• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Kepolisian Resort Tobasa Mengungkap Kasus-Kasus Tindak Pidana Penadahan

BAB III PENEGAKAN HUKUM TENTANG TINDAK PIDANA PENADAHAN DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR

KEBIJAKAN DAN PERAN KEPOLISIAN RESORT TOBASA DALAM MENGUNGKAP KASUS - KASUS TINDAK PIDANA

C. Peran Kepolisian Resort Tobasa Mengungkap Kasus-Kasus Tindak Pidana Penadahan

Kepolisian resort Tobasa dalam mengungkap kasus tindak pidana penadahan di Tobasa memiliki peran melakukan penyelidikan terkait dengan adanya laporan kasus penadahan, setelah melakukan penyelidikan dan memang terbukti telah terjadi tindak pidana penadahan maka pihak kepolisian resort Tobasa melakukan penangkapan terhadap pihak-pihak terkait dengan tindak pidana tersebut. Selain melakukan penyelidikan dan penangkapan terhadap kasus penadahan tersebut, kepolisian resort Tobasa juga melakukan berbagai upaya untuk mengurangi terjadinya tindak pidana penadahan di Tobasa seperti malakukan upaya penal dan non-penal dalam menanggulangi tindak pidana penadahan di Kabupaten Tobasa.

Kedua upaya tersebut memiliki pengaruh yang berbeda dikarenakan tindakannya juga berbeda dikatakan demikian karena upaya penal dilakukan setelah terjadi tindak pidana atau dapat dikatakan upaya penal ini sebagai tindakan kepoisian untuk menangkap pelaku, sedangkan upaya non-penal dilakukan

kepolisian sebelm terjadi tindak pidana penadahan, kegiatan kepolisian berupa non-penal seperti melakukan penyuluhan kepada masyararakat tentang tindak pidana penadahan, atau dapat dikatakan upaya non-penal ini berupa upaya pencegahan yang dilakukan oleh pihak kepolisian dan memberikan pemahaman tentang hukum kepada masyarakat.

Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang upaya penal dan non-penal yang dilakukan oleh pihak kepolisian,

1. upaya penal

Dalam perkara tindak pidana penadahan kendaraan bermotor, upaya Penal yang dilakukan oleh Polisi, khusunya di Polres Tobasa adalah dengan menangkap dan menerapkan Pasal 303 dan/atau 303 bis KUHP kepada pelaku-pelakunya kemudian memeriksa mereka menurut KUHAP dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tugas Polisi dalam hal ini dimulai dengan adanya laporan dari masyarakat setempat bahwa telah terjadi suatu peristiwa yang diduga penadahan.Setelah mendengar dan menerima laporan tersebut, beberapa anggota Polisi segera melakukan penyelidikan.Kebanyakan laporan yang diterima oleh Polres Tobasa berupa laporan lisan, dan sesuai dengan ketentuan yang ada di dalam Pasal 103 ayat (2) KUHAP, maka laporan tersebut kemudian dicatat oleh Penyelidik dan ditandatangani oleh pelapor dan Penyelidik.32

Dalam melakukan penyelidikan, Polisi segera terjun ke lokasi kejadian untuk mencari tahu apakah laporan masyarakat yang menyatakan bahwa telah terjadi tindak pidana penadahan itu benar atau tidak, apabila setelah melakukan pengecekan dan pengintaian beberapa saat di lokasi kejadian, memang benar telah

32Hasil wawancara dengan Akp M.Nainggolan, Kepala Unit Pidana Umum Sat Reskrim PolresTobasa, Hari Selasa, tanggal 22November 2016, pukul 10.00 WIB.

terjadi tindak pidana penadahan, maka selanjutnya Polisi melakukan penangkapan Terhadap orang-orang yang terlibat dalam penadahan itu dan kemudian mengumpulkan barang-barang bukti serta para saksi.33

1. Tertangkapnya seseorang pada waktu sedang melakukan tindak pidana atau dengan segera sesudah beberapa saat tindak pidana itudilakukan;

Dalam hal ini pelaku penadahan tertangkap tangan. Yang dimaksud dengan tertangkap tangan/

kedapatan berbuat sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 19 KUHAP adalah:

2. Tertangkapnya seseorang apabila sesaat kemudian ditemukan benda yang diduga keras telah dipergunakan untuk melakukan tindak pidana itu yang menunjukkan bahwa ia adalah pelakunya atau turut melakukan atau membantu melakukan tindak pidana itu.

