• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Analisis

Dalam penelitian yang dilakukan sesuai dengan teknik pengumpulan data yang penulis kemukakan sebelumnya, maka penulis mengambil data sekunder dari beberapa situs terutama Jakarta Stock Exchange. Dalam pengambilan data ini penulis tekankan pada judul penelitian yang telah ditetapkan di muka yaitu pengaruh

insiders ownership, institutional ownership dan shareholders dispersion terhadap

struktur modal.

1. Uji Model

Analisis data dilakukan dengan menggunakan model regresi linear berganda (multiple regression) atas data yang tersedia bagi variabel dependen yaitu struktur modal (Y) dan variabel independen yaitu insiders ownership (X1), institutional

ownership (X2) dan shareholders dispersion (X3).

Penggunaan model tersebut untuk menguji pengaruh ketiga variabel independen dengan variabel dependen struktur modal baik secara parsial maupun simultan.

Sebelum melakukan estimasi yang tidak bias dengan analisis regresi perlu dilakukan uji BLUE, yaitu pengujian antar variabel bebas supaya tidak terjadi multikolinieritas, heteroskedastisitas, autokorelasi dan normalitas.

a. Uji Heteroskedastisitas

Suatu asumsi yang penting dari model linear klasik adalah bahwa gangguan yang muncul dalam fungsi regresi adalah homokedastik yaitu semua gangguan memiliki varians yang sama (Gujarati, 1995: 21).

Salah satu cara untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan scatter plot. Apabila scatter plot menunjukkan sesuatu yang membentuk pola maka dapat dikatakan terjadi heteroskedastisitas. Dalam hal ini data yang akan diuji tidak mengalami heteroskedastisitas yang ditunjukkan dengan scatter

plot yang tidak memiliki pola apapun.

Gambar 5.2. Grafik Histogram Pengujian Normalitas b. Uji Normalitas

Uji selanjutnya yang dilakukan adalah uji normalitas. Uji normalitas dapat dilihat dengan menggunakan histogram. Apabila distribusi data telah mengikuti pola kurva normal maka dikatakanlah distribusi data tersebut normal, hal ini dapat dilihat pada gambar di atas.

Atau uji normalitas dapat dilihat dengan menggunakan normal probabiliti plott. Apabila distribusi data telah mengikuti garis diagonal maka dikatakanlah distribusi data tersebut normal, hal ini dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 5.3. Normal Probability Plot Pengujian Normalitas c. Uji Autokorelasi

Autokorelasi dapat diartikan sebagai korelasi yang dapat terjadi antara anggota dari serangkaian observasi yang berderetan waktu atau korelasi antara tempat yang berdekatan (Gujarati, 1995: 201). Pendeteksian autokorelasi pada kasus ini digunakan uji durbin watson. Jika nilai durbin watson mendekati 2 maka dapat dikatakan tidak terjadi autokorelasi, hal ini dapat dilihat dari output SPSS sebagai berikut:

Tabel 5.1. Hasil Output Pengujian Autokorelasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change Durbin- Watson 1 .713a .509 .507 1.84395 .013 .651 3 151 .583 2.070

a. Predictors : (Constant), SHAREHOLDERS DISPERSION, INSTITUTIONAL OWNCRSHIP,

INSIDERS OWNERSHIP

d. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas merupakan situasi adanya korelasi variabel-

variabel bebas diantara satu dengan lainnya (Siritua Arif, 1993: 23).

Untuk mendeteksi multikolinearitas ini dilakukan dengan melihat nilai

Variance Inflation Factor (VIF). Menurut Hines dan Montgomery (1990:

490) mengemukakan bila terjadi multikolinearitas jika nilai VIF lebih

besar dari 5. Nilai VIF dari masing-masing variabel bebas dalam

penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.2 berikut ini:

Tabel 5.2. Hasil Output Pengujian Multikolinearitas

Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) .221 .850 .260 .795 INSIDERS OWNERSHIP -.017 .022 -.067 -2.806 .021 .945 1.058 INSTITUTIONAL OWNCRSHIP -.002 .007 -.018 -2.213 .032 .961 1.040 SHAREHOLDERS DISPERSION .499 .403 .101 2.238 .022 .982 1.018

a. Dependent Variable: STRUKTUR MODAL

Dari Tabel 5.2 di atas dapat dilihat bahwa nilai VIF dari keseluruhan variabel bebas adalah lebih kecil dari 5. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi penelitian ini tidak terdapat multikolinearitas.

2. Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil pengujian asumsi klasik tersebut maka dapat dikatakan bahwa model analisis berganda tersebut sudah memenuhi seluruh asumsi klasik OLS (Ordinary Least Square). Dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS sebagai alat bantuan dalam analisis diperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.3. Hasil Output Koefisien Persamaan Regresi Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) .221 .850 .260 .795 INSIDERS OWNERSHIP -.017 .022 -.067 -2.806 .021 .945 1.058 INSTITUTIONAL OWNCRSHIP -.002 .007 -.018 -2.213 .032 .961 1.040 SHAREHOLDERS DISPERSION .499 .403 .101 2.238 .022 .982 1.018

a. Dependent Variable: STRUKTUR MODAL

Berdasarkan tabel di atas maka dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut: Y = 0,221 - 0,0,17 X1 + -0.002 X2 + 0,499 X3

Dari persamaan regressi di atas dapat dilihat bahwa besarnya konstanta sebesar 0,221. Sementara itu koefisien insiders ownership (X1) diperoleh sebesar -0,017, koefisien institutional ownership (X2) diperoleh sebesar -0.002 dan koefisien

shareholders dispersion (X3) diperoleh sebesar 0.499.

Dari persamaan regresi tersebut di atas maka dapat dilihat bahwa insiders

ownership dan institutional ownership mempunyai hubungan yang negatif terhadap

struktur modal sedangkan shareholders dispersion berpengaruh positif terhadap struktur modal.

Tabel 5.4. Hasil Output Determinasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change Durbin- Watson 1 .713a .509 .507 1.84395 .013 .651 3 151 .583 2.070

a. Predictors : (Constant), SHAREHOLDERS DISPERSION, INSTITUTIONAL OWNCRSHIP, INSIDERS

OWNERSHIP

Persamaan tersebut juga menjelaskan bahwa semua variabel tersebut dapat menjelaskan pengaruhnya terhadap struktur modal sebesar 50,9% atau 49,1% struktur modal dipengaruhi variabel lain. Hal ini dapat dilihat dari besarnya R-Square.

Kemudian untuk menguji apakah masing-masing variabel tersebut berpengaruh terhadap kepuasan kerja dilakukan pengujian dengan menggunakan uji-t. Pengujian tersebut dilakukan dengan uji dua arah dengan menggunakan tingkat signifikan  = 0,05. Pengujian dapat dilakukan dengan membandingkan antara t-hitung dengan t-tabel dengan kriteria keputusan:

Jika t-Hitung < t-tabel : Ho diterima atau H1 ditolak Jika t-Hitung > t-tabel : H1 diterima atau Ho ditolak

Pengujian juga dapat dilakukan dengan membandingkan antara  = 0,05 dengan nilai signifikan output SPSS dengan kriteria keputusan:

Jika Sig >  = 0,05 : Ho diterima atau H1 ditolak Jika Sig <  = 0,05: H1 diterima atau Ho ditolak

Tabel 5.5. Hasil Output Pengujian Hipotesis Secara Parsial dengan Uji-T

Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) .221 .850 .260 .795 INSIDERS OWNERSHIP -.017 .022 -.067 -2.806 .021 .945 1.058 INSTITUTIONAL OWNCRSHIP -.002 .007 -.018 -2.213 .032 .961 1.040 SHAREHOLDERS DISPERSION .499 .403 .101 2.238 .022 .982 1.018

Berdasarkan analisis regresi yang dilakukan menunjukkan nilai signifikan variabel insiders ownership sebesar 0,021<0.05. Hal ini berarti H0 ditolak atau H1 diterima pada tingkat signifikan 5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel insiders ownership berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

Sedangkan signifikansi variabel institutional ownership sebesar 0,032<0.05. Hal ini berarti H1 diterima atau H0 ditolak pada tingkat signifikan 5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel institutional ownership berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

Variabel signifikansi shareholders dispersion sebesar 0,022<0.05. Hal ini berarti H1 diterima atau H0 ditolak pada tingkat signifikan 5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel shareholders dispersion berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

Untuk mengetahui sejauh mana tingkat signifikansi ketiga variabel tersebut terhadap struktur modal secara simultan maka dilakukan pengujian terhadap persamaan regresi serentak melalui uji-F:

Tabel 5.6. Hasil Output Pengujian Hipotesis Secara Simultan dengan Uji-F

ANOVAb Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 66.408 3 22.136 6.510 .033a Residual 513.424 151 3.400 Total 520.065 154

a. Predictors : (Constant), SHAREHOLDERS DISPERSION, INSTITUTIONAL OWNCRSHIP, INSIDERS

OWNERSHIP

Pengujian tersebut dilakukan dengan uji dua arah dengan menggunakan tingkat signifikan  = 0,05. Pengujian dapat dilakukan dengan membandingkan antara F-hitung dengan F-tabel dengan kriteria keputusan:

Jika F-Hitung < F-tabel : Ho diterima atau H1 ditolak Jika F-Hitung > F-tabel : H1 diterima atau Ho ditolak

Pengujian juga dapat dilakukan dengan membandingkan antara  = 0,05 dengan nilai signifikan output SPSS dengan kriteria keputusan:

Jika Sig >  = 0,05 : Ho diterima atau H1 ditolak Jika Sig <  = 0,05 : H1 diterima atau Ho ditolak

Berdasarkan analisis regresi yang dilakukan menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,033<0.05. Hal ini berarti H1 diterima atau Ho ditolak pada tingkat signifikan 5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara simultan ketiga variabel berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

Dokumen terkait