i
PENGARUH
LEVERAGE
,
RETURN ON ASSET (ROA)
,
INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS)
, DAN
DIVIDEND
PAYOUT RATIO
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Jakarta dari Tahun 2009-2013)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Kartika Berliana
1110082000045
JURUSAN AKUNTANSI
FAKUTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
ii
PENGARUH
LEVERAGE
,
RETURN ON ASSET (ROA)
,
INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS)
, DAN
DIVIDEN
PAYOUT RATIO
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari Tahun 2009-2013)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat - Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
KartikaBerliana
NIM.1110082000045
DibawahBimbingan;
Pembimbing I
Dr. Rini, SE,Ak. M,Si.
NIP.19760315 20051 2 002
Pembimbing II
FitriDamayanti, SE,M.Si
NIP.19810731 200604 2 003
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIFHIDATULLAH
iii
LEMBAR PENGESAHAAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari Jumat, 14 November 2014 telah dilaksanakan ujian komprehensif atas
mahasiswa :
1. Nama : Kartika Berliana
2. Nim : 1110082000045
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : “Pengaruh Leverage, Return On Asset, Investment Opportunity Set, dan Dividend Payout Ratio terhadap Nilai Perusahaan. (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat padaTahun 2009-2013)”
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan
yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan
bahwa maha siswa tersebut diatas dinyatakan lulus dan diberikan kesempatan
untuk melanjutkan tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonom idan
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hariini 25 Juni 2015telahdilaksanakanujianskripsiatasmahasiswa:
1. Nama : Kartika Berliana
2. Nim : 1110082000045
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : “Pengaruh Leverage, Return On Asset, Investment Opportunity Set, dan Dividend Payout Ratio terhadap Nilai Perusahaan. (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat pada Tahun 2009-2013)”
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan
yang bersangkutan selama proses ujian skripsi ,maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut diatas dinyatakan lulus dan memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Kartika Berliana
Nim : 1110082000045
Jurusan : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini saya menyatakan bahwadalam penulisan ini saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan atau
mempertanggung jawabkan
2. Tidak melakukan plagiat atas naskah orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau
tanpa izin pemilik karya
4. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu mempertanggungjawabkan karya
ini
Apabila terbukti skrips ini plagiat atau replika maka skripsi ini dianggap gugur dan
saya harus melakukan penelitian untuk menyusun skripsi baru serta kelulusan dan
gelarnya dibatalkan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari
menjadi tanggungjawab saya.
Jakarta, 8 Juli 2015
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IdentitasPribadi
Nama : KartikaBerliana
JenisKelamin : Perempuan
TempatTanggalLahir : Jakarta 1 Juni 1992
Agama : Islam
Alamat : Jl. Lebak Para II no.30 Cijantung Jakarta Timur
No.Ponsel :087776033359
Email : [email protected]
II. Pendidikan Formal
1997-1998 TK KuntumWijayaKusuma
1998-2004 SD RA Fadillah
2004-2007 SMP Negeri 103 Jakarta
2007-2010 SMA Negeri 39 Jakarta
III. PENDIDIKAN NONFORMAL
2002 Kursus computer dan les bimbinganbelajar di
nurulfikri
2004 Kursus bahasainggris BBC dan les menari
2005 Kursus bimbingan belajar di Quantum dan les menari
2006 Kursus bahasa inggris dan bimbingan belajar nurul
fikri
2008 Kursus bahasa inggris English first
IV. PENGALAMAN BEKERJA
2013 YayasanPuteri Indonesia olehMustikaRatu
vii
2014 Tagana Indonesia olehIkatanGenerasiGerindra
Indonesia
2014-2015 Badan Narkotika Nasional
V. LATAR BELAKANG KELUARGA
Ayah : Berlian SemiartsaTjakradidjaja
Ibu : LinaLatief
viii
THE EFFECT OF LEVERAGE, RETURN ON ASSET, INVESMENT OPPORTUNITY SET, AND DIVIDEND PAYOUT RATIO ON FIRM VALUE
ABSTRACT
The research aims is to chain empirical evidence about the effect of leverage,
return on asset , investment opportunity set, and dividend payout ratio on the firm
value.The samples of this research from manufacturing firms that are listed in
Indonesia Stock Exchange(IDX), Indonesia Capital Market Directory, and Fact Book
period 2010-2013. The number of companies in this research were12 companies with
5 years observation. Based on purposive sampling method, final sample total is 60
companies, the data analysis method uses multiple regressions.
Simultaneous testing concluded that all the independent variables effect the
dependent variable. Simultaneous test results showed that the variable that effects the
value of the Company are Leverage, Investment Opportunity Set, and Dividend
Payout Ratio while Return on Asset was not effect the value of the variable firms.
Key words: Firm Value, Leverage, Return on Asset, Investment Opportunity Set,
ix
PENGARUH LEVERAGE, RETURN ON ASSET, INVESTMENT
OPPORTUNITY SET, DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA NILAI
PERUSAHAAN
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengukur pengaruh
leverage, return on asset, investment opportunity set, dan dividend payout ratio
pada nilai perusahaan.Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sampel
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun
2009-2013. Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel penelitian ini adalah 12
perusahaan dengan pengamatan selama 5 tahun.Dengan metode purposive
sampling, total sample yang dperoleha dalah 60 perusahaan. Metode analisis data
penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda.
Pengujian secara simultan menyimpulkan bahwa semua variabel independen
mempengaruhi variabel dependen. Pengujian secara parsial memperlihatkan hasil
bahwa hanya variabel Leverage, Investment Opportunity Set dan Deviden Payout
Ratio yang berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan, sedangkan variabel Return On
Asset tidakberpengaruh terhadap variabel nilai perusahaan.
