• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

II. B Harga Diri

II. B. 1. Pengertian Harga Diri

Menurut Frey & Carlock (1987), harga diri merupakan penilaian negatif,

positif dan netral yang merupakan bagian dari konsep diri. Hal ini sejalan dengan

pengertian dari Rosenberg (dalam Taylor, dkk, 2000), Deaux, dkk (1993), dan

Santrock (1998), yang mengatakan bahwa harga diri adalah penilaian yang dibuat

oleh individu mengenai dirinya sendiri baik secara positif maupun negatif.

Harga diri juga merupakan sebagai penilaian yang diberikan orang lain untuk

seseorang, dimana penilaian tersebut akan membuat dirinya lebih berharga

Harter (dalam Papalia, 1990).

Menurut Santrock (1998), individu yang memiliki harga diri positif akan

menerima dan menghargai dirinya sendiri apa adanya. Dalam harga diri tercakup

evaluasi dan penghargaan terhadap diri sendiri dan menghasilkan sikap positif

atau negatif terhadap dirinya sendiri. Sikap positif terhadap diri sendiri adalah

sikap terhadap kondisi diri, menghargai kelebihan dan potensi diri, serta

menerima kekurangan yang ada, sedangkan yang dimaksud dengan sikap negatif

adalah sikap tidak suka atau tidak puas dengan kondisi diri dan tidak menghargai

kelebihan diri dengan melihat diri sebagai sesuatu yang selalu kurang.

Berdasarkan defenisi-defenisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

harga diri adalah penilaian individu mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

dirinya sendiri baik secara positif maupun negatif, yang menunjukkan sejauh

II. B. 2. Aspek-Aspek Harga Diri

Menurut Frey & Carlock (1987), harga diri dapat dibagi menjadi 2 bagian,

yaitu:

a. Perasaan berharga, yaitu perasaan dimana individu mengakui dirinya dan

memandang diri sebagai suatu pribadi yang berharga. Perasaan berharga

merupakan perasaan yang dimiliki individu yang sering kali muncul dari

pernyataan pribadi, seperti bodoh, pintar dan sebagainya. Perasaan

berharga dapat berasal dari diri sendiri dan dapat juga berasal dari

penilaian orang lain, serta sangat tergantung pada pengalaman individu

yang diperoleh melalui interaksi individu dengan lingkungan.

b. Perasaan mampu, yaitu hasil persepsi individu mengenai kemampuannya.

Perasaan mampu akan mempengaruhi harga diri individu. Cohen (dalam

Frey & Carlock, 1987), mengatakan bahwa individu yang memiliki harga

diri yang positif cenderung lebih percaya diri dalam hidupnya, menyukai

dirinya dan melihat dirinya cukup mampu menghadapi dunia. Sebaliknya,

individu yang memiliki harga diri yang negatif akan menganggap dirinya

tidak mampu dalam menghadapi lingkungan.

II. B. 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Diri

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi harga diri seseorang, yaitu:

a. Interaksi Sosial.

Harga diri dipengaruhi oleh interaksi individu dengan sesama atau dengan

Salim 2004), yang mengatakan bahwa harga diri terbentuk dari interaksi

kita dengan lingkungan, dan pendapat Banner (dalam Salim, 2004) yang

mengatakan bahwa sebagian besar harga diri adalah reaksi individu

terhadap pendapat orang lain mengenai dirinya. Bagaimana cara orang lain

di sekitar kita melihat kita, dan menilai perilaku kita, serta semua hal yang

ada dalam diri kita pada saat berinteraksi, akan membentuk harga diri.

Berdasarkan hal di atas, maka dapat disimpulkan bahwa harga diri positif

atau negatif tergantung pada penilaian yang diberikan orang lain di sekitar

kita, dan juga penilaian yang kita berikan terhadap diri sendiri.

b. Kelas Sosial

Harga diri dipengaruhi oleh faktor-faktor situasional, seperti kelas sosial.

Kedudukan kelas sosial tersebut dapat di lihat dari pekerjaan, pendapatan,

dan tempat tinggal. Individu yang memiliki pekerjaan yang lebih

bergengsi, pendapatan yang lebih tinggi, dan lokasi rumah yang besar dan

mewah, akan di pandang lebih sukses dihadapan masyarakat. Hal ini

mengandung pengertian bahwa individu dengan kelas sosial yang tinggi,

menyakini bahwa dirinya lebih berharga dari pada orang lain.

c. Aktualisasi Diri

Kebutuhan akan aktualisasi diri merupakan kebutuhan yang paling tinggi

di dalam teori kebutuhan Maslow (dalam Salmi, 2004). Setiap individu

akan mengaktualisasikan dirinya sesuai dengan keahlian dan kemampuan

yang dimilikinya, sehingga orang lain menilai diri individu tersebut

individu yang telah mampu mengaktualisasikan diri, biasanya akan

membentuk konsep diri yang sehat yang dapat terlihat dari harga diri

individu yang positif.

d. Jenis Kelamin

Menurut Baumeister dan Pipher (dalam ACT for Youth Upstate Center of ExcellenceFor Americans, 2003), wanita cenderung memiliki harga diri negatif dibandingkan dengan pria. Hal ini disebabkan karena pengaruh

stereotipe masyarakat yang memandang pria harus kelihatan tangguh dan

mengekspresikan emosi.