Segera setelah tersangka ditangkap dan barang bukti beserta saksi telah dikumpulkan, tersangka beserta barang bukti yang ada kemudian diserahkan kepada penyidik guna kepentingan penyidikan.

Dari uraian tersebut di atas dapat dilihat bahwa penyelidikan mempunyai fungsi sebagai penyaring apakah terhadap suatu peristiwa dapat dilakukan penyidikan atau tidak, sehingga tindakan penyidikan yang sudah bersifat upaya paksa terhadap seseorang dapat dihindari sedini mungkin. Dengan demikian, penyelidik mempunyai peran yang penting, yaitu melakukan tindakan awal dalam rangka proses penyelesaian perkara dan tindakan-tindakan selanjutnya dalam proses penyelesaian perkara pidana itu bergantung pada penyelidikan yang mengawalinya.

33Hasil wawancara dengan Brigadir Sabar Gulo, Penyidik Pembantu Unit Pidana Umum Sat Reskrim.Hari Selasa, tanggal 22November 2016, pukul 10.00 WIB

Menurut KUHAP dan Undang-Undang Kepolisian Negara, penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya. Hasil penyidikan oleh Polisi tersebut kemudian dapat dipakai oleh Jaksa Penuntut Umum sebagai dasar untuk mengajukan tersangka beserta bukti- bukti yang ada ke depan persidangan untuk diperiksa dan diadili.

Penyidikan yang dilakukan oleh pihak Polres Tobasa dalam memeriksa kasus penadahan adalah pertama-tama dengan membuat Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dan kemudian diserahkan kepada Jaksa Penuntut Umum.Setelah itu, Polisi segera melakukan pemeriksaan terhadap tersangka dan para saksi, kemudian membuat Berita Acara Pemeriksaan Tersangka dan Saksi- saksi.Setelah itu, memeriksa TKP (Tempat Kejadian Perkara) dan kemudian membuat Berita Acara di TKP serta membuat sketsa gambar TKP.Setelah membuat sketsa gambar TKP, kemudian dilakukan penyitaan terhadap barang- barang bukti lalu membuat Berita Acara Penyitaan. Kemudian dalam jangka waktu 1x24 jam setelah dibuatnya Berita Acara Penyitaan, dikeluarkanlah Surat Perintah Penahanan, maksimal penahanan yang dilakukan oleh Kepolisian adalah selama 20 (dua puluh) hari, dan dapat diperpanjang oleh Jaksa Penuntut Umum apabila pemeriksaan belum selesai yaitu maksimal selama 40 (empat puluh) hari.

Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari tersangka, yang menjadi alasan mereka melakukan penadahan tersebut pada umumnya adalah karena barang hasil curian tersebut memiliki harga yang murah, selain itu ada juga yang mengaku karena keadaan ekonomi yang lemah, umumnya pengakuan seperti ini ditemukan pada pelaku pencurian sepeda motor, dimana mereka untuk mendapatkan uang mereka mencuri sepeda motor kemudian menjualnya kepada

penadah.34

Selain terdakwa, informasi tentang kasus penadahan tersebut juga dapat diterima dari para saksi.Yang menjadi saksi atas kasus penadahan adalah Polisi yang melakukan penangkapan terhadap curanmor dan pelaku penadahan itu sendiri. Untuk kesaksian dari pelaku, berlaku split perkara, yaitu dimana pelaku sebagai tersangka sekaligus sebagai saksi. Seorang penadah dapat menjadi saksi untuk pencuri dan sebaliknya seorang pemain dapat menjadi saksi untuk penadah.Tetapi berkas perkara antara penadah dan pencurinya dipisah dalam berkas perkara yang berbeda.35

1. tidak terdapat cukup bukti;

Dalam hal melakukan penyidikan, ada kalanya penyidikan itu dihentikan karena beberapa faktor sebagaimana disebutkan dalam Pasal 109 ayat (2) KUHAP, yaitu:

2. peristiwa tersebut ternyata bukan merupakan tindak pidana; atau 3. penyidikan dihentikan demi hukum, disebabkan karena:

a. tersangka meninggal dunia, kecuali terhadap tindak pidana tertentu (penyelundupan, tindak pidana ekonomi, dan tindak pidana korupsi);

b. kadaluwarsa penuntutannya;

c. pengaduan tindak pidana dicabut kembali;

d. perkara tindak pidana tersebut telah diputus dengan putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap;

34 Hasil wawancara dengan Manto dan Motung Sianturi (nama samaran), Pelaku Tindak Pidana Penadahan, Hari Kamis, Tanggal 22November 2016.

