BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
D. Hasil Analisis Data
a. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengecek apakah data penelitian berasal dari populasi yang sebarannya normal. Data dengan nilai p lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa data tersebut memiliki perbedaan yang signifikan dengan data yang normal.
Hal ini berarti bahwa sebaran datanya tidak normal. Sebaliknya, apabila data memiliki nilai p yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa data tersebut tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan data yang normal. Hal ini berarti bahwa sebaran datanya normal (Santoso, 2010). Untuk menguji normalitas data penelitian digunakan uji Kolmogorov-Smirnov Z pada program IBM SPSS versi 20.
Tabel 19
Hasil Uji Normalitas
Variabel Kolmogorov-Smirnov Signifi kansi Keterangan Dimensi-dimensi Leader Member Exchange
Afeksi 1,472 0,026 Tidak Normal Kontribusi 1,871 0,002 Tidak Normal Loyalitas 1,426 0,034 Tidak Normal Penghormatan Profesional 2,504 0,000 Tidak Normal Employee Engagement 1,012 0,257 Normal
Dari pengujian yang telah dilakukan, variabel employee
engagement memperoleh skor sebesar 1.012 (p = 0,257, p > 0,05). Hal
ini dapat diartikan bahwa variabel tersebut terdistribusi secara normal. Dimensi afeksi memperoleh skor sebesar 1,472 (p = 0,026, p < 0,05) yang berarti bahwa sebaran dimensi afeksi tidak normal. Pada pengujian dimensi kontribusi, diperoleh skor sebesar 1,871 (p = 0,002, p < 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa sebaran dimensi kontribusi
tidak normal. Dimensi loyalitas memperoleh skor 1,426 (p = 0,034, p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa sebaran dimensi loyalitas tidak normal. Pada dimensi yang terakhir, yaitu dimensi penghormatan profesional diperoleh hasil sebesar 2,504 (p = 0,000, p < 0,05). Hal ini mengindikasikan bahwa sebaran data dari dimensi penghormatan profesional tidak normal.
Penyebaran data yang tidak normal dapat disebabkan oleh beberapa hal, misalnya karena adanya nilai ekstrim dari nilai minimum atau nilai maksimum subjek.
Gambar 1
Kurva Variabel Employee Engagement
Dari Gambar 1, dapat dilihat bahwa sebaran data pada variabel
employee engagement membentuk kurva normal. Hal ini
mengindikasikan bahwa sebaran data variabel tersebut tergolong normal.
Gambar 2
Kurva Dimensi Afeksi
Gambar 2 memperlihatkan bahwa sebaran data pada dimensi afeksi tergolong tidak normal. Hal ini terlihat dari banyaknya data yang berada pada skor 9 sampai 9,5.
Gambar 3
Kurva Dimensi Kontribusi
Pada Gambar 3, dapat diketahui bahwa sebaran data pada dimensi kontribusi tergolong tidak normal. Hal ini terlihat dari banyaknya data yang berada pada skor 8,5 sampai 9,5.
Gambar 4
Kurva Dimensi Loyalitas
Kurva pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa dimensi loyalitas memiliki sebaran yang tidak normal. Hal ini diakibatkan karena banyaknya data yang berada pada rentang skor 7,5 sampai 9,5.
Gambar 5
Kurva Dimensi Penghormatan Profesional
Gambar 5 memperlihatkan bahwa sebaran data pada dimensi penghormatan profesional tergolong tidak normal. Hal ini terlihat dari banyaknya data yang berada pada skor 7,5 sampai 9,5.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui hubungan antar variabel yang hendak dianalisis mengikuti garis lurus atau tidak. Jadi, peningkatan atau penurunan kuantitas di satu variabel akan diikuti secara linear oleh peningkatan atau penurunan kuantitas di variabel lainnya (Santoso, 2010). Untuk menguji linearitas digunakan alat bantu berupa program IBM SPSS versi 20, yaitu uji linearitas. Data yang dikatakan linear adalah data yang memenuhi syarat p 0,05.
1. Variabel Employee Engagement dan Dimensi Afeksi
Tabel 20
Hasil Uji Linearitas Variabel Employee Engagement dan Dimensi Afeksi Employee Engagement * Afeksi F Signifikansi Between Groups (Combined) 2,924 0,007 Linearity 7,871 0,007 Deviation from Linearity 2,218 0,044
Berdasarkan hasil uji linearitas, dapat diketahui bahwa variabel
employee engagement dengan dimensi afeksi memiliki F sebesar 7,871
dan signifikansi sebesar 0,007. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
employee engagement dan dimensi afeksi memiliki hubungan yang
linear karena nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05).