Kata kunci: Nilai Perusahaan, Leverage,Return on Asset, Investment Opportunity
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur hanya bagi Allah SWT karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan skrips iini.Shalawat beserta salam semoga
senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya,
para sahabatnya, hingga kepada umatnya hingga akhir zaman, amin. Penulisan skripsi
ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat, memperoleh gelar Sarjana pada
Fakultas Ekonomi dan BisnisUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan sertadukungan dari berbagai pihak.Oleh karena itu dalam kesempatan ini
penulis dengan senang hati menyampaikan terimakasih kepada yang telah membantu
baik moril maupun materi kepada:
1. Keluargaku tercinta, Ayah ku Berlian Semiartsa Tjakradidjaja dan ibu ku
LinaLatief, Kakak ku Kirana Berlianti yang aku sayangi. Terimakasih atas
dukungan doa dan motivasi dalam waktu dan bentuk cinta kasih yang tidak
terbatas.
2. Bapak Dr.M.Arief Mufraini,Lc., M.Si selaku dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr.Amilin, Msi,Ak,CA,QIA,BKP selaku wakil dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Hepi PrayudiawanSE,MM,Ak selaku ketua jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarifhidayatullah Jakarta.
5. Ibu Dr. Rini,SE,Ak,M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk berdiskusi, memberi nasihat dan bimbingan
dalam proses penulisan skripsi ini.
6. Ibu Fitri Damayanti selaku dosen pembimbing II yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk berdiskusi, memberi nasihat, memberikan
xi
7. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada
penulis selama menempuh masa studi.
8. Sahabat- sahabatku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terutama teman teman
dari jurusanAkuntansi, Terimakasih atas segalabantuan, support dan keceriaan
yang selalu kalian berikan.
9. Keluarga Besar Akuntansi 2010. Terima kasih atas dukungan,doa,kehangatan
dan keceriaan kelas yang kalian berikan.
10. Terimakasih kepadasemua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan saran, masukan, dan kritik, yang membangun dari
berbagai pihak.
WassalammualaikumWr. Wb
Jakarta, 8 Juli 2015
xii DAFTAR ISI
COVER………..i
COVER DALAM……….. i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJI KOMPREHENSIF ... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJI SKRIPSI ... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi
ABSTRACT ... vii
ABSTRAK……… viii
KATA PENGANTAR ……….. ix
DAFTAR ISI ………. xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... ... 9
D. Manfaat Penelitian ... .. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11
A. Tinjauan Literatur... 11
1. Nilai Perusahaan ... 11
2. Leverage ... ... 16
xiii
4. Investment Opportunity Set...... 22
5. Dividend Payout Ratio ... ... 25
B. Penelitian Sebelumnya ... 30
C. Kerangka Berpikir ... 36
D. Hipotesis……… ... 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 45
A. Ruang Lingkup Penelitian ... 45
B. Metode Penentuan Sampel ... 46
C. Metode Pengumpulan Data ... 47
D. Metode Analisis Data ... 48
1. Statistik Deskriptif ... 48
2. Uji Dasar Asumsi Klasik ... 49
3. Uji Hipotesis ... 50
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 54
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 60
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 60
B. Analisis Hasil dan Pembahasan ... 61
1. Analisis Deskriptif ... 61
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 62
xiv
BAB V PENUTUP ... 73
A. Kesimpulan ... 73
B. Saran ... 74
DAFTAR PUSTAKA ... 75
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas.
Ada beberapa hal yang mengemukakan tujuan dari berdirinya sebuah
perusahaan. Tujuan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan
maksimal. Tujuan yang kedua adalah ingin memakmurkan pemilik
perusahaan atau para pemilik saham. Sedangkan tujuan perusahaan yang
ketiga adalah memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga
sahamnya. Ketiga tujuan perusahaan tersebut sebenarnya secara
substansial tidak banyak berbeda. Hanya saja penekanan yang ingin
dicapai oleh masing-masing perusahaan berbeda antara yang satu dengan
yang lainnya menurut Harjito dan Martono (2005) dalam Eno Fuji (2013).
Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara
maksimum apabila harga saham meningkat. Semakin tinggi harga saham
sebuah perusahaan, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham.
Nilai perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan
membayar dividend. Ada saatnya dividend tersebut tidak dibagikan oleh
perusahaan karena perusahaan merasa perlu untuk menginvestasikan
kembali laba yang diperolehnya. Besarnya dividend tersebut dapat
2
harga saham cenderung tinggi sehingga nilai perusahaan juga tinggi dan
jika dividen dibayarkan kepada pemegang saham kecil maka harga saham
perusahaan yang membagikannya tersebut juga rendah. Kemampuan
sebuah perusahaan membayar dividend erat hubungannya dengan
kemampuan perusahaan memperoleh laba. Jika perusahaan memperoleh
laba yang tinggi, maka kemampuan perusahaan akan membayarkan
dividen juga tinggi. Dengan dividend yang besar akan meningkatkan nilai
perusahaan menurut Harjito dan Martono (2005) dalam Patriska (2013).
Kebijakan dan pembayaran dividend pada perusahaan yang go
public mempunyai dampak yang sangat penting baik bagi para investor
maupun bagi perusahaan yang akan membayarkan dividennya. Pada
umumnya para investor mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan
kesejahteraannya yaitu dengan mengharapkan return dalam bentuk
dividend maupun capital gain. Di lain pihak, perusahaan juga
mengharapkan adanya pertumbuhan secara terus-menerus untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya, dan sekaligus juga harus
memberikan kesejahteraan yang lebih besar kepada para pemegang
sahamnya.
Tentunya hal ini menjadi unik, karena di satu sisi kebijakan
dividend adalah sangat penting untuk memenuhi harapan para pemegang
saham terhadap dividend dan di sisi lain bagaimana kebijakan dividend ini
bisa dilakukan tanpa harus menghambat pertumbuhan perusahaan. Pada
3
aversion) mempunyai pandangan bahwa semakin tinggi tingkat risiko
suatu perusahaan, akan semakin tinggi juga tingkat keuntungan yang
diharapkan sebagai hasil atau imbalan terhadap risiko tersebut. Selanjutnya
dividend yang diterima pada saat ini akan mempunyai nilai yang lebih
tinggi daripada capital gain yang akan diterima di masa yang akan datang.
