• Tidak ada hasil yang ditemukan

Harga Jual Lada di Tingkat Petani (X 1 )

IV METODE PENELITIAN

4.8. Definisi Operasional

4.8.2. Harga Jual Lada di Tingkat Petani (X 1 )

Harga jual lada di tingkat petani adalah harga jual lada yang diterima oleh petani (tingkat petani), atau dapat pula dikatakan harga jual yang diberikan pedagang pengumpul kepada petani. Data harga yang menjadi kajian adalah data harga jual (rata-rata) lada di tingkat petani per tahun, khususnya harga-harga di tahun 2009.

79 lada, yang dapat diperoleh dan dilakukan oleh petani lada, khususnya selama tahun 2009. Adanya alternatif usaha lain, baik dari usaha pertanian, maupun

nonpertanian, yang dianggap lebih menguntungkan dibandingkan dengan usaha

kebun lada, menyebabkan petani lada melakukan pilihan dan korbanan. Hal ini

berdampak pada prioritas pengusahaan kebun lada yang dimiliki oleh petani lada dan juga ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh petani.

Berdasarkan kondisi tersebut, maka peluang usaha lain dibagi menjadi dua dimensi, yaitu peluang usaha pertanian dan usaha nonpertanian. Masing-masing dimensi, dilihat dari dua indikator, yaitu prioritas pengusahaan kebun lada dan ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh petani. Pengukuran indikator-indikator untuk melihat peluang usaha ini didasarkan pada literatur-literatur, informasi-informasi, dan data yang telah dikumpulkan.

Prioritas pengusahaan kebun lada menggambarkan pilihan petani lada dalam memposisikan usaha ladanya terhadap alternatif peluang usaha lain yang dirasa lebih menguntungkan dan telah dilakukan. Untuk usaha pertanian, dalam hal ini perkebunan lada, ciri-ciri memprioritaskan usaha, diantaranya dengan memelihara usaha semaksimal mungkin, seperti menggunakan teknologi yang baik untuk meningkatkan produksi lada; mencurahkan modal dan tenaga lebih banyak untuk mengusahakan lada; dan upaya lainnya yang diperuntukkan untuk mengintensifkan dan mengembangkan usaha lada tersebut. Semakin petani lada memprioritaskan usaha lain, maka petani lada kurang atau bahkan tidak lagi memelihara usaha ladanya semaksimal mungkin, seperti ciri-ciri yang telah disebutkan.

Ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh petani adalah luasan areal yang dapat digunakan untuk menanam tanaman lada ataupun untuk perluasannya, dari keseluruhan (total) areal pertanian (perkebunan) yang dimiliki atau dikelola oleh petani lada tersebut. Petani lada yang memiliki areal tanam (lahan) luas, yang diperuntukkan untuk membudidayakan lada, memungkinkan petani tersebut untuk memproduksi lada dalam jumlah yang lebih besar. Sebaliknya, jika areal tanam lada yang dimiliki petani lada semakin sempit,

80 karena sebab tertentu, maka kesempatan meningkatkan produksi lada semakin kecil, bahkan produksi lada dapat menurun.

Variabel peluang usaha lain, yang dilihat (diukur) melalui indikator prioritas pengusahaan kebun lada dan ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh petani, merupakan salah satu variabel independen, yang secara teoritis, berpengaruh (berhubungan kausal atau fungsional) negatif (terbalik) terhadap produksi lada. Oleh sebab itu, semakin besar ukuran yang diberikan, artinya semakin besar dampaknya menurunkan produksi lada. Adapun indikator dari setiap dimensi yang digunakan untuk mengukur peluang usaha lain adalah sebagai berikut:

1. Usaha pertanian

Usaha pertanian ini terdiri atas usaha kebun kelapa sawit, kebun karet, dan usaha-usaha pertanian lainnya (seperti kelapa, cokelat, cengkeh, jambu mete, kopi, aren, hortikultura, peternakan, dan lainnya). Hal tersebut didasarkan pada data statistik dari Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yang menunjukkan bahwa pada tahun 2008, jenis tanaman yang dominan diusahakan untuk perkebunan, terutama perkebunan rakyat, di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah tanaman karet (44.550 ha) dan kelapa sawit (24.600 ha). Untuk tanaman lada sendiri, diusahakan pada areal seluas 33.739 ha. Selain itu terdapat pengusahaan pertanian lain, tetapi tidak terlalu dominan, seperti kelapa, cokelat, cengkeh, jambu mete, kopi, aren, hortikultura, peternakan, dan lainnya.