Gambar 6
Scatter Plot Variabel Employee Engagement dan Dimensi Afeksi
Dari Gambar 6, dapat dilihat bahwa hubungan antara variabel
employee engagement dan dimensi afeksi cukup kuat karena data yang
mengumpul dan tidak terlalu menyebar.
2. Variabel Employee Engagement dan Dimensi Kontribusi
Tabel 21
Hasil Uji Linearitas Variabel Employee Engagement dan Dimensi Kontribusi Employee Engagement * Kontribusi F Signifikansi Between Groups (Combined) 5,341 0,000 Linearity 20,674 0,000 Deviation from Linearity 2,275 0,057
Hasil uji linearitas menunjukkan bahwa variabel employee engagement dengan dimensi kontribusi memiliki F sebesar 20,674 dan signifikansi sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa variabel employee
engagement dan dimensi kontribusi memiliki hubungan yang linear
Gambar 7
Scatter Plot Variabel Employee Engagement dan Dimensi Kontribusi
Dari Gambar 7, dapat dilihat bahwa hubungan antara variabel
employee engagement dan dimensi kontribusi cukup kuat karena data
yang mengumpul dan tidak terlalu menyebar.
3. Variabel Employee Engagement dan Dimensi Loyalitas
Tabel 22
Hasil Uji Linearitas Variabel Employee Engagement dan Dimensi Loyalitas Employee Engagement * Loyalitas F Signifikansi Between Groups (Combined) 1,158 0,339 Linearity 3,910 0,052 Deviation from Linearity 0,607 0,695
Hasil uji linearitas menunjukkan bahwa variabel employee engagement dengan dimensi loyalitas memiliki F sebesar 3,910 dan signifikansi sebesar 0,052. Hal ini berarti bahwa variabel employee engagement dan dimensi loyalitas tidak memiliki hubungan yang linear karena nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 (p > 0,05).
Gambar 8
Scatter Plot Variabel Employee Engagement dan Dimensi Loyalitas
Dari Gambar 8, dapat dilihat bahwa hubungan antara variabel
employee engagement dan dimensi loyalitas tidak terlalu kuat atau bisa
dikatakan lemah karena data yang terlihat menyebar dan tidak mengumpul.
4. Variabel Employee Engagement dan Dimensi Penghormatan Profesional
Tabel 23
Hasil Uji Linearitas Variabel Employee Engagement dan Dimensi Penghormatan Profesional Employee Engagement * Penghormatan Profesional F Signifikansi Between Groups (Combined) 0,919 0,487 Linearity 0,817 0,369 Deviation from Linearity 0,940 0,461
Berdasarkan hasil uji linearitas, dapat diketahui bahwa variabel
employee engagement dengan dimensi penghormatan profesional
memiliki F sebesar 0,817 dan signifikansi sebesar 0,369. Hal ini mengindikasikan bahwa variabel employee engagement dan dimensi penghormatan profesional tidak memiliki hubungan yang linear karena nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 (p > 0,05).
Gambar 9
Scatter Plot Variabel Employee Engagement dan Dimensi Penghormatan Profesional
Dari Gambar 9, dapat dilihat bahwa hubungan antara
employee engagement dan penghormatan profesional dapat dikatakan
sangat lemah karena data yang terlalu menyebar dan tidak mengumpul.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk menguji hubungan antara dimensi-dimensi Leader Member Exchange (LMX), yaitu afeksi, kontribusi, loyalitas, dan penghormatan profesional dengan employee engagement. Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan non-parametric test
Spearman Rho karena data tidak terdistribusi secara normal. Pengujian
teknik korelasi Spearman Rho. Sarwono (2006) membagi kriteria koefisien korelasi pada tabel 24, sebagai berikut:
Tabel 24
Kriteria Koefisien Korelasi (Sarwono, 2006)
Koefisien Korelasi Kategori
0 Tidak ada korelasi antara dua variabel 0 – 0,25 Korelasi sangat lemah
0,25 – 0,5 Korelasi cukup 0,5 – 0,75 Korelasi kuat 0,75 – 0,99 Korelasi sangat kuat
1 Korelasi sempurna
Tabel 25
Hasil Uji Hipotesis Dimensi Afeksi dengan Variabel Employee Engagement
EE Afeksi
EE Correlation Coefficient 1.000 .268*
Spearman's rho Sig. (1-tailed) . .010
Afeksi Correlation Coefficient .268* 1.000
Sig. (1-tailed) .010 .
