil Penelitian ..........................................................................................51 B. Pembahasan ...............................................................................................55 BAB V PENUTUP ................................................................................................64 A. Kesimpulan ................................................................................................64. xiv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. B. Keterbatasan Penelitian ..............................................................................65 C. Saran ...........................................................................................................65 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................66 LAMPIRAN ..........................................................................................................68. xv.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Daftar Tabel, Diagram. Tabel 3.1. Norma Skoring Kemampuan Mengelola Emosi ............................41. Tabel 3.2. Kisi-kisi kuisoner Kemampuan Mengelola Emosi ........................42. Tabel 3.3. Jumlah subjek uji coba ...................................................................44. Tabel 3.4. Jumlah item gugur dan valid ..........................................................44. Tabel 3.5. Kisi-kisi kuisioner Sesudah uji coba ..............................................46. Tabel 3.6. Reliabilitas Skala Kemampuan Mengelola Emosi .........................47. Tabel 3.7. Norma Kategorisasi Kemampuan Mengelola Emosi .....................49. Tabel 3.8. Kategorisasi Data Kemampuan Mengelola Emosi ........................50. Tabel 3.9. Kategorisasi Skor Item Kemampuan Mengelola Emosi ...............50. Tabel 4.1. Kategorisasi Skor Tingkat Kemampuan Mengelola Emosi ...........51. Tabel 4.2. Hasil Statistik Deskriptif Kemampuan Mengelola Emosi .............53. Diagram 4.1 Kategorisasi Kemampuan Mengelola Emosi .................................53 Tabel 4.3. Kategorisasi Skor Item Kemampuan Mengelola Emosi ................54. Diagram 4.2. Kategorisasi Skor Item Kemampuan Mengelola Emosi…………54. Tabel 4.4. Rekappitulasi Item yang memiliki skor sangat rendah ..................60. Tabel 4.5. Usulan Topik-topik Bimbingan Pribadi Sosial ..............................61. xvi.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Daftar Lampiran. Lampiran 1. Surat Izin Penelitian .......................................................................69. Lampiran 2. Instrumen penelitian .......................................................................70. Lampiran 3. Uji Validitas dan Reliabilitas .........................................................75. Lampiran 4. Tabulasi Data Penelitian ................................................................80. xvii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan masalah, manfaat penelitian dan batasan istilah. A. Latar Belakang Masalah Bimbingan dan konseling merupakan suatu layanan bagi individu maupun lembaga, dalam mencapai kehidupan yang bahagia dan sejahtera baik di dunia maupun di akhirat, agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam kaitannya dengan pendidikan, bimbingan dan konseling merupakan bagian dari keseluruhan program dan merupakan sub sistem. Di samping itu, bimbingan dan konseling dapat dikatakan merupakan pelayanan khsusus, sebab dalam proses pendidikan ternyata ada hal-hal yang perlu dikoreksi maupun disempurnakan (Tim Dosen PPB FIP UNY, 2014:17). Pada lingkungan pendidikan, individu yang dilayani oleh bimbingan dan konseling adalah peserta didik yang berada pada masa remaja. Masa remaja merupakan masa yang dialami individu dalam proses bertumbuh dan mengalami suatu perkembangan dalam diri, dengan proses tumbuh berkembangnya usia merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi dalam perubahan masa remaja dari beberapa segi perilaku, cara berfikir, emosi dan perasaaan seseorang. Menurut Chaplin (dalam Saputra & Safaria, 2009). Emosi adalah suatu keadaan yang terangsang dari organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari,. 1.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. yang mendalam sifatnya dan perubahan perilaku. Emosi merupakan keadaan yang ditimbulkan oleh situasi tertentu. Masa remaja seseorang akan mengalami situasi emosi yang tidak bisa dikendalikan, emosi juga dapat muncul dari dalam diri individu melalui sebuah perasaan serta pikiran. Emosi seseorang atau individu akan berjalan selaras dengan perkembangan individu yang dialami dan dimiliki setiap indvidu. Remaja sebagai periode perkembangan manusia yang syarat dengan emosi, karena remaja akan terus mengalami banyak perubahan dalam setiap masa perkembangan yang dialami mulai dari fisik, emosi, pikiran maupun perilaku. Rentang masa remaja sendiri dibagi atas empat bagian antara lain : 10 - 12 tahun merupakan masa pra pubertas, 12 - 15 tahun merupakan masa remaja awal, 15 - 18 tahun merupakan masa pertengahan, 18 - 21 tahun merupakan masa remaja akhir. Pada masa remaja ini juga dianggap sebagai suatu masa yang rentan terhadap mengola emosi yang ada dalam diri. Dari segi usia yang berbeda-beda pasti emosi yang dialami setiap individu juga akan berbeda-beda. Bentuk-bentuk dari emosi yang sering dirasakan oleh setiap individu antara lain yang sering terlihat yaitu emosi senang, sedih, marah, kecewa dan lain sebagainya. Menurut Stainberg (dalam Batubara, 2010) remaja memiliki jiwa yang labil sehingga emosi remaja sulit dikendalikan, remaja sering melakukan perkelahian sesama teman, bersikap semaunya sendiri, susah untuk diarahkan, cenderung tidak berfikir matang dan frutasi dalam menghadapi masalah. Remaja usia 12-15 tahun akhir-akhir ini emosi remaja cenderung tidak terkontrol dan emosinya sering meluap dalam bentuk mudah marah, jahil mengejek nama orang tua temanya,.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. memberontak, sedih selalu merasa cemas karena tidak bisa menyesuikan diri dilingkungan yang baru, tidak bisa menerima diri sendiri (minder) dan lain-lain. Masa remaja memang memiliki karakteristik emosi yang belum terkendali oleh diri sendiri. sehingga saat masa remaja sering melakukan tindakan yang tidak diingikan, karena remaja hanya mengikuti rasa emosi yang sedang mengendalikan dirinya. Perkembangan remaja dengan usia 12-15 tahun sudah dapat diarahkan dalam pemenuhan kebutuhan perkembangan yang akan dicapai remaja seperti dalam kemandirian emosi, penerimaan diri, kematangan intelektual, kemampuan dalam mengendalikan diri. Dalam masa-masa ini remaja sedang membangun dan mencari banyak relasi dengan teman sebaya dengan tuntutan untuk mencapai kemandirian. Selain itu remaja juga dituntut untuk mampu mengenali perasaan maupun emosi yang ada dalam dirinya juga diri orang lain dengan baik. Menurut Adler urutan kelahiran dapat berpengaruh terhadap kepribadian seorang anak. Kepribadian ini meliputi bagaimana cara seorang anak dalam mengelola emosi (Elysabet,2014). Dalam kemampuan mengelola emosi sendiri untuk seseorang dapat dilihat dari segi urutan kelahiran anak di dalam keluarga, emosi seseorang juga dapat dipengaruhi oleh kedudukan anak dalam keluarga seperti sulung, tengah, bungsu akan memiliki tingkat mengelola emosi yang berbeda-beda. Kedudukan atau posisi anak dalam keluarga bermacam-macam yaitu ada anak sulung, anak tengah, anak bungsu. Masing-masing anak mendapatkan pola pengasuhan. yang. berbeda-beda. dari. orangtua. yang. akan. membentuk. kepribadiannya. Ketika lahir, setiap anak akan membawa sifat, karakteristik.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. masing – masing. Salah satunya adalah urutan kelahiran sang anak. Urutan kelahiran dalam sebuah keluarga ternyata dapat mempengaruhi sifat dan kepribadian anak. Anak sulung, anak tengah atau anak bungsu akan mendapatkan pengaruh yang berbeda. Pola asuh yang diberikan oleh orang tua secara berbeda terhadap anak dapat mempengaruhi perilaku anak dalam kehidupan sehari-hari, bahkan emosi setiap anak pasti juga akan memiliki tingkatan yang berbeda-beda. Anak bungsu dengan pola asuh yang didapatkan berbeda dengan anak sulung maupun tengah, karena anak bungsu mendapatkan pola asuh dari orang tua begitu baik seperti perhatian serta kasih sayang yang berlebih dikarenakan bungsu merupakan anak yang terakhir sehingga anak bungsu memiliki sifat yang manja dan selalu bergantung pada orang lain serta kurang mandiri. Sedangkan pola asuh yang didapatkan anak sulung ketika memiliki seorang adik secara otomatis pola asuh orang tua berbeda dengan begitu anak sulung sejak kecil langsung diberikan tanggung jawab untuk dapat mengurus adik-adiknya sehngga anak sulung dapat lebih mandiri dan sebagainya, Sehingga anak sulung memiliki sikap yang dewasa dan bertanggung jawab. Pola asuh di Indonesia umumnya menerapkan jenis pola asuh demokratis, permisif dan otoriter (Ahmad dkk, 2010). Pola asuh demokratis dapat mengakibatkan anak mandiri, mempunyai kontrol diri dan kepercayaan diri yang kuat, dapat berinteraksi dengan teman sebayanya dengan baik, mampu menghadapi stress, mempunyai minat terhadap hal-hal yang baru, kooperatif dengan orang dewasa, penurut, patuh dan berorientasi pada prestasi. Orang tua.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. yang menerapkan tipe pola asuh otoriter akan menuntut dan mengendalikan semata-mata karena kekuasaan, tanpa kehangatan, bimbingan, dan komunikasi dua arah. Pola asuh permisif merupakan orang tua serba membolehkan anak berbuat apa saja. Orang tua memiliki kehangatan dan menerima apa adanya. Kehangatan, cenderung memanjakan, dituruti keinginnannya. Karakteristik atau sifat remaja dapat dilihat melalui urutan kelahiran. Adler (dalam Feist & Feist 2010), mengatakan bahwa anak sulung, anak, tengah, anak bungsu pastinya memiliki emosi yang berbeda-beda. Anak sulung adalah anak yang pernah menjadi anak tunggal sehingga ia menjadi pusat perhatian, kemudian anak kedua lahir setelah anak sulung sehingga anak sulung ini menjadi sosok yang otoriter. Anak sulung cenderung berupaya untuk menghindari amarah, serta memiliki ekspresi emosi datar, dan cenderung menyembunyikan perasaannya sendiri, karena anak sulung memiliki tingkat mengelolaan emosi yang baik ditunjukkan dari segi perilaku bahwa anak sulung memiliki kesadaran diri yang baik, juga memiliki kemampuan dalam pengaturan diri. dan dapat mengambil keputusan sendiri serta percaya akan kemampuannya. Anak tengah adalah mereka yang berada di suatu posisi antara anak sulung dan anak bungsu. Anak tengah bisa termasuk anak kedua, ketiga atau seterusnya yang masih mempunyai adik. Adler (dalam Feist & Feist, 2010) menambahkan bahwa posisi anak kedua atau anak tengah dipandang penuh dengan kecemburuan, namun Adler juga memiliki pandangan bawah sifat positif yang dimiliki anak tengah ialah bermotivasi tinggi, bisa bekerjasama, daya saing yang cukup,.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. sehingga dalam pengungkapan emosi anak tengah juga memiliki tingkatan yang cukup karena anak tengah memiliki kemampuan pengaturan diri yang baik. Anak bungsu dapat dikatakan sebagai anak terakhir. Anak bungsu dikatakan sebagai “bayi dalam keluarga”, karena mereka selalu mendapatkan bantuan dari orang lain. Anak bungsu menjadi individu yang cepat putus asa apabila mengalami suatu tantangan. Anak bungsu memiliki sifat yang khas dalam dirinya yaitu sifat yang keras dan banyak menuntut, tidak berani menghadapi kesulitan, iri hati dan kurang bertanggung jawab, cenderung memiliki prestasi yang rendah, lebih suka menarik diri dan tergantung pada orang lain, serta lebih mementingkan kepentingan diri sendiri. Adler (dalam Feist & Feist, 2010) mengatakan dalam teorinya mengenai urutan kelahiran bahwa anak yang paling muda atau anak paling bungsu memperoleh perhatian dalam jangka waktu yang jauh lebih panjang dibanding anak sulung, sehingga anak bungsu memiliki tendensi untuk bersikap manja dan kurang mandiri. Anak bungsu juga memiliki rencana-rencana yang hebat namun tidak pernah berhasil. Selain itu anak bungsu juga dianggap memiliki gaya hidup yang manja. Gaya hidup manja yang diungkapkan Adler (dalam Feist & Feist, 2010). bahwa anak bungsu mengharapkan orang lain. memerhatikan mereka, melindungi mereka, dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka. Adler (dalam Feist & Feist, 2010) menyatakan meskipun dalam keterampilan sosial anak bungsu dalam kategori baik, namun mereka belum memiliki kemampuan pengaturan diri. Pengaturan diri yang kurang dalam anak bungsu yaitu kemampuan untuk menangani emosi yang susah dimiliki oleh anak.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. bungsu, emosi yang ditunjukkan oleh anak bungsu sendiri yaitu menjadi pemberontak, ceroboh, menangis, bertingkah laku berlebihan, tidak sabaran. Anak bungsu juga diragukan dalam hal bertahan untuk menghadapi tantangan maupun kegagalan karena mengingat anak bungsu memiliki karakteristik yang manja dan kurang mandiri. Dari hasil wawancara bersama Guru BK SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, terkait dengan tingkat kemampuan mengelola emosi remaja anak bungsu. Guru BK mengutarakan bahwa beberapa siswa yang merupakan anak bungsu belum mampu mengelola emosinya. Sehingga anak bungsu cenderung lebih cepat mengambil keputusan ketika menghadapi suatu masalah tanpa berfikir matangmatang. Ada siswa juga yang merupakan anak bungsu cenderung memiliki sifat manja suka mencari perhatian dengan guru maupun temannya dan sering datang ke ruang BK hanya sekedar mengobrol serta ingin didengarkan. Ada siswa yang merupakan anak bungsu yang terlihat cemas dan pendiam karena kurang mampu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan teman barunya. Permasalahan siswa yang diungkapkan oleh Guru BK SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tersebut menandakan bahwa kemampuan mengelola emosi anak bungsu belum terlalu baik. Ada siswa anak bungsu yang memberontak membuat keonaran di dalam kelas sehingga anak ditempatkan belajar di ruang BK. Ada siswa yang merupakan anak bungsu belum mampu mengelola emosinya dengan menunda-nunda dalam mengerjakan tugas, sehingga anak diberikan tugas tambahan untuk dikerjakan diruang BK. Ada siswa yang melakukan merokok dengan teman-temanya di lingkungan sekolah serta ada beberapa siswa yang.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. merupakan anak bungsu memiliki kecenderungan tidak mandiri. Itu terjadi dikarenakan pola asuh yang diberikan oleh orangtua dan perhatian yang terlalu berlebih dari orangtua dan saudara-saudaranya yang lebih tua darinya. Kebetulan peneliti sendiri juga merupakan anak bungsu, dalam diri peneliti sendiri yang merupakan anak bungsu memang dalam hal mengelola emosi susah dimiliki karena emosi yang muncul dalam diri seperti ketika mengalami kegagalan. atau. frustasi. saat. itu juga susah untuk. bangkit. sehingga. berkencenderungan lebih cepat putus asa dan peneliti sebagai anak bungsu ketika merencanakan sesuatu pasti terburu-buru tidak sabaran sehingga yang direncanakan selalu tidak berhasil. Sebagai anak bungsu dalam melakukan sesuatu hal memang kadang kala tidak bisa melakukan sendiri sepertihalnya peneliti sebagai anak bungsu sering bergantung pada kakaknya ketika mengerjakan PR sekolah. Peneliti sebagai anak bungsu juga sering emosi marah-marah ataupun murung ketika kebutuhan yang diinginkan tidak terpenuhi dengan saat itu juga. Terkait kemampuan mengelola emosi remaja bungsu Guru BK menyiasati bahwa perilaku yang ditunjukkan oleh remaja bungsu di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta yaitu memiliki perilaku manja, selalu bergantung dengan orang lain, prestasi yang kurang baik dan mencari perhatian lebih terhadap guru maupun teman-temannya. Dengan kata lain penjelasan diatas sesuai dengan teori. di. ungkapkan oleh Adler (dalam Feist & Feist, 2010) mengatakan dalam teorinya mengenai urutan kelahiran bahwa anak yang paling muda atau anak paling bungsu memperoleh perhatian dalam jangka waktu yang jauh lebih panjang dibanding anak sulung, sehingga anak bungsu memiliki tendensi untuk bersikap manja dan.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. kurang mandiri. Anak bungsu juga memiliki rencana-rencana yang hebat namun tidak pernah berhasil. Selain itu anak bungsu juga dianggap memiliki gaya hidup yang manja. Gaya hidup manja yang diungkapkan Adler (dalam Feist & Feist, 2010) bahwa anak bungsu mengharapkan orang lain memerhatikan mereka, melindungi mereka, dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka. Perilaku yang ditunjukkan remaja bungsu. sesuai dengan teori Adler, dengan begitu Guru BK akan. membantu kemampuan mengelola emosi remaja bungsu melalui bimbingan kelompok yang dilakukan bersama-sama di dalam maupun di luar kelas. Fenomena di atas menunjukkan bahwa posisi atau urutan kelahiran yang berbeda pada remaja khususnya remaja pada anak bungsu tersebut, memiliki perbedaan dalam tingkatan mengelola emosi. Adanya perbedaan dalam tingkatan mengelola emosi dalam urutan kelahiran yang merupakan anak bungsu juga terdapat beberapa faktor yang tidak lain yaitu dari pola asu orang tua, karena pola asuh orang tua memiliki sorotan yang penting dalam membentuk sifat dan karakter dari remaja itu sendiri. Perilaku-perilaku yang dimunculkan dari fenomena yang terjadi di atas menunjukkan bahwa tingkat mengelola emosi seseorang remaja anak bungsu belum mampu mengelola emosinya sendiri, karena anak bungsu cenderung memiliki sifat atau karakter yang kurang mandiri, memiliki gaya hidup manja serta selalu bergantung dengan orang lain. Dengan perilaku yang ditunjukkan oleh remaja anak bungsu dapat berdampak pada prestasi yang rendah dan lemah kurang memiliki motivasi serta daya juang untuk dirinya sendiri..