Dengan demikian investor yang tidak bersedia berspekulasi akan lebih
menyukai dividend dari pada capital gain. Dalam pelaksanaannya
kebijakan dividend suatu perusahaan akan melibatkan dua pihak yang
berkepentingan dan saling bertentangan, yaitu kepentingan para pemegang
saham dengan dividennya, dan kepentingan perusahaan dengan laba
ditahannya. Di samping itu juga kepentingan bondholder yang dapat
mempengaruhi besarnya dividend kas yang dibayarkan. Dividend yang
dibayarkan kepada para pemegang saham tergantung kepada kebijakan
masing-masing perusahaan, sehingga memerlukan pertimbangan yang
lebih serius dari manajemen perusahaan. Kebijakan dividend atau
keputusan dividend pada hakikatnya adalah menentukan porsi keuntungan
yang akan dibagikan kepada pemegang saham dan yang akan ditahan
sebagai bagian dari laba ditahan. Nilai perusahaan merupakan cerminan
dari penambahan dari jumlah ekuitas perusahaan dengan hutang
perusahaan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan,
yaitu : keputusan pendanaan, kebijakan dividen, keputusan investasi,
struktur modal, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan. Beberapa
4
yang tidak konsisten. Nilai perusahaan adalah nilai laba masa yang akan
datang di ekspektasi yang dihitung kembali dengan suku bunga yang tepat
menutur Darwin (2004) dalam Kusumadilaga (2010).
Bagi perusahaan yang menerbitkan saham di pasar modal, harga
saham yang diperjualbelikan di bursa merupakan indikator nilai
perusahaan. Tinggi rendahnya harga saham suatu perusahaan sangat
ditentukan oleh kinerja keuangan perusahaan yang disajikan dalam laporan
keuangan. Semakin baik kinerja keuangan perusahaan, perusahaan akan
dianggap menguntungkan oleh calon investor sehingga para calon investor
bersedia membayar lebih mahal terhadap saham perusahaan tersebut.
Salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan adalah
ROA (Return on Asset). Return on asset adalah salah satu bentuk dari rasio
profitabilitas yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan
atas keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktivitas yang digunakan
untuk aktivitas operasi perusahaan dengan tujuan menghasilkan laba
dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA merupakan
perbandingan antara net income terhadap total asset. Alasan penggunaan
ROA dalam penelitian ini adalah karena ROA memiliki banyak
keunggulan, salah satunya adalah ROA dapat mengukur efisiensi
penggunaan modal yang menyeluruh, yang sensitif terhadap setiap hal
yang mempengaruhi keadaan keuangan perusahaan menurut Hanafi dan
Abdul Halim (2004) dalam Mardiasari (2012). Maksimalisasi kekayaan
5
termanifestasi melalui keputusan pembiayaan/pendanaan dan investasi
yang dilakukan oleh perusahaan dianggap penting, karena berhubungan
dengan keberlangsungan hidup maupun kesempatan berkembang bagi
perusahaan. Keputusan pendanaan yang dilakukan perusahaan untuk
menggunakan utang (leverage) dalam membiayai investasi diharapkan
dapat meningkatkan nilai perusahaan, sehingga dapat memberikan
kemakmuran pemegang sahamnya, karena penggunaan utang memiliki
dua keunggulan penting. Pertama, bunga dibayarkan dapat menjadi
pengurang pajak, yang selanjutnya akan menurunkan biaya efektif utang
tersebut. Kedua, kreditor akan mendapatkan pengembalian dalam jumlah
tetap, sehingga pemegang saham tidak harus membagi keuntungannya jika
bisnis berjalan sangat baik. Oleh sebab itu, pilihan perusahaan untuk
menggunakan utang sebagai sumber pendanaannya diharapkan dapat
meningkatkan nilai perusahaan.
Menurut Myers (1977) dalam Eno fuji (2014) memperkenalkan
set peluang investasi (Investment Opportunity Set) dalam kaitannya
untuk mencapai tujuan perusahaan. Menurutnya Investment Opportunity
Set memberikan petunjuk yang lebih luas dimana nilai perusahaan
sebagai tujuan utama tergantung pada pengeluaran perusahaan di masa
yang akan datang. Investment Opportunity Set (IOS) merupakan suatu
kombinasi antara aktiva yang dimiliki (asset in place) dan pilihan
6
Kebijakan investasi menyangkut tentang keputusan alokasi dana
yang berasal dari luar perusahaan pada berbagai bentuk investasi.
Manajemen keuangan memutuskan penggunaan dana yang diperoleh
perusahaan baik dari bank maupun dari pasar modal atau dari pihak lain
untuk ditanamkan pada aktiva tetap maupun aktiva lancar. Investasi
merupakan suatu tindakan mengeluarkan dana saat sekarang yang
diharapkan untuk memperoleh arus kas masuk pada waktu-waktu yang
akan datang, selama proyek itu berjalan.
Maksimisasi nilai perusahaan dapat dicapai bila perusahaan
memperhatikan stake holder. Keseimbangan pencapaian tujuan stake
holder perusahaan, dapat menjadikan perusahaan berpeluang
mendapatkan keuntungan optimal sehingga kinerja perusahaan akan dinilai
baik oleh investor.
