• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hambatan dan Solusi

Dalam dokumen BAB 4 HASIL PENELITIAN (Halaman 28-46)

Melalui wawancara yang dilakukan oleh narasumber dari PT Pertamina (Persero) yakni informan 1 & 2 ditemukan bahwa hambatan yang terjadi selama melakukan pengelolaan brand image PT Pertamina (Persero) melalui program CSR Pertamina Soccer School memang ditemukan, tetapi tidak banyak hambatan yang timbul dalam kategori besar. Hambatan yang ada hanya hambatan kecil yang tidak mampu membuat rencana yang akan dilakukan menjadi sulit untuk di capai dan mampu untuk ditangani. Hal tersebut tercermin melalui kutipan wawancara yang dilakukan oleh informan 1 sebagai berikut :

“Untuk kendala besar sih enggak ya. Cuma mungkin karena itu baru, makanya butuh informasi lebih gituloh. Artinya karena hal yang baru kan aaa gak bisa serta merta langsung dii... apaya.. hmm untuk melakukan strategi pengelolaan brand image kita harus tau untuk publikasi, news dan lain yang ada di strategi branding itu dengan lebih tepat formulanya. Bagaimana, dengan siapa mitranya. Cuma kalau untuk kendala besar sih enggak”. (Informan 2)

Saat hambatan ditemukan, maka tentu akan dicari bagaimana solusi yang digunakan untuk penyelesaian masalah yang ada. Seperti kutipan wawancara berikut :

“....Karena kita juga punya tim media yang sebenernya udah biasa untuk menangani itu. Publikasi, news, event, segala macemnya udah terbiasa lah. Artinya untuk sekaraang ya paling porsinya lebih ditambah”. (Informan 2)

Sedangkan berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh dari Informan 1 ditemukan kendala lain seperti yang tertera pada kutipan wawancara berikut :

“Kendalaa tentunya pasti ada. Challenge utama itu hmm lebih kepada bagaimana merumuskan pesan yang tepat dan disampaikan dengan clear kepada target audience yang tepat, gitu. Karena kita lihat kan sekarang banyak channel komunikasi yang tersedia sehingga kita harus pintar-pintar untuk memilih mana yang tepat. Kemudian yang kedua asalah tentunya kita berkompetisi dengan program-program serupa”. (Informan 1)

“....Salah satu yang kita komunikasikan adalah perbedaan program-program kita dengan program-program serupa, gitu ya. Aa.. apasih kelebihan program kita, apasih yang membedakan program-program kita dengan program yang lain. Sehingga publik tau bahwa PSS itu berbeda dan membuat pandangan publik sadar bahwa pertamina memang benar-benar sungguh-sungguh dlaam melakukan kegiatan sosial ini”. (Informan 1)

Banyaknya media yang ada pada era kini memang dirasakan manfaatnya bagi kita semua, tidak terkecuali juga bagi PT Pertamina (Persero), namun banyaknya media yang ada juga merupakan salah satu hambatan jika tidak mampu ditangani dengan cermat. Dalam program CSR Pertamina Soccer School yang diharapkan mampu mengelola citra merek positif PT Pertamina (Persero) dibutuhkan media yang mampu mendukung tujuan tersebut. Pemilihan media apa, bagaimana pesan yang disampaikan menjadi sangat penting untuk diperhatikan agar mampu membuat publik sadar bahwa PT Pertamina (Persero) merupakan perusahaan yang peduli terhadap dunia olahraga.

“....Kendala lain yang muncul ya sebenernya hanya seputar kordinasi di internal, kemudian kendala operasional adalah misalnya saat persiapan acara. Kesulitan penangkapan harapan asosiasi yang ingin dibentuk kepada para officer lain, karena setiap kepala kan memang punya hasil aaa..

penafsiran masing-masing”.(Informan 1)

Hambatan tidak hanya mampu muncul secara teknis, namun juga muncul pada bagian dalam perusahaan itu sendiri. Berdasarkan kutipan wawancara bersama informan 1, juga ditemukan kendala operasional saat melakukan persiapan acara. Ini terjadi karena dalam sebuah tim memiliki beberapa kepala dan pemikiran yang berbeda, hal tersebut juga ternyata

mampu menjadi hambatan penafsiran pesan dari apa yang diharapkan.

Solusinya dengan mengkomunikasikan tujuan, cara, dan proses yang akan dilakukan untuk mengelola citra merek positif PT Pertamina (Persero) melalui program CSR Pertamina Soccer School tersebut.