A. Kebun kelapa sawit

Peluang usaha dari kebun kelapa sawit ini dilihat dari indikator prioritas pengusahaan kebun lada dan pengaruh pengusahaan kebun kelapa sawit tersebut terhadap ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh petani, dimana dapat berpengaruh terhadap produksi lada, yaitu:

A.1. Prioritas pengusahaan kebun lada

Untuk mengukur prioritas usaha, ditentukan ukuran-ukuran. Adapun ukuran-ukuran tersebut adalah sebagai berikut:

81 dalam pengusahaannya (tidak lagi memprioritaskan usaha kebun lada) (Skor 2).

b) Mendiversifikasi usaha kebun lada yang dimiliki dengan kebun

kelapa sawit, tetapi masih memprioritaskan kebun lada dalam pengusahaannya (Skor 1).

A.2. Ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh petani Adapun ukuran-ukuran untuk mengukur indikator ini antara lain:

a) Secara langsung mengurangi luasan areal tanam lada.

(Skor 3)

a.1) Membuang seluruh tanaman lada yang dimiliki dan menggantinya dengan menanam tanaman kelapa sawit pada bekas areal tanam lada tersebut.

a.2) Menjual seluruh areal lada yang dimiliki (dikelola).

b) Secara tidak langsung mengurangi luasan areal tanam lada.

(Skor 2)

b.1) Menumpangsarikan tanaman lada dengan tanaman kelapa sawit pada areal yang sama.

b.2) Menjual beberapa bagian areal lada yang dimiliki (dikelola).

c) Menghambat perkembangan luasan areal tanam lada.

(Skor 1)

c.1) Membuka kebun kelapa sawit pada areal baru yang dimiliki (dikelola) oleh petani, dimana areal baru tersebut sebenarnya sesuai untuk digunakan sebagai areal tanam lada (ekstensifikasi).

d) Tidak mengurangi atau menghambat perluasan areal tanam lada.

(Skor 0)

B. Kebun karet

Peluang usaha dari kebun karet ini juga dilihat dari indikator prioritas pengusahaan kebun lada karena dilakukannya alternatif usaha kebun lada dan pengaruh pengusahaan kebun karet tersebut terhadap

82 ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh petani, dimana dapat berpengaruh terhadap produksi lada, yaitu:

B.1. Prioritas pengusahaan kebun lada

Untuk mengukur prioritas usaha, ditentukan ukuran-ukuran. Adapun ukuran-ukuran tersebut adalah sebagai berikut:

a) Mendiversifikasi usaha kebun lada yang dimiliki dengan kebun

karet, dan memprioritaskan kebun karet tersebut dalam pengusahaannya (tidak lagi memprioritaskan usaha kebun lada) (Skor 2).

b) Mendiversifikasi usaha kebun lada yang dimiliki dengan kebun

karet, tetapi masih memprioritaskan kebun lada dalam pengusahaannya (Skor 1).

B.2. Ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh petani Adapun ukuran-ukuran pada indikator ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh petani adalah sebagai berikut:

a) Secara langsung mengurangi luasan areal tanam lada.

(Skor 3)

a.1) Membuang seluruh tanaman lada yang dimiliki dan menggantinya dengan menanam tanaman karet pada bekas areal tanam lada tersebut.

a.2) Menjual seluruh areal lada yang dimiliki (dikelola).

b) Secara tidak langsung mengurangi luasan areal tanam lada.

(Skor 2)

b.1) Menumpangsarikan tanaman lada dengan tanaman karet pada areal yang sama.

b.2) Menjual beberapa bagian areal lada yang dimiliki (dikelola).

c) Menghambat perkembangan luasan areal tanam lada.

(Skor 1)

c.1) Membuka kebun karet pada areal baru yang dimiliki (dikelola) oleh petani, dimana areal baru tersebut sebenarnya sesuai untuk digunakan sebagai areal tanam lada (ekstensifikasi).