35 Hasil wawancara denganSabar Gulo Penyidik Pembantu Unit Pidana Umum Sat Reskrim Polres,Tobasa Hari Jumat, tanggal 22 April 2016.

e. penyelesaian di luar sidang pengadilan.

Penghentian penyidikan tersebut selanjutnya diberitahukan olehPenyidik kepada Jaksa Penuntut Umum, tersangka atau keluarganya.Setelah berkas perkara hasil penyidikan yang dilakukan oleh Polisi tersebut lengkap, berkas tersebut kemudian dikirim ke Jaksa Penuntut Umum.

Adapun isi berkas perkara tersebut antara lain:36 1. Sampul Berkas Perkara;

2. Daftar Isi Berkas Perkara;

3. Resume;

4. Sketsa Gambar TKP;

5. Berita Acara Pemeriksaan di TKP;

6. Surat Perintah Penyidikan;

7. Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP);

8. Berita Acara Pemeriksaan Saksi-saksi;

9. Berita Acara Pemerikasaan Tersangka;

10. Surat Pernyataan Penolakan Penasehat Hukum (bila ada);

11. Berita Acara Penolakan Penasehat Hukum (bila ada);

12. Surat Perintah Penangkapan;

13. Berita Acara Penangkapan;

14. Surat Perintah Penahanan;

15. Berita Acara Penahanan;

16. Surat Permintaan Perpanjangan Penahanan (bila perlu);

17. Surat Perintah Perpanjangan Penahanan (bila perlu);

18. Surat Perintah Penyitaan;

19. Berita Acara Penyitaan;

20. Surat Permintaan Izin Sita;

21. Surat Penetapan Penyitaan;

22. Daftar Saksi;

23. Daftar Tersangka; dan 24. Daftar Barang Bukti.

Ad.1. Sampul Berkas Perkara memuat hari, tanggal dan waktu kejadian

36Hasil Riset di Polres Tobasa, Penyidik Pembantu Unit Pidana Umum Sat Reskrim Polres Tobasa, Hari Jumat, Tanggal 29 April 2016.

dilaporkan; uraian perkara tindak pidana penadahan secara singkat; pasal KUHP yang dilanggar (Pasal 303 dan/atau 303 bis); tabel tentang identitas tersangka (nama, nama kecil, alias, tempat dan tanggal lahir, umur, agama, kewarganegaraan, tempat tinggal, pekerjaan, sudah pernah dihukum atau tidak, berapa kali dihukum jika pernah); tanggal mulai ia ditahan, tanggal penangguhan penahanan, tanggal pengalihan jenis tahanan, tanggal pengeluaran tahanan dan tabel keterangan; tanda tangan Kasat Reskrim selaku Penyidik atas nama Kapolres Tobasa di sebelah kiri bawah sebagai pihak yang mengetahui yang kemudian distempel dengan stempel Polres Tobasa dan tanda tangan Penyidik Pembantu di sebelah kanan bawah.

Ad.2. Daftar Isi Berkas Perkara memuat macam-macam surat yang ada di dalam berkas perkara yang bersangkutan dan kemudian ditandatangani oleh Penyidik Pembantu.

Ad.3. Resume memuat ringkasan perkara yang dibuat oleh Polisi, yang terdiri dari dasar resume yaitu Surat Laporan Polisi; jenis perkara tindak pidana yang terjadi (misalnya perkara tindak pidana permainan judi jenis togel), nama tersangka, tanggal kejadian perkara beserta alamat TKP; fakta-fakta seperti pemanggilan, penangkapan, penahanan, penyitaan, keterangan saksi-saksi, keterangan terdakwa, dan kesimpulan yang menyimpulkan bahwa tersangka dapat dipersangkakan telah melakukan tindak pidana penadahan sebagaimana dimaksud dalam KUHP; tanda tangan Kanit Reskrim selaku Penyidik di sebelah kiri bawah sebagai pihak yang mengetahui dan tanda tangan Penyidik Pembantu di sebelah kanan bawah.