Investment Opportunity Set (Set Kesempatan Investasi)
menunjukkan investasi perusahaan atau opsi pertumbuhan. Nilai opsi
pertumbuhan tersebut tergantung pada discretionary expenditure
manajer. Manajemen investment opportunities membutuhkan pembuatan
keputusan dalam lingkungan yang tidak pasti dan konsekuensinya
tindakan manajerial menjadi lebih unobservable. Tindakan manajer yang
unobservable dapat menyebabkan prinsipal tidak dapat mengetahui
apakah manajer telah melakukan tindakan yang sesuai dengan keinginan
7
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keputusan investasi
yang tercermin melalui Leverage, Return On Asset (ROA), investment
opportunity set (IOS), dan Dividend Payout Ratio terhadap nilai
perusahaan pada publik di Bursa Efek Indonesia. maka peneliti
bermaksud untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Leverage,
ROA, Investment Opportunity Set, dan Dividend Payout Ratio
terhadap Nilai Perusahaan” dengan menggunakan objek penelitian
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode
pelaporan keuangan 2009 hingga 2013.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya,
yaitu penelitian yang dilakukan oleh Eka Zahra dan Kusuma (2012) serta
Nilla Mardiasari (2013). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya adalah sebagai berikut:
1. Variabel yang digunakan peneliti terdahulu Eka Zahra dan Kusuma
(2013) adalah hanya memakai leverage sebagai variabel independen
yang diduga mempengaruhi nilai perusahaan, dan Nilla Mardiasari
(2012) menggunakan variabel Dividend Payout Ratio sebagai
variabel dependennya Sedangkan, dalam penelitian ini, peneliti
mengganti dengan variabel independen yaitu return on asset dan
investment opportunity set sebagai variabel independenya dan Nilai
8
2. Studi Kasus yang digunakan pada penilitian ini adalah perusahaan
manufatur yang terdaftar di BEI sedangkan penilitian sebelumnya
Eka Zahra dan Kusuma (2012) menggunakan perusahaan makanan
dan minuman yang terdaftar di BEI dan Nilla Mardiasari (2012)
menggunakan perusahaan yang masuk dalam daftar efek syariah.
3. Periode penelitian ini meliputi periode pelaporan keuangan pada
periode tahun 2009 hingga 2013 sedangkan pada penelitian
sebelumnya, Nilla Mardiasari (2012) menggunakan data pada
periode tahun 2007 sampai dengan 2010.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh Leverage terhadap Nilai Perusahaan?
2. Bagaimana pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Nilai
Perusahaan?
3. Bagaimana pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) terhadap
Nilai Perusahaan?
4. Bagaimana pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap nilai
perusahaan?
5. Bagaimana pengaruh, Leverage, Return On Asset, Investment
Opportunity Set, Dividend Payout Ratio terhadap Nilai
9 C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis bukti empiris mengenai:
1. Pengaruh Leverage terhadap Nilai Perusahaan.
2. Pengaruh Return On Asset terhadap Nilai Perusahaan.
3. Pengaruh Investment Oppurtunity Set terhadap Nilai Perusahaan.
4. Pengaruh DividendPayout Ratio terhadap Nilai Perusahaan.
5. Pengaruh Leverage, ROA, IOS, DPR terhadap Nilai Perusahaan.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi:
1) Bagi Mahasiswa jurusan akuntansi
Penelitian ini diharap dapat menambah wawasan dan pengetahuan
tentang ilmu akuntansi manajemen dan dapat digunakan sebagai
bahan referensi, rujukan maupun perbandingan untuk melakukan
penelitian selanjutnya yang terkait dengan topik yang sama atau
10 2) Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan
menambah referensi mengenai nilai perusahaan agar diperoleh
hasil yang bermanfaat bagi peneliti dimasa yang akan datang.serta
menjadi kesempattan baik untuk mengaplikasikan teori-teori
selama perkuliahan ke dalam masalah-masalah praktis khususnya
mengenai profitabilitas dan struktur pendanaan terhadap nilai
perusahaan.
3) Bagi Masyarakat
Penelitian in diharapkan dapat digunakan sebagai sarana
informasi tentang pengukuran nilai perusahaan di sebuah
perusahaan serta dapat menambah wawasan pada bidang
akuntansi.
4) Bagi Investor
Penelitian ini berharap dapat digunskan sebagai bahan referensi
untuk pertimbangan, khususnya bagi individual investor yang
tertarik untuk berinvestasi agar mengetahui faktor faktor yang
berpengaruh terhadap harga saham dan tepat dalam melakukan
investasi dam menjadi bahan masukan atau informasi dalam
11 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Nilai Perusahaan
Menutrut Hackel dan Livnat (1996) dalam Yangs (2011), alat ukur
yang ideal untuk menilai kinerja perusahaan (nilai perusahaan) yang
setidaknya bebas dari pengaruh entitas adalah cash flow. Mereka
mengatakan suatu asumsi bahwa analisa cashflow ini merupakan alat
pengukur yang sangat penting bagi para investor maupun auditor. Hal
ini dapat saja terjadi karena pengakuan jumlah keuntungan suatu entitias
dalam periodeyang sama bias berbeda, meskipun angka maupun data
yang diberikan sama. Halini dikarenakan adanya perbedaan dalam
metode akuntansi yang digunakan, estimasi akuntansinya dan faktor
lainnya. Spesifikasinya terhadap pengakuan pendapatan dan biaya ysng
dikeluarkan pada masing masing entitas diterapkan sesuai dengan
kebijakan entitas tersebut.
Menurut Christiawan dan Tarigan (2007), terdapat beberapa konsep
nilai yang menjelaskan nilai suatu perusahaan antara lain:
a. Nilai nominal yaitu nilai yang tercantum secara formal dalam
anggaran dasar perseroan, disebutkan secara eksplisit dalam neraca
12
b. Nilai pasar, sering disebut kurs adalah harga yang terjadi dari proses
tawar menawar di pasar saham. Nilai ini hanya bisa ditentukan jika
saham perusahaan dijual di pasar saham.
c. Nilai intrinsik merupakan nilai yang mengacu pada perkiraan nilai riil
suatu perusahaan. Nilai perusahaan dalam konsep nilai intrinsik ini
bukan sekadar harga dari sekumpulan aset, melainkan nilai
perusahaan sebagai entitas bisnis yang memiliki kemampuan
menghasilkan keuntungan di kemudian hari.
d. Nilai buku, adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan dasar
konsep akuntansi.
e. Nilai likuidasi itu adalah nilai jual seluruh aset perusahaan setelah
dikurangi semua kewajiban yang harus dipenuhi. Nilai sisa itu
merupakan bagian para pemegang saham. Nilai likuidasi bisa
dihitung berdasarkan neraca performa yang disiapkan ketika suatu
perusahaan akan likuidasi.
