• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

3. Hakikat Pembelajaran Menulis Ilmiah di SMA

Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling memengaruhi mencapai tujuan pembelajaran (Hamalik, 2009: 24). Lebih lanjut Hamalik mengungkapkan bahwa material meliputi buku-buku, papan tulis, kapur, fotografi, slide dan film, audio, dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual, dan komputer. Prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian, dan sebagainya.

commit to user

Ada lima pengertian pengajaran dan pembelajaran menurut Hamalik (2001: 25), yaitu:

1) Pengajaran ialah upaya menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik/ siswa di sekolah.

2) Pengajaran adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan sekolah.

3) Pembelajaran adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik.

4) Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk menjadi warga masyarakat yang baik.

5) Pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa mengahadapi kehidupan masyarakat sehari-hari.

Suprijono (2009: 11) menjelaskan tentang perbedaan antara pengajaran dan pembelajaran. Pembelajaran merupakan terjemahan dari learning dan pengajaran terjemahan dari teaching. Lebih lanjut, Suprijono mengungkapkan bahwa pengajaran adalah proses perbuatan, cara mengajarkan. Perbuatan atau cara mengajarkan diterjemahkan sebagai kegiatan guru mengajari peserta didik, guru menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik dan peserta didiksebagai pihak penerima. Pengajaran seperti ini merupakan proses instruktif. Guru bertindak sebagai

„panglima‟, guru dianggap paling dominan, dan guru dipandang sebagai orang yang

paling mengetahui.

Lebih lanjut, Suprijono (2009: 13) menjelaskan tentang pembelajaran yang berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Perbedaan esensial istilah ini dengan pengajaran adalah pada tindak ajar. Pada pengajaran guru mengajar, peserta didik belajar, sedangkan pada pembelajaran, guru mengajar diartikan sebagai upaya guru mengorganisir lingkungan terjadinya pembelajaran. Guru mengajar dalam perspektif pembelajaran adalah guru yang menyediakan fasilitas belajar bagi anak didiknya untuk mempelajarinya. jadi subjek pembelajaran adalah peserta didik. Pembelajaran

commit to user

adalah dialog interaktif. Pembelajaran merupakan proses organik dan konstruktif, bukan mekanis seperti halnya pengajaran.

Gino, dkk. (1996: 32-39) memberikan batasan pembelajaran atau instruction sebagai usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku sesuai dengan keadaan dan kemampuan siswa. Dengan demikian, ada tiga ciri utama pembelajaran, yaitu: (1) ada aktivitas yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada diri pembelajar baik langsung maupun tidak langsung, (2) perubahan itu berupa diperolehnya kemampuan baru dan berlaku untuk waktu yang lama, dan (3) perubahan itu terjadi karena suatu usaha yang dilakukan secara sadar.

Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan beberapa komponen. Menurut Gino, dkk. (1996: 30) komponen tersebut antara lain sebagai berikut:

1) Guru

Guru merupakan seseorang yang bertindak sebgai pengelola kegiatan belajar mengajar yang mempunyai tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. 2) Siswa

Siswa adalah orang yang berperan sebagai pencari, penerima, dan pelaksana pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

3) Tujuan

Tujuan adalah perubahan yang diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Perubahan perilaku tersebut meliputi perubahan kognitif, psikomotor, dan afektif.

4) Isi pelajaran

Isi pelajaran atau materi pelajaran adalah segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

commit to user

5) Metode

Metode merupakan suatu strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang meliputi seluruh kegiatan penyajian bahan pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

6) Media

Media merupakan bahan pengajaran yang digunakan untuk menyajikan informasi kepada siswa.

7) Evaluasi

Evaluasi merupakan cara yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya. Evaluasi dilakukan terhadap seluruh komponen kegiatan belajar mengajar dan sekaligus memberikan balikan bagi setiap komponen tersebut.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses atau usaha untuk menjadikan siswa belajar dengan memberikan stimulasi kepada siswa agar menimbulkan respons yang tepat untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan. Pembelajaran merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan tindakan ke arah yang positif dan menuju ke pendewasaan seseorang.

b. Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Pembelajaran

Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi berhasil tidaknya pembelajaran. Menurut Gino, dkk. (1996: 36-39) faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran antara lain:

1) Motivasi belajar

Motivasi diartikan sebagai suatu dorongan yang timbul pada diri seorang secara sadar atau tidak untuk melakukan suatu tindakan untuk mencapai tujuan tertentu.

commit to user

2) Bahan belajar

Bahan belajar merupakan isi dalam pembelajaran. Bahan atau materi yang digunakan dalam pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai oleh siswa dan harus disesuaikan dengan karakteristik siswa agar dapat dimintai olehnya.

