BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
D. Hasil Analisis Penelitian
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
penelitian kita berasal dari populasi yang sebarannya normal atau tidak
(Santoso, 2010). Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan
Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program SPSS versi 16.0. Jika
nilai p lebih besar daripada 0,05 maka data yang diperoleh memiliki
sebaran yang normal.
TABEL 14:
Hasil Uji Normalitas
Skala Kolmogorov-Smirnov
Signifikansi Keterangan
Perilaku Tugas 1.176 0.126 Normal
Perilaku Hubungan 1.571 0.014 Tidak Normal Kematangan Karyawan 1.228 0.098 Normal Performansi Kerja 1.951 0.001 Tidak Normal
Hasil tersebut diperoleh Kolmogorov-Smirnov untuk skala
Perilaku Tugas sebesar 1.176 dengan signifikansi 0.126. nilai
signifikansi tersebut lebih besar dari 0.05. Dengan demikian sebaran
data adalah normal. Selanjutnya, pada skala Perilaku Hubungan
lebih kecil daripada 0.05. maka sebaran data adalah tidak normal.
Sedangkan pada skala Kematangan Karyawan sebesar 1.228 dengan
signifikansi 0.098. nilai signifikansi tersebut lebih besar daripada 0.05
maka sebaran data adalah normal. Pada skala Performansi Kerja
sebesar 1.951 dengan signifikansi 0.001. nilai tersebut lebih kecil dari
0.05. maka sebaran data adalah tidak normal.
b. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas dilakukan untuk melihat apakah data yang
terkumpul homogen atau tidak (p > 0,05) (Sugiyono, 1999). Uji
homogenitas tersebut dilakukan dengan menggunakan SPSS for
Windowsversi 16.0.
Tabel 15:
Hasil Homogenitas
Independent Samples Test Levene's Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Differenc e Std. Error Differenc e 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Kpmimpinan Equal variances assumed 12.480 .001 -21.196 48 .000 -.929 .044 -1.017 -.840 Equal variances not assumed -13.000 13.000 .000 -.929 .071 -1.083 -.774
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa nilai signifikansi
sebesar 0.001. Nilai ini lebih kecil daripada 0,05 (p>0,05). Hal ini
menunjukkan bahwa data yang ada tidak homogen.
2. Uji Hipotesis
a. Perolehan Skor Masing-masing Komponen Kepemimpinan
Situasional
1) Perolehan Skor Skala Perilaku Tugas
Skor tinggi dan rendah pada Skala Hubungan Perilaku
Tugas diperoleh dengan mencari mean teoritik dari skala. Setelah
diperoleh mean maka skor “rendah” dapat ditetapkan dalam
rentang dari nilai terendah yang sampai nilai mean. Sedangkan
skor “tinggi” ditetapkan dalam rentang nilai mean sampai nilai
tertinggi yang diperoleh subyek secara keseluruhan. Setelah
dilakukan penghitungan, diketahui bahwa mean dari Skala Perilaku
Tugas adalah 25, nilai terendah 22 dan nilai tertinggi 37. Maka
dapat ditetapkan:
Skor Rendah : 22 - 25
Skor Tinggi : 26 - 37
2) Perolehan Skor Skala Perilaku Hubungan
Skor tinggi dan rendah pada Skala Hubungan Perilaku
Hubungan diperoleh dengan mencari mean teoritik dari skala.
dalam rentang dari nilai terendah yang sampai nilai mean.
Sedangkan skor “tinggi” ditetapkan dalam rentang nilai mean
sampai nilai tertinggi yang diperoleh subyek secara keseluruhan.
Setelah dilakukan penghitungan, diketahui bahwa mean dari Skala
Perilaku Tugas adalah 25, nilai terendah 20 dan nilai teringgi 40.
Maka dapat ditetapkan:
Skor Rendah : 20 – 25
Skor Tinggi : 25 – 40
3) Perolehan Skor Skala Kematangan Karyawan
Skor pada Skala Kematangan Karyawan diperoleh dengan
membagi 4 rentang skala dari nilai tertinggi hingga terendah.
Setelah itu ditetapkan menjadi 4 bagian yaitu M1,M2,M3 dan M4
dimana M1 berarti subyek memiliki kematangan yang terendah dan
M4 berarti subyek memiliki kematangan yang paling tinggi.