Ad.4. Sketsa Gambar TKP memuat sketsa gambar yang menunjukkan letak TKP yang sebenarnya beserta keterangan-keterangan dari gambar tersebut, dan kemudian ditandatangani oleh Penyidik Pembantu.

Ad.5. BAP di TKP memuat hasil pemeriksaan di TKP yang dilakukan oleh Penyidik dan/atau Penyidik Pembantu yang mencakup hal-hal yang ditemukan yaitu letak TKP, dan tindakan-tindakan yang diambil, seperti membuat sketsa TKP dan melakukan penyidikan lanjutan, kemudian ditandatangani oleh Penyidik Pembantu.

Ad.6. Surat Perintah Penyidikan memuat dasar pertimbangan dikeluarkannya surat perintah penyidikan yaitu untuk kepentingan penyidikan tindak pidana, dasar hukum (Pasal 7, 8, 9, 11, 12, 106, 109 ayat (1), dan 110 ayat (1) KUHAP, UU Kepolisian Negara dan Surat Laporan Polisi), nama- nama Penyidik dan Penyidik Pembantu yang diperintahkan untuk melakukan penyidikan, tanda tangan Kasat Reskrim selaku Penyidik atas nama Kapolres Tobasa di sebelah kanan bawah sebagai pihak yang mengetahui yang disertai dengan stempel Polres Tobasa dan tanda tangan Penyidik/Penyidik Pembantu yang menerima perintah di sebelah kiri bawah.

Ad.7. Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dikirim oleh Polres Tobasa kepada Kejaksaan Negeri yang memuat rujukan SPDP (Pasal 109 ayat (1) KUHAP, UU Kepolisian Negara, Surat Laporan Polisi dan Surat Perintah Penyidikan, juga memuat pemberitahuan tanggal dimulainya penyidikan terhadap perkara tindak pidana penadahan sebagaimana

dimaksud dalam KUHP, identitas tersangka (nama, jenis kelamin, umur, pekerjaan, dan alamat), kemudian ditandatangani oleh Kasat Reskrim selaku Penyidik atas nama Kapolres Tobasa yang kemudian distempel dengan stempel Polres Tobasa.

Ad.8. BAP Saksi-saksi memuat pangkat dan jabatan Penyidik dan Penyidik Pembantu yang memeriksa, identitas para saksi (nama, tempat dan tanggal lahir, umur, jenis kelamin, agama, suku, pendidikan, pekerjaan, alamat), dan daftar pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para saksi beserta jawaban-jawaban dari para saksi, tanda tangan saksi yang bersangkutan dan kemudian BAP ditandatangani oleh Penyidik Pembantu.

Ad.9. Sama halnya dengan BAP Saksi-saksi, BAP Tersangka juga memuat pangkat dan jabatan Penyidik dan Penyidik Pembantu, identitas tersangka (nama, tempat dan tanggal lahir, umur, jenis kelamin, agama, suku, pendidikan, pekerjaan, alamat), dan daftar pertanyaan-pertanyaan yangdiajukan kepada tersangka beserta jawaban-jawaban dari tersangka, tanda tangan tersangka, kemudian BAP ditandatangani Penyidik Pembantu.

Ad.10. Surat Pernyataan Penolakan Penasehat Hukum disertakan dalam berkas perkara apabila tersangka menolak untuk didampingi oleh Penasehat Hukum baik yang ditunjuk oleh Penyidik guna kepentingan penyidikan karena tersangka merasa mampu untuk memberikan keterangannya sendiri tanpa perlu didampingi.Surat ini kemudian ditandatangani oleh tersangka.

Ad.11. Sehubungan dengan adanya Surat Pernyataan Penolakan Penasehat

Hukum dari tersangka, maka oleh Polisi dibuatlah Berita Acara Penolakan Penasehat Hukum yang memuat pemberitahuan bahwa telah diadakan pemeriksaan terhadap tersangka dan dalam hal ini tersangka tidak didampingi oleh Penasehat Hukum baik yang ditunjuknya sendiri maupun yang ditunjuk oleh Penyidik karena tersangka dapat memberikan keterangannya sendiri. Berita Acara ini kemudian ditandatangani oleh tersangka di sebelah kiri bawah dan Penyidik Pembantu di kanan bawah.