3) Alat bantu belajar

Alat bantu belajar adalah semua alat yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud menyampaikan pesan pembelajaran dari sumber belajar (guru) kepada penerima (siswa). Alat bantu belajar merupakan alat yang dapat membantu siswa untuk mencapai tujuan belajar, misalnya buku, komputer, tape recorder, dan lain-lain.

4) Suasana belajar

Suasana belajar merupakan situasi dan kondisi yang ada dalam lingkungan tempat proses pembelajaran berlangsung. Suasana yang dapat mendukung kegiatan pembelajaran yang baik antara lain yaitu: susana kekeluargaan, suasana sekolah yang nyaman, suasana kelas diatur fleksibel, jumlah siswa tidak terlalu banyak, dan siswa belajar secara bervariasi.

5) Kondisi siswa

Kondisi siswa merupakan keadaan siswa pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Kondisi yang dimaksud bukan hanya keadaan fisik, melainkan juga keadaan psikis siswa

6) Kemampuan guru

Kemampuan guru maksudnya adalah kemampuan guru dalam menyampaikan materi, mengelola kelas, serta mangatasi berbagai masalah yang mungkin terjadi selama proses belajar mengajar. Kriteria yang menunjukkan kemampuan guru adalah sebagai berikut:

a) Guru menyampaikan materi dengan tepat dan tidak membosankan, namun tidak terkesan menggurui.

commit to user

b) Guru harus bisa memilih metode dan cara mengajar yang tepat agar dapat menarik perhatian siswa untuk mengikuti pelajaran.

c) Guru harus mampu mengelola kelas dengan baik, misalnya dengan memberikan perhatian yang merata kepada seluruh siswa yang ada di kelas tersebut, baik yang ada di depan maupun di belakang.

d) Guru harus mampu memotivasi siswa agar mau aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

c. Penilaian Kemampuan Menulis Ilmiah

Hamalik (2001: 157) mengungkapkan bahwa penilaian adalah suatu upaya untuk memeriksa sejauh mana siswa telah mengalami kemajuan belajar atau telah mencapai tujuan belajar dan pembelajaran. Hal ini selaras dengan pendapat Suwandi (2010:7) bahwa penilaian merupakan suatu proses untuk mengetahui keberhasilan (proses dan hasil) dari suatu pogram kegiatan telah sesuai dengan tujuan atau kriteria. Teknik penilaian yang tepat memerlukan data yang berkaitan dengan objek penelitian yang dilakukan.

Senada dengan pendapat di atas Sudjana menjelaskan bahwa penilaian adalah proses memberikan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu pula. Proses penilaian tersebut berlangsung dalam bentuk interpretasi dan diakhiri dengan judgment atau penghakiman (2008:3).

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penilaian merupakan proses memberi atau menentukan nilai kepada objek tertentu, sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran. Proses penilaian tersebut berlangsung dalam bentuk interpretasi dan diakhiri dengan judgment atau penghakiman.

1). Penilaian Proses Pembelajaran

Penilaian proses dapat dilihat dari sikap siswa ketika mengikuti kegiatanpembelajaran. Sikap bermula dari perasaan suka atau tidak suka yang

commit to user

terkaitdengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu atau obyek. Sikap juga merupakan ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki seseorang. Sikap dapat dibentuk sehingga terjadi perilaku atau tindakan yang diinginkan.

Penilaian proses pembelajaran adalah upaya seorang guru memberikan nilai terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan siswa dengan guru dalam mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Sudjana (2008: 56) mengungkapkan bahwa apa yang dicapai oleh siswa merupakan akibat dari proses yang ditempuhnya melalui program dan kegiatan yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru dalam proses mengajar. Ini berarti bahwa hasil (prestasi) belajar siswa tidak terlepas dari proses belajar yang dialaminya.

