• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN KONFLIK

B. PENYEBAB KONFLIK

7. Harapan yang tidak terwujud

Konflik di dalam organisasi dapat disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut: 1. Faktor Manusia

2. Faktor Organisasi. C. AKIBAT KONFLIK

Konflik dapat berakibat negatif maupun positif tergantung pada cara mengelola konflik tersebut.

32 Akibat negative

 Menghambat komunikasi.

 Mengganggu kohesi (keeratan hubungan).  Mengganggu kerjasama atau ―team work‖.

 Mengganggu proses produksi, bahkan dapat menurunkan produksi.  Menumbuhkan ketidakpuasan terhadap pekerjaan.

 Individu atau personil menga-lami tekanan (stress), mengganggu konsentrasi,  Menimbulkan kecemasan, mangkir, menarik diri, frustrasi, dan apatisme. Akibat Positif dari konflik:

 Membuat organisasi tetap hidup dan harmonis.  Berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan.

 Melakukan adaptasi, sehingga dapat terjadi perubahan dan per-baikan dalam sistem dan prosedur, mekanisme, program, bahkan tujuan organisasi.

 Memunculkan keputusan-keputusan yang bersifat inovatif.

 Memunculkan persepsi yang lebih kritis terhadap perbedaan pendapat. D. PROSES KONFLIK

Timbulnya konflik ada 5 tahap:

Tahap 1 : Potensi Oposisi atau Ketidakcocokan. Tahap II : Kognisi dan Personalisasi

Tahap III : Maksud Tahap IV : Perilaku Tahap V : Hasil

33

Leadership dan Team Building Oleh : Ibnu Malik, S.Ked

Kepemimpinan tampaknya lebih merupakan konsep yang berdasarkan pengalaman. Arti kata-kata ketua atau raja yang dapat ditemukan dalam beberapa bahasa hanyalah untuk menunjukan adanya pembedaan antara pemerintah dari anggota masyarakat lainnya. Banyaknya konsep definisi kepemimpinan yang berbeda hampir sebanyak jumlah orang yang telah berusaha untuk mendefinisikannya. Untuk lebih mempermudah pemahaman kita, maka akan diacuh satu definisi yang kiranya mampu menjadi landasan untuk membahas konsep kepemimpinan itu sendiri.

Kepemimpinan adalah sebuah hubungan yang saling mempengaruhi diantara pemimpin dan pengikut (bawahan) yang menginginkan perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersamanya (Joseph C. Rost.,1993).

Tipe – tipe kepemimpinan :

1. Tipe Otokratik

Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seorang yang sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menunjukkan sikap yang menonjol ‖keakuannya‖, antara lain dalam bentuk:

• Kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat lain didalam organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan martabat mereka.

• Pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengaitkan pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan para bawahannya.

• Pengabaian peran para bawahan dalam proses pengambilan keputusan. Gaya kepemimpinan yang dipergunakan adalah:

• Menuntut ketaatan penuh dari bawahannya.

• Dalam menegakkan disiplin menunjukkan keakuannya. • Bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi.

34

• Menggunakan pendekatan punitif dalam hal terjadinya penyimpangan oleh bawahan.

2. Tipe Paternalistik

Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat dilingkungan masyarakat yang bersifat tradisional, umumnya dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utama masyarakat tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggota masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan. Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tokoh-tokoh adat, para ulama dan guru. Pemimpin ini sangat mengembangkan sikap kebersamaan.

3. Tipe Kharismatik

Tidak banyak hal yang dapat disimak dari literatur yang ada tentang kriteria kepemimpinan yang kharismatik. Memang ada karakteristiknya yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tersebut dikagumi.

4. Tipe Laissez Faire

Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi.

5. Tipe Demokratis

a. Pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya selaku koordinator dan integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi.

b. Menyadari bahwa mau tidak mau organisasi harus disusun sedemikian rupa sehingga menggambarkan secara jelas aneka ragam tugas dan kegiatan yang tidak bisa tidak harus dilakukan demi tercapainya tujuan.

35

c. Melihat kecenderungan adanya pembagian peranan sesuai dengan tingkatnya. d. Memperlakukan manusia dengan cara yang manusiawi dan menjunjung harkat dan martabat manusia.

Perbedaan pemimpin (leader) dan manajer memang tidak ada habisnya. Salah satu sebabnya adalah satu peran tersebut tidak mungkin dilakukan tanpa keberadaan peran lain. Pemimpin yang tidak bisa mengelola (to manage) akan gagal dalam kepemimpinannya, sementara manajer yang tidak bisa memimpin (to lead) akan gagal dalam aktivitas manajerialnya. Namun sesungguhnya pemimpin (leader) dan manajer merupakan dua konsep yang berbeda dan terdapat perbedaan diantara keduanya.

