PENGAWASAN INTERNAL
2. Hakim Pengawas Daerah
1). Dasar Pelaksanaan Pengawasan
Dasar dilakukannya pengawasan bidang ini adalah :
a) Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor: KMA/080/SK/VIII/2006 Tentang Pedoman Pengawasan di Lingkungan Lembaga Peradilan;
b) Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor: KMA/096/SK/X/2006 Tentang Tanggung Jawab Pengadilan Tingkat Banding dan Pengadilan Tingkat Pertama Dalam Melaksanakan Pengawasan;
c) Keputusan Ketua Pengadilan Tinggi Agama Mataram Nomor : W22-A/230/PS.01/SK/II/2016 tanggal 05 Februari 2016 Tentang Penunjukan Hakim Tinggi Pembinaan dan Pengawasan Daerah (Hatibinwasda) serta Hakim Tinggi Pembinaan dan Pengawasan Bidang pada Pengadilan Tinggi Agama Mataram; d) Keputusan Ketua Pengadilan Tinggi Agama Mataram Nomor :
W22-A/713/PS.01/SK/V/2016 tanggal 23 Mei 2016 Tentang Organisasi Pembinaan dan Pengawasan Serta Penunjukan Hakim Tinggi sebagai Pembina dan Pengawas Daerah/Bidang pada Pengadilan Tinggi Agama Mataram;
e) Keputusan Ketua Pengadilan Tinggi Agama Mataram Nomor : W22-A/1384.a/PS.01/SK/IX/2016 tanggal 28 September 2016 Tentang Organisasi Pembinaan dan Pengawasan Serta Penunjukan Hakim Tinggi sebagai Pembina dan Pengawas Daerah/Bidang pada Pengadilan Tinggi Agama Mataram; f) Keputusan Ketua Pengadilan Tinggi Agama Mataram Nomor
W22-A/385/PS.01/SK/III/2016 tanggal 08 Maret 2016 Tentang Tim Pelaksanaan Pembinaan dan Pengawasan Daerah Wilayah Pengadilan Tinggi Agama Mataram Tahun 2016.
2). Tujuan Pengawasan
Adapun tujuan dari pengawasan di Daerah Pengadilan Agama sewilayah Pengadilan Tinggi Agama Mataram adalah :
a) Memperoleh informasi tentang segala bidang yang ada di Pengadilan Agama Sewilayah Pengadilan Tinggi Agama Mataram.
b) Memberikan bimbingan dan petunjuk agar aparat peradilan dapat melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya.
c) Memperoleh umpan balik bagi kebijaksanaan, perencanaan dan pelaksanaan tugas-tugas peradilan.
d) Mencegah terjadinya penyimpangan dan sekaligus melakukan penilaian kinerja. e) Untuk mengetahui kenyataan yang ada sebagai masukan dan bahan
pertimbangan bagi pimpinan Pengadilan Tinggi Agama Mataram untuk menjadi bahan evaluasi pelaksanaan tugas dan pengambilan kebijaksanaan.
3). Waktu Pelaksanaan Pengawasan
Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan bidang oleh Hakim Tinggi Pembina dan Pengawas Daerah (Hatibinwasda) dimulai dari tanggal 20 Maret sampai dengan 02 April 2016, dan pelaksanaan pembinaan dan pengawasan internal oleh Hakim Tinggi Pembina dan Pengawas Bidang (Hatibinwasbid) dimulai dari tanggal 01 Desember sd. 05 Desember 2016.
4). Pelaksana Pengawasan
a. Pelaksanaan Pengawasan dilakukan oleh Hakim Tinggi Pembinaan dan Pengawasan di Daerah pada Pengadilan Agama sewilayah Pengadilan Tinggi Agama Mataram
b. Adapun Tugas Hakim Tinggi Pengawas Daerah adalah :
(1). Melakukan inventarisasi dan merekapitulasi temuan-temuan dalam pemeriksaan perkara banding dan hasil evaluasi pengawasan tahun 2014 baik teknis maupun administrasi peradilan, sebagai bahan aplikasi pembinaan; (2). Melakukan inventarisasi dan merekam serta merekapitulasi temuan-temuan
dalam penelitian dan pemeriksaan dokumen laporan daerah pembinaan dan pengawasan;
(3). Menganalisa temuan-temuan dimaksud dan menyampaikan laporan serta saran tindak lanjut kepada Ketua Pengadilan Tinggi Agama Mataram minimal 3 (tiga) bulan sekali beserta konsep rencana tindak lanjut pembinaan dan pengawasan;
(4). Melaksanakan pembinaan dan pengawasan langsung ke daerah pengawasan maupun lainnya, sesuai perencanaan dan atau kebijakan Ketua Pengadilan Tinggi Agama;
(5). Melakukan eksaminasi terhadap putusan-putusan Ketua Pengadilan Agama dalam daerah pengawasannya minimal 6 (enam) bulan sekali;
(6). Memberikan catatan, komentar dan penilaian atas setiap putusan Ketua Pengadilan Agama yang dieksaminasi;
(7). Menyampaikan hasil eksaminasi beserta catatan pembetulan, kesalahan atau kekurangan dan penilaian tersebut kepada Ketua Pengadilan Tinggi Agama Mataram dengan memberikan saran tindak lanjut untuk kesempurnaannya guna disampaikan kepada Hakim yang bersangkutan.