4.4 Pembahasan

Perkembangan corporate social responsibility (CSR) serta penerimaan kalangan perusahaan terhadap CSR, dapat diibaratkan seperti bola salju yang menggelinding semakin besar. Dalam era globalisasi yang ditujukan dengan semakin meningkatnya keterbukaan, sudah sepatutnya kepedulian perusahaan terhadap lingkungan menjadi semakin tinggi. Pada saat ini CSR dapat dianggap sebagai investasi masa depan bagi sebuah perusahaan, kesadaran akan penerapan CSR menjadi penting seiring dengan semakin maraknya minat masyarakat terhadap hal-hal yang bersifat ramah lingkungan. Melalui program CSR dapat dibangun komunikasi yang efektif dan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan masyarakat yang biasanya dilakukan oleh seorang public relations sebagai penjembatan. Konsep CSR dalam beberapa tahun terakhir menjadi salah satu alternatif yang banyak dipilih dan dilakukan oleh perusahaan sebagai suatu strategi branding yang dimana bertujuan untuk mengelola nama dan citra merek positif perusahaan di mata masyarakat.

Berdasarkan konsep yang dipaparkan oleh International Standards Organitation (ISO) 26000 yang dikutip oleh Rusdianto,U (2013:7) jelas terlihat bahwa konsep tersebut berkaitan dengan apa yang harus dilakukan oleh PT Pertamina (Persero) dalam kegiatan usahanya. Sebagai BUMN yang bidang usahanya bergerak pada pengelolaan sumber daya alam sudah dipastikan PT Pertamina (Persero) memiliki kewajiban untuk bertanggung jawab secara sosial dengan membuat program-program CSR yang mampu berdampak positif dan bermanfaat bagi masyarakat.

Keberadaan dan keharusan bagi perusahaan untuk melakukan CSR berlaku meluas setelah tercantum dalam Undang-Undang No.40, pasal 74 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Yang dimana dalam Undang-Undang tersebut menyebutkan bahwa : “Perseroan yang kegiatannya berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan”.

Mengacu pada Undang-Undang yang berlaku tersebut, PT Pertamina (Persero) melaksanakan kegiatan CSR sehingga industri dan korporasi berperan untuk menolong pertumbuhan ekonomi yang sehat dengan mempertimbangkan pula faktor lingkungan hidup.

Membuat program CSR yang dapat memberikan dampak maksimal harus melewati proses panjang yang membutuhkan komunikasi organisasi yang terjalin dengan jelas dan lancar di dalam suatu perusahaan. Seperti yang dipaparkan oleh Rohim, S (2009:110) komunikasi organisasi merupakan suatu sistem yang mapan dimana mereka yang bekerja dalam sebuah organisasi harus bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama, melalui suatu jenjang kepangkatan dan pembagian tugas yang jelas. Konsep ini sesuai dengan apa yang dilakukan oleh PT Pertamina (Persero) sebagai suatu perusahaan yang memiliki sistem kedudukan atau jabatan yang baku sehingga pembagian tugas dalam PT Pertamina (Persero) menjadi sesuai dengan apa kewajiban masing-masing individu yang mengembannya. Mengacu pada batasan tersebut dapat digambarkan bahwa dalam PT Pertamina (Persero) mensyaratkan adanya suatu jenjang jabatan ataupun kedudukan yang memungkinkan semua individu dalam perusahaan memiliki perbedaan posisi yang sangat jelas, seperti pimpinan, staff pimpinan, dan karyawan. Di samping itu, dalam PT Pertamina (Persero) juga mensyaratkan adanya pembagian kerja, dalam arti setiap orang dalam perusahaan memiliki satu bidang pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.

Konsep lain yang juga menjelaskan mengenai komunikasi organisasi dijelaskan oleh Goldhaber dalam Rohim,S (2009:111) yang memaparkan komunikasi organisasi sebagai proses saling menukar pesan dalam satu jaringan organisasi yang saling bergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti. Begitu pula yang dilakukan oleh PT Pertamina (Persero) dalam penyampaian komunikasi organisasi yang ditetapkan. Pada pembuatan rencana program CSR, pihak yang terlibat ialah seluruh fungsi CSR PT Pertamina (Persero) yang ada di seluruh Indonesia, baik pusat maupun anak perusahaan. Untuk menghindari missed-communication, maka fungsi CSR pusat pada PT Pertamina (Persero) memberikan suatu ketentuan yang mengharuskan seluruh anak perusahaan membuat rencana program seperti yang telah ditentukan. Pertukaran pesan dan informasi juga selalu dilakukan oleh seluruh jajaran perusahaan untuk menghindari adanya kesimpang siuran

dalam penginterpretasian informasi yang diperoleh. Komunikasi organisasi berkaitan dengan peneltian ini karena CSR merupakan suatu hasil yang telah ditetapkan dari suatu komunikasi organisasi yang dilakukan oleh perusahaan.