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. Mengembangkan potensi siswa adalah salah satu tugas dari Guru BK dengan dibantu dengan komponen sekolah lainnya. Keadaan anak bungsu yang kurang dapat mengelola emosi tersebut perlu diteliti lebih lanjut. Hal ini disebabkan karena anak bungsu merupakan siswa yang perlu dikembangkan kemampuannya agar dapat menyesuaikan diri dan berinteraksi dengan baik di lingkungannya. Berdasarkan kondisi tersebut peneliti bermaksud meneliti tentang tingkat kemampuan mengelola emosi remaja anak bungsu. B. Identifikasi Masalah Berangkat dari latar belakang masalah di atas, terkait dengan tingkat kemampuan mengelola emosi anak bungsu pada siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, dapat diidentifikasi berbagai masalah sebagai berikut: 1. Ada anak bungsu yang belum mampu mengelola emosi dengan baik karena terbiasa dimanja. 2. Ada anak bungsu yang belum mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik terlihat dari siswa yang sering menunda-nunda mengerjakan tugas. 3. Ada anak bungsu yang ingin diperhatikan oleh guru dan temannya dengan cara datang ke ruang BK untuk mengobrol. 4. Ada anak bungsu yang belum mampu mengelola perilaku-perilaku negatif seperti merokok dan membuat keonaran. C. Pembatasan masalah Dalam penelitian ini, fokus kajian diarahkan pada tingkat kemampuan mengelola emosi anak bungsu pada siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta..

