• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hambatan–Hambatan Pihak Polres Tobasa Dalam Mengumgkap Tindak Pidana Penadahan

BAB III PENEGAKAN HUKUM TENTANG TINDAK PIDANA PENADAHAN DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR

TINDAK PIDANA PENADAHAN

B. Hambatan–Hambatan Pihak Polres Tobasa Dalam Mengumgkap Tindak Pidana Penadahan

Berdasarkan hasil riset yang diperoleh dari Polres Tobasa yaitu dengan Bapak Akp Manson Naenggolan, Jabatan sebagai kasat reskrim, maka diperoleh hambatan yang dihadapi Polri dalam melakukan penyidikan dan penyelidikan yaitu:37

1. Hambatan Intern (dari dalam)

a. Minimnya anggaran biaya operasional, sarana danprasarana.

37Hasil wawancara dengan Akp M.Nainggolan, Kepala Unit Pidana Umum Sat Reskrim PolresTobasa, Hari Selasa, tanggal 22November 2016, pukul 10.00 WIB.

Miniminya anggaran biaya opersional merupakan hambatan yang sering kali dijumpai yaitu polisi merasa kesulitan dalam melakukan penyidikan karena biaya operasional sangat minim sehingga menghambat kerja polisi. Begitu juga mengenai sarana dan prasarana yang minim dapat menghambat kerja pihak kepolisian, contohnya berupa mobil patroli digunakan untuk patroli di daerah- daerah yang rawan akan kejahatan khususnya pencurian.

b. Kurangnya Teknologi danTeknisi.

Kurangnya teknologi merupakan hambatan yang ditemui pihak kepolisian di jaman yang sangat canggih seiring perkembangan jaman maka sebaiknya polisi juga dibekali teknologi yang canggih pula agar tidak menjadi hambatan dalam menanggulangi tindak pidana.

Sedangkan kurangnya teknisi yang menjadi penghambat kerja pihak kepolisian yaitu kurangnya polisi yang dapat menggunakan teknologi, oleh karena itu dibutuhkan polisi yang benar-benar professional dalam melakukan tugasnya.

c. Kurangnya jumlahpersonil

Kurangnya jumlah personil yang merupakan penghambat kerja pihak kepolisian karena jumlah personil yang tidak memadai.

2. Hambatan ekstern (dariluar)

a. Saksi enggan menuturkanketerangan.

Saksi enggan menuturkan keterangan ini merupakan hambatan yang cukup besar bagi polisi karena saksi takut akan dibawa ke kantor polisi

dan tidakmau berurusan dengan polisi karena akan menjadi rumit bagi saksi itu sendiri.

b. Kurang peduli terhadap lingkungan yang ada disekitarnya.

Masyarakat yang kurang peduli terhadap lingkungan yang ada disekitarnya ini merupakan hamabatan karena tidak adanya kepedulian terhadap keamanan antara sesama warga yaitu bersifat acuh tak acuh antara sesama warga sehingga kejahatan sering terjadi.

c. Kurangnya alatbukti

Kurangnya alat bukti dapat menghambat kerja polisi karena alat bukti merupakan sesuatu yang sangat penting dalam proses penyelidikan dan penyidikan suatu kejahatan.

d. Kegiatan Siskamling tidakaktif

Masyarakat tidak ikut dalam sistem keamanan lingkungan (siskamling) oleh karena itu kegiatan siskamling tidak aktif disetiap daerah yang rawan kejahatan.

e. Lambatnya masyarakat melaporkan tindak pidanapencurian.

Hambatan lain yang dapat menghambat kerja polisi yaitu lambatnya masyarakat melaporkan tindak pidana penadahan yang ada disekitarnya. Hal ini merupakan penghambat karena lambatnya laporan tersebut menyebabkan sulitnya polisi dalam melakukan penyelidikan dan penyidikan.

a. Kurang kerja sama serta kurangpengetahuan

Hambatan lain yaitu kurang kerja sama serta kurang pengetahuan masyarakat akan terjadinya suatu tindak pidana disebabkan karena

kurang kerja sama serta tidak peduli terhadap warga yang lain.

b. Kurangnya informasi darimasyarakat

Hambatan lain yang sering ditemui polisi adalah kurangnya informasi dari masyarakat tentang suatu kejahatan yang telah terjadi. Dan kurangnya informasi masyarakat akan seringnya terjadi kejahatan di daerahnya.