83

C. Usaha pertanian lainnya (seperti kelapa, cokelat, cengkeh, jambu mete,

kopi, aren, hortikultura, peternakan, dan lainnya)

Peluang usaha dari usaha pertanian lainnya ini juga dilihat dari indikator prioritas pengusahaan kebun lada tersebut, dibandingkan dengan usaha pertanian lain yang dilakukan dan pengaruh pengusahaan pertanian lain tersebut terhadap ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh petani, dimana dapat berpengaruh terhadap produksi lada, yaitu:

C.1. Prioritas pengusahaan kebun lada

Untuk mengukur prioritas usaha, ditentukan ukuran-ukuran. Adapun ukuran-ukuran tersebut adalah sebagai berikut:

a) Mendiversifikasi usaha kebun lada yang dimiliki dengan usaha

pertanian lain, dan memprioritaskan usaha pertanian lainnya tersebut dalam pengusahaannya (tidak lagi memprioritaskan usaha kebun lada) (Skor 2).

b) Mendiversifikasi usaha kebun lada yang dimiliki dengan usaha

pertanian lainnya, tetapi masih memprioritaskan kebun lada dalam pengusahaannya (Skor 1).

C.2. Ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh petani Untuk mengukur hal tersebut ditentukan beberapa ukuran. Adapun ukuran-ukuran tersebut adalah sebagai berikut:

a) Secara langsung mengurangi luasan areal tanam lada.

(Skor 3)

a.1) Membuang seluruh tanaman lada yang dimiliki dan menggantinya dengan mengusahakan komoditi pertanian lainnya pada bekas areal tanam lada tersebut.

a.2) Menjual seluruh areal lada yang dimiliki (dikelola).

b) Secara tidak langsung mengurangi luasan areal tanam lada.

(Skor 2)

b.1) Menumpangsarikan tanaman lada dengan mengusahakan komoditi pertanian lainnya pada areal yang sama.

84 b.2) Menjual beberapa bagian areal lada yang dimiliki

(dikelola).

c) Menghambat perkembangan luasan areal tanam lada.

(Skor 1)

c.1) Mengusahakan komoditi pertanian lainnya pada areal baru yang dimiliki (dikelola) oleh petani, dimana areal baru tersebut sebenarnya sesuai untuk digunakan sebagai areal tanam lada (ekstensifikasi).

d) Tidak mengurangi atau menghambat perluasan areal tanam lada.

(Skor 0)

2. Usaha nonpertanian

A. Penambangan timah

Peluang usaha dari penambangan timah ini dilihat dari indikator prioritas pengusahaan kebun lada dan pengaruh pengusahaan tambang timah tersebut terhadap ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh petani, dimana berpengaruh terhadap produksi lada, yaitu: A.1. Prioritas pengusahaan kebun lada

Untuk mengukur prioritas usaha, ditentukan ukuran-ukuran. Adapun ukuran-ukuran tersebut adalah sebagai berikut:

a) Mendiversifikasi usaha kebun lada yang dimiliki dengan usaha

penambangan timah, dan memprioritaskan usaha penambangan timah tersebut dalam pengusahaannya (tidak lagi memprioritaskan usaha kebun lada) (Skor 2).

b) Mendiversifikasi usaha kebun lada yang dimiliki dengan usaha

penambangan timah, tetapi masih memprioritaskan kebun lada dalam pengusahaannya (Skor 1).

A.2. Ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh petani Ukuran-ukuran yang digunakan dalam indikator ini adalah sebagai berikut:

a) Secara langsung mengurangi luasan areal tanam lada.

(Skor 3)

a.1) Membuang seluruh tanaman lada yang dimiliki dan menggantinya dengan usaha penambangan timah pada

85

b) Secara tidak langsung mengurangi luasan areal tanam lada.

(Skor 2)

b.1) Mengusahakan tanaman lada dengan penambangan timah pada areal yang sama.

b.2) Menjual beberapa bagian areal lada yang dimiliki (dikelola).

c) Menghambat perkembangan luasan areal tanam lada.

(Skor 1)

c.1) Membuka usaha penambangan timah pada areal baru yang dimiliki (dikelola) oleh petani, dimana areal baru tersebut sebenarnya sesuai untuk digunakan sebagai areal tanam lada (ekstensifikasi).

d) Tidak mengurangi atau menghambat perluasan areal tanam lada.

(Skor 0)

B. Usaha lain (seperti perdagangan, kerajinan, dan lainnya)

Peluang usaha dari usaha lain, seperti perdagangan, kerajinan, dan lainnya, juga dilihat dari indikator prioritas pengusahaan kebun lada dan ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh petani dengan adanya pengusahaan usaha lain tersebut, dimana dapat berpengaruh terhadap produksi lada, yaitu sebagai berikut:

B.1. Prioritas pengusahaan kebun lada

Untuk mengukur prioritas usaha, ditentukan ukuran-ukuran. Adapun ukuran-ukuran tersebut adalah sebagai berikut:

a) Mendiversifikasi usaha kebun lada yang dimiliki dengan usaha

lain, dan memprioritaskan usaha lain tersebut dalam

pengusahaannya (tidak lagi memprioritaskan usaha kebun lada) (Skor 2).

b) Mendiversifikasi usaha kebun lada yang dimiliki dengan usaha

lain, tetapi masih memprioritaskan kebun lada dalam

86 B.2. Ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh petani

Ukuran-ukuran yang digunakan dalam indikator ini adalah sebagai berikut:

a) Secara langsung mengurangi luasan areal tanam lada.

(Skor 3)

a.1) Membuang seluruh tanaman lada yang dimiliki dan menggantinya sebagai tempat usaha usaha lain pada bekas areal tanam lada tersebut.

a.2) Menjual seluruh areal lada yang dimiliki (dikelola).

b) Secara tidak langsung mengurangi luasan areal tanam lada.

(Skor 2)

b.1) Mengusahakan tanaman lada dengan usaha lain pada areal yang sama.

b.2) Menjual beberapa bagian areal lada yang dimiliki (dikelola).

c) Menghambat perkembangan luasan areal tanam lada.

(Skor 1)

c.1) Membuka tempat usaha lain pada areal baru yang dimiliki (dikelola) oleh petani, dimana areal baru tersebut sebenarnya sesuai untuk digunakan sebagai areal tanam lada (ekstensifikasi).

d) Tidak mengurangi atau menghambat perluasan areal tanam lada.

(Skor 0)

Variabel peluang usaha lain, dimensi-dimensi, indikator-indikator, dan pengukurannya dapat dilihat pada Tabel 15.

87 Peluang Usaha

Lain

1. Usaha tanaman pertanian lain

A. Kebun kelapa sawit A.1. Prioritas pengusahaan kebun lada

a) 2

b) 1

A.2. Ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh petani

a) (a.1 atau a.2) 3

b) (b.1 atau b.2) 2

c) (c.1) 1

d) 0

88

Lanjutan Tabel 15

Variabel Dimensi Indikator Pilihan Jawaban Skor

Peluang Usaha Lain

1. Usaha tanaman pertanian lain

B. Kebun karet B.1. Prioritas pengusahaan kebun lada

a) 2

b) 1

B.2. Ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh petani

a) (a.1 atau a.2) 3

b) (b.1 atau b.2) 2

c) (c.1) 1

d) 0

89 Peluang Usaha

Lain

1. Usaha pertanian lain

C. Usaha pertanian lainnya (seperti

kelapa, cokelat, cengkeh, jambu mete, kopi, aren, hortikultura, peternakan, dan lainnya)

C.1. Prioritas pengusahaan kebun lada

a) 2

b) 1

C.2. Ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh petani

a) (a.1 atau a.2) 3

b) (b.1 atau b.2) 2

c) (c.1) 1

d) 0

90

Lanjutan Tabel 15

Variabel Dimensi Indikator Pilihan Jawaban Skor

Peluang Usaha Lain

2. Usaha nonpertanian

A. Penambangan timah A.1. Prioritas pengusahaan kebun lada

a) 2

b) 1

A.2. Ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh petani

a) (a.1 atau a.2) 3

b) (b.1 atau b.2) 2

c) (c.1) 1

d) 0

91 Peluang Usaha

Lain

2. Usaha nonpertanian

B. Usaha lain (seperti

perdagangan, kerajinan, dan lainnya)

B.1. Prioritas pengusahaan kebun lada

a) 2

b) 1

B.2. Ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh petani

a) (a.1 atau a.2) 3

b) (b.1 atau b.2) 2

c) (c.1) 1

d) 0

92

Dokumen terkait