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. D. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah sebagai berikut: 1. Seberapa baik kemampuan mengelola emosi anak bungsu di kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta? 2. Usulan topik-topik bimbingan kelompok pribadi sosial apa sajakah yang mungkin diberikan pada siswa berdasarkan skor item yang terindentifikasi sangat rendah? E. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui tingkat kemampuan mengelola emosi anak bungsu pada siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. 1. Mendeskripsikan seberapa baik kemampuan mengelola emosi anak bungsu pada siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. 2. Mengidentifikasi item kuisioner mengelola emosi yang capian skornya sangat rendah untuk dijadikan usulan topik-topik bimbingan kelompok sebagai topik bimbingan pribadi-sosial. F. Manfaat Hasil penelitian Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap muncul beberapa manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat memberikan sumbangan informasi yang bisa dimanfaatkan pembaca. khususnya. mahasiswa. bimbingan. dan. konseling. mengembangkan pengetahuan dalam bidang mengelola emosi. 2. Secara Praktis. untuk.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. a. Bagi Penulis 1) Memperoleh pengalaman dalam meneliti tingkat kemampuan mengelola emosi anak bungsu dengan baik. 2) Memperdalam pengetahuan tentang mengelola emosi. b. Bagi Prodi Bimbingan dan Konseling Penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi bagi prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma mengenai hal yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kemampuan mengelola emosi remaja anak bungsu secara optimal. c. Bagi Guru BK Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan sumbangan topik bimbingan pribadi-sosial. serta. memberikan. referensi. untuk. mengembangkan. bimbingan yang dilakukan di dalam maupun diluar. d. Bagi Mahasiswa Prodi BK Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai keadaan emosi anak bungsu pada mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling. e. Bagi Peneliti lain Referensi atau acuan untuk bahan pengembangan khususnya bagi penelitian yang berkaitan dengan topik kemampuan mengelola emosi anak bungsu..

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. G. Batasan Istilah Berikut ini dapat dijelaskan arti beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini : 1. Kemampuan Mengelola Emosi adalah suatu keadaan yang terangsang dari organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya dan perubahan perilaku. Emosi pada anak bungsu adalah emosi yang timbul karena karakteristik anak bungsu dalam keluarga. 2. Remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa yang didalamnya mencangkup kematangan mental, emosional, social dan fisik. 3. Anak Bungsu adalah anak yang mempunyai urutan kelahiran paling akhir atau terkecil dalam suatu keluarga..