Hasil yang ditetapkan berbentuk sebuah program yang akan dijalankan dan diterapkan kepada stakeholders terkait sebagai suatu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan.

Sebagai Perusahaan Energi Nasional yang selalu berusaha memenuhi kebutuhan energi negeri, PT Pertamina (Persero) juga mendukung perubahan sosial masyarakat sekitar wilayah operasi perusahaan melalui berbagai program sosial. Program-program sosial yang ada pada PT Pertamina (Persero) terbagi menjadi kategori Pertamina dan Lingkungan, Pertamina dan Masyarakat, Pertamina dan Pendidikan, juga Pertamina dan Kesehatan. Membuat suatu program CSR tentu harus melewati proses panjang yang membutuhkan suatu komunikasi yang jelas dan lancar didalam suatu perusahaan. Dalam pembuatan program CSR, komunikasi organisasi juga diterapkan oleh PT Pertamina (Persero), berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa proses pembuatan program CSR pada PT Pertamina (Persero) dimulai dari pembagian tugas, dan penyebaran informasi kepada seluruh anak perusahaan. Dimulai dari tingkat jabatan yang terendah seperti PIC dari setiap bidang CSR yang ada antara lain kesehatan, pendidikan, lingkungan, dan infrastruktur bersama para staff CSR dan Junior Officer mengadakan suatu rapat untuk membahas dan menyiapkan rencana program yang ingin mereka bentuk. Setelah rencana program berhasil dibuat, hasil tersebut dibawa kepada jajaran yang lebih tinggi yaitu Manager CSR PT Pertamina (Persero) Pusat untuk ditinjau dan dipilih dalam suatu rapat kordinasi untuk menentukan rencana program CSR mana yang lolos dan memenuhi kriteria yang dibutuhkan masyarakat. Hasil dari program CSR yang lolos dalam rapat kordinasi pusat akan diajukan kepada Corporate Secretary dan akan disampaikan kepada Direktur Utama PT Pertamina (Persero) untuk meminta persetujuan program. Setelah program yang disetujui ditandatangani oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero), selanjutnya program-program tersebut dibawa ke Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk kemudian disampaikan kepada para pemegang saham.

Sebuah program kegiatan CSR adalah investasi pada masa kini, dan perusahaan harus mampu jeli dalam menjadikan sebuah kegiatan CSR sebagai

stratetegi untuk membangun brand dan reputasi perusahaan di mata masyarakat. Karena jika perusahaan mampu menerapkan kegiatan CSR dengan baik sebagai suatu strategi dengan menerapkan nilai yang ada pada perusahaan, bukan tidak mungkin brand dan reputasi perusahaan menjadi semakin unggul dimata pasar yang terus berkembang. Konsep mengenai brand sendiri dijelaskan oleh Wheeler, A (2009:2) berdasarkan konsep tersebut, PT Pertamina (Persero) merupakan sebuah BUMN yang menghasilkan produk bahan bakar minyak dan gas, namun produk bahan bakar minyak yang tersedia di Indonesia tidak hanya di monopoli oleh PT Pertamina (Persero). Di Indonesia sendiri, ada banyak pesaing dari berbagai perusahaan minyak asing yang mencoba untuk menawarkan produk sejenis kepada masyarakat sehingga masyarakat memiliki pilihan yang tidak terbatas. Dari paparan tersebut, jika dilihat dari lamanya PT Pertamina (Persero) berdiri dan bertahan selama 57 tahun bergerak pada penghasil, pengelolaan, dan penjualan produk bahan bakar minyak di Indonesia, dapat dilihat bahwa PT Pertamina (Persero) tetap konsisten menjadi tujuan dan pilihan utama masyarakat Indonesia dalam pengkonsumsian bahan bakar minyak yang dibutuhkan. Hal tersebut membuktikan bahwa PT Pertamina (Persero) mampu mengikat dan terhubung secara emosional dengan konsumen, sehingga tertanam bahwa brand PT Pertamina (Persero) merupakan sebuah brand yang kuat dan mampu berada pada pasar yang padat.

