• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Analisis Data

Dalam dokumen PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Halaman 90-106)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. Hasil Analisis Data

a. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengecek apakah data penelitian berasal dari populasi yang sebarannya normal. Data dengan nilai p lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa data tersebut memiliki perbedaan yang signifikan dengan data yang normal.

Hal ini berarti bahwa sebaran datanya tidak normal. Sebaliknya, apabila data memiliki nilai p yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa data tersebut tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan data yang normal. Hal ini berarti bahwa sebaran datanya normal (Santoso, 2010). Untuk menguji normalitas data penelitian digunakan uji Kolmogorov-Smirnov Z pada program IBM SPSS versi 20.

Tabel 19

Hasil Uji Normalitas

Variabel Kolmogorov-Smirnov Signifi kansi Keterangan Dimensi-dimensi Leader Member Exchange

Afeksi 1,472 0,026 Tidak Normal Kontribusi 1,871 0,002 Tidak Normal Loyalitas 1,426 0,034 Tidak Normal Penghormatan Profesional 2,504 0,000 Tidak Normal Employee Engagement 1,012 0,257 Normal

Dari pengujian yang telah dilakukan, variabel employee

engagement memperoleh skor sebesar 1.012 (p = 0,257, p > 0,05). Hal

ini dapat diartikan bahwa variabel tersebut terdistribusi secara normal. Dimensi afeksi memperoleh skor sebesar 1,472 (p = 0,026, p < 0,05) yang berarti bahwa sebaran dimensi afeksi tidak normal. Pada pengujian dimensi kontribusi, diperoleh skor sebesar 1,871 (p = 0,002, p < 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa sebaran dimensi kontribusi

tidak normal. Dimensi loyalitas memperoleh skor 1,426 (p = 0,034, p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa sebaran dimensi loyalitas tidak normal. Pada dimensi yang terakhir, yaitu dimensi penghormatan profesional diperoleh hasil sebesar 2,504 (p = 0,000, p < 0,05). Hal ini mengindikasikan bahwa sebaran data dari dimensi penghormatan profesional tidak normal.

Penyebaran data yang tidak normal dapat disebabkan oleh beberapa hal, misalnya karena adanya nilai ekstrim dari nilai minimum atau nilai maksimum subjek.

Gambar 1

Kurva Variabel Employee Engagement

Dari Gambar 1, dapat dilihat bahwa sebaran data pada variabel

employee engagement membentuk kurva normal. Hal ini

mengindikasikan bahwa sebaran data variabel tersebut tergolong normal.

Gambar 2

Kurva Dimensi Afeksi

Gambar 2 memperlihatkan bahwa sebaran data pada dimensi afeksi tergolong tidak normal. Hal ini terlihat dari banyaknya data yang berada pada skor 9 sampai 9,5.

Gambar 3

Kurva Dimensi Kontribusi

Pada Gambar 3, dapat diketahui bahwa sebaran data pada dimensi kontribusi tergolong tidak normal. Hal ini terlihat dari banyaknya data yang berada pada skor 8,5 sampai 9,5.

Gambar 4

Kurva Dimensi Loyalitas

Kurva pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa dimensi loyalitas memiliki sebaran yang tidak normal. Hal ini diakibatkan karena banyaknya data yang berada pada rentang skor 7,5 sampai 9,5.

Gambar 5

Kurva Dimensi Penghormatan Profesional

Gambar 5 memperlihatkan bahwa sebaran data pada dimensi penghormatan profesional tergolong tidak normal. Hal ini terlihat dari banyaknya data yang berada pada skor 7,5 sampai 9,5.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui hubungan antar variabel yang hendak dianalisis mengikuti garis lurus atau tidak. Jadi, peningkatan atau penurunan kuantitas di satu variabel akan diikuti secara linear oleh peningkatan atau penurunan kuantitas di variabel lainnya (Santoso, 2010). Untuk menguji linearitas digunakan alat bantu berupa program IBM SPSS versi 20, yaitu uji linearitas. Data yang dikatakan linear adalah data yang memenuhi syarat p 0,05.

1. Variabel Employee Engagement dan Dimensi Afeksi

Tabel 20

Hasil Uji Linearitas Variabel Employee Engagement dan Dimensi Afeksi Employee Engagement * Afeksi F Signifikansi Between Groups (Combined) 2,924 0,007 Linearity 7,871 0,007 Deviation from Linearity 2,218 0,044

Berdasarkan hasil uji linearitas, dapat diketahui bahwa variabel

employee engagement dengan dimensi afeksi memiliki F sebesar 7,871

dan signifikansi sebesar 0,007. Hal ini menunjukkan bahwa variabel

employee engagement dan dimensi afeksi memiliki hubungan yang

linear karena nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05).