Nilai perusahaan menggambarkan seberapa baik atau buruk
manajemen mengelola kekayaannya, hal ini bisa dilihat dari
pengukuran kinerja keuangan yang diperoleh. Suatu perusahaan akan
berusaha untuk memaksimalkan nilai perusahaannya. Peningkatan
nilai perusahaan biasanya ditandai dengan naiknya harga saham
dipasar.
Tujuan utama perusahaan menurut theory of the firm adalah
13
firm) dalam Salvatore (2005) dalam Apriliana N (2012).
Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi suatu
perusahaan, karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti
juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang
merupakan tujuan utama perusahaan menuurut Euis dan Taswan
(2002) dalam Apriliana (2012). Nilai perusahaan merupakan persepsi
investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang sering
dikaitkan dengan harga saham.
Menurut I Made Sudana (2011) dalam Rosa (2013), tujuan
normatif suatu perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan
atau kekayaan bagi pemegang saham, yang dalam jangka pendek bagi
perusahaan go public tercermin pada harga pasar saham perusahaan
yang bersangkutan di pasar modal. Memaksimalkan nilai perusahaan
dinilai lebih tepat sebagai tujuan karena :
a. Memaksimalkan nilai perusahaan berarti memaksimalkan nilai
sekarang dari semua keuntungan yang akan diterima oleh
pemegang saham di masa yang akan datang atau berorientasi
jangka panjang.
b. Mempertimbangkan faktor resiko.
c. Memaksimalkan nilai perusahaan lebih menekankan pada arus kas
dari pada sekedar laba menurut pengertian akuntansi.
d. Memaksimalkan nilai perusahaan tidak mengabaikan tanggung
14
Nilai perusahaan merupakan nilai sekarang dari arus
pendapatan atau kas yang diharapkan diterima pada masa yang akan
datang. Secara matematik nilai perusahaan dapat dirumuskan sebagai
berikut : Nilai Perusahaan =
E(R)t = Pendapatan atau arus kas yang diharapkan pada periode t
r = Tingkat diskonto, yang merupakan besarnya tingkat
keuntungan minimum yang diisayaratkan dan dipengaruhi dan
dipengaruhi oleh besar kecilnya risiko.
N = Jumlah periode.
Indikator-indikator yang mempengaruhi nilai perusahaan
diantaranya adalah:
a. PER (Price Earning Ratio)
PER yaitu rasio yang mengukur seberapa besar perbandingan antara
harga saham perusahaan dengan keuntungan yang diperoleh para
pemegang saham.
Faktor-faktor yang mempengaruhi PER adalah :
1. Tingkat pertumbuhan laba
2. Dividend Payout Ratio
3. Tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemodal
15
Rasio ini mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada
manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan
yang terus tumbuh.
Ada beberapa alasan mengapa investor menggunakan rasio
harga terhadap nilai buku (PBV) dalam analisis investasi: pertama,
nilai buku sifatnya relatif stabil. Bagi investor yang kurang percaya
terhadap estimasi arus kas, maka nilai buku merupakan cara paling
sederhana untuk membandingkannya. Kedua, adanya praktik
akuntansi yang relatif standar diantara perusahaan-perusahaan
menyebabkan PBV dapat dapat dibandingkan antar berbagai
perusahaan yang akhirnya dapat memberikan signal apakah nilai
perusahaan under atau overvaluation.
Menurut Brigham (2010) dalam Rosa (2013) rasio harga pasar
suatu saham terhadap nilai bukunya memberikan indikasi pandangan
investor atas perusahaan. Perusahaan dipandang baik oleh investor
artinya perusahaan dengan laba dan arus kas yang aman serta terus
mengalami pertumbuhan.:
PBV : Harga Pasar Per Saham Nilai Buku Per Saham
Menurut Keown, (2004), terdapat variabel variabel kuantitatif
yang dapat digunakan untuk memperkirakan nilai suatu perusahaan,
antara lain:
16
Nilai buku merupakan jumlah aktiva dari neraca dikurangi
kewajiban yang ada atau modal pemilik. Nilai buku tidak menghitung
nilai pasar dari suatu perusahaan secara keseluruhan karena
perhitungan nilai buku berdasarkan pada data historis dari aktiva
perusahaan.
b.Nilai pasar perusahaan
Nilai pasar saham adalah suatu pendekatan untuk
memperkirakan nilai bersih dari suatu bisnis. Namun ada beberapa
kekurangan sehubungan dengan penggunaan rasio PBV yakni: nilai
buku sangat dipengaruhi oleh kebijakan akuntansi yang diterapkan
oleh perusahaan. Apabila penggunaan standar akuntansi yang berbeda
diantara perusahaan-perusahaan maka ini akan mengakibatkan rasio
PBV tidak dapat diperbandingkan. Nilai buku mungkin tidak banyak
artinya bagi perusahaan berbasis teknologi dan jasa karena
perusahaan-perusahaan tesebut tidak memiliki asset nyata yang
signifikan. Niali buku dari akuitas akan menjadi negatif bila
perusahan selalu mengalami earning yang negatif sehingga akan
mengakibatkan nilai rasio PBV juga negatif menurut Murhadi (2009)
dalam Patriska (2013)
2.Leverage
Menurut Kasmir (2011) dalam Eno Fuji (2014) salah satu
faktor penting dalam unsur pendanaan adalah leverage, Solvabilitas
17
dibiayai oleh hutang dibandingkan dengan modal sendiri menurut
Weston dan Copeland (1992) dalam Yangs (2011). Leverage dapat
dipahami sebagai penaksir dari resiko yang merekat dalam suatu
perusahaan. Artinya, leverage makin besar menunjukan makin besar
pula risiko investasi dari perusahaan tersebut.
Leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh utang perusahaan tidak
solvable artinya total hutangnya lebih besar dibandingkan dengan
total asetnya (Horne 1997). Leverage merupakan rasio yang
menghitung seberapa jauh dana yang disediakan oleh kreditur,
juga sebagai rasio yang membandingkan total hutang terhadap
keseluruhan aktiva suatu perusahaan. Apabila investor melihat
sebuah perusahaan dengan aset yang tinggi namun risiko leverage
nya juga tinggi, maka akan berpikir dua kali untuk berinvestasi
pada perusahaan tersebut, karena dikhawatirkan asset tinggi tersebut
di dapat dari hutang yang akan meningkatkan risiko investasi apabila
perusahaan tidak dapat melunasi kewajibanya tepat waktu.