Perbedaan Manajer dan Pemimpin

(Bennis, Warren. 1994)

Manajer Pemimpin

· Mengelola · Memelihara

· Memfokuskan pada sistem dan struktur · Mengandalkan kontrol

· Berorientasi jangka pendek · Bertanya bagaimana dan kapan · Berorientasi pada hasil

· Meniru

· Menerima status quo

· Seperti tentara yang siap selalu diperintah · Melakukan dengan benar

· Berinovasi · Mengembangkan

· Memfokuskan pada orang-orang (bawahan) · Menumbuhkan kepercayaan

· Memiliki perspektif jangka panjang · Bertanya apa dan mengapa

· Berorientasi pada peluang-peluang masa depan · Menciptakan

· Menentang status quo · Adalah dirinya sendiri · Melakukan hal yang benar

36 Team Building

Team building adalah suatu upaya yang dibuat secara sadar untuk mengembangkan kerja kelompok dalam suatu organisasi. Ahli-ahli ilmu sosial menyebut kelompok adalah suatu kumpulan orang yang terdiri dari dua atau lebih yang berinteraksi dengan stabil dan diantara mereka mempunyai tujuan yang sama serta menganggap kelompok itu sebagai kelompoknya sendiri (merasa memiliki). Walaupun tak dapat disangkal bahwa ada beberapa kegiatan/aktifitas yang mungkin lebih efisien bila dikerjakan oleh perseorangan, namun banyak sekali masalah yang bersifat terlalu luas dan terlalu kompleks untuk ditangani oleh satu orang. Dalam hal ini kerja team pada manajemen dapat memberikan hasil akhir yang lebih efektif dibanding dengan kerja perorangan.

Tahap Perkembangan Team building

Hal yang sangat mendasar dalam mewujudkan keutuhan sebuah tim agar dapat berkinerja dan berdaya guna adalah dengan melakukan perancangan tim yang baik. Pentingnya perancangan tim yang baik diuraikan Brunce W. Tuckman (The Tuckman Stages of Team Development) dengan membagi ke dalam 5 tahap perkembangan, yaitu:

1. Forming (pembentukan), adalah tahapan di mana para anggota setuju untuk bergabung dalam suatu tim. Karena kelompok baru dibentuk maka setiap orang membawa nilai-nilai, pendapat dan cara kerja sendiri-sendiri. Konflik sangat jarang terjadi, setiap orang masih sungkan, malu-malu, bahkan seringkali ada anggota yang merasa gugup. Kelompok cenderung belum dapat memilih pemimpin (kecuali tim yang sudah dipilih ketua kelompoknya terlebih dahulu). 2. Storming (merebut hati), adalah tahapan di mana kekacauan mulai timbul di

dalam tim. Pemimpin yang telah dipilih seringkali dipertanyakan kemampuannya dan anggota kelompok tidak ragu-ragu untuk mengganti pemimpin yang dinilai tidak mampu. Fraksi-fraksi mulai terbentuk, terjadi pertentangan karena masalah-masalah pribadi, semua bersikeras dengan pendapat masing-masing. Komunikasi yang terjadi sangat sedikit karena masing-masing orang tidak mau lagi menjadi pendengar.

3. Norming (pengaturan norma), adalah tahapan di mana individu-individu dan subgroup yang ada dalam tim mulai merasakan keuntungan bekerja bersama dan berjuang untuk menghindari team tersebut dari kehancuran (bubar). Karena semangat kerjasama sudah mulai timbul, setiap anggota mulai merasa bebas untuk mengungkapkan perasaan dan pendapatnya kepada seluruh anggota tim.

4. Performing (melaksanakan), adalah tahapan merupakan titik kulminasi di mana team sudah berhasil membangun sistem yang memungkinkannya untuk dapat bekerja secara produktif dan efisien. Pada tahap ini keberhasilan tim akan terlihat dari prestasi yang ditunjukkan.

37

5. Adjourning (penutup) adalah ketika sebuah proyek berakhir tim akan berada di tahap ini. Ini bukan tahap perkembangan. Ini adalah tahap penutupan. Di tahap ini, sebuh tim sudah dapat memutuskan apakah tim akan bubar atau berlanjut dengan project yang berbeda dan disepakati

Team Building memiliki 7 kata kunci yang merupakan unsur keberhasilan dalam menangani berbagai macam tantangan dan target, yang disingkat WEATHER, yaitu:

W orkout adalah bekerja dalam kerangka pemikiran secara bersama

E mpowerment adalah memberikan kesempatan bagi anggota tim untuk memimpin.

A ssistance adalah pengorbanan yang dilakukan oleh seorang atasan kepada bawahan atau orang yang berkompeten kepada orang yang belum mengerti tugasnya.

T ogether adalah melakukan sesuatu atas nama tim. Tidak ada langkah individu yang menonjol tetapi semangat kebersamaan.

H and in hand adalah bergandeng tangan secara kompak dalam menjalani hari-hari yang penuh persaingan dengan tim lain.