*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
Analisis data pada tabel 25 menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara dimensi afeksi dengan variabel employee
engagement. Hasil ini dapat dilihat dari nilai korelasi sebesar r = 0,268
ada korelasi positif yang cukup antara dimensi afeksi dengan variabel
employee engagement. Jadi, dapat dikatakan bahwa semakin tinggi
dimensi afeksi yang dimiliki karyawan, maka semakin tinggi juga
employee engagement karyawan tersebut. Begitu pula sebaliknya, semakin
rendah dimensi afeksi yang dimiliki karyawan, maka semakin rendah juga
employee engagement karyawan tersebut. Hasil ini membuktikan bahwa
hipotesis penelitian yang pertama diterima.
Tabel 26
Hasil Uji Hipotesis Dimensi Kontribusi dengan Variabel Employee Engagement EE Kontribusi EE Correlation Coefficient 1.000 .391** Spearman's rho Sig. (1-tailed) . .000 Kontribusi Correlation Coefficient .391** 1.000
Sig. (1-tailed) .000 .
**. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Tabel 26 menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara dimensi kontribusi dengan variabel employee engagement. Hasil ini dapat dilihat dari nilai korelasi sebesar r = 0,391 dengan taraf signifikansi p = 0,000 (p < 0,05). Hal tersebut mengindikasikan adanya korelasi positif yang cukup antara dimensi kontribusi dengan variabel employee
engagement. Jadi, dapat dikatakan bahwa semakin tinggi dimensi
kontribusi yang dimiliki karyawan, maka semakin tinggi juga employee
engagement karyawan tersebut. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah
dimensi kontribusi yang dimiliki karyawan, maka semakin rendah juga
employee engagement karyawan tersebut. Hasil tersebut membuktikan
bahwa hipotesis penelitian yang kedua diterima.
Tabel 27
Hasil Uji Hipotesis Dimensi Loyalitas dengan Variabel Employee Engagement EE Loyalitas EE Correlation Coefficient 1.000 .198* Spearman's rho Sig. (1-tailed) . .044 Loyalitas Correlation Coefficient .198* 1.000
Sig. (1-tailed) .044 .
*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
Data pada tabel 27 menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara dimensi loyalitas dengan variabel employee engagement. Hasil ini dapat dilihat dari nilai korelasi sebesar r = 0,198 dengan taraf signifikansi p = 0,044 (p < 0,05). Hal tersebut mengindikasikan adanya korelasi positif yang sangat lemah antara dimensi loyalitas dengan variabel
employee engagement. Dari hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa semakin
employee engagement karyawan tersebut. Begitu pula sebaliknya, semakin
rendah dimensi loyalitas yang dimiliki karyawan, maka semakin rendah juga employee engagement karyawan tersebut. Hasil ini membuktikan bahwa hipotesis penelitian yang ketiga diterima.
Tabel 28
Hasil Uji Hipotesis Dimensi Penghormatan Profesional dengan Variabel Employee Engagement EE Penghormatan Profesional EE Correlation Coefficient 1.000 -.166 Spearman's rho Sig. (1-tailed) . .077 Penghormatan Profesional Correlation Coefficient -.166 1.000 Sig. (1-tailed) .077 .
Data pada tabel 28 menunjukkan adanya hubungan negatif yang tidak signifikan antara dimensi penghormatan profesional dengan variabel
employee engagement. Hasil ini dapat dilihat dari nilai korelasi sebesar r =
-0,166 dengan taraf signifikansi p = 0,077 (p > 0,05). Hal tersebut mengindikasikan adanya korelasi negatif yang sangat lemah antara dimensi penghormatan profesional dengan employee engagement. Dari hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa semakin tinggi dimensi penghormatan profesional, maka semakin rendah employee engagement
karyawan tersebut. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah dimensi penghormatan profesional, maka semakin tinggi employee engagement karyawan tersebut. Hasil tersebut membuktikan bahwa hipotesis penelitian yang keempat ditolak.