c. Tata Kerja Pengawasan Internal
Tata kerja pengawasan internal pada Pengadilan Tinggi Agama Mataram berpedoman pada Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor : KMA/080/SK/VIII/2006 tanggal 24 Agustus 2006 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan di lingkungan Lembaga peradilan dan Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor : 145/KMA/SK/VIII/2007 tanggal 29 Agustus 2007 Tentang Pemberlakuan Buku IV Pedoman Pelaksanaan Pengawasan di lingkungan Badan-Badan Peradilan.
d. Pelaksanaan Pengawasan Internal
Salah satu faktor yang mempengaruhi efektifitas pencapaian tujuan pada setiap organisasi adalah penerapan Pengawasan Intern. Di lingkungan Pengadilan Tinggi Agama Mataram, disamping pengawasan melekat oleh atasan langsung masing-masing, pengawasan internal juga dilakukan oleh Hakim Pengawas Bidang yang dilakukan setiap saat, dan diadakan evaluasi serta pelaporan.
Pengawasan internal oleh Hakim Tinggi Pembina dan Pengawas Bidang maupun Daerah (Hatibinwasbid dan Hatibinwasda), dilakukan melalui cara pengawasan dengan pendekatan :
1. Preventif, merupakan pelaksanaan fungsi pengawasan dalam pengertian pengendalian guna mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan tugas. Dengan bentuk kegiatan-kegiatan berupa koordinasi dan sosialisasi.
2. Persuasif, diwujudkan dalam bentuk himbauan yang bersifat menyadarkan dan memotivasi aparat peradilan untuk meningkatkan etos kerja dan semangat pengabdian dalam memberikan pelayanan publik sebaik-baiknya.
3. Akomodatif, dalam melaksanakan pengawasan selalu memperhatikan kondisi objektif yang ada serta aspirasi pada setiap unit.
4. Apresiasif, dalam melaksanakan pengawasan juga memperhatikan prestasi dan nilai lebih yang ditunjukan oleh masing-masing pegawai untuk diberikan reward.
5. Represif, dalam hal yang terpaksa sekali, tidak memiliki pilihan lain untuk melakukan penindakan sebagai punishment dalam bentuk hukuman disiplin atau treatment kepada pegawai sesuai dengan kewenangan dan meneruskan ke atasan yang lebih tinggi yang berwenang mengeluarkan tindakan.
Hubungan logis antara output dan outcome dari kegiatan ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Output Kegiatan Outcome Kegiatan Outcome Sasaran
Efektifitas hasil pengawasan dapat dinilai dari tingkat pencapaian tindak lanjut hasil pengawasan. Dalam arti suatu hasil temuan hasil pengawasan dilakukan tindak lanjut oleh pihak-pihak berkompeten.
Untuk mencapai target di atas, maka pengawasan melekat oleh Hakim Tinggi Pembina dan Pengawas Bidang maupun Daerah (Hatibinwasbid maupun Hatibinwasda) dilaksanakan dengan berpegang pada prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Objektifitas, pengawasan dilakukan dengan menggunakan kriteria-kriteria yang telah ditentukan oleh Mahkamah dan Agung dalam peraturan tentang tata laksanan pengawasan.
2. Independensi, pengawasan dilakukan semata-mata untuk kepentingan lembaga peradilan, bukan ditumpangi untuk kepentingan lain.
3. Kompetensi, pengawasan dilakukan oleh aparat/personil yang ditunjuk untuk itu dengan wewenang, pertanggungjawaban dan uraian tugas yang jelas.
4. Formalistik, pengawasan dilakukan berdasarkan aturan dan mekanisme yang telah ditentukan.
5. Koordinasi, pengawasan dilakukan dengan sepengetahuan pihak-pihak terkait untuk mencegah terjadinya over lapping.
6. Integrasi dan Sinkronisasi, pengawasan dilakukan dengan melibatkan pihak-pihak terkait, untuk menghindari terjadinya tumpang tindih pengawasan.
7. Efisien, Efektif dan Ekonomis, pengawasan dilakukan dengan waktu yang cepat, biaya yang ringan, dan dengan hasil yang bermanfaat maksimal.
Melakukan Binwas Temuan-temuan Dari Binwas Tindak lanjut Dari Binwas
e. Sasaran Pengawasan Internal