HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik diperlukan agar model regresi menjadi suatu model yang lebih reperesentatif. Analisis data uji asumsi klasik dalam penelitian ini antara lain melalui uji normalitas, multikolonieritas, autokorelasi dan heterokedastisitas.
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan metode
Probability Plot (P-Plot). Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui
apakah dalam sebuah model regresi, variabel penggangu atau residual mempunyai distribusi yang normal. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Selengkapnya mengenai hasil uji normalitas penelitian dapat dilihat pada gambar 4.1 di halaman berikutnya.
61
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Data
Berdasarkan gambar 4.1 diatas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini telah terdistribusi secara normal.
b. Hasil Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen dan model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari masalah tersebut. Selengkapnya mengenai hasil uji multikolonieritas dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini
62
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolonieritas
Sumber: Data sekunder diolah
Dari tabel 4.3 diatas dapat diketahui nilai tolerance
masing-masing variabel diatas 0.01 dan nilai VIF masing-masing-masing-masing variabel juga dibawah 10 dan mendekati 1. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi dalam penelitian ini.
c. Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin
Watson (D-W). Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah
dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode tertentu dengan periode sebelumnya. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari masalah autokorelasi. Selengkapnya mengenai hasil uji autokorelasi penelitian dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini
Coefficientsa Model Collinearity Statistics B Tolerance VIF 1 (Constant) .533 ROA .711 .557 1.797 IOS .470 .847 1.180 DER -.044 .566 1.767 DPR .094 .862 1.160
63
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi
Dari tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa nilai D-W adalah sebesar 1,425. Berdasarkan tabel diatas nilai D-W berada diantara -2 dan +2, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini telah terbebas dari masalah autokorelasi.
d. Hasil Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari masalah heterokedastitisitas (homokedastisitas). Selengkapnya mengenai hasil uji untuk heterokedastisitas dapat dilihat pada gambar 4.2 sebagai berikut.
64
Gambar 4.2
Hasil Uji Heterokedastisitas
Sumber: Data sekunder diolah
Dari gambar 4.2 di atas menunjukkan bahwa tidak ada pola tertentu dan titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini telah homokedastisitas sehingga layak dipakai untuk kemudian dilanjutkan ke pengujian hipotesis.
3. Koefisien Determinasi
Pada model regresi berganda penggunaan adjusted R2 (Adj
R2), atau koefisien determinasi yang telah disesuaikan, lebih baik dalam melihat seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen bila dibandingkan dengan R2 (koefisien
65
determinasi). Kelemahan dalam menggunakan nilai R2adalah karena adanya bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Selengkapnya mengenai hasil uji Adj R2 penelitian dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut.
Tabel 4.5 Hasil Uji Adj R
Sumber: Data Sekunder Diolah
Dari tabel 4.5 diatas diketahui bahwa nilai adjust R Square adalah sebesar 0,844. Hal ini berarti bahwa sebesar 84,4% variabel dependen atau nilai perusahaan dipengaruhi oleh variabel independen yaitu leverage, return on asset (roa) investment opportunity set (ios),
dan dividend payout ratio. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 15,6%
dijelaskan oleh faktor-faktor lain (Ghozali,2011) yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian ini seperti yaitu kepemilikan institusional, good corporate governance dan lain-lain.
Dari tabel 4.5 diatas juga diketahui bahwa nilai R adalah 0.924 yang berarti bahwa terjadi hubungan yang kuat antara leverage, return
on asset (roa) investment opportunity set (ios), dan dividend payout
66 4. Uji Hipotesis
a. Hasil Uji F
Uji F bertujuan untuk mengetahui apakah seluruh variabel independen secara bersama-sama (simultan) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Signifikansi model regresi pada penelitian ini diuji dengan melihat nilai signifikansi (sig.) yang ada di tabel 4.6. Selengkapnya mengenai hasil uji F penelitian dapat dilihat di tabel 4.6 pada halaman berikutnya.
Tabel 4.6 Hasil Uji F
Sumber: Data sekunder diolah
Dari tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 80,556 dengan nilai sig. sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi dapat digunakan untuk memprediksi nilai perusahaan karena nilai sig. < alpha (α = 5%). Maka dapat disimpulkan H5 diterima yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh simultan yang signifikan antara leverage, return on asset, investment
67 b. Hasil Uji t
Uji t bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel independen secara individual (parsial), yaitu leverage, return
on asset, investment opportunity set, dividend payout ratio dalam
menerangkan variabel dependen, yaitu nilai perusahaan,. Signifikansi model regresi pada penelitian ini diuji dengan melihat nilai sig. yang ada di tabel 4.7. Selengkapnya mengenai hasil uji t penelitian dapat dilihat di tabel 4.7 sebagai berikut:
Tabel 4.7 Hasil Uji t
Sumber: Data sekunder diolah
Dari tabel 4.7 diatas menunjukkan bahwa koefisien model regresi memiliki nilai konstanta sebesar 0,533 dengan nilai t hitung sebesar 4,960 dan nilai sig. sebesar 0,000. Konstanta sebesar 0,533 menandakan bahwa jika variable independen konstan maka rata-rata nilai perusahaan adalah sebesar 0.533
Leverage mempunyai t hitung sebesar -1,321 dengan
68
probabilitas signifikansinya di atas 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa leverage tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap Nilai
Perusahaan. Hal ini berarti H1 ditolak. Hasil dari penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Patriska (2013), serta sejalan dengan penelitian Alfredo Mahendra (2012), namun tidak sejalan dengan penelitian S. Franklin John (2013) dan Eka Zahra (2013). Hal ini menunjukkan bahwa leverage tidak berpengaruh
signifikan negatif terhadap nilai perusahaan. Sehingga tingginya
leverage tidak berpengaruh investor untuk berinvestasi di perusahaan.
