• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teoritik

1. Hakikat Pembelajaran Bahasa Asing

BAB II KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teoretik

1. Hakikat Pembelajaran Bahasa Asing

Bahasa merupakan sarana komunikasi yang penting dalam kehidupan manusia. Komunikasai merupakan hubungan timbal balik antara pemberi pesan dengan penerima pesan. Pemberi pesan dapat berupa bahasa yang dapat disampaikan melalui lambang bunyi, tulisan maupun gambar kepada penerima pesan. Kemampuan berbahasa seseorang menunjukkan kecakapan seseorang dalam berkomunikasi, yang dapat diungkapkan seseorang dalam menggunakan bahasa tersebut dalam menyimak, berbicara, menulis, membaca maupun memahami bahasa tersebut.

Leech & Short (1981: 257) mendefinisikan bahasa adalah sebuah sarana komunikasi dengan jalan seseorang menyampaikan pesan-pesan kepada orang lain untuk tujuan yang berbeda, misalnya menginformasikan, memerintah, membujuk dan menghibur.

Menurut Chaer (1998: 1) definisi bahasa sebagai berikut.

Bahasa merupakan suatu sistem lambang berupa bunyi, bersifat arbitrer, digunakan oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerjasama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri. Sebagai sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh suatu aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.

Selanjutnya, pengertian bahasa menurut Brown (2000: 5) ”Language is a system of arbitrary conventionalized vocal, written, or gestural symbols that

11

enable members of given community to communicate intelligibly with one another”. Jadi, bahasa adalah system symbol abitrer yang bermakna baik secara lisan, tertulis maupun dengan isyarat yang memungkinkan anggota komunikasi untuk berkomunikasi secara jelas antara satu orang dengan yang lainnya. Hal senada juga di katakan oleh Finnochiaro (dalam Hardjono, 1988: 8) mendefinisikan, “language is a sistem of arbitrary vocal symbol which permits all people in a given culture or other people who have learned the sistem of that culture to communicate or to interact”. Kutipan tersebut mengandung pengertian bahwa bahasa adalah suatu sistem simbol vokal yang arbitrer yang memungkinkan orang dalam masyarakat tertentu atau orang lain yang telah mempelajari sistem tersebut untuk berkomunikasi atau berinteraksi.

Selanjutnya, Boeree (2008: 17) menjelaskan bahwa bahasa adalah sistem simbol- simbol, dengan beberapa tingkatan organisasi (setidaknya terdapat fonetik, sintaks dan semantik). Sekarang bahasa mempunyai fungsi sebagai berikut. (1) Bahasa dapat menyatakan semua yang ada dan apa yang dinyatakan oleh bahasa menjadi terang eksistensinya, (2) dengan bahasa kita dapat berkomunikasi dengan orang lain atau mengungkapkan buah pikiran, (3) bahasa merupakan wadah atau tempat penyimpanan ilmu pengetahuan yang diperoleh seorang.

Hudson (2000: 59) menyatakan pembelajaran bahasa asing sebagai berikut.

There are some mayor differences between foreign and second language teaching and learning. In second language learning, one can receive input for learning both inside and outside the classroom. Accodturation that is a main aspect of learning a language is easier in the case of

12

second language learning and the emotional role of language (as apposed to communicational role) is easier to use for learnes.

Kutipan tersebut menyatakan bahwa ada beberapa perbedaan utama antara pembelajaran bahasa asing dan bahasa kedua dalam pembelajaran. Dalam bahasa kedua, seseorang dapat mempelajari bahasa tersebut baik di dalam dan di luar kelas. Selain dalam pembelajaran, akulturasi merupakan aspek utama dari belajar bahasa kedua karena memiliki peran emosional dari bahasa yang di pelajari.

Menurut Parera (1993: 16) bahasa asing adalah bahasa yang dipelajari oleh peserta didik disamping bahasa sendiri. Bahasa asing merupakan bahasa ajaran yaitu bahasa yang diajarkan oleh pengajar dan dipelajari oleh peserta didik disekolah. Seiring berkembangnya zaman serta perkembangan ilmu dan teknologi, bahasa asing dirasakan sangat penting sehingga mendorong adanya pelajaran bahasa asing di sekolah.

Ghazali (2002 : 11) mengatakan bahwa pembelajaran bahasa asing sebagai proses mempelajari sebuah bahasa yang tidak dipergunakan sebagai bahasa komunikasi di lingkungan seseorang melainkan hanya dipelajari di sekolah dan tidak digunakan sebagai bahasa komunikasi sehari-hari, misalnya bahasa Inggris, Jerman, Arab dan lain-lain. Oleh karena itu, bahasa asing penting untuk diajarkan di sekolah, karena dengan menguasai bahasa asing diharapkan peserta didik dapat mengetahui dan mempelajari tentang perkembangan teknologi, ilmu pengetahuan, dan budaya dari negara-negara lain.