Ad.12. Surat Perintah Penangkapan memuat dasar pertimbangan dikeluarkannya surat ini yaitu untuk kepentingan penyelidikan dan/atau penyidikan tindak pidana, dan dari hasil pemeriksaan diperoleh bukti yang cukup bahwa tersangka diduga keras melakukan tindak pidana yang dapat dikenakan penangkapan atau karena tersangka dikhawatirkan akan melarikan diri, merusak atau menghilangkan barang bukti, dan/atau mengulangi tindak pidana, selain itu memuat juga dasar hukumnya (Pasal 5 ayat (1) b angka 1, Pasal 7 ayat (1) huruf d, Pasal 16, Pasal 17, Pasal 18, Pasal 19 dan Pasal 37 KUHAP; UU Kepolisian Negara, dan Surat Laporan Polisi); nama, pangkat dan jabatan dari Penyidik dan Penyidik Pembantu yang diperintahkan untuk melakukan penangkapan terhadap tersangka, dan untuk membawa tersangka ke Kantor Polisi guna diperiksa karena diduga telah melakukan tindak pidana penadahan sebagaimana dimaksud dalam KUHP, dan juga diperintahkan untuk melakukan penggledahan badan/

pakaian tersangka; tanda tangan tersangka/ keluarganya di sebelah kiri bawah dan sebagai pihak yang menerima surat perintah penangkapan dan

tanda tangan Kasat Reskrim selaku Penyidik atas nama Kapolres Tobasa di kanan bawah beserta stempel Polres Tobasa, dan dibawahnya adalah tanda tangan Penyidik/ Penyidik Pembantu yang menyerahkan surat perintah penangkapan ini.

Ad.13. Berita Acara Penangkapan memuat nama, pangkat dan jabatan Penyidik dan Penyidik Pembantu yang melakukan penangkapan; dasar hukum (Surat Perintah Penangkapan, Pasal 8 ayat (1), Pasal 75, Pasal 121, Pasal 103 ayat (3) KUHAP); identitas tersangka yang diduga keras melakukan tindak pidana penadahan sebagaimana dimaksud dalam KUHP (nama, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, kewarganegaraan, pekerjaan, alamat); tanda tangan tersangka di sebelah kiri bawah dan tanda tangan Penyidik Pembantu di sebelah kanan bawah.

Ad.14. Surat Perintah Penahanan memuat dasar pertimbangan dikeluarkannya surat perintah ini yaitu untuk kepentingan penyidikan dan berdasarkan hasil pemeriksaan diperoleh bukti yang cukup, tersangka diduga keras melakukan tindak pidana yang dapat dikenakan penahanan, tersangka dikhawatirkan akan melarikan diri, merusak atau menghilangkan barang bukti dan/atau mengulangi tindak pidana; dasar hukum (Pasal 17 ayat (1) huruf d, Pasal 11, 20, 21, 22, dan 24 ayat (1) KUHAP, UU Kepolisian Negara, Surat Laporan Polisi dan Surat Perintah Penyidikan; nama, pangkat dan jabatan Penyidik dan Penyidik Pembantu yang diperintahkan untuk melakukan penahanan terhadap tersangka; identitas tersangka (nama, jenis kelamin, umur, agama, pekerjaan, kewarganegaraan, tempat

tinggal) serta uraian singkat kejadian, kemudian tempat penahanan tersangka (rumah tempat tinggal/ kediaman tersangka atau di kota tempat tinggal/ kediaman tersangka) untuk jangka waktu selama 20 hari terhitung sejak 1x24 jam dibuatnya Berita Acara Penyitaan; tanda tangan tersangka/

keluarganya di sebelah kiri bawah sebagai pihak yang menerima surat perintah penahanan ini dan tanda tangan Kasat Reskrim selaku Penyidik atas nama Kapolres Tobasa di kanan bawah beserta stempel Polres Tobasa, dan dibawahnya adalah tanda tangan Penyidik/ Penyidik Pembantu yang menyerahkan surat perintah penahanan ini.