Bila dilihat secara sekilas, brand dan reputasi PT Pertamina (Persero) memang sudah baik kini. Namun tidak hanya cukup sampai disitu, PT Pertamina (Persero) melalui program CSR yang dimiliki berharap agar aktivitas tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan mampu membuat pengelolaan brand image dari PT Pertamina (Persero) menjadi semakin baik lagi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Kaur,M dan Agrawal,S (2011) dalam jurnal ASBBS Annual Conference Volume 18 no 1 bahwa manfaat dari penggunaan CSR dapat dikatakan luas dan tidak terbatas, sehingga mampu membantu pembangunan reputasi merek perusahaan dimata publik. Salah satu program CSR yang digunakan untuk mengelola brand image PT Pertamina (Persero) ialah dengan dibuatnya Pertamina Soccer School.

Pertamina Soccer School merupakan salah satu program CSR yang berkembang dan dikelola secara berkelanjutan oleh PT Pertamina (Persero).

Membuat sebuah program CSR tentu haruslah memiliki suatu tujuan dan latar belakang yang jelas, agar manfaatnya kelak akan mampu diterima dan dinikmati oleh pihak yang dituju. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat digambarkan bagaimana latar belakang dan tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan program CSR Pertamina Soccer School, yang dimana Pertamina Soccer School berangkat dari ide awal untuk mendukung dunia olahraga tanah air khususnya pada olahraga sepakbola Indonesia.

PT Pertamina (Persero) ingin berperan lebih terhadap prestasi sepakbola nasional, sehingga memutuskan untuk membuat sebuah program pendidikan berbasis CSR yang bertujuan untuk membina dan menciptakan atlet-atlet nasional yang kemampuannya berkelas internasional. Program pendidikan yang berbasis CSR memang sudah banyak ditemukan di Indonesia, namun ada hal menarik dan berbeda yang dilakukan oleh PT Pertamina (Persero) dengan membuat sebuah program pendidikan berbasis CSR dalam dunia olahraga.

Pertamina Soccer School memiliki keunikan yang mampu menarik perhatian sehingga keberadaannya berbeda dengan program sejenis lainnya, Pertamina Soccer School bukan sebuah sekolah sepakbola biasa, melainkan sebagai sekolah sepakbola yang disebut sebagai center of excellent yang tidak hanya mengedepankan pendidikan olahraga sepakbola namun juga tetap menyeimbangkan kemampuan siswanya dengan pendidikan umum dengan metode homeschooling, sehingga kemampuan yang kelak akan dimiliki oleh siswa binaan Pertamina Soccer School menjadi lebih baik dan tidak terbatas.

Nama Pertamina Soccer School dalam program CSR tersebut mampu menciptakan merek yang kuat pada publik. Menurut Tjiptono, F (2005:18), Pertamina Soccer School merefleksikan identitas perusahaan melalui nama Pertamina dalam Pertamina Soccer School, hal itu didasari dengan anggapan bahwa nama Pertamina merupakan salah satu atribut yang sangat penting bagi perusahaan. PT Pertamina (Persero) menganggap nama perusahaan tidak hanya sebuah nama tapi lebih dari itu, sebagai identitas untuk membedakan diri dari produk sejenis yang dihasilkan oleh perusahaan lain. Yang dimana dengan penggunaan nama tersebut mampu membuat publik menjadi aware tanpa perlu bertanya perusahaan apa yang mengelola sekolah sepakbola tersebut.

Selanjutnya peran merek ialah sebagai alat promosi yang mampu menjadi daya tarik produk, dan membina citra dengan memberikan keyakinan kepada publik.

Nama Pertamina sebagai BUMN terbesar di Indonesia, dan mampu menghasilkan keuntungan terhadap negara tentu bukan hal main-main, sehingga apa yang berkembang pada publik tentang program yang dihasilkan oleh PT Pertamina (Persero) juga bukan sebuah program yang main-main.

Dengan citra perusahaan yang sedemikian hebat dan kuat tentu menjadikan nilai tersendiri dimata publik dan market. Merek Pertamina yang digunakan dalam Pertamina Soccer School semakin membuat masyarakat tertarik dan ingin ikut tergabung berada di dalamnya untuk menjadi siswa didikan, atau sekedar menjadi partner dalam pengembangan program.

Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) juga ikut tertarik dan berpartisipasi dalam perekrutan siswa lulusan Pertamina Soccer School untuk kemudian tergabung dalam PSSI. Universitas Negeri Jakarta, dan Universitas Indonesia, dua perguruan tinggi negeri yang memiliki standar kompetensi tinggi pun juga ikut tergabung dalam Pertamina Soccer School. Dari ketertarikan yang telah dijelaskan tersebut semakin meyakini bahwa merek yang dimiliki oleh PT Pertamina (Persero) mampu dijadikan sebagai suatu alat promosi, dan pembinaan citra perusahaan.

PT Pertamina (Persero) berdiri sejak tahun 1957 dan hingga kini merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara terbesar di Indonesia. Sejak awal berdirinya hingga kini sudah mencapai 57 tahun kejayaannya, PT Pertamina (Persero) berhasil meraup keuntungan yang besar bagi negara. Menciptakan produk yang superior, dibutuhkan oleh masyarakat, dan dikenal luas hingga ke seluruh Indonesia jelas membuktikan bahwa PT Pertamina (Persero) memiliki brand awareness yang sangat baik dimata publik. Karena dengan keuntungan yang besar dapat kita lihat bahwa brand awareness memiliki korelasi yang tinggi dengan intensitas pembelian, pangsa pasar dan ekuitas merek penting lainnya.

Oleh karena itu brand awareness atau kesadaran akan sebuah merek sangat penting, karena brand awareness menjadi landasan merek yang kuat bagi sebuah perusahaan. Aaker,D (1996) yang dikutip oleh Kartajaya,H (2010) menjelaskan mengenai brand awareness sebagai kemampuan seorang pelanggan untuk mengenali atau mengingat kategori produk tertentu.

Berdasarkan konsep yang disampaikan oleh Aaker,D (1996) tersebut, bisa dilihat bahwa PT Pertamina (Persero) merupakan perusahaan yang tingkat awareness-nya masuk dalam tingkatan pada piramida brand awareness yang

tertinggi yakni top of mind. Dari brand and reputation survey yang dilakukan oleh PT Pertamina (Persero), apabila publik diberikan pertanyaan secara langsung tanpa diberi bantuan pengingatan mengenai nama perusahaan minyak, maka publik berkata Pertamina. Dengan kata lain merek Pertamina merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada dalam benak konsumen, oleh karena itu diharapkan brand associations yang ingin digambarkan oleh PT Pertamina (Persero) mampu di sampaikan dengan lebih mudah.

Brand associations merupakan informasi yang terkait dengan merek dalam memori konsumen yang dapat merefleksikan karakteristik dari sebuah produk Keller (2009:260). Sesuai dengan konsep tersebut, keberadaan PT Pertamina (Persero) sudah mampu dirasakan publik sejak cukup lama, bahkan publik juga sudah mampu menjelaskan apa itu PT Pertamina (Persero), perusahaan yang bergerak di bidang apa, produk apa saja yang dihasilkan, publik sudah mengetahuinya dengan baik. Sesuai dengan visi sebagai perusahaan energi nasional berkelas dunia yang mampu memberikan kekuatan bagi asia semakin membuat image dan kredibilitas PT Pertamina (Persero) semakin diperhitungkan dikalangan bisnis maupun masyarakat awam. Sebuah brand atau merek perusahaan akan megingatkan orang pada atribut tertentu yang ada dan tercermin oleh perusahaan itu sendiri. Sama halnya dengan PT Pertamina (Persero) yang memang ingin dikenal sebagai perusahan yang kuat, berintegritas dan berenergi, sehingga ketika publik mendengar nama Pertamina, maka asosiasi yang terbangun dalam pikiran mereka ialah merupakan hal yang diharapkan.

Pandangan sebagai perusahaan yang kuat, berintegritas, dan berenergi yang dimana mampu menjadi kekuatan energi bagi asia direfleksikan melalui program CSR Pertamina Soccer School. Asosiasi kuat, dan berenergi dapat di simbolisasikan dengan anak muda, dan juga olahraga sepakbola. Oleh karena itu, Pertamina Soccer School dianggap mampu menjelaskan asosiasi merek yang terkadung pada PT Pertamina (Persero). Menurut Keller (2009:260) Brand Associations dapat berupa Brand Attributes, dan Brand Benefits.