Setelah dilakukan penghitungan maka diketahui bahwa nilai
minimum adalah 13 dan nilai maksimum adalah 28. Maka dapat
ditetapkan:
M1 (rendah) : 13 – 16.75
M2 (rendah ke sedang) : 16.75 – 20.5
M3 (sedang ke tinggi) : 20.5 – 24.25
b. Perolehan Skor Kepemimpinan Situasional
Hasil hubungan antara ketiga skala tersebut dapat diperoleh
melalui 2 langkah utama yaitu:
1. Langkah pertama yaitu melihat hasil skala perilaku tugas dan
perilaku hubungan dimana dalam teori telah ditetapkan bahwa:
a. Kode S1 (telling) diberikan apabila perilaku hubungan rendah
dan perilaku tugas tinggi
b. Kode S2 (selling) diberikan apabila perilaku hubungan tinggi
dan perilaku tugas tinggi
c. Kode S3 (participating) diberikan apabila perilaku hubungan
tinggi dan perilaku tugas rendah.
d. Kode S4 (delegating) diberikan apabila perilaku hubungan
rendah dan perilaku tugas tinggi.
Gambar 3:
Sebaran Data Gaya Kepemimpinan Situasional
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 0 10 20 30 40 p e ri lak u h u b u n g an perilaku tugas Series1
2. Langka hasil da Gamb Sebaran A dipaka kepem namun kepem TABE Hubun Kemat M1 M2 M3 M4
gkah kedua yaitu melihat hasil dari langkah pert
l dari skala kematangan karyawan.
bar 4:
aran Data Kematangan Karyawan
Apabila level kematangan karyawan sesuai de
kai oleh pemimpinnya maka dapat dikataka
mimpinan situasional yang dipakai pemimpi
un bila tidak sesuai maka dapat dikataka
mimpinan yang dipakai pemimpinnya ”Tidak E
EL 16:
ungan Gaya Kepemimpinan Situasional den atangan Karyawan
Level kematangan Gaya yan
M1 (rendah) S1(telling)
M2 (rendah ke sedang) S2 (selling)
M3 (sedang ke tinggi) S3 (participating
M4 (tinggi) S4 (delegating)
pertama dengan
dengan gaya yang
akan bahwa gaya
pinnya “Efektif”
kan bahwa gaya
k Efektif” .
engan
yang sesuai
pating) )
c. Uji Beda
Uji beda dilakukan dengan menggunakan analisis independent
t-test pada program SPSS for windows versi 16.00. uji beda ini
dilakukan dengan cara memisahkan data performansi kerja
berdasarkan gaya kepemimpinan situasional efektif dan tidak efektif.
Hasil uji beda data performansi kerja berdasarkan gaya kepemimpinan
situasional efektif dan tidak efektif disajikan dalam tabel berikut:
TABEL 17:
Hasil Uji Beda Mean Data Performansi Kerja Karyawan Berdasarkan Gaya Kepemimpinan Situasional Efektif
TABEL 18:
Hasil Uji Beda Mean Data Performansi Kerja Karyawan Berdasarkan Gaya Kepemimpinan Situasional Tidak Efektif
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
performansiKerja 37 57.41 5.439 .894
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
TABEL 19:
Hasil Uji T Performansi Kerja Karyawan Berdasarkan Gaya Kepemimpinan Situasional
Independent Samples Test Levene's Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
performansi Equal variances
assumed 12.912 .001 -9.003 48 .000 -19.825 2.202 -24.253 -15.398
Equal variances
not assumed -6.870 14.629 .000 -19.825 2.886 -25.990 -13.661
Dari uji beda yang dilakukan maka didapatkan hasil bahwa
mean performansi kerja karyawan berdasarkan gaya kepemimpinan
situasional efektif lebih besar daripada mean performansi kerja
karyawan berdasarkan gaya kepemimpinan situasional tidak efektif.
Hal ini ditunjukkan dengan mean performansi kerja karyawan
berdasarkan gaya kepemimpinan situasional efektif sebesar 77.23.
Sedangkan mean performansi kerja karyawan berdasarkan gaya
kepemimpinan situasional tidak efektif sebesar 57.41. Hasil Uji T
terhadap mean performansi kerja karyawan berdasarkan gaya
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara performansi kerja
karyawan berdasarkan gaya kepemimpinan situasional efektif dan
tidak efektif dengan nilai signifikansi sebesar 0.000. Maka dapat
dikatakan bahwa hipotesis dari penelitian ini diterima.