Gambar 6

Scatter Plot Variabel Employee Engagement dan Dimensi Afeksi

Dari Gambar 6, dapat dilihat bahwa hubungan antara variabel

employee engagement dan dimensi afeksi cukup kuat karena data yang

mengumpul dan tidak terlalu menyebar.

2. Variabel Employee Engagement dan Dimensi Kontribusi

Tabel 21

Hasil Uji Linearitas Variabel Employee Engagement dan Dimensi Kontribusi Employee Engagement * Kontribusi F Signifikansi Between Groups (Combined) 5,341 0,000 Linearity 20,674 0,000 Deviation from Linearity 2,275 0,057

Hasil uji linearitas menunjukkan bahwa variabel employee engagement dengan dimensi kontribusi memiliki F sebesar 20,674 dan signifikansi sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa variabel employee

engagement dan dimensi kontribusi memiliki hubungan yang linear

Gambar 7

Scatter Plot Variabel Employee Engagement dan Dimensi Kontribusi

Dari Gambar 7, dapat dilihat bahwa hubungan antara variabel

employee engagement dan dimensi kontribusi cukup kuat karena data

yang mengumpul dan tidak terlalu menyebar.

3. Variabel Employee Engagement dan Dimensi Loyalitas

Tabel 22

Hasil Uji Linearitas Variabel Employee Engagement dan Dimensi Loyalitas Employee Engagement * Loyalitas F Signifikansi Between Groups (Combined) 1,158 0,339 Linearity 3,910 0,052 Deviation from Linearity 0,607 0,695

Hasil uji linearitas menunjukkan bahwa variabel employee engagement dengan dimensi loyalitas memiliki F sebesar 3,910 dan signifikansi sebesar 0,052. Hal ini berarti bahwa variabel employee engagement dan dimensi loyalitas tidak memiliki hubungan yang linear karena nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 (p > 0,05).

Gambar 8

Scatter Plot Variabel Employee Engagement dan Dimensi Loyalitas

Dari Gambar 8, dapat dilihat bahwa hubungan antara variabel

employee engagement dan dimensi loyalitas tidak terlalu kuat atau bisa

dikatakan lemah karena data yang terlihat menyebar dan tidak mengumpul.

4. Variabel Employee Engagement dan Dimensi Penghormatan Profesional

Tabel 23

Hasil Uji Linearitas Variabel Employee Engagement dan Dimensi Penghormatan Profesional Employee Engagement * Penghormatan Profesional F Signifikansi Between Groups (Combined) 0,919 0,487 Linearity 0,817 0,369 Deviation from Linearity 0,940 0,461

Berdasarkan hasil uji linearitas, dapat diketahui bahwa variabel

employee engagement dengan dimensi penghormatan profesional

memiliki F sebesar 0,817 dan signifikansi sebesar 0,369. Hal ini mengindikasikan bahwa variabel employee engagement dan dimensi penghormatan profesional tidak memiliki hubungan yang linear karena nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 (p > 0,05).

Gambar 9

Scatter Plot Variabel Employee Engagement dan Dimensi Penghormatan Profesional

Dari Gambar 9, dapat dilihat bahwa hubungan antara

employee engagement dan penghormatan profesional dapat dikatakan

sangat lemah karena data yang terlalu menyebar dan tidak mengumpul.

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk menguji hubungan antara dimensi-dimensi Leader Member Exchange (LMX), yaitu afeksi, kontribusi, loyalitas, dan penghormatan profesional dengan employee engagement. Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan non-parametric test

Spearman Rho karena data tidak terdistribusi secara normal. Pengujian

teknik korelasi Spearman Rho. Sarwono (2006) membagi kriteria koefisien korelasi pada tabel 24, sebagai berikut:

Tabel 24

Kriteria Koefisien Korelasi (Sarwono, 2006)

Koefisien Korelasi Kategori

0 Tidak ada korelasi antara dua variabel 0 – 0,25 Korelasi sangat lemah

0,25 – 0,5 Korelasi cukup 0,5 – 0,75 Korelasi kuat 0,75 – 0,99 Korelasi sangat kuat

1 Korelasi sempurna

Tabel 25

Hasil Uji Hipotesis Dimensi Afeksi dengan Variabel Employee Engagement

EE Afeksi

EE Correlation Coefficient 1.000 .268*

Spearman's rho Sig. (1-tailed) . .010

Afeksi Correlation Coefficient .268* 1.000

Sig. (1-tailed) .010 .