Berdasarkan hasil penelitian, atribut merek perusahaan yang berkembang dimata publik ialah berhungan dengan minyak, oli, pom bensin, gas elpigi, pelumas, dan lain sebagainya. Hal ini tentu saja sejalan dengan visi dari PT

Pertamina (Persero) yang berusaha untuk membentuk sebuah perusahaan energi nasional berkelas dunia, yang kehadirannya mampu menjadi energi bagi asia, dengan tagline “Energizing Asia”. Sedangkan dari unsur brand benefit, PT Pertamina (Persero) ingin menggambarkan diri sebagai perusahaan yang mampu memberikan manfaat bagi publik melalui kekuatan, kepedulian, dan keterbukaan yang di miliki. PT Pertamina (Persero) memberikan kekuatan kepada publik melalui kesanggupan perusahaan memenuhi kebutuhan energi negeri. Bahan bakar yang dibutuhkan oleh publik untuk kebutuhan sehari-hari pun juga berasal dari PT Pertamina (Persero). Keterbukaan yang ingin dibangun oleh PT Pertamina (Persero) juga terlihat dari rutinitas perusahaan untuk membuat laporan perusahaan yang didalamnya terdapat data keuntungan, kerugian, dan kegiatan yang disusun dalam Annual Report dan Sustainability Report yang di sebar luas melalui website resmi PT Pertamina (Persero) di www.pertamina.com. Kepedulian perusahaan juga digambarkan melalui banyaknya program kegiatan CSR yang dikelola secara maksimal.

Dalam dunia olahraga juga tercermin kepedulian perusahaan dengan pembuatan program CSR pendidikan Pertamina Soccer School yang dibina oleh perusahaan sebagai suatu manfaat yang dapat dirasakan dan dinikmati.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa dari atribut PT Pertamina (Persero) sebagai perusahaan yang kuat, peduli, dan terbuka mampu di refleksikan melalui program CSR Pertamina Soccer School. Kuat karena pada prinsipnya untuk mampu mengelola suatu program yang besar sebuah perusahaan haruslah memiliki kekuatan di bidang keuangan, keterampilan, keahlian dan sumber daya manusia yang tidak sembarangan, dan hal tersebut mampu dimiliki oleh PT Pertamina (Persero) sebagai BUMN terbesar di Indonesia. Karakteristik peduli juga direfleksikan melalui keinginan PT Pertamina (Persero) untuk membantu pemerintah dalam memajukan dunia olahraga tanah air dengan membuat suatu program CSR Pertamina Soccer School yang dimana bertujuan untuk menciptakan atlet-atlet sepakbola muda yang memiliki kemampuan yang unggul. Selain itu Pertamina Soccer School juga mampu menggambarkan asosiasi yang ingin dibangun oleh PT Pertamina (Persero) sebagai perusahaan yang terbuka karena Pertamina Soccer School selalu memberikan peluang untuk masyarakat dapat masuk dan bergabung bersama dengan PT Pertamina (Persero) melalui program Pertamina Soccer

School. Sehingga kehadiran PT Pertamina (Persero) mampu dirasakan manfaatnya oleh publik. Apa yang telah dilakukan sesuai dengan Rodrigues, P.

et al (2011) dalam jurnal International Marketing Trends Congress Volume 10 bahwa kebijakan dari pembuatan program CSR mampu memberikan pengaruh positif terhadap citra merek, dan asosiasi positif dari konsumen menyebabkan sifat loyalis dalam diri publik terhadap persahaan.

Tagline Energizing Asia yang diciptakan oleh PT Pertamina (Persero) dibuat untuk mendukung perusahaan dalam pencapaian visi menjadi perusahaan yang mampu memberi kekuatan bagi asia. Pada hakekatnya pencapaian visi tersebut tentu harus diimbangi dengan usaha yang harus dilakukan oleh PT Pertamina (Persero). Pertamina Soccer School merupakan salah satu cara yang dilakukan

Tagline Energizing Asia yang diciptakan oleh PT Pertamina (Persero) dibuat untuk mendukung perusahaan dalam pencapaian visi menjadi perusahaan yang mampu memberi kekuatan bagi asia. Pada hakekatnya pencapaian visi tersebut tentu harus diimbangi dengan usaha yang harus dilakukan oleh PT Pertamina (Persero). Pertamina Soccer School merupakan salah satu cara yang dilakukan

Dalam dokumen BAB 4 HASIL PENELITIAN (Halaman 28-46)

Dokumen terkait