Lebih lanjut Suwandi (2010: 80-81) mengungkapkan bahwa secara umum obyek/sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran meliputi beberapa hal, yakni sikap terhadap materi pelajaran (motivasi mengikuti pelajaran, keseriusan, semangat); sikap terhadap guru/pengajar (interaksi, respon); dan sikap terhadap proses pembelajaran (perhatian, kerjasama, konsentrasi, dsb.) Berdasarkan hal tersebut maka pedoman penilaian proses yang digunakan dalam pembelajaran menulis ilmiah adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Penilaian Proses Pembelajaran No Nama Siswa Keaktifan selama pembelajaran Keaktifan membuat peta pikiran dari kerangka karya tulis ilmiah Kerja sama dalam kelompok

commit to user

(Diadaptasi dariSudjana, 2008:61)

a) Kolom penilaian sikap diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria beriku:

1 = sangat kurang 4 = baik

2 = kurang 5 = amat baik

3 = cukup

b).Menghitung nilai

Nilai = Skor perolehan siswa x 100 = .... Skor maksimal (15)

Keterangan diisi dengan kriteria berikut.

(1).Nilai = 10 – 29 sangat kurang (4). Nilai = 70 – 89 baik

(2). Nilai = 30 – 49 kurang (5). Nilai = 90 – 100 sangat baik (3). Nilai = 50 – 69 cukup(dalam Suwandi, 2010:130)

a). Keaktifan selama pembelajaran

Skor 5 :Jika siswa sepenuhnya atau sangat aktif selama pembelajaran (merespon setiap stimulus yang diberikan guru saat pembelajaran dengan baik).

Skor 4 :Jika siswa aktif selama pembelajaran (cukup merespon stimulus yang diberikan guru saat pembelajaran)

Skor 3 : Jika siswa cukup aktif pada saat pembelajaran (sesekali merespon stimulus yang diberikan guru)

Skor 2 :Jika siswa kurang aktif pada saat pembelajaran(sama sekali tidak mau merespon stimulus yang diberikan guru saat pembelajaran).

Skor 1 :Jika siswa sama sekali tidak aktif (acuh dan tidak mau merespon stimulus saat pembelajaran).

b). Keaktifan membuat peta pikiran dari kerangka karya tulis ilmiah

Skor 5 :Jika siswa tampak bersungguh-sungguh dan menunjukkan adanya kesenangan dalam membuat peta pikiran dari kerangka karya tulis ilmiahnya;

commit to user

tampak antusias, senang serta bersemangat dalam mengerjakan (tidak bosan, tidak mengantuk)

Skor 4 : Jika siswa memmbuat peta pikiran dari kerangka karya tulis ilmiahnya, tampak bersemangat dan antusias dalam mengerjakan (tidak bosan, tidak mengantuk).

Skor 3 : Jika siswa membuat peta pikiran dari kerangka karya tulis ilmiahnya namun kurang bersemangat dan antusias dalam mengerjakan (kurang serius). Skor 2 : Jika siswa hanya sekedar membuat peta pikiran dari kerangka karya tulis ilmiahnya dan terlihat tidak bersemangat dalam mengerjakan (malas- malasan, meletakkan kepala di meja).

Skor 1 : Jika siswa sama sekali tidak mau membuat peta pikiran dari kerangka karya tulis ilmiahnya dan sama sekali tidak bersemangat (tampak bosan, tertidur).

c). Kerja sama dalam kelompok

Skor 5 : Jika siswa sepenuhnya aktif dalam kelompok seperti aktif bertanya, menjawab, bekerja secara kelompok, mengkonstruksi, menemukan, merefleksi, dan mengerjakan tugas.

Skor 4 : Jika siswa aktif dalam kelompok dan sesekali mau bertanya, menjawab, serta bekerja secara kelompok, mengkonstruksi, menemukan, merefleksi, dan mengerjakan tugas.

Skor 3 : Jika siswa hanya bekerja dalam kelompok dan sama sekali tidak mau bertanya, menjawab, mengkonstruksi, menemukan merefleksi, dan mengerjakan tugas.

Skor 2 : Jika siswa kurang aktif dalam bekerja sama dalam kelompok dan sama sekali tidak mau bertanya, menjawab, mengkonstruksi, menemukan, merefleksi, dan mengerjakan tugas.