Hambatan lain dihubungkan dengan peranan Polri dalam menjalankan wewenangnya sebagai penyidik yaitu perilaku polisi dan kebudayaan yang tumbuh di tengah masyarakat memandang terhadap Polisi. Terlepas dari peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara kita, mandat (tugas) yang dibebankan kepada polisi sejak kelahirannya adalah menegakkan hukum dan memelihara keamanan dan ketertiban. Di lain pihak, polisi selaku penyidik tidak mungkin berhasil menjalankan tugasnya tanpa adanya dukunganmasyarakat.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan pembahasan terhadap permasalahan yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini, maka penulis akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan dari pembahsan. Kesimpulan tersebut akan penulis uraikan lebih lanjut dalam poin-poin sebagai berikut :

1. kebijakan dan peran Kepolisian Resort Tobasa dalam Mengungkap Kasus Tindak Pidana Penadahan.

Kepolisian resort Tobasa dalam mengungkap kasus tindak pidana

penadahan, memiliki peran melakukan penyelidikan terkait dengan adanya laporan kasus penadahan, setelah melakukan penyelidikan dan memang terbukti telah terjadi tindak pidana penadahan maka pihak kepolisian resort Tobasa melakukan penangkapan terhadap pihak-pihak terkait dengan tindak pidana tersebut. Selain melakukan penyelidikan dan penangkapan terhadap kasus penadahan tersebut, kepolisian resort Tobasa juga

melakukan berbagai upaya untuk mengurangi terjadinya tindak pidana penadahan di Tobasa seperti malakukan upaya penal dan non-penal dalam menanggulangi tindak pidana penadahan di Kabupaten Tobasa.

Kepolisian resort Tobasa memiliki berbagai cara ataupun upaya untuk menangulangi tindak pidana penadahan baik cara pencegahan atau tindakan penumpasan tersebut seperti, melakukan razia, memberikan pengetahuan hukum terhadap masyarakat dan melakukan patroi.

2. Hambatan - Hambatan Yang Di Alami Oleh Pihak Kepolisian Resort Tobasa Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Penadahan.

Dalam upaya menanggulangi tindak pidana penadahan sepeda motor Kepolisian Resort Tobasa mengalami mengalami beberapa hambatan yaitu hambatan internal (dari pihak Kepolsian sendiri) dan hambatan eksternal (dari luar pihak Kepolisian). Hambatan internal tersebut berupa: minimnya anggaran oprasional, kurangnya personil yang ahli dalam kasus

penadahan. Hambatan eksternal yang dialami berupa: saksi enggan

menuturkan keterangan, kurangnya kepedulian masyarakat, kurangnya alat bukti, dan ada juga hambatan yang lain yaitu kurangnya kerja sama dengan masyarakat.

B. Saran

1. Terjalinnya kerja sama antara aparat penegak hukum (polisi, jaksa, hakim), dengan masyarakat agar memiliki kesatuan dan persatuan. Dengan terjalinnya kerja sama tersebut maka tindak pidana tersebut dapat berkurang sedikit demisedikit.

2. Pemerintah haruslah juga mempunyai kewajiban untuk memperhatikan rakyatnya yaitu berupa perhatian kepada pihak Kepolisian agar pihak Kepolisian dapat bekerja dalam

memberantas tindak pidana pencurian ini. Perhatian ini dapat berupa melengkapi sarana dan prasarana serta biaya operasional yang cukup untuk menjalankan tugas sebagaipenyelidik.

3. Masyarakat diharapkan agar ikut berperan aktif bersama dengan Polri yaitu turut serta berpartisipasi dalam program Kepolisian yaitu berupa Siskamling dan Polmas (polisi masyarakat) serta masyarakat juga harus dapat membantu pihak Kepolisian dalam hal dapat memberikan keterangan tentang suatu kejahatan dan peduli terhadapsesama.

4. Aparat penegak hukum diharapkan dapat memberikan sanksi yang tegas terhadap suatu kejahatan. Hal ini dapat menimbulkan efek jera tehadap pelaku kejahatan agar tidak mengulangi kembali perbuatan yang melanggar hukumtersebut.

Dokumen terkait