*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).

Analisis data pada tabel 25 menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara dimensi afeksi dengan variabel employee

engagement. Hasil ini dapat dilihat dari nilai korelasi sebesar r = 0,268

ada korelasi positif yang cukup antara dimensi afeksi dengan variabel

employee engagement. Jadi, dapat dikatakan bahwa semakin tinggi

dimensi afeksi yang dimiliki karyawan, maka semakin tinggi juga

employee engagement karyawan tersebut. Begitu pula sebaliknya, semakin

rendah dimensi afeksi yang dimiliki karyawan, maka semakin rendah juga

employee engagement karyawan tersebut. Hasil ini membuktikan bahwa

hipotesis penelitian yang pertama diterima.

Tabel 26

Hasil Uji Hipotesis Dimensi Kontribusi dengan Variabel Employee Engagement EE Kontribusi EE Correlation Coefficient 1.000 .391** Spearman's rho Sig. (1-tailed) . .000 Kontribusi Correlation Coefficient .391** 1.000

Sig. (1-tailed) .000 .

**. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Tabel 26 menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara dimensi kontribusi dengan variabel employee engagement. Hasil ini dapat dilihat dari nilai korelasi sebesar r = 0,391 dengan taraf signifikansi p = 0,000 (p < 0,05). Hal tersebut mengindikasikan adanya korelasi positif yang cukup antara dimensi kontribusi dengan variabel employee

engagement. Jadi, dapat dikatakan bahwa semakin tinggi dimensi

kontribusi yang dimiliki karyawan, maka semakin tinggi juga employee

engagement karyawan tersebut. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah

dimensi kontribusi yang dimiliki karyawan, maka semakin rendah juga

employee engagement karyawan tersebut. Hasil tersebut membuktikan

bahwa hipotesis penelitian yang kedua diterima.

Tabel 27

Hasil Uji Hipotesis Dimensi Loyalitas dengan Variabel Employee Engagement EE Loyalitas EE Correlation Coefficient 1.000 .198* Spearman's rho Sig. (1-tailed) . .044 Loyalitas Correlation Coefficient .198* 1.000

Sig. (1-tailed) .044 .

*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).

Data pada tabel 27 menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara dimensi loyalitas dengan variabel employee engagement. Hasil ini dapat dilihat dari nilai korelasi sebesar r = 0,198 dengan taraf signifikansi p = 0,044 (p < 0,05). Hal tersebut mengindikasikan adanya korelasi positif yang sangat lemah antara dimensi loyalitas dengan variabel

employee engagement. Dari hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa semakin

employee engagement karyawan tersebut. Begitu pula sebaliknya, semakin

rendah dimensi loyalitas yang dimiliki karyawan, maka semakin rendah juga employee engagement karyawan tersebut. Hasil ini membuktikan bahwa hipotesis penelitian yang ketiga diterima.

Tabel 28

Hasil Uji Hipotesis Dimensi Penghormatan Profesional dengan Variabel Employee Engagement EE Penghormatan Profesional EE Correlation Coefficient 1.000 -.166 Spearman's rho Sig. (1-tailed) . .077 Penghormatan Profesional Correlation Coefficient -.166 1.000 Sig. (1-tailed) .077 .

Data pada tabel 28 menunjukkan adanya hubungan negatif yang tidak signifikan antara dimensi penghormatan profesional dengan variabel

employee engagement. Hasil ini dapat dilihat dari nilai korelasi sebesar r =

-0,166 dengan taraf signifikansi p = 0,077 (p > 0,05). Hal tersebut mengindikasikan adanya korelasi negatif yang sangat lemah antara dimensi penghormatan profesional dengan employee engagement. Dari hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa semakin tinggi dimensi penghormatan profesional, maka semakin rendah employee engagement

karyawan tersebut. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah dimensi penghormatan profesional, maka semakin tinggi employee engagement karyawan tersebut. Hasil tersebut membuktikan bahwa hipotesis penelitian yang keempat ditolak.

Dalam dokumen PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Halaman 90-106)

Dokumen terkait