• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab II : IMAM AL-GHAZALI DAN PEMIKIRANNYA

C. Hakikat Tafakur dan Buahnya

Hakikat tafakur atau berfikir merupakan intisari dari berfikir itu

sendiri. Menurut Al-Ghazali arti berfikir adalah menghadirkan dua ma’rifat dalam hati agar dapat membuah dari keduanya akan buah yang ketiga.12 Dengan memikirkan tentang ma’rifat maka akan menimbulkan pengetahuan dan pemikiran yang lebih mendetail, dalam arti dengan pemikiran mampu mencari esensi yang terkandung dalam ma’rifat dan mengambilnya sesuai ma’rifat yang dapat mendatangkan kebaikan bagi yang memikirkannya. Misalnya bila seseorang mengetahui bahwa akherat adalah lebih baik dan kekal maka sesuatu yang lebih baik dan kekal patutlah ia pilih. Dalam mengetahui ini terdapat dua jalan baginya yaitu :

a. Bahwa ia mendengar dari orang lain bahwa akhrerat itu lebih utama untuk diutamakan dari pada dunia, lalu ia mengikutinya dan membenarkannya dengan tanpa penglihatan hati tentang hakikat perkara dan ia mengutamakan akherat karena berpegang dengan perkataan orang itu semata-mata, maka dia dinamakan taqlid dan tidak dinamakan ma’rifat. b. bahwa ia mengetahui bahwa yang lebih kekal itu lebih utama untuk

diutamakan, kemudian ia mengetahui bahwa akherat itu lebih lebih kekal. Maka berhasil baginya dari dua ma’rifat ini, ma’rifat yang ketiga ini yaitu : bahwa akherat lebih utama untuk diutamakan dan dipilih yang berdasarkan dua ma’rifat yang terdahulu. Dengan ini maka menghadirkan dua

ma’rifat yang lebih terdahulu dalam hati untuk sampai kepada ma'rifat yang ketiga dinamakan tafakur. Setiap orang yang berfikir. maka ia adalah orang yang bertadzakur dan setiap orang yang bertadzakur adalah berfikir. Tadzakur mempunyai faedah untuk mengulang-ulangi semua ma'rifat atas hati dan faedah tafakur adalah memperbanyak ilmu dan menarik ma'rifat yang belum berhasil.

Dalam hal ini tafakur bertujuan untuk menghasilkan ilmu dalam hatinya sehingga hal itu menimbulkan keindahan dan perbuatan yang menyebabkan keselamatan.1' Ibnu Qoyyim berkata : “Berfikir dapat membuahkan pengetahuan, pengetahuan akan melahirkan perubahan keadaan yang terjadi pada hati, perubahan keadaan hati akan melahirkan kehendak, kehendak akan melahirkan amal perbuatan. Jadi berpikir adalah asas dan kunci semua kebaikan untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhrerat dan mempunyai keutamaan yang besar”.* 14 15 Telah disebutkan dalam sunah :

i SUC- (j-a AfiLwi jSij

Artinya : “ Berfikir sesaat itu lebih baik daripada beribadah setahun.”1'

Dengan mengamati hadits di atas, bahwa tafakur mempunyai keutamaan yang besar dibandingkan beribadah setahun dalam arti beribadah yang dilakukan tanpa kehadiran hati dan memberi makna atas beribadah itu. Dengan begitu, manusia pada umumnya diperintahkan oleh Allah untuk

° Zaid Husein al- Hamid , M ukhtashar ih y a ' Ulumuddui. Pustaka Amani. Jakarta 1995. hal. 323

14 Fahrudin Nursyam, Op.Cit.,. hal. 136 15 H. Moh. Zuhri, dkk. O p.C it, hal 229

beribadah dengan kehadiran hati dan memberikan bekas atas ibadahnya itu dengan cara khusyu’ dalam beribadah

2. Buah dan Manfaat Tafakur

Ketika mentelaah dan dan mengaplikasikan atat-ayat Al-Qur’an yang memerintahkan tafakur tentang tanda-tanda kekuasaan Allah baik di langit maupun di bum i, manusia akan mendapatkan hikmah dan manfaat yang besar, di antaranya ialah :

a. Dengan tafakur manusia bisa mengetahui hikmah dan tujuan diciptakannya semua makhluk di langit dan bumi, sehingga menambah keimanan dan rasa syukur kita kepada Allah Swt. Sesuai dengan firman Allah dalam surat Ar-Rum ayat 8 :

J p j LV1 kill j a mJI Ail 1 j lk U ^ f $ fljl

. 6 - 1 <3*b

Artinya Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang ( kejadian) diri mereka?. Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan dengan ( tujuan ) yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Aliahnya.”( Ar-Rum : 8 )16

b. Dengan tafakur manusia bisa membedakan antara mana yang bermanfaat, sehingga manusia bersemangat untuk meraihnya dan mana yang membahayakan, sehingga manusia mampu menghindarinya. Dalam firman Allah surat Al-Baqarah ayat 219 :

j (JaGU

\

a$

A

^ _>uua!)j j a aJI <jC- dlj jVu nj

4^1 dill ji*J l UJJWbJ 1

'SL

a dij 1 qaj jS)

.U J J ^ 2 CiiVI

Artinya : Mereka bertanya kepadamu tentang khomar dan judi. Katakanlah : “ Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya.” Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan, katakanlah Yang lebih dari keperluan.” Demikian Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir.17 18 19

Menurut Umar bin Khattab khomer adalah segala sesuatu yang menutup akal ( memabukkan ). Dengan khomer manusia akan mengalami kerusakan akal yang tidak mampu lagi dalam membedakan mana yang

18 benar dan yang salah.

c. Dengan tafakur manusia mampu memiliki keyakinan yang kuat mengenai sesuatu dan menghindarkan diri dari sikap ikut-ikutan terhadap opini umum yang sedang berkembang. Firman Allah surat Al-Baqarah ayat 44 menjelaskan:

. (jjEtou Mil (JJ&j fjjl J flutiul j jSU oiGll o j j a\21

Artinya : Mengapa kamu suruh orang lain ( mengerjakan ) kebajikan, sedang kamu melupakan diri ( kewajiban ) mu sendiri, padahal kamu membaca Al-Kitab ( Taurat )? Maka tidakkah kamu berfikir ?!9

d. Manusia bisa memahami bahwa akherat itu lebih utama dari dunia sehingga manusia menjadikan dunia sebagai sarana untuk membangun kehidupan akherat. Dengan hal demikian diharapka manusia mencari

17 Ibid., hal. 53

18 Abui Fida Ismail Ibnu Kasir, Tafsir lbnu K asir Ju z 2, Sinar Baru Al-Gensindo, 2004, hal. 407

penghidupan dan kebaikan di atas bumi untuk menuju kehidupan akherat. Allah Swt berfirman dalam surat Al-Qoshosh ayat 77 :

j Uj (j a (jdLL&j i jl^ll Aiii UaS fcpJi j

. L-lAJ V Aill £ ) \ jV i jL -u ill Vj dLli 4^1

Artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu ( kebahagiaan negeri akherat, dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari ( kenikmatan ) duniawi dan berbuat baiklah ( kepada orang lain ) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di ( muka ) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang- orang yang berbuat kerusakan.25

Dokumen terkait