Skor 1 : Jika siswa sama sekali mau bekerja sama dalam kelompok (sibuk beraktivitas sendiri seperti berbicara atau membuat gaduh).

commit to user

2) . Penilaian Hasil Pembelajaran

Sudjana (2008: 3) mengungkapkan bahwa penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa obyek yang dinilai adalah hasil belajar siswa yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Harfieild (dalam Nurgiyantoro, 2001:307) menjelaskan salah satu model yang rinci dalam melakukan penyekoran, yaitu dengan mempergunakan model skala interval untuk tiap tingkat tertantu pada tiap aspek yang dinilai. Model penilaian ini lebih rinci dan teliti dalam memberikan skor, dan dapat dipertanggungjawabkan. Model tersebut adalah penilaian yang banyak digunakan pada progran ESL (English as a Second Language) yaitu sebagai berikut :

Tabel 3. Penilaian Hasil Pembelajaran

No Aspek Skor Kriteria

1. ISI 27-30 Sangat baik-sempurna : padat informasi, subtantif, pengembangan tesis tuntas, relevan dengan permasalahan dan tuntas.

22-26 Cukup – baik : informasi cukup, substantif cukup, pengembangan tesis cukup, relevan dengan permasalahan dan cukup lengkap. 17-21 Sedang – cukup : informasi terbatas, substantif

kurang, pengembangan tesis terbatas, cukup relevan dengan permasalahan tetapi kurang lengkap.

13-16 Sangat kurang : tidak berisi informasi, tidak ada substantif, tidak ada pengembangan tesis, tidak relevan dengan permasalahan dan tidak

commit to user

lengkap.

2 ORGANISASI 18-20 Sangat baik-sempurna : pengungkapan

gagasan lancar, gagasan diungkapkan dengan jelas, padat, tertata dengan baik, urutan logis, ada kohesif dan koheren.

14-17 Cukup – baik : pengungkapan gagasan kurang lancar, gagasan kurang terorganisasi tetapi ide utama terlihat, bahan pendukung terbatas, urutan logis tatapi tidak lengkap, cukup kohesif dan koheren

10-13 Sedang – cukup : pengungkapan gagasan tidak lancer, gagasan kacau terpotong-potong atau melompat-lompat, urutan logis tatapi tdak lengkap, kurang kohesif dan koheren

7-9 Sangat kurang : pengungkapan gagasan tidak komunikatif, gagasan tidak terorganisasi, tidak koherif dan koheren serta tidak layak nilai.

3. KOSAKATA 18-20 Sangat baik-sempurna : pemanfaatan potensi

kata sangat baik, pilihan kata dan ungkapan tepat, menguasai pembentukan kata.

14-17 Cukup – baik : pemanfaatan potensi kata cukup baik, pilihan kata dan ungkapan kurang tepat, cukup menguasai pembentukan kata. 10-13 Sedang – cukup : : pemanfaatan potensi kata

terbatas, pilihan kata dan ungkapan kadang kurang tepat, kurang menguasai pembentukan kata.

commit to user

7-9 Sangat kurang : : pemanfaatan potensi kata sangat terbatas, sering terjadi kesalahan penggunaan kosa kata dan dapat merusak makna , tidak menguasai pembentukan kata.

4 PENGEMBANGAN 22-25 Sangat baik-sempurna : konstruksi kalimat

lengkap dan efektif, hanya terjadi sedikit kesalahan penggunaan bentu kebahasaan. 18-21 Cukup – baik : konstruksi kalimat sederhana

tetapi efektif, kesalahan kecil pada konstruksi kalimat, tejadi sejumlah kesalahan tetapi makna tidak kabur.

11-17 Sedang-cukup : terjadi kesalahan serius dalam rangkaian kalimat, makna membingungkan atau kabur.

5-10 Sangat kurang : tidak mengasai aturan sintaksis, terdapat banyak kesalahan, tidak layak nilai.

5 MEKANIK 5 Sangat baik-sempurna : menguasai aturan

penulisan, hanya terdapat beberapa kesalahan ejaan dan tanda baca, rapi dan bersih.

4 Cukup- baik : kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan dan tanda baca tetapi tidak mengaburkan makna, cukup rapi dan bersih.

3 Sedang-cukup : sering terjadi kesalahan ejaan tanda baca, makna membingungkan dan kabur, kurang rapi dan bersih.

2 Sangat kurang : tidak menguasai aturan penulisan, terdapat banyak kesalahan ejaan,

commit to user

tulisan tidak terbaca, tidak rapi dan bersih, tidak layak nilai.

Dokumen terkait