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini memaparkan tentang individu yang sedang menjalani masa remaja awal, kemampuan mengelola emosi, dan anak bungsu. A. Hakikat Mengelola Emosi 1. Pengertian Emosi Menurut Surya (dalam Triatnasari, 2014) emosi adalah keadaan diri yang menggerakkan individu untuk menuju rasa aman dan pemenuhan kebutuhannya, serta menghindari sesuatu yang merugikan dan pencabutan kebutuhan. berdasarkan penjelasan diatas suatu emosi merupakan jantung utama dari apa yang akan dilalukan oleh setiap individu, seperti perasaa, pikiran yang menjadi kendali penggerak sebuah emosi semua akan tergerak dengan sesusai kebutuhan diri masing-masing individu. Menurut Chaplin (dalam Saputra & Safaria, 2009) mendefinisikan emosi adalah suatu keadaan yang terangsang dari organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya dan perubahan perilaku. Emosi merupakan keadaan yang ditimbulkan oleh situasi tertentu. Dengan pendapat diatas bahwa emosi merupakan sebuah situasi yang dimunculkan oleh diri sendiri dengan adanya perubahan perilaku. Awalnya individu memiliki suatu ketenangan dalam dirinya, namun akan menjadi agresife ketika mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari temannya sehingga emosi dapat muncul secara tibatiba melalui pikiran dan perasaan individu.. 14.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. Menurut Gohm & Clore ( dalam Saputra & Safaria, 2009) Pada dasarnya emosi manusia bisa dibagi menjadi dua kategori umum, jika dilihat dari dampak yang ditimbulkan. Kategori ini dibagi menjadi emosi positif dan emosi negative. Untuk emosi positif adalah memberikan dampak menyenangkan dan menyusahkan. Macam emosi positif ini seperti tenang, santai, gembira, lucu, haru dan senang. Sedangkan untuk emosi negative adalah dampak yang dirasakan tidak menyenangkan dan menyusahkan. Macam emosi negatife ini seperti sedih, kecewa, putus asa, depresi, tidak berdaya, frustasi, marah, dendam dan masih banyak lagi. Berdasarkan beberapa pandangan para ahli bahwa emosi merupakan suatu keadaan suatu perasaan, pikiran. yang dapat berubah secara tiba-tiba. melalui perilaku yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. 2. Macam-macam Emosi Menurut Saputra & Safaria ( 2009) mengutarakan bahwa emosi terdapat dua kategori emosi yaitu emosi positif dan emosi negative : a. Emosi positif Emosi. positif. adalah. menangkan. Macam. memberikan. dampak. menyenangkan. dan. emosi positif ini seperti tenang, santai, rilek,. gembira, lucu, haru dan senang. b. Emosi negative Emosi negative adalah memberikan dampak yang dirasakan tidak menyenangkan dan menyusahkan. Macam emosi negative ini seperti.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. sedih, kecewa, putus asa, depresi, tidak berdaya, frustasi, marah, dendam dan masih banyak lagi. Menurut Ekman dan Friesen (dalam Saputra & Safaria, 2009) bahwa ada tiga macam emosi yang dikenal dengan display rules yaitu adanya tiga macam aturan penggambaran emosi yang terdiri dari masking, modulation, dan simulation. a. Masking adalah keadaan seseorang yang dapat menyembunyikan atau menutupi emosi yang dialami, karena emosi yang dialami tidak tampak melalu ekspresi kejasmaniannya. Misalnya seorang perawat marah karena sikap pasien yang meremehkan pekerjaannya. b. Modulation adalah orang yang tidak dapat meredam secara tuntas mengenai gejala kejasmaniannya tetapi hanya mengurangi saja, misalnya seseorang marah ngomel-ngomel tetapi kemarahannya tidak menjadi-jadi tetap terkontrol. c. Simulation adalah orang tidak mengalami suatu emosi,tetapi seolah-olah mengalami emosi dengan menampakkan gejala-gejala emosi pada dirinya. 3. Bentuk-bentuk Emosi Menurut Yusuf & Nurihsan (2010: 258) emosi merupakan aspek psikologis yang komplek dari keadaan psikologis yang normal yang berawal dari suatu stimulus psikologis. Adapun bentuk-bentuk emosi sebagai berikut :.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. a. Kecemasan Kecemasan pada dasarnya adalah suatu reaksi diri untuk menyadari suatu ancaman yang tidak menentu, gejala kecemasan ini nampak pada fisik seperti ganggungan pernafasan atau detak jantung dan berkeringat. b. Rasa bersalah dan rasa khawatir Rasa bersalah dan cemas dapat dikategorikan sebagai kegelisahan dengan suatu ancaman yang jelas. Rasa bersalah dapat ditandai dengan menurunya kepercayaan diri, merasa dirinya tidak berguna, buruk, merasa sebagai orang jahat. c. Rasa takut Rasa takut adalah tanggapan terhadap suatu ancaman tertentu, berbeda halnya dengan rasa gelisah yang merupakan tanggapan atas ancaman yang belum menentu kejelasannya. Rasa takut pada manusia sangatlha beragam seperti rasa takut pada hukuman, sakit,kegagalan dan sebagainya. d. Marah marah adalah emosi yang kuat ditandai dengan adanya reaksi sistem syaraf yang akut dan dengan adanya sikap melawan baik secara terangterangan atau tersembunyi. Menahan untuk marah dapat menyebabkan stress pada diri seseorang baik secara emosi atau fisik..