Selanjutnya, Stern (1987: 21) mendefinisikan pembelajaran bahasa sebagai berikut “Language teaching is a defind as activities intended to bring

13

about language learning, a theory of language, teaching always implies concept of language learning”, dapat berarti pembelajaran bahasa mengikutsertakan konsep pengajaran bahasa dan teori kebahasaan untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang bertujuan untuk mempelajari bahasa tersebut. Hal ini berarti bahwa belajar membutuhkan aktivitas- aktivitas yang dapat menunjang belajar bahasa itu sendiri.

Richards & Schmidt (2002: 206) berpendapat tentang bahasa asing sebagai berikut.

foreign language is a language which is not the native language of large numbers of people in a particular country or region, is not used as a medium of instruction in schools, and is not widely used as a medium of communication in government, media, etc. Foreign languages are typically taught as school subjects for the purpose of communicating with foreigners or for reading printed materials in the language.

Pernyataan tersebut berarti bahwa bahasa asing adalah bahasa yang bukan berasal dari bahasa asli kebanyakan orang di negara atau wilayah tertentu, tidak digunakan sebagai media pengajaran di sekolah, dan tidak banyak digunakan sebagai media komunikasi di pemerintahan, media dan lain-lain. Bahasa asing biasanya diajarkan sebagai mata pelajaran di sekolah untuk tujuan berkomunikasi dengan orang asing atau untuk bahan bacaan yang dicetak dalam lingkup kebahasaan.

Pengajaran bahasa asing merupakan mata pelajaran yang mengembangkan keterampilan berkomunikasi lisan dan tulisan untuk memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan serta mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya. Kurikulum 2004 (2003: 1) pengajaran bahasa asing mencakup empat keterampilan yaitu mendengarkan, berbicara membaca dan

14

menulis. Untuk mendukung empat keterampilan tersebut perlu didukung pengetahuan dari negara yang bahasanya kita pelajari. Hal ini berarti bahwa pembelajaran bahasa Jerman sebagai salah satu pelajaran bahasa asing di sekolah, turut serta menumbuhkan dan mengembangkan peserta didik agar menjadi cerdas, terampil dan berwawasan luas.

Bahasa Jerman adalah bahasa asing kedua yang diajarkan di tingkat pendidikan di Indonesia setelah bahasa Inggris. Gotze & Pommerin (1989: 298) menjelaskan tentang bahasa Jerman sebagai bahasa asing sebagai berikut “

Deutsch als Fremdsprache als Unterrichtsfach an den Institutionen im In- und Ausland kann in allgemeinsprachliche und fachsprachliche Kurse untergliedert werden“. Definisi tersebut dapat diartikan bahwa bahasa Jerman sebagai bahasa asing merupakan mata pelajaran yang diajarkan di institusi baik di dalam maupun di luar negeri, yang dapat digolongkan sebagai pelajaran bahasa secara umum maupun khusus.

Nunan (1989: 113) menyatakan pengajaran bahasa asing sebagai berikut. Pengajaran bahasa asing khususnya bahasa Jerman untuk tingkat pemula dikhususkan pada aktivitas- aktivitas berikut: (1) menyatakan nama diri dan keluarga, (2) menyatakan perihal tentang seseorang seperti nama, umur dan alamat, (3) berpartisipasi dalam dialog pendek yang memfokuskan tentang pertukaran informasi antar personal, (4) memberikan keterangan tentang seseorang, (5) menyebutkan nama-nama hari, (6) memehami permintaan informasi dari seseorang dan, (7) menanyakan dan mengucapkan kecakapan.

Maka dapat disimpulkan, bahwa dalam mempelajari bahasa asing untuk tingkat pemula lebih dikhususkan pada materi tentang aktivitas-aktivitas yang sederhana.

15

Selanjutnya, Ghöring (dalam Hardjono, 1988: 5) menjelaskan tentang tujuan umum pembelajaran bahasa asing adalah untuk mengadakan komunikasi timbal balik antara kebudayaan (cross cultural communication) dan saling pengertian antar bangsa (cross cultural understanding). Peserta didik dapat dikatakan telah mencapai tujuan ini, apabila peserta didik telah memiliki pengetahuan dan keterampilan berbahasa asing sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.

Berdasarkan uraian dari beberapa ahli, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran bahasa asing merupakan kegiatan belajar mengajar yang bertujuan mengembangkan keterampilan berbahasa peserta didik, yang meliputi keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis serta mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan bahasa asing. Bahasa asing adalah bahasa yang baru diterima oleh peserta didik dimana bahasa tersebut belum dikenal oleh peserta didik. Bahasa asing adalah bahasa yang dipelajari melalui pendidikan formal atau melalui proses belajar, dimana pembelajaran tersebut digunakan sebagai alat interaksi dan beromunikasi, tetapi bahasa asing tidak digunakan sebagai bahasa komunikasi sehari-hari di lingkungan pembelajar bahasa tersebut.