E nable adalah membuat orang tidak bisa menjadi bisa, yang kurang mampu menjadi mampu, dan yang kurang dilengkapi, sehingga tim menjadi kuat karena kekuatan time menjadi seimbang.

R espect adalah kata kunci dari semua unsur diatas, artinya menaruh hormat antar anggota tim.

Satu hal yang penting dalam menyelesaikan program adalah adanya planning yang matang dan memperhatikan lima hal yang disingkat sebagai SMART, yaitu:

S = Simple and Specific, artinya sederhana, tidak bertele-tele dan khusus, tidak melebar sana-sini

M = Measurable, artinya ada patokan pengukuran tertentu, yang bisa dicapai oleh tim

A = Achieable atau Attainable, artinya bisa dicapai, bisa di timbang apakah nanti bisa dicapai atau tidak

R = Rational atau Reasonable, rasional dan bisa dijelaskan, dalam artian terkait dengan pengukuran kekuatan, sumberdaya, dan faktor pendukung yang diproyeksikan dalam target T = Time Frame, artinya mengukur kapan waktu yang tepat untuk menyelesaikan target. (George T Doran, 1981)

38

Sejauh ini Anda sudah mulai memiliki gambaran tentang leadership/kepemimpinan dari yang dikemukakan sebelumnya. Konsep tentang kepemimpinan sebenarnya begitu kaya dan rumit tetapi dapat disederhanakan menjadi 5 tingkatan menurut John C. Maxwell. Dimulai dari :

Level 1 – Kepemimpinan dasar (Rights/hak) : Maksudnya adalah orang mau mengikuti Anda karena mereka memang harus melakukan hal tersebut atau lebih mudahnya dapat disebut sebagai pemimpin yang hanya mengandalkan jabatannya.

Level 2 – Perkenanan (Relationships/hubungan) : Orang mau mengikut Anda karena mereka ingin melakukan hal tersebut.

Level 3 – Produktivitas (Results/hasil) : Orang mau mengikuti Anda karena apa yang telah Anda lakukan untuk organisasi tersebut.

Level 4 – Mengembangkan orang lain (Reproduction/reproduksi) : Disini orang mau mengikuti Anda karena apa yang telah Anda lakukan untuk mereka.

Level 5 – Puncak kepemimpinan (Respect/rasa hormat) : Orang mau mengikuti Anda karena siapa Anda dan apa yang Anda representasikan.

39

IDENTITAS & EKSKLUSIFITAS MAHASISWA Oleh: Rais Reskiawan

 Agent of change  Social control

 Moral force/Guardian of value  Iron stock

Identitas berasal dari kata identity yang berarti ciri atau karakter khas. Bagaimana Identitas Mahasiswa tersebut bisa hadir?

Historyc reason

1. Budi Utomo yang digerakkan oleh pemuda adalah organisasi pertama yang secara terstruktur dan terkonsolidasi untuk merebut kemerdekaan.

2. Perlawanan terhadap PKI pada tahun 1966 3. NKK/BKK

4. Perjuangan pada masa reformasi

Potency reason  Kompetensi  Soft skill  idealisme

…..Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah), dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” QS. Al-A’raaf: 179

Problem-based reason

 Persoalan-persoalan Bangsa memberikan konsekuensi logis kepada Mahasiswa untuk menjadi penggerak perubahan

Fund for piece : Indonesia negara gagal (rangking ke 63 dari 178 negara  warning) Rata-rata lama pendidikan manusia Indonesia 7 tahun

40

Indeks pembangunan manusia (HDI) Indonesia rangking 122 dari 178 negara

Tiga puluh juta orang di Indonesia hidup sepuluh ribu per hari dan seratus juta orang hidup dengan dua puluh ribu per hari

AKI di Indonesia 248/100.000 dan normalnya 122/100.000 kelahiran Karakteristik mahasiswa 1. Rasional 2. Analitik 3. Kritis 4. Universal 5. Sistematik

 Agent of change : Seseorang yang dapat mendorong terjadinya perubahan

 Moral Force / Guardian of Value: Seorang penjaga moral di tengah masyarakat. Selain itu, Mahasiswa juga adalah penjaga nilai kebenaran (scientific) di tengah masyarakat  Social control : Mahasiswa adalah pengontrol kondisi sosial-kehidupan masyarakat

sekitar.

 Iron stock : Mahasiswa adalah generasi pelanjut. Kondisi Mahasiswa hari ini adalah gambaran kondisi Bangsa di masa mendatang.

Posisi mahasiswa

 Mahasiswa adalah kaum muda

 Mahasiswa tidak memiliki kepentingan politis dan ekonomi  Mahasiswa adalah kaum terpelajar

41

KASTRATISASI

Oleh: Nur Laily Agustina, S.Ked., dr.

Disampaikan pada: LKMM dan Sekolah Kastrat ISMKI Wilayah 4 tahun 2016 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang

A. Kastratisasi

Dokumen terkait