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. e. Cemburu Cemburu meliputi keinginan untuk menguasai, mengendalikan, atau memperbudak seseorang sebagai rasa kepemilikan atas orang tersebut. Cemburu dapat menimbulkan rasa cemas, takut, gelisah atau marah. f. Kesedihan dan kedukaan Sedih adalah rasa sakit atau pilu yang diakibatkan adanya perubahan, seperti perubahan dalam hubungan pribadi (cinta, dukungan dll), perubahan dalam kemampuan dalam diri (daya tanggap, kekuatan). 4. Proses Terjadinya Emosi Menurut pandangan teori kognitif (dalam Saputra & Safaria, 2009) emosi lebih banyak ditentukan oleh hasil interprestasi individu terhadap suatu peristiwa. Individu memandang dan menginterprestasikan suatu peristiwa dalam persepsi atau nilai negative, tidak menyenangkan, menyengsarakan,. menjengkelkan,. mengecewakan.. Sebaliknya. dalam. persepsi positif seperti kewajaran, hal indah, sesuatu yang mengharukan atau membahagiakan. Interpretasi yang dibuat individu atas suatu peristiwa akan membentuk dalam perubahan fisiologis individu secara internal. Bahwa dari suatu pernyataan ini seseorang maupun individu akan menilai dan menginterpretasikan persepsi-persepsi masing-masing individu dengan melihat situasi apa yang sedang dimunculkan oleh tiap individu. Semisal individu memiliki interpretasi bahagia maka seorang pun akan memiliki perasaan senang dan pemikiran yang lebih positif. Seperti halnya bahwa Orang yang mampu memahami emosi apa yang sedang.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. individu alami dan rasakan, akan lebih mampu mengelola emosinya secara positif. Sedangkan orang yang kesulitan memahami emosi apa yang sedang bergejelok dalam perasaaanya, menjadi rentan terpenjara oleh emosinya sendiri. Dengan begitu proses kemunculan emosi juga melibatkan faktor psikologis maupun biologis 5. Kegunaan Emosi Emosi berguna menuntun individu menghadapi saat-saat kristis dan tugas - tugas yang terlampauriskan bila hanya diserahkan pada otak. Sehingga sangat berbahaya dapat memunculkan perasaan kekecewaan, karena setiap emosi juga menawarkan pola persiapan tindakan tersendiri untuk menuntun setiap individu kearah yang baik. Dan dapat digunakan ketika menangani tantangan. yang datang secara berulang-ulang dalam. kehidupan manusia (Goleman, 1998) Saputra & Safaria (2009) merumuskan bahwa emosi dapat digunakan sebagai berikut : a. Emosi dapat digunakan sebagai bentuk komunikasi yang dapat mempengaruhi orang lain. Seperti guratan ekspresi yang terlihat pada raut muka seseorang, merupakan bagian dari emosi dan saat sekarang pada masyarakat. modern. Guratan ekspresi merupakan bentuk. komunikasi yang lebih cepat dari kata-kata. b. Emosi dapat digunakan sebagai mengorganisasi dan memotivasi tindakan. Emosi secara teoritis dapat memotivasi perilaku untuk.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. bertindak dan pada situasi ini yang penting emosi dapat bereaksi dalam menghadapi suatu situasi tersebut. 6. Kemampuan Mengelola Emosi Pengertian kemampuan mengelola emosi Menurut Fatimah (dalam Triatnasari, 2014) mengelola emosi berarti “manangani perasaan agar terungkap dengan tepat. Emosi dikatakan berhasil dikelola apabila mampu menghibur diri, ketika ditimpa kesedihan, dapat melepas kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan bangkit kembali dengan cepat”. Dengan berdasarkan penjelasan bahwa kemampuan emosi merupakan suatu hal bagaimana suatu perasaan indvidu sendiri dapat menempatkan dengan tepat sehingga ketika perasaan individu senang maupaun sedih dapat di olah dengan baik. Saputra & Safaria (2009) mengungkapkan bahwa seseorang yang mampu mengelola dan memahami emosi yang sedang dirasakan, maka seorang individu akan lebih mampu mengelola emosinya secara positif. Dan sebaliknya jika seseorang yang belum bisa mengelola atau kesulitan memhami emosi apa yang bergejolak dalam perasaannya, maka seseorang akan terpenjara oleh emosinya sendiri. Hal ini akan berpengaruh pada individu sendiri menjadi bingung dan bimbang atas suasana emosi yang sedang dirasakan. Berdasarkan pendapat bahwa seseorang yang yang memiliki kualitas dalam mengelola emosi dengan baik maka seseorang tersebut juga akan mendapatkan energy-energi yang positif dalam dirinya. Seperti merasakan perasaan yang senang maupun bahagia. Sementara itu.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. seseorang yang dalam kualitas rendah dalam mengelola emosi maka akan selalu mendapatkan tekanan perasaan yang tidak menyenangkan maupun tidak mengenakkan seperti sedih, selalu marah dan lain sebagianya. 7. Aspek - aspek Kemampuan Mengelola Emosi Goleman (1998) menjelaskan bahwa kemampuan mengelola emosi adalah kemampuan menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan tepat yang bergantung pada kesadaran diri. Orang yang memiliki kemampuan mengelola emosi yang buruk akan terus menerus melawan perasaan murung, sementara orang yang pintar mengelola emosi dapat bangkit kembali dengan jauh lebih cepat dari perasaan yang tidak menyenangkan. Kemampuan seseorang untuk menjaga agar emosi yang merisaukan atau mengganggu tetap terkendali merupakan kunci menuju kesejahteraan emosi yang dapat menimbulkan kestabilan emosi dalam diri seseorang. Kemampuan mengelola emosi merupakan salah satu dari kelima unsur aspek yang terkandung dalam kecerdasan emosi (mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, membina hubungan. Kelima aspek tersebut pada dasarnya saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan kecakapan keterampilan emosi seseorang untuk mengendalikan diri, memiliki sifat dapat dipercaya, sifat bersungguhsunguh, adaptabilitas dan inovasi. Berikut adalah aspek-aspek kemampuan mengelola emosi:.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. a. Mengendalikan diri Orang yang mampu mengendalikan diri, sehingga seseorang dapat mengelola emosi dari segi diri sendiri hingga dalam mengelola sebuah perasaan-perasaan yang menekan seseorang dari sedih sampai senang maupun bahagia. seperti contoh seseorang ketika sedang marah tetapi bisa mengendalikan emosinya dengan hal yang positif seperti berolahraga. Anak bungsu harus mampu mengendalikan diri ketika keinginannya tidak terpenuhi dengan cara menyalurkan emosinya ke kegiatan yang positif. b. Sifat dapat dipercaya Orang yang memiliki sifat dapat dipercaya merupakan seseorang yang memiliki sikap maupun sifat kejujuran dan selalu menunjukkan sikap yang baik serta selalu bertanggung jawab atas kesalahan yang telah diperbuat. seperti contoh ketika teman memberimu uang sepuluh ribu untuk membelikan minum dan saya mengembalikan uang kembalian pada teman saya. Aspek ini berkaitan dengan kemampuan mengelola emosi menurut orang lain, yaitu anak bungsu dapat dipercaya oleh orang tuanya untuk melakukan sesuatu hal. c. Sifat bersungguh-sungguh Orang yang memiliki sifat bersungguh-sungguh merupakan seseorang yang menjunjung tinggi rasa tanggung jawa atas semua yang akan dilakukan dan selalu memiliki komitmen yang tinggi untuk menuju apa yang ingin dicapai. Anak bungsu menunjukkan kesungguhannya dengan.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. perilaku disiplin seperti contoh saya tidak pernah terlambat ketika datang ke sekolah di pagi hari. d. Adaptabilitas Orang yang memiliki adaptabilitas baik merupakan seseorang yang memiliki kemandirian, keluwesan dalam menghadapi tantangan serta dapat memahami situasi yang ada. Anak bungsu dapat menunjukkan adaptabilitas dengan mudah bergaul di lingkungannya dan mampu mengatasi tantangan seperti halnya ketika anak dapat melakukan mencuci baju sendiri dirumah. e. Inovasi Orang inovasi merupakan seseorang yang mampu atau memiliki sikap keterbukaan dengan gagasan dari orang lain serta selalu update dengan informasi yang ada. Anak bungsu dapat melakukan inovasi seperti contoh ketika anak selalu menghargai pendapat teman saya saat didalam kelompok kecil maupun kelompok besar. 8. Cara Mengelola Emosi Banyak cara untuk mengelola emosi. Salah satunya menurut Gunarsa (dalam Saputra & Safaria, 2009). Pengungkapan emosi merupakan suatu bentuk komunikasi melalui raut wajah dan gerakan tubuh yang menyertai emosi,. sebagian. luapan. emosi,. mengungkapkan,. menyampaikan. perasaannya kepada orang lain dan menenentukan bagaimana perasaan orang lain..