Return on asset mempunyai t hitung sebesar 1,134 dengan
probabilitas signifikansi adalah 0,262. Hal tersebut menunjukkan bahwa return on asset signifikansinya diatas 0,05. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa return on asset tidak berpengaruh signifikan
positif terhadap Nilai Perusahaan. Hal ini berarti H2 ditolak. Hasil
penelitian sejalan dengan hasil penelitian Eno Fuji (2013) dan Siti Aisjah (2013), dan berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fany Rosa (2013) dan Helmi (2013). Sehingga Return on Asset
tidak mencerminkan tinggi rendahnya nilai perusahaan.
Investment opportuniy set mempunyai t hitung sebesar 15,896
dengan probabilitas signifikansi 0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa probabilitas signifikansinya di bawah 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Investment Opportunity Set berpengaruh
69
diterima. Hasil dari penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Patriska (2013) , Eno Fuji (2014) dan Eka Zahra (2013), namun bertentangan dengan penelitian Andreas Asman Agung (2013). Hal ini menunjukkan bahwa pengeluaran investasi memberikan sinyal positif mengenai pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang dan juga meningkatkan nilai perusahaan.
Dividend payout ratio mempunyai t hitung sebesar 1,695
dengan tingkat signifiansi sebesar 0,096 hal ini menunjukkan bahwa
devidend Payout Ratio tidak berpengaruh signifikan positif terhadap
Nilai Perusahaan karena nilai probabiltas di atas angka 0,05. Hasil dari penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Hermuningsih (2007), namun berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Patriska (2013) dan Sourav Paul (2013). Sehingga perusahaan yang memperoleh laba tinggi, belum tentu mampu membayar dividen yang tinggi pula.
Namun apabila dividend payout ratio yang memiliki t hitung
sebesar 1,695 dengan tingkat sigifiksansi sebesar 0,096, di hitung dengan nilai probabilitas diatas 0,10 maka devidend payout ratio akan
menjadi berpengaruh signifikan positif terhadap Nilai Perusahaan. Dan hasil penelitian ini akan menjadi sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Siti Aisjah (2013), Patriska (2013) dan Sourav Paul (2013). Sehingga perusahaan yang memperoleh laba tinggi, akan dianggap mampu membayar dividen yang tinggi pula.
70 BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan dari penelitan ini adalah untuk mengetahui pengaruh
leverage, return on asset, investment opportunity set, dividend payout
ratio terhadap nilai perusahaan. Sampel penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menyajikan laporan keuangan auditan periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Total sampel yang digunakan sebanyak 12 perusahaan manufaktur dengan 60 data laporan keuangan selama 5 tahun. Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah dilakukan dengan model regresi, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Leverage berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Artinya Apabila
investor melihat sebuah perusahaan dengan aset yang tinggi namun risiko leverage nya juga tinggi, maka hal ini akan mempengaruhi
investor untuk berinvestasi di perusahaan.
2. ROA tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Artinya rasio keuangan tidak lagi dijadikan sebagai alat evaluasi investasi oleh para investor dalam melakukan overview suatu perusahaan.
3. IOS berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Artinya IOS memberi petunjuk yang lebih luas dimana nilai perusahaan tergantung pada
71
pengeluaran perusahaan dimasa yang akan datang. Jadi prospek perusahaan dapat ditaksir dari investment opportunity set ( IOS).
4. Dividend Payout Ratio berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Artinya. Kemampuan sebuah perusahaan membayar dividend ada
hubungannya dengan kemampuan perusahaan memperoleh laba. Sehingga perusahaan yang memperoleh laba tinggi, belum tentu mampu membayar dividen yang tinggi pula.
B. Saran
Berikut saran-saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya, adalah sebagai berikut:
1. Penelitian selanjutnya disarankan agar menambah variabel yang akan digunakan seperti struktur kepemilikan, return on equity, ukuran perusahaan, keputusan investasi, keputusan pendaanaan dll. Sehingga hasilnya dapat memperkaya pembahasan mengenai kualitas audit. 2. Penelitian selanjutnya disarankan memperpanjang periode
pengamatan.
3. Penelitian selanjutnya disarankan agar memperluas wilayah sampel penelitian dengan menambah perusahaan atau industri lain sehingga dapat dibandingkan nilai perusahaan mana yang lebih baik.
72