Menurut Martono dan Harjito (2005) dalam Patriska (2013),
dikenal dua macam leverage dalam suatu perusahaan, yaitu
leverage operasi (operating leverage) dan leverage keuangan
(financial leverage). Penggunaan kedua leverage ini dengan
tujuan agar keuntungan yang diperoleh perusahaan lebih besar
18
penggunaan leverage akan meningkatkan keuntungan bagi
pemegang saham.
1. Leverage Operasi (Operating leverage)
Dalam Yahya, (2011), memberikan pengertian tentang leverage
operasi sebagai berikut:
“operating leverage refers to phenomenon where by a small change
in sales triggers a relatively large change in operating income
earning before interest and tax”.
Dapat disimpulkan leverage operasi sebagai penggunaan
aktiva dengan biaya tetap dengan harapan bahwa revenue atau
penerimaan yang dihasilkan oleh pengguna aktiva itu akan cukup
untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel atau dengan kata lain
yaitu suatu cara untuk mengukur resiko usaha dari suatu
perusahaan. Biaya tetap tersebut misalnya, beban penyusutan
gedung dan peralatan kantor, biaya asuransi dan biaya lain yang
muncul dari penggunaan fasilitas manajemen. Biaya operasi tetap,
dikeluarkan agar volume penjualan dapat menghasilkan penerimaan
yang lebih besar dari pada seluruh biaya operasi yang tetap dan
variabel.
2. Leverage Keuangan (Financial Leverage)
Yaitu penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap
dengan harapan akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih
19
saham atau memperbesar pendapatan per lembar saham, dengan
menunjukan perubahan laba per lembar saham (Earning Per Share
= EPS). Sebagai akibat perubahan laba sebelum bunga dan pajak
(Earning Before Interest and Taxes = EBIT). Namun disisi lain
perusahaan harus mempertimbangakan adanya peningkatan resiko
dari penggunaan hutang tersebut. Hal ini karena adanya beban tetap
berupa beban bunga yang akan menyertai pokok pinjaman.
Keputusan manajemen untuk berusaha menjaga agar rasio
leverage tidak bertambah tinggi mengacu pada teori pecking order
teory menyatakan bahwa perusahaan menyukai internal financing dan
apabila pendanaan dari luar (eksternal financing) diperlukan, maka
perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih
dahulu, yaitu obligasi kemudian diikuti sekuritas yang
berkarakteristik opsi (seperti obligasi konversi), baru akhirnya apabila
belum mencukupi, perusahaan akan menerbitkan saham. Pada intinya
apabila perusahaan masih bisa mengusahakan sumber pendanaan
internal maka sumber pendanaan eksternal tidak akan diusahakan.
Maka dapat disimpulkan rasio leverage yang tinggi menyebabkan
turunnya nilai perusahaan menurut Weston dan Copeland (1992)
dalam Yangs (2011). Debt Equity Ratio merupakan rasio leverage.
Debt Equity Ratio digunakan untuk menentukan berapa besar
perusahaan menggunakan hutang sebagai sumber pendanaan. Debt
20
DER = __Total Hutang___ (Sofyan, 2004) Total Modal Sendiri
3. Return On Asset (ROA)
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba pada masa mendatang dan merupakan indicator dari
keberhasilan operasi dan usaha perusahan. Horne dan John (1997) mengatakan
bahwa, rasio profitabilitas terdiri dari dua jenis yaitu, rasio yang menunjukan
dalam kaitannya dengan penjualan (margin laba kotor dan margin laba bersih)
dan profitabilitas dalam kaitanya dengan investasi yaitu return on asset dan
return on equity.
Return On Asset (ROA) menurut Abdul Halim (2004) dalam
Agustin dan Edward (2012) adalah :
“Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan
laba dengan menggunakan total asset (kekayaan) yang dipunyai
perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai
asset tersebut”
ROA merupakan indikator kemampuan sebuah unit usaha
untuk memperoleh laba atas sejumlah aset yang dimiliki oleh unit
usaha tersebut. Return On Asset mengukur kinerja operasi yang
menunjukkan sejauh manakah aktiva dikaryakan. Rasio ini mengukur
seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan sumber ekonomi
21
Return On Asset (ROA) merupakan pengukuran kemampuan
perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan
dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan.
ROA digunakan untuk melihat tingkat efisiensi operasi perusahaan
secara keseluruhan. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik suatu
perusahaan. Sebaliknya rasio yang rendah menunjukkan
kemungkinan- kemungkinan sebagai berikut:
1. Adanya over investment dalam aktiva yang digunakan untuk
operasi dalam hubungannya dengan volume penjualan yang diperoleh
dengan aktiva tersebut.
2. Merupakan cermin rendahnya volume penjualan dibandingkan
dengan ongkos-ongkos yang diperlukan.
3. Adanya inefisiensi baik dalam produksi,r pembelian maupun
pemasaran.
4. Adanya kegiatan ekonomi yang menurun.
ROA yang negatif disebabkan laba perusahaan dalam kondisi
negatif (rugi) pula. Hal ini menunjukkan kemampuan dari modal yang
diinvestasikan secara keseluruhan aktiva belum mampu
menghasilkan laba. Menurut M Hanafi dan Abdul Halim (2004)
dalam Agustin dan Edward (2012) umus yang digunakan untuk
mengukur ROA adalah sebagai berikut:
ROA = Net Income (Laba Bersih)
22 4. Investment Opportunity Set
Investment Opportunity Set merupakan nilai dari suatu
perusahaan sebagai sebuah kombinasi asset in place dengan
investment option pada masa depan. IOS memberi petunjuk yang
lebih luas dimana nilai perusahaan tergantung pada pengeluaran
perusahaan dimasa yang akan datang. Jadi prospek perusahaan dapat
ditaksir dari investment opportunity set ( IOS), yang didifinisikan
sebagai kombinasi antara aktiva yang dimiliki (assets in place) dan
pilihan investasi dimasa akan datang dengan net present value positif.