Ad.15. Berita Acara Penahanan memuat nama, pangkat dan jabatan Penyidik/

Penyidik Pembantu yang melakukan penahanan; dasar hukum (Surat Perintah Penahanan); identitas tersangka yang diduga keras melakukan tindak pidana penadahan sebagaimana diatur dalam KUHP (nama, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, kewarganegaraan, agama, pekerjaan, alamat); informasi tentang keadaan kesehatan mental dan fisik tersangka, sidik jari, pemotretan dan barang titipan; tanda tangan tersangka di sebelah kiri bawah dan tanda tangan Penyidik Pembantu di sebelah kanan bawah.

Ad.16. Surat Permintaan Perpanjangan Penahanan yang dikirimkan oleh Polres Tobasa kepada Kepala Kejaksaan Negeri oleh karena pemeriksaan terhadap tersangka dan/atau penyidikan perkaranya belum selesai, dimana untuk kepentingan pemeriksaan diminta agar penahanan tersangka dapat diperpanjang selama 40 hari. Surat Permintaan Perpanjangan Penahanan tersebut memuat rujukan (Pasal 29 KUHAP, UU Kepolisian Negara, Surat

Laporan Polisi dan Surat Perintah Penahanan), juga disertai dengan resume hasil penyidikan sementara dari Penyidik dan ditandatangani oleh Kasat Reskrim selaku Penyidik atas nama Kapolres Tobasa dan disertai dengan stempel Polres Tobasa.

Ad.17. Surat Perpanjangan Penahanan dikeluarkan oleh Kejaksaan Negeri sebagai balasan atas Surat Permintaan Perpanjangan Penahanan yang dikirim oleh Polres Tobasa. Dalam surat ini disebutkan bahwa setelah membaca Surat Permintaan Perpanjangan Penahanan dari Polres Tobasa, Surat Perintah Penahanan dari Penyidik dan Resume hasil pemeriksaan dari Penyidik, kemudian menimbang uraian singkat perkara dan untuk kepentingan pemeriksaan di tingkat penyidikan yang belum selesai, dipandang perlu untuk memperpanjang penahanan tersangka, dan mengingat Pasal 14 c, 21, dan 24 ayat (2) KUHAP, Kejaksaan Negeri MEMPERPANJANG penahanan atas tersangka untuk paling lama 40 hari terhitung 1x24 jam setelah berakhirnya waktu penahanan, kemudian surat ini ditandatangani oleh Jaksa Penuntut Umum atas nama Kepala Kejaksaan Negeri dan diberi stempel Kejaksaan Negeri.

Ad.18. Surat Perintah Penyitaan memuat dasar pertimbangan dikeluarkannya surat ini yaitu untuk kepentingan penyidikan tindak pidana, penuntutan dan peradilan maka penyitaan dilakukan terhadap benda-benda yang diduga ada kaitannya langsung dengan tindak pidana yang telah terjadi; dasar hukum (Pasal 5 ayat (1) huruf b angka 1, Pasal 7 ayat (1) huruf d, Pasal 11, 38, 39, 40, 44, 128, 129, 130, 131 KUHAP, UU Kepolisian Negara dan

Surat Laporan Polisi); nama, pangkat dan jabatan Penyidik dan Penyidik Pembantu yang diperintahkan untuk melakukan penyitaan terhadap barang bukti yang diduga ada kaitannya langsung atau hasil dari suatu jenis tindak pidana penadahan (misalnya judi togel) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 303 dan 303 bis KUHP; tanda tangan Penyidik Pembantu yang menerima perintah di sebelah kiri bawah dan tanda tangan Kasat Reskrim selaku Penyidik atas nama Kapolres Tobasa beserta stempel Polres Tobasa.

Ad.19. Berita Acara Penyitaan memuat nama, pangkat dan jabatan Penyidik/

Penyidik Pembantu yang melakukan penyitaan; dasar hukum (Surat Perintah Penyitaan dan Surat Laporan Polisi); daftar barang-barang bukti yang disita dari tersangka; identitas tersangka (nama, umur, pekerjaan, alamat) dalam perkara tindak pidana penadahan sebagaimana diatur dalam KUHP; jalannya penyitaan, tanda tangan tersangka di sebelah kiri bawah sebagai pihak yang menyerahkan barang-barang bukti tersebut dan dibawahnya ada tanda tangan para saksi, kemudian tanda tangan Penyidik Pembantu di sebelah kanan bawah sebagai pihak yang menerima barang- barang bukti tersebut.