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengelola emosi adalah melalui latihan relaksasi (Saputra & Safaria, 2009). Latihan relaksasi memiliki tujuan untuk menurunkan tingkat ketegangan psikis dan fisiologis akibat stressor yang menekan dan menggantinya dengan keadaan santai dan tenang. Dalam melakukan relaksasi yang dapat kita lakukan sendiri yaitu relaksasi. Cue-controlled Relaxation. . (Saputra & Safaria, 2009). mengungkapkan bahwa teknik Cue-controlled Relaxation, merupakan teknik ini merupakan gabungan pernapasan dengan kalimat atau kata-kata sugesti yang dapat menimbulkan keadaan santai, tenang dan tenteram. Teknik relaksasi dapat dilakukan dalam posisi berbaring atau duduk dengan posisi ternyaman. seperti contoh jika tubuh kita dalam keadaan santai dan relaks, keadaan emosi kita juga akan relatife mengikuti menjadi lebih santai dan relaks. Selain melalui teknik relaksasi, kita juga bisa mengelola emosi dengan cara gabungan antara relaksasi dengan melalui pernapasan. seperti halnya ketika kita sedang mengalami emosi marah maka akan terjadi perubahan secara fisiologis, dan akan merasakan dada menjadi sesak, detak jantung meningkat, dan suhu badan meningkat yang semua merupakan dalam kondisi tegang. Dengan keadaan tegang secara fisiologis kita dapat melakukan mengelola emosi dengan teknik pernapasan, kita dapat melakukannya dengan kita menarik napas dalam-dalam, menahan sekitar 10 detik, kemudian kita hembuskan perlahan-lahan sambil kita mengatakan sugesti positif terhadap diri sendiri seperti “saya berada dalam keadaan.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. tenang”. teknik pernapasan ini jika dilakukan beberapa kali maka secara bertahap akan menurunkan ketegangan dan memunculkan keadaan relaksasi yang menenangkan. B. Hakikat Urutan Kelahiran 1. Pengertian Urutan Kelahiran Dalam proses pendidikan (Sugihartono, dkk, 2013:29), terdapat beberapa hal yang dapat mempengaruhi proses belajar siswa yaitu faktor bawaan dan faktor lingkungan. Faktor bawaan merupakan faktor-faktor biologis yang diturunkan melalui pewarisan genetic orang tua, sementara itu faktor lingkungan menunjukkan pada segala sesuatu yang berada diuar diri individu. faktor ini meliputi banyak hal dari status sosial,Pola asuh orang tua, budaya dan urutan kelahiran. Keempat faktor ini merupakan penentu kepribadian invidu dalam proses pendidikan. Walaupun masih terdapat kontroversi, beberapa penelitian membuktikan karakteristik kepribadian seseorang ditentukan salah satunya oleh urutan kelahirannya. Seperti halnya Anak Sulung cenderung lebih teliti, mempunyai ambisi, dan agresif dibandingkan adikadiknya. Anak pertama cenderung mendapatkan dan menyelesaikan pendidikan yang lebih tinggi dan memiliki prestasi yang baik. Sementara itu anak tengah lebih mudah bergaul dan memiliki rasa setia kawan yang tinggi, dikarenakan anak tengah kurang mendapat perhatian di dalam keluarga, mereka cenderung belajar, menjalin hubungan, dan mencari dukungan dari teman-temannya. maka dari itu anak.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. tengah terampil memiliki kemampuan bersosialisasi. Sedangkan anak Bungsu cenderung paling kreatif dan biasanya menarik. Oleh karena itu Anak bungsu sering dianggap sebagai anak bawang, anak bungsu cenderung untuk selalu ingin memperoleh perlakuan yang sama. Anak tunggal atau anak semata wayang memiliki karakteristik yang hampir mirip dengan anak pertama dan sering terbebani dengan harapan yang tinggi dari orang tua. Penelitian memperlihatkan, mereka lebih percaya diri, supel dan memiliki imajinasi yang tinggi. mereka juga mengharapkan banyak dari orang lain, tidak senang dikritik, kadang tidak fleksibel, serta perfeksionis. Karakteristik yang berbeda-beda antara anak sulung,anak tengah, anak bungsu, maupun anak tunggal disebabkan karena perlakukan yang berbedabeda dari orang tua maupun anggota keluarga lainnya berdasarkan urutan kelahirannya. Urutan kelahiran merupakan kedudukan atau posisi anak dalam keluarga yang memiliki bermacam-macam jenis, seperti anak sulung, anak tengah, anak bungsu dan seterusnya. dari setiap kedudukan anak dalam urutan kelahiran masing-masing mendapatkan pola pengasuhan yang berbeda-beda dari orang tua yang akan membentuk kepribadian setiap anak. posisi urutan kelahiran dalam keluarga juga memberikan pengaruh mendasar pada perkembangan anak. menurut Agus sujanto (dalam Zola, dkk. 2017) anak-anak menempati kedudukan yang khas pada umunya lalu menunjukkan tipe-tipe yang khas pula, sehingga memerlukan perlakuan.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. yang khas pula dengan maksud agar tidak merugikan anak itu sendiri maupun merugikan keluarga. Menurut Alwisol (dalam Zola, dkk. 2017) dalam sebuah keluarga, setiap anak lahir dengan unsur genetik yang berbeda dan masuk dalam situasi sosial yang berbeda karena banyak dipengaruhi berbagai faktor seperti lingkungan, lalu orang tua dan pola asu. maka dari itu penting untuk melihat urutan kelahiran (anak pertama, anak kedua dan seterusnya), dan anak-anak ini menginterprestasikan situasi dengan cara yang berbeda-beda pula. 2. Jenis-jenis dalam Urutan Kelahiran (anak sulung, anak tengah, anak bungsu) Dalam kedudukan urutan kelahiran posisi anak terdapat anak sulung, anak tengah dan anak bungsu, dan dalam kedudukan anak dalam keluarga juga memiliki ciri yang khas atau karakter yang berbeda-beda di setiap kedudukan anak dalam keluarga (Feist & Feist, 2010). a. Anak Sulung adalah anak yang pernah menjadi anak tunggal sehingga ia menjadi pusat perhatian, hingga saatnya anak kedua setelah anak sulung lahir kemudian anak sulung ini menjadi sosok yang otoriter, namun anak sulung cenderung berupaya untuk menghindari amarah, serta memiliki ekspresi emosi datar, dan cenderung menyembunyikan perasaannya sendiri, karena Anak sulung memiliki tingkat mengelolaan emosi yang baik dintunjukan dari segi perilaku bahwa anak sulung memiliki kesadaran diri yang baik lalu hal anak sulung juga memiliki.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. kemampuan dalam pengaturan diri. dan dapat mengambil keputusan sendiri. serta. percaya. akan. kemampuannya.. sehingga. Dalam. pengungkapan emosi anak sulung memiliki tingkatan yang baik. b. Anak tengah adalah mereka yang berada di suatu posisi antara anak sulung dan anak bungsu. Anak tengah bisa termasuk anak kedua, ketiga atau seterusnya yang masih mempunyai adik. Adler menambahkan bahwa posisi anak kedua atau anak tengah dipandang penuh dengan kecemburuan, namun adler. juga memiliki pandangan bawah sifat. positif yang dimiliki anak tengah ialah bermotivasi tinggi, bisa bekerjasama, daya saing yang cukup. sehingga Dalam pengungkapan emosi anak tengah juga memiliki tingkatan yang cukup karena anak tengah memiliki kemampuan pengaturan diri yang baik. c. Anak bungsu yang dapat dikatakan sebagai anak terakhir. Anak bungsu dikatakan sebagai “bayi dalam keluarga”, karena mereka selalu mendapatkan bantuan dari orang lain. Anak bungsu menjadi individu yang cepat putus asa apabila mengalami suatu tantangan. Anak bungsu memiliki sifat yang khas dalam dirinya yaitu sifat yang keras dan banyak menunutut, tidak berani menghadapi kesulitan, iri hati dan kurang bertanggung jawab, cenderung memiliki prestasi yang rendah, lebih suka menarik diri dan tergantung pada orang lain, serta lebih mementingkan kepentingan diri sendiri..

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. 3. Karakteristik Anak Bungsu Adapun karakteristik anak bungsu menurut Hurlock (dalam Zola, dkk. 2017) adalah sebagai berikut : a. Cenderung keras (berjiwa bebas) dan agak penurut. b. Memiliki rasa aman yang tinggi karena tidak pernah disaingi oleh saudara-saudaranya. (egois,manja).. Berdasarkan. pendapat. tersebut. kecenderungan pengelolaan emosi anak bungsu yaitu cenderung kurang baik yang tercermin dari sikap kurang mandiri, selalu ingin diperhatikan. c. Biasanya dilindungi oleh orangtuanya dari serangan fisik dan verbal kakak-kakaknya (tidak dewasa,manipulatife). d. Cenderung tidak berprestasi tinggi karena kurangnya harapan dari orang tua (merasa dirinya inferior / rendah diri). e. Mengalami hubungan sosial yang baik diluar rumah dan biasanya popular tetapi jarang menjadi pemimping karena kurang kemauan untuk memikul tanggung jawab (tipe ekstrovert, suka bergaul, dan pendengar yang baik). f. Cenderung bahagia karena memperoleh perhatian dan dimanjakan keluarga selama masa anak-anak (selalu menginginkan semua perhatian tertuju padanya). 4. Kemampuan Mengelola Emosi Anak Bungsu Adler mengatakan dalam teorinya mengenai urutan kelahiran bahwa anak yang paling muda atau anak paling bungsu memperoleh perhatian dalam jangka waktu yang jauh lebih panjang dibanding anak sulung,.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. sehingga anak bungsu memiliki tendensi untuk bersikap manja dan kurang mandiri. Anak bungsu juga memiliki rencana-rencana yang hebat namun tidak pernah berhasil. Selain itu anak bungsu juga dianggap memiliki gaya hidup yang manja. Gaya hidup manja yang diungkapkan Adler bahwa anak bungsu mengharapkan orang lain memerhatikan mereka, melindungi mereka, dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka. Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa anak bungsu memiliki kemampuan mengelola emosi yang kurang baik. Hal ini terlihat dari sikap anak bungsu yang manja dan kurang mandiri karena terbiasa diberikan perhatian oleh orang tua. Anak bungsu juga sering dituruti keinginan oleh keluarga sehingga tidak terlatih mengelola emosi dalam mendapatkan hal yang diinginkan. C. Hakikat Remaja 1. Pengertian Remaja Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Menurut Papalia dan Olds (dalam Putro, 2017), masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanakkanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun. Sedangkan Anna Freud (dalam Putro, 2017) bahwa pada masa remaja terjadi. proses. perkembangan. meliputi. perubahan-perubahan. yang. berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. perubahan dalam hubungan dengan orangtua dan cita-cita mereka, di mana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa depan. Remaja menurut WHO ( dalam Sarwono, 2007) mengungkapkan bahwa remaja adalah individu yang berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual, individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari anak-anak menjadi dewasa, serta terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh keadaan yang relative lebih mandiri. WHO menetapkan batasan usia yaitu remaja awal 10-14 tahun, 1020 tahun sebagai batasan remaja dan 15-20 tahun remaja akhir. Adapun menurut Piaget (dalam Sumanto, 2014). istilah adolescence yang berarti remaja. Istilah adolescence seperti dipergunakan saat ini mempunyai arti yang luas mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Padangan ini diungkapkan oleh Piaget bahwa pada usia 11-15 tahun anak masuk dalam fase perkembangan kognitif baru yang disebut tahap pemikiran operasional formal yang ditandai dengan pemikiran asbtrak, idealistis dan logis. sehingga remaja dapat berfikir lebih abstrak dibanding anak. Pada awal remaja, anak akan berfikir ego-centris yang menganggap orang lain seperti dirinya dalam hal yang dipikirkan,dirasakan dan disenangi. perilaku yang umum bagi para remaja adalah keinginan untuk diperhatikan dan tampil menonjolkan diri serta tampil beda dan lainlainnya..