Menurut Kallapur dan Tombley (1999) dalam Andreas (2013)
terdapat tiga jenis alternatif proksi Investment Opportunity Set
(IOS)yang digunakan dalam bidang keuangan yaitu :
1. Proksi IOS berbasis pada harga
Proksi IOS yang berbasis pada harga merupakan proksi yang
menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan sebagian
dinyatakan dalam nilai pasar saham. Ide dari proksi ini berdasar pada
prospek pertumbuhan perusahaan secara parsial yang dinyatakan
dengan harga saham dan perusahaan yang tumbuh akan memiliki nilai
pasar yang lebih tinggi secara relatif untuk aktiva – aktiva yang
dimiliki ( assets in place ) dibandingkan degan perusahaan yang tidak
bertumbuh. Proksi IOS yang merupakan proksi berbasis dengan harga
adalah : Market value of equity plus book value of debt, Ratio of book
23
of book value property, plant, and equipment to 20 firm value, Ratio of
replacement firm value, Ratio of replacement value of asset to market
value, Ratio of depreciation expense to value, dan Earning Price
ratio.
2. Proksi IOS berbasis pada Investasi
Proksi IOS berbasis ini menunjukan tingkat aktivitas investasi
tinggi secara positif berhubungan dengan IOS perusahaan. Perusahaan
dengan IOS tinggi memilki tingkat investasi yang tinggi pula. Proksi
IOS ini dapat dihubungkan dengan Ratio R&D expense to firm value,
Ratio of R&D expense to total assets, Ratio of R&D expense to sales,
Ratio of capital addition to firm value, dan Ratio of capital addition to
asset book value.
3. Proksi IOS berbasis pada varian
Mendasarkan pada ide proksi ini mengungkapkan bahwa suatu
opsi akan menjadi lebih bernilai jika menggunakan variabilitas ukuran
untuk memperkirakan besarnya opsi yang tumbuh, seperti variabilitas
return yang mendasari pengingkatan aktiva.
IOS berdasar harga merupakan proksi yang menyatakan bahwa
prospek pertumbuhan perusahaan sebagian dinyatakan dalam harga
saham. Proksi yang didasari pada suatu ide yang menyatakan bahwa
prospek pertumbuhan perusahaan sebagian dinyatakan dalam harga
pasar. Proksi yang didasari pada suatu ide yang menyataan bahwa
24
harga-harga saham dan perusahaan yang tumbuh akan memiliki nilai
pasar yang lebih tinggi secara relatif untuk aktiva-aktiva yang
dimiliki.
Menurut Myers (1997) dalam Helmi (2013), menyebutkan
bahwa investment opportunity dapat diukur melalui rasio nilai buku
ekuitas (market to book value of equity). Maksud pemilihan proksi ini
karena dapat mencerminkan besarnya return dari aktiva yang ada dan
investasi yang diharapkan di masa yang akan datang akan melebihi
return dari ekuitas yang diinginkan. Apabila suatu perusahaan dapat
memanfaatkan modalnya dengan baik dalam menjalankan usaha,
maka semakin besar kemungkinan perusahaan tersebut diperkirakan
akan meningkat dan pada akhirnya semakin meningkat pula nilai
suatu perusahaan.
Secara matematis variabel investment opportunity
diformulasikan sebagai berikut :
MBVA = Asset – Total Ekuitas + (JUB x Closing Price) Total Assets
Penggunaan rasio ini atas dasar pemikiran bahwa prospek
pertumbuhan perusahaan terrefleksi dari harga saham, Rasio nilai
pasar terhadap nilai buku menggambarkan biaya pendirian historis
dan aktiva fisik perusahaan. suatu perusahaan yang berjalan baik
dengan staf manajemen yang kuat dan sebuah organisasi yang
berfungsi secara efisien akan mempunyai nilai pasar yang lebih besar
25 5. Dividend Payout Ratio
Rasio pembayaran dividen (Dividend Payout Ratio)
merupakan penentu jumlah laba yang akan dapat ditahan dalam
sebuah perusahaan sebagai sumber pendanaannya dan juga sebagai
penentu berapa laba dividen yang akan dibagi kepada para investor.
Van Horned and Wachowicz (2010) mengatakan bahwa aspek utama
dari kebijakan dividen perusahaan adalah menentukan alokasi laba
yang tepat antara pembayaran dividen dengan penambahan laba
ditahan perusahaan.
Arus dividen dapat dianggap sebagai arus kas yang diterima
oleh investor, dengan alasan bahwa dividen merupakan satu-satunya
arus yang diterima investor. Jika dividen merupakan satu-satunya
arus kas, maka model diskonto dividen dapat digunakan sebagai
pengukur arus kas untuk menghitung nilai intrinsik saham. Secara
sistematis DPR dapat dirumuskan sebagai berikut:
DPR = Dividend Per Share
Earning Per Share
Menurut Setyawan (1995) dalam Amalia Nur (2008)
menyatakan bahwa dividend payout ratio merupakan perbandingan
antara Dividend per share dengan earning per share, jadi secara
perspektif yang dilihat adalah pertumbuhan dividend per share
terhadap pertumbuhan earning share. Dividen merupakan salah satu
26
besarnya dividen tidak sesuai dengan yang diharapkan maka ia akan
cenderung tidak membeli suatu saham atau menjual saham tersebut
apabila telah memilikinya.
Menurut Brigham (1999) dalam Amalia Nur (2008)
menyebutkan ada tiga teori dari preferensi investor yaitu:
1. Devidend irrelevance theory
Suatu teori yang menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak
mempunyai pengaruh, baik terhadap nilai perusahaan maupun biaya
modalnya. Teori ini menyatakan bahwa nilai suatu perusahaan tidak
ditentukan oleh besar kecilnya Dividend Payout Ratio (DPR) tetapi
ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak (EBIT) dan risiko bisnis.
