• Tidak ada hasil yang ditemukan

HAM DALAM PROSES PEMBINAAN NARAPIDANA Tujuan utama dari otoritas Lapas

Dalam dokumen BUKU SAKU HAM BAGI PETUGAS PEMASYARAKATAN (Halaman 46-54)

dalam memperlakukan narapidana adalah untuk mendorong reformasi pribadi dan rehabilitasi sosial.

ICCPR, pasal 10, para.3

Pasal 3 UU No. 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan

Pasal 1 PP No. 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan

42 Pasal 1 PP No. 32 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan PP No. 99 Tahun 2012 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan

Tujuan dari rezim penjara seharusnya adalah membantu narapidana untuk menjalani kehidupan yang taat hukum dan mandiri setelah mereka dibebaskan.

SMR, aturan 65 dan 66 (1) Pasal 3 UU No. 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan

Pasal 1 PP No. 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan Pasal 1 PP No. 32 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan PP No. 99 Tahun 2012 tentang Syarat Dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan

MEKANISME KEBERATAN DAN PENGADUAN ATAS PERLAKUAN BAGI NARAPIDANA Setiap narapidana saat masuk akan

diberikan informasi tertulis tentang peraturan dan tentang keluhan dan prosedur disipliner dalam bahasa yang dia mengerti. Jika perlu, aturan ini harus dijelaskan secara lisan.

SMR, aturan 35

Pasal 14 UU No. 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan

Pasal 15 huruf i UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik

Pemberian Program Pembinaan

Pemberian Program

Pembinaan Kepribadian Tujuan utama dari otoritas Lapas dalam memperlakukan narapidana adalah untuk mendorong reformasi pribadi dan rehabilitasi sosial.

ICCPR, pasal 10, para.3

Pasal 3 UU No. 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan

43 Pendidikan Nasional

Pasal 1 PP No. 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan Dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan Pasal 1 PP No. 32 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan PP No. 99 Tahun 2012 tentang Syarat Dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan

Tujuan dari rezim penjara seharusnya adalah membantu narapidana untuk menjalani kehidupan yang taat hukum dan mandiri setelah mereka dibebaskan.

SMR, aturan 65 dan 66 (1)

Pasal 3 UU No. 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan

Pasal 3 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Pasal 1 PP No. 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan Dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan Pasal 1 PP No. 32 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan PP No. 99 Tahun 2012 tentang Syarat Dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan

Dari awal pertimbangan hukuman penjara harus diberikan kepada masa depannya setelah dibebaskan dan narapidana harus dibantu untuk memastikan reintegrasi ke masyarakat di masa depan.

SMR, aturan 81; BPT, prinsip 10

Pasal 3 UU No. 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan

Pasal 1 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

44 Pasal 1 PP No. 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan Dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan Pasal 1 PP No. 32 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan PP No. 99 Tahun 2012 tentang Syarat Dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan

Semua lembaga dan layanan yang bertanggung jawab untuk reintegrasi narapidana ke dalam masyarakat harus memastikan bahwa semua narapidana memiliki sarana dan sumber daya yang tersedia untuk mempertahankan diri mereka dalam periode segera setelah pembebasan mereka.

SMR, aturan 81 BPT, prinsip 10

Pasal 3 UU No. 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan

Pasal 3 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Pasal 1 PP No. 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan Dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan Pasal 1 PP No. 32 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan PP No. 99 Tahun 2012 tentang Syarat Dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan

Pelatihan kejuruan harus disediakan,

terutama bagi narapidana muda ICESCR, pasal 13 CRC, pasal 28

Aturan untuk Remaja, aturan 38 dan 42 Pasal 2 PP No. 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan

45 Dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan

Pendidikan dan kegiatan budaya harus disediakan dan didorong, termasuk akses ke perpustakaan yang memadai.

UDHR, artikel 26 dan 27 ICESCR, pasal 13 SMR, aturan 40,77 dan 78

Pasal 14 UU No. 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan

Pasal 5 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Pasal 1 PP No. 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan Dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan Pasal 1 PP No. 32 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan PP No. 99 Tahun 2012 tentang Syarat Dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan

Pendidikan di Lapas harus ditujukan untuk mengembangkan keseluruhan pribadi, dengan mempertimbangkan latar belakang sosial, ekonomi dan budaya narapidana.