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. 2. Ciri-ciri Remaja Menurut Erikson (dalam Sumanto, 2014): masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakan dengan periode sebelumnya dan sesudahnya. Ciri-ciri tersebut diterangkan secara singkat: a. Masa remaja sebagai periode peralihan. Yaitu perkembangan masa kanak-kanak lagi dan belum dapat dianggap sebagai orang dewasa. Namun Status remaja tidak jelas, keadaan ini memberi waktu padanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan dirinya. b. Masa remaja sebagai periode perubahan yaitu tingkat peruahan dalam sikap dan perilaku masa remaja sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Ada lima perubahan diantaranya perubahan pada emosi perubahan tubuh, minat dan peran (menjadi dewasa yang mandiri), perubahan pada nilai-nilai yang dianut, serta keinginan akan kebebasan. c. Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan Yaitu dikatakan demikian masa remaja dalam tahap yang karena sulit diatur, cenderung berperilaku yang aneh-aneh dan kurang baik. Hal ini yang membuat banyak orang tua menjadi takut. d. Masa remaja sebagai masa dewasa Yaitu Remaja mengalami kebingungan atau kesulitan di dalam usaha meninggalkan kebiasaan pada usia sebelumnya dan di dalam.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. memberikan kesan bahwa mereka hampir atau sudah dewasa, sehingga mereka melakukan perilaku menyimpang untuk mnyalurkan emosinya dan mendapat pengakuan dari orang lain. 3. Tugas Perkembangan Remaja Menurut Havighurst (dalam Sumanto, 2014) menambahkan bahwa tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada kematangan fisik, tuntutan masyarakat atau budaya dan nilai – nilai dan aspirasi individu. Havighurst juga menambahkan bahwa tugas - tugas perkembangan masa remaja adalah : a. Mencapai perilaku yang bertanggung jawab secara sosial, remaja yang mampu mengelola emosi cenderung akan mampu bertanggung jawab di lingkungan sosial. b. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya, remaja harus mampu untuk mengeola emosinya secara mandiri tanpa bergantung pada orang tua maupun orang lain. c. Belajar bergaul dengan kelompok sesuai dengan jenis kelamin masingmasing, remaja mulai belajar untuk mengelola emosinya agar mampu bergaul dengan lawan jenis. d. Mengembangkan sistem nilai dan etika sebagai petunjuk dalam berperilaku, remaja mempelajari sistem nilai dan etika agar mampu mengelola emosi sesuai dengan aturan yang ada di lingkungan sekitar. Sementara itu menurut Yusuf & Nurihsan (2010 :198) tugas perkembangan remaja adalah sebagai berikut.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. a. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figure-figur yang mempunyai otoritas (mengembangkan sikap respek terhadap orang tua dan orang lain tanpa tergantung kepadanya.) Remaja yang memiliki kemandirian emosional akan mampu mengelola emosinya dengan baik. b. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal, remaja harus mampu mengelola emosi agar dapat berkomunikasi dengan baik dengan orang lain. c. Mampu bergaul dengan teman sebaya atau orang lain secara wajar, kemampuan mengelola emosi remaja sangat penting agar remaja dapat bergaul dengan teman sebaya secara baik. d. Menemukan manusia model yang dijadikan pusat identifikasinya, remaja dapat mencontoh orang disekitarnya yang memiliki kemampuan mengelola emosi agar remaja mampu meniru untuk mengelola emosi dengan baik. e. Memperoleh self-control (kemampuan mengendalikan sendiri) atas dasar skala nilai, prinsip-prinsip atau falsafah hidup, remaja yang memiliki self- control akan mampu mengelola emosinya dengan baik. f. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap dan perilaku yang kekanak-kanakan, remaja yang mampu mengelola emosi akan mampu bersikap secara bijaksana dan tidak kenak-kanakan. g. Bertingkah laku yang bertanggung jawab secara rasional, remaja yang mampu mengelola emosi akan mampu bertanggung jawab terhadap perilakunya...

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. 4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Remaja Menurut Hurlock (dalam Sumanto, 2014), baik faktor kondisi internal maupun eksternal akan dapat memengaruhi tempo atau kecepatan dan sifat atau kualitas perkembangan. adapun faktor – faktor umum yang memengaruhi perkembangan tersebut. a. Intelegensi Intelegensi merupakan faktor yang penting dalam perkembangan. kecerdasan yang tinggi disertai oleh perkembangan yang cepat, sebaliknya jika kecerdasan rendah, maka anak akan terbelakang dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Remaja yang memiliki kecerdasan dapat. mengembangkan. kecerdasan. emosional. dan. kemampuan. mengelola emosi yang baik. b. Jenis kelamin Perbedaan perkembangan antara laki-laki dan perempuan tidak tampak jelas. perbedaan yang nyata adalah kecepatan dalam pertumbuhan jasmaniah. seperti ketika lahir laki-laki lebih bear dibanding dengan perempuan, tetapi anak perempuan lebih cepat perkembangannya dan lebih cepat pula mencapai kedewasaan. Seseorang yang lebih cepat dewasa akan lebih cepat pula mencapai pengelolan emosi yang baik. c. Posisi dalam keluarga Kedudukan anak dalam keluarga merupakan keadaan yang dapat memengaruhi perkembangan. anak kedua, anak ketiga dan sebagainya pada umumnya perkembangan lebih cepat dari anak yang pertama. anak.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. bungsu biasanya karena dimanja perkembangannya lebih cepat. Anak bungsu juga cenderung kemampuan mengelola emosi yang berbeda dengan saudara-saudaranya. d. Kultur (budaya) Budaya merupakan faktor yang berpengaruh terhadap. tingkah laku. seseorang. sebuah penelitian yang dilakukan di amerika menunjukkan bahwa sifat pertumbuhan anak dari dua budaya yang berbeda adalah sama, namun perbedaan budaya ketika mereka mulai tumbuh dan berkembang penyebakan perbedaan tingkah laku diantara keduanya. Budaya juga dapat mempengaruhi mengelola emosi yang dimiliki seseorang. Orang yang berasal dari budaya yang keras dapat mengalami kesulitan dalam mengelola emosinya. 5. Perkembangan Remaja dan Permasalahannya Remaja merupakan individu yang sedang mengalami masa perkembangan. Perkembangan remaja ini terdiri dari perkembangan pada fisik, emosi dan sosial. Adanya perkembangan pada remaja tentunya menimbulkan berbagai permasalahan. Berdasarkan ciri-ciri remaja menurut Erikson (dalam Sumanto,2014) dapat diketahui beberapa permasalahan dalam perkembangan remaja. Kondisi peralihan pada remaja membuat emosi remaja tidak stabil sehingga remaja sulit untuk mengelola emosinya. Selain itu adanya ketakutan yang di alami oleh orang tua disebabkan oleh remaja yang kesulitan mengelola emosinya sehingga melakukan perilaku yang menyimpang di keluarga yaitu dengan merokok, minum-.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. minuman keras, menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam perilaku seks. Remaja menganggap bahwa perilaku ini adalah pelampiasan emosi dan dapat memperoleh pengakuan dari orang lain. Berdasarkan permasalahan pada remaja ini, ini perlu untuk ditangani agar tidak mengganggu tugas perkembangan remaja yang lain..