Dengan demikian kebijakan dividen sebenarnya tidak relevan untuk
dipersoalkan.
2. Bird in the hand Theory.
Menurut Brigham tingkat keuntungan yang disyaratkan akan
naik apabila pembagian dividen dikurangi karena investor lebih yakin
terhadap penerimaan dividen daripada kenaikan nilai modal (capital
gain) yang akan dihasilkan dari laba ditahan. Pendapat ini diberi
nama bird in the hand fallacy. Brigham beranggapan investor
memandang bahwa satu burung di tangan lebih berharga daripada
seribu burung di udara. Namun, teori lain berpendapat bahwa tidak
semua investor berkepentingan untuk menginvestasikan kembali
27
yang sama, oleh sebab itu tingkat resiko pendapatan mereka di masa
yang akan datang bukannya ditentukan oleh DPR tetapi ditentukan
oleh tingkat resiko investasi baru.
3. Tax preference theory
Suatu teori yang menyatakan bahwa karena adanya pajak
terhadap keuntungan dividen dan capital gains maka para investor
lebih menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran
pajak.
Menurut Setyawan (1995) dalam Sri Hermuningsih (2007)
mengelompokkan berbagai faktor yang mempengaruhi kebijakan
dividend menjadi dua faktor, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
Faktor intern adalah faktor yang berpengaruh terhadap kebijakan
dividend yang berasal dari dalam perusahaan, misalnya: likuiditas
perusahaan, tingkat laba, kemampuan untuk meminjam, dan
sebagainya. Dari pengaruh intern ini perusahaan dapat mempengaruhi
dan mengendalikan secara aktif sehingga akibatnya dapat dirasakan
secara langsung. Faktor ekstern yang merupakan pengaruh yang
berasal dari luar perusahaan, misalnya: pajak atas dividend, pajak atas
capital gain, akses ke pasar modal, perundangan dan sebagainya. Dari
pengaruh faktor ekstern ini perusahaan harus berusaha untuk
menyesuaikan karena sulit untuk mengendalikannya.
Menurut Brigham (1999) dalam Yangs (2011) dua teori lain
28
1. Information content or signaling hypothesis
Di dalam teori ini Modigliani dan Miller berpendapat bahwa
suatu kenaikan dividen yang diatas kenaikan normal biasanya
merupakan suatu sinyal kepada para investor bahwa manajemen
perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik di masa yang
akan datang. Sebaliknya, suatu penurunan dividen yang dibawah
penurunan normal diyakini investor sebagai suatu sinyal bahwa
perusahaan mengalami masa sulit di masa mendatang. Namun
demikian sulit dikatakan apakah kenaikan atau penurunan harga
setelah adanya kenaikan atau penurunan dividen semata-mata
disebabkan oleh efek sinyal atau mungkin preferensi terhadap
dividen.
2. Clientele Effect
Menyatakan bahwa pemegang saham yang berbeda akan
memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen
perusahaan. Kelompok investor yang membutuhkan penghasilan saat
ini lebih menyukai suatu DPR yang tinggi, sebaliknya kelompok
investor yang tidak begitu membutuhkan uang saat ini ebih senang
jika perusahaan menahan sebagian besar laba bersih perusahaan.
Teori lainnya mengatakan bahwa dividen adalah pembayaran
bagian laba perusahaan kepada pemegang saham. Bentuk dividen
adalah sebagai berikut: (1) Cash dividend adalah dividen yang
29
(cash). (2) Script dividend adalah suatu surat tanda kesediaan
membayar sejumlah uang tertentu yang diberikan perusahaan kepada
pemegang saham sebagai dividen. (3) Property dividend adalah
dividen yang diberikan kepada pemegang saham dalam bentuk
barang- barang (tak berupa uang tunai) ataupun modal saham
perusahaan. (4) Liquidating dividend adalah dividen yang dibayarkan
kepada pemegang saham dimana sebagian dari jumlah tersebut
dimaksudkan sebagai pembayaran bagian laba (cash dividen) (5)
Stock dividend adalah dividen yang diberikan kepada pemegang
saham dalam bentuk saham - saham yang dikeluarkan oleh perusahaan
itu sendiri.
Besarnya dividen tergantung kebijakan dividen masing-masing
perusahaan. Menurut Bodie (1999) dalam Yangs (2008) secara umum
kebijakan dividen ditempuh perusahaan adalah salah satu dari
kebijakan ini,yaitu :
1.Constant dividen payout ratio terdapat beberapa cara
mengatur dividen payout ratio yang dibagikan secara tetap dalam
persentase atau rasio tertentu, yaitu : (a) membayar dengan jumlah
persentase yang tetap dari pendapatan tahunan, (b) mennentukan
dividen yang akan diberikan dalam setahum sama dengan jumlah
dalam persentase yang tetap dari keuntungan tahun sebelumnya, dan
(c) menentukan proyeksi payout ratio untuk jangka waktu panjang.
30
menetapkan besaran dividen dalam jumlah yang tetap. Kebijakan ini
menunjukan perusahan yang sselalu mempertahankan laba tinggi.
Prosedur Pembayaran Dividen
Didalam pembayaran dividen oleh emiten, maka emiten selalu
dividen tersebut baik baik dividen tunai maupun dividen saham.
Tanggal-tanggal yang perlu diperhatikan didalam pembayaran
dividen adalah sebagai berikut menurut Ang (1997) dalam Yangs
(2011) :
1.Tanggal Pengumuman (Declaration Date)
Merupakan tanggal resmi pengumuman oleh emiten tentang
bentuk dan besarnya serta jadwal pembayaran dividen yang akan
dilakukan.
2.Tanggal Cum Dividend (Cum Dividend Date)
Merupakan tanggal hari terakhir perdagangan saham yang
masih melekat hak untuk mendapatkan dividen baik dividen tunai
maupun dividen saham.
3.Tanggal Ex Dividend (Ex Dividend Date)
Merupakan tanggal dimana perdagangan saham sudah tidak
melekat lagi hak untuk memperoleh dividen.
4. Tanggal Pencatatan dalam daftar pemegang saham (Date