Ad.20. Surat Permintaan Izin Sita dikirimkan oleh Polres Tobasa kepada Ketua Pengadilan Negeri agar dapat menerbitkan surat izin/ izin khusus penyitaan, memuat rujukan (Pasal 38 ayat (1) dan Pasal 47 KUHAP, UU Kepolisian Negara, Surat Laporan Polisi, dan Berita Acara Penyitaan dimana dalam hal ini diduga telah terjadi perkara tindak pidana penadahan

(misalnya judi togel) di suatu tempat sebagaimana dimaksud dalam KUHP yang dilakukan oleh tersangka; identitas tersangka (nama, umur, pekerjaan, alamat); daftar barang-barang bukti yang disita untuk kepentingan penyidikan; tanda tangan Kasat Reskrim selaku Penyidik atas nama Kapolres Tobasa beserta stempel Polres Tobasa.

Ad.21. Surat Penetapan Penyitaan dikeluarkan oleh Pengadilan Negeri, dimana di dalamnya disebutkan bahwa setelah membaca surat pemberitahuan dari Penyidik Polres Tobasa mengenai telah dilakukannya penyitaan dengan alasan dalam keadaan yang sangat perlu dan mendesak dalam tindak pidana penadahan sebagaimana diatur dalam KUHP, kemudian menimbang bahwa untuk kepentingan yang sangat perlu dan mendesak Penyidik telah melakukan penyitaan terhadap barang-barang bukti, dan berdasarkan alasan tersebut di atas penyitaan tersebut dapat dikabulkan, lalu mengingat Pasal 38 ayat (2) KUHAP, maka Pengadilan Negeri MENETAPKAN memberikan persetujuan atas tindakan penyitaan terhadap barang-barang bukti tersebut, kemudian Surat Penetapan Penyitaan ini ditandatangani oleh Ketua Pengadilan Negeri.

Ad.22. Daftar Saksi-saksi memuat nama, jenis kelamin, tempat tinggal/ kediaman, pekerjaan, dan agama dari para saksi yang dibuat dalam bentuk tabel, kemudian ditandatangani oleh Penyidik Pembantu.

Ad.23. Daftar Tersangka juga memuat nama, jenis kelamin, tempat tinggal/

kediaman, pekerjaan, dan agama tersangka yang dibuat dalam bentuk tabel, kemudian ditandatangani oleh Penyidik Pembantu.

Ad.24. Daftar Barang Bukti memuat Nomor Register Barang Bukti, Jenis/ Nama Barang Bukti, Pemilik/ diakui oleh, Pihak yang disita, dan Pihak yang menyita, yang kesemuanya dibuat dalam bentuk tabel dan ditandatangani oleh Penyidik Pembantu.

Menurut Pasal 138 KUHAP, setelah menerima berkas perkara dari Penyidik, Jaksa Penuntut Umum memperlajari dan memeriksa Berkas Perkara tersebut dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dan kemudian wajib memberitahukan kepada Penyidik apakah hasil penyidikan tersebut sudah lengkap atau belum.

Apabila Jaksa Penuntut Umum menganggap bahwa berkas perkara tersebut belum lengkap, maka berkas tersebut dikembalikan lagi kepada Polisi disertai dengan petunjuk untuk dilengkapi (P-19).

Dalam hal ini, Polisi melakukan penyidikan tambahan untuk melengkapi berkas perkara tersebut.Setelah berkas perkara itu dilengkapi, kemudian dalam jangka waktu 14 hari sejak berkas perkara diterima, berkas tersebut dikirim kembali ke Jaksa Penuntut Umum. Apabila setelah memeriksa kembali berkas tersebut Jaksa Penuntut Umum menganggap berkas tersebut telah lengkap,

Dalam hal ini, Polisi melakukan penyidikan tambahan untuk melengkapi berkas perkara tersebut.Setelah berkas perkara itu dilengkapi, kemudian dalam jangka waktu 14 hari sejak berkas perkara diterima, berkas tersebut dikirim kembali ke Jaksa Penuntut Umum. Apabila setelah memeriksa kembali berkas tersebut Jaksa Penuntut Umum menganggap berkas tersebut telah lengkap,

Dokumen terkait