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi uraian tentang jenis atau desain penelitian, waktu dan tempat pengumpulan data penelitian, subjek penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional, teknik dan instrumen penelitian, validitas dan reliabilitas, serta teknik analisis data. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan deskriptif kuantitatif yang menekankan analisis pada data angka yang diolah dengan metode statistika seperti tabel maupun grafik (Sugiyono, 2017). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gamabaran terhadap obyek yang akan di teliti melalui data sampel atau populasi dan akan dimasukkan dalam kategori fungsionalnya ke dalam penelitian deskriptif kuantiatif yang bertujuan untuk meneliti seberapa baik pengelolaan emosi siswa. Hal ini sesuai dengan maksud penelitian yang ingin mengetahui apakah terdapat kemampuan mengelola emosi pada Siswa Kelas VIII di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. B. Waktu dan Tempat Pengumpulan Data Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 28 Agustus 2018 yang meliputi pembuatan proposal. Pengambilan data penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari tahun ajaran 2018/2019 pada tanggal 14 Januari 2019. Penyusunan laporan akhir penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai April 2019. Tempat penelitian dilaksanakan di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.. 38.

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39. C. Sampel Penelitian Sampel penelitian ini dengan mengambil beberapa orang dari subjek penelitian (sampel) dan menggunakan teknik sampling. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel yang diambil harus dari populasi harus betul-betul representative (mewakili) (Sugiyono, 2017). Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Peneliti untuk mengambil data menggunakan Purposive Non Random Sampling dengan melihat kriteria siswa yang memiliki status sebagai anak bungsu sebagai subjek yang akan diteliti (Sugiyono, 2016). Peneliti memilih 92 siswa yang memiliki kriteria sebagai anak bungsu dari 300 siswa secara keseluruhan. Sejumlah 92 siswa tersebut akan menjadi subjek penelitian yang tersebar dalam tujuh kelas VIII di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Tahun ajaran 2018/2019. D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Menurut Sugiyono (2017:3) variabel pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Sugiyono (2017) Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai berikut atribut seseorang atau obyek yang mempunyai “variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek lain. Variabel yang akan diukur dalam penelitian ini adalah variabel Kemampuan Mengelola Emosi. Kemampuan mengelola emosi merupakan.

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40. suatu keadaan yang terangsang dari organisme mencakup perubahanperubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya dan perubahan perilaku. Emosi merupakan keadaan yang ditimbulkan oleh situasi tertentu. E. Teknik dan Instrumen Penelitian 1. Teknik Pengumpulan data Menurut (Sugiyono, 2017) mengatakan bahwa pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai berbagai sumber, dan berbagai cara. Pengumpulan data yang digunakan oleh penelitian yaitu menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan salah satu tehnik pengumpulan data yang dilakukan. dengan. cara. memberikan. seperangkat. pertanyaan. atau. pernyataan tertulis kepada reponden untuk dijawab. Kuesioner yang akan dibuat harus berlandaskan pada faktor dalam prinsip penulisan angket. Prinsip penulisan angket menurut (Sugiyono, 2016) mengatakan bahwa: Prinsip ini menyangkut beberapa faktor yaitu: isi dan tujuan pertanyaan, bahasa yang digunakan mudah, pertanyaan tertutup terbuka positif negatif, pertanyaan tidak mendua, tidak menanyakan hal-hal yang sudah lupa, pertanyaan tidak mengarahkan, panjang pertanyaan, dan urutan pertanyaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner Kemampuan mengelola emosi siswa yang disusun berdasarkan aspek-aspek Kemampuan mengelola emosi. Dalam. penelitian. dini. untuk. instrument. pengumpulan. data. menggunakan Pernyataan dalam kuesioner Kemampuan mengelola emosi ini hanya terdiri dari dua jenis pernyataan yaitu pernyataan favorabel.

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41. (positif) dan unvaforable (negatif). Pernyataan positif merupakan konsep perilaku yang sesuai atau mendukung atribut/variable yang diukur. Sedangkan pernyataan negatif merupakan konsep perilaku yang tidak sesuai/tidak mendukung atribut yang diukur. Dalam alternative jawaban untuk kuesioner ini menggunakan teknik skala likert. peneliti menggunakan 4 alternatif jawaban yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), kurang sesuai (KS), dan sangat tidak sesuai (STS). Kuesioner yang telah disiapkan diberikan kepada siswa dengan mengisi dan memberi tanda (x) pada 4 alternatif jawaban adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2016). Tabel 3.1 Norma Skoring Skala Kemampuan Mengelola Emosi NO. 1 2 3 4. Alternatif Jawaban. Sangat Sesuai (SS) Sesuai (S) Kurang Sesuai (KS) Sangat Tidak Sesuai (STS. Skor Skor Favorable 4 3 2 1. Skor Unfavorable 1 2 3 4. . Skoring dilakukan dengan cara menjumlahkan jawaban responden pada masing-masing item. Dengan demikian dapat diketahui Tingkat Kemampuan mengelola emsoi remaja anak bungsu pada subjek penelitian ini semakin tinggi skor yang diperoleh, maka semakin tinggi pula Tingkat Kemampuan mengelola Emosi, sebaliknya semakin rendah jumlah skor.

(60) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42. yang diperoleh, maka semakin rendah pula Tingkat kemampuan mengelola emosi. 2. Instrumen Pengumpulan Data Dalam memperoleh data mengenai tingkat kemampuan mengelola emosi emosi remaja anak bungsu, peneliti menggunakan instrumen kemampuan mengelola emosi. Instrumen yang peneliti gunakan disusun berdasarkan aspek-aspek mengelola emosi menurut Goleman (dalam Nuraeny,2016) yang terdiri dari aspek Mengendalikan diri, sifat dapat dipercaya, sifat bersungguh-sungguh, adaptabilitas, inovasi. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini, sebagai berikut: Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Kemampuan Mengelola Emosi No. Butir No. 1.. 2.. 3.. Aspek. Indikator. Mengendalikan diri. a. Mampu mengatur emosi sendiri. b. Mampu mengelola perasaan positif dengan melakukan hal-hal baik. a. Tidak pernah merugikan orang lain. b. Dapat bersikap jujur dengan diri sendiri dan orang lain.. Sifat dapat dipercaya. Sifat bersungguhsungguh. a. Mampu Memiliki struktur yang baik dalam bekerja. b. Mampu memiliki. Jumlah Item. Item Favorable 1,3,5,7,9. Item Unfavorable 2,4,6,8,10. 11,13,15,17,19. 12,14,16,18,2 0. 10. 21,23,25,27,29. 22,24,26,28,3 0. 10. 31,33,35,37,39. 32,34,36,38,4 0. 10. 41,43,45,47,49. 42,44,46,48,5 0. 10. 51,53,55,57,59. 52,54,56,58,. 10. 10. 20. 20. 20.

Gambar

Tabel 3.5  Kisi-kisi Kuesioner

Referensi

Dokumen terkait

Prinsip kerja dari wind tunnel ini adalah menggerakkan udara dengan fan hisap dibagian belakang dan meletakkan benda uji pada external balance yang berfungsi

Pengujian yang dilakukan adalah memastikan bahwa pada saat power PLN di site down sehingga mengakibatkan router wifi yang dimonitor dalam keadaan off, setelah

Dari penjelasan diatas daya tarik merupakan produk dari suatu daerah tujuan wisata, yang bersifat nyata (barang) maupun tidak nyata (jasa) yang dapat memberikan kenikmatan

Visi Kementerian Perindustrian sampai dengan 2014 : Pemantapan daya saing basis industri manufaktur yang berkelanjutan serta terbangunnya pilar industri andalan masa depan

Pasal 1 angka 9 yang dimaksud Pegawai Tidak Tetap adalah pegawai yang tidak termasuk dokter PTT, diangkat oleh Walikota atau pejabat lain yang ditunjuk dan

Kumpulan baris perintah tersebut biasanya disimpan ke dalam file dengan nama ekstensi *.ASM dan lain sebagainya, tergantung pada program Assembler yang akan dipakai untuk

Radio Frequency Identification (RFID) adalah sebuah istilah generik yang digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang memancarkan dalam bentuk identitas ( khas ) nomor urut

[r]