BPT, prinsip 6

Resolusi Dewan Ekonomi dan Sosial 1990/20 dari 24 Mei 1990, paragraf 3 (a)

Pasal 1 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

46 Dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan Pendidikan wajib bagi narapidana

muda dan narapidana yang buta huruf. Otoritas Lapas harus memberikan prioritas tinggi ini.

SMR, aturan 77

UU No. 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan Pasal 8 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Pasal 22 PP No. 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan Dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan Komunitas luar harus dilibatkan

sebanyak mungkin dalam kegiatan pendidikan dan budaya di Lapas.

Resolusi Dewan Ekonomi dan Sosial 1990/20 dari 24 Mei 1990, paragraf 3 (i)

Pasal 5 PP No. 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan Dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan Pasal 10 PP No. 32 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan PP No. 99 Tahun 2012 tentang Syarat Dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan

Pemberian Program

Pembinaan Kemandirian Narapidana dewasa yang sehat secara medis harus bekerja. Sejauh mungkin, pekerjaan ini harus memberi mereka keterampilan yang akan memungkinkan mereka untuk mendapatkan kehidupan yang jujur setelah pembebasan mereka.

SMR, aturan 66 (1) dan 71 BPT, prinsip 8

Pasal 1 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Pasal 3 PP No. 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan Dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan

47 Peraturan perundang-undangan

nasional tentang kesehatan dan keselamatan di tempat kerja akan berlaku di Lapas dengan cara yang sama seperti di masyarakat.

SMR, aturan 71 ayat (5), aturan 72 ayat (1) dan 74

Narapidana harus dibayar untuk

pekerjaan yang mereka lakukan. UDHR, pasal 23 SMR, aturan 76 (1)

Pasal 14 UU No. 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan

Pasal 29 PP No. 32 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan PP No. 99 Tahun 2012 tentang Syarat Dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan

Narapidana harus diizinkan untuk menghabiskan setidaknya sebagian dari penghasilan mereka, untuk mengirimkan bagian kepada keluarga mereka dan untuk menabung sebagian.

SMR, aturan 76 ayat (2) dan (3)

LAPAS KHUSUS Semua orang setara di hadapan

hukum dan berhak, tanpa diskriminasi, untuk pelindungan hukum yang sama.

UDHR, pasal 7 ICCPR, pasal 2 dan 26

Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial, Pasal 2 dan 5

48 Pasal 5 UU No. 12 Tahun 1995 tentang

Pemasyarakatan

Pasal 2 Permenkumham No. 3 tahun 2018 tentang Syarat Dan Tata Cara Pemberian Remisi, Asimilasi, Cuti Mengunjungi Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, dan Cuti Bersyarat LAPAS WANITA

Narapidana wanita tidak akan mengalami diskriminasi dan harus dilindungi dari segala bentuk kekerasan atau eksploitasi.

CEDAW, pasal 1, 6 dan 7

Deklarasi tentang Kekerasan terhadap Perempuan, pasal 2 dan 4

Pasal 5 UU No. 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan

Pasal 49 UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

Kapan pun praktis, narapidana wanita harus dibawa ke rumah sakit/klinik kebidanan di luar (Lapas) untuk melahirkan.

SMR, aturan 23 ayat (1)

Pasal 41 UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

Pasal 73 UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan LPKA/Anak

Anak Didik Pemasyarakatan harus diperlakukan dengan cara yang mempromosikan rasa martabat dan nilai mereka, memfasilitasi reintegrasi mereka ke dalam masyarakat,

CRC, pasal 3 dan 37 Aturan Beijing, aturan 1, 5 dan 6

49 mencerminkan kepentingan terbaik

mereka dan mempertimbangkan kebutuhan mereka.

Pasal 3 UU No. 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan

Pasal 2 UU No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak

Pasal 14 Ayat (3) PP No. 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan Dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan

Pasal 1 PP No. 32 Tahun 1999 sebagaimana telah diubahterakhir kali dengan PP No. 99 Tahun 2012 tentangSyarat Dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan

Pemberian Program Integrasi Mengusulkan dan memberikan program asimilasi, CMK, CMB, CB maupun PB sesuai dengan syarat subtantif dan administratif yang telah terpenuhi

HAK RASA AMAN DALAM PENGELOLAAN NARAPIDANA

Dalam dokumen BUKU SAKU HAM BAGI PETUGAS PEMASYARAKATAN (Halaman 46-54)

Dokumen terkait