II. B. 4. Pembagian Harga Diri

Perilaku yang ditampilkan seseorang itu mencerminkan harga diri yang

dimilikinya. Frey & Carlock (1987) mengemukakan ciri-ciri individu yang

memiliki harga diri yang positif dan harga diri yang negatif.

a. Harga Diri Positif

1. Menghargai diri sendiri

Menghargai diri sendiri berarti individu menganggap dirinya

berharga. Individu yang menganggap dirinya berharga cenderung

dapat mengontrol tindakannya terhadap dunia luar, mampu

mengekspresikan diri dengan baik, dan menerima kritikan dengan

2. Merasa diri berguna

Individu yang memiliki harga diri positif menilai bahwa mereka

adalah orang yang berguna, pantas dicintai, dan mendapatkan kasih

sayang. Individu dengan harga diri positif mampu bersosialisasi

dengan siapa saja dan dimana saja. Mereka tidak akan merasa

terasing atau diabaikan. Mereka akan meminta maaf jika memang

diperlukan. Mereka bukan orang-orang yang sering meminta maaf

atas segala sesuatu yang telah dilakukan dan berusaha

menyenangkan hati orang lain.

3. Memandang diri sama seperti orang lain

Individu yang memiliki harga diri positif tidak akan membanding-

bandingkan dirinya dengan orang lain, terutama dengan orang yang

melebihi mereka. Mereka tidak akan merasa cemburu atau iri pada

orang lain.

4. Tidak menganggap diri sebagai orang yang sempurna

Individu yang memiliki harga diri positif tidak menganggap dirinya

sebagai orang yang sempurna. Individu merasa sebagian dari diri

mereka itu unggul, tetapi tidak menganggap dirinya sebagai orang

yang sempurna. Mereka tidak berkeinginan mencari-cari

kelemahan atau kesalahan orang lain. Mereka juga tidak takut

membuat kesalahan, mereka berani menghadapi kegagalan,

sehingga mereka tidak menunjukkan reaksi yang berlebihan

5. Mengenal keterbatasan diri

Individu yang memiliki harga diri positif, mengenal dan

memahami siapa diri mereka. Mereka percaya bahwa mereka

memiliki banyak kelebihan, tetapi juga menyadari bahwa dalam

diri mereka terdapat keterbatasan-keterbatasan. Mereka juga

bersedia menerima feedback, baik yang bersifat positif dan negatif. 6. Mengharapkan diri tumbuh dan berkembang

Individu yang memiliki harga diri positif, umumnya tertarik pada

hal-hal yang baru atau di luar kebiasaan, sehingga mereka tidak

takut pada perubahan. Mereka menyukai hal yang menantang,

berani mengambil resiko, bertanggung jawab atas apa yang mereka

lakukan, tidak hidup di masa lalu, dan tidak melebih-lebihkan apa

yang akan terjadi di masa depan, karena hal ini akan menghambat

diri individu untuk berkembang. Individu yang memiliki harga diri

positif, mempunyai keyakinan bahwa mereka akan sukses.

b. Harga Diri Negatif

1. Petunjuk verbal yang sering menunjukkan seseorang menilai

dirinya negatif, seperti perkataan-perkataan yang menyatakan ‘saya

bodoh’, ‘saya jelek’, ‘jangan tanya pada saya karena saya tidak

tahu apa-apa’.

2. Seseorang yang sangat takut akan pengalaman baru. Mereka adalah

baru, dan lebih menyukai melakukan aktivitas yang memiliki

resiko kecil.

3. Reaksi yang berlebihan terhadap kegagalan. Mereka adalah orang

yang memiliki dorongan untuk perfect (menjadi sempurna). Dorongan untuk menjadi individu yang sempurna membuat

mereka sulit menghadapi kegagalan.

4. Terlalu banyak membual tentang diri sendiri, yang merupakan

kompensasi dari perasaan yang tidak adekuat (lemah).

5. Kebutuhan yang sangat kuat akan dukungan, feedback (komentar) positif dan reinforcement positif.

6. Penampilan fisik juga dapat dijadikan indikasi bahwa individu

memiliki harga diri negatif, misalnya dari gaya berjalan, kontak

mata dan indikasi non verbal lainnya. Orang-orang yang jarang

mempertahankan kontak mata dan sering membungkuk pada saat

duduk, mempunyai indikasi bahwa harga diri mereka negatif.

7. Ketertarikan yang sangat dalam terhadap kepemilikan suatu benda.

Mereka mempunyai pemikiran yang salah. Mereka menganggap

bahwa benda tersebut dapat meningkatkan harga diri mereka.

8. Mereka yang enggan mengemukakan pendapat, karena mereka

merasa tidak nyaman dengan diri sendiri. Mereka tidak mampu

mengekspresikan pendapat karena mereka tidak percaya pada diri

9. Melepaskan tanggung jawab juga mengindikasikan orang yang

harga dirinya negatif. Individu yang memiliki harga diri negatif

biasanya mengatakan ‘saya tidak tahu bagaimana hal itu terjadi’.

10.Memiliki energi yang rendah, dimana melihat tugas sebagai hal

yang sangat menyulitkan, orangnya sangat pasif, dan menunggu

sesuatu terjadi.

11.Kesadaran diri yang kurang. Individu yang memiliki harga diri

negatif sangat sedikit menceritakan tentang dirinya.

12.Kecemasan yang berlebihan.

13.Sangat sensitif terhadap kritikan.

14.Secara psikologis, individu yang memiliki harga diri negatif

cenderung menutup diri, merasa tidak memiliki dukungan sosial

yang dapat membantu mereka dalam mengatasi stress, dan sering

merasa kesepian.

15.Keluhan psikosomatis.

16.Seringkali mengkritik orang lain.

17.Hidup di masa lalu. Mereka terus menerus menganalisa dan

mengenang masa lalu, dan hanya sedikit yang berhubungan dengan

masa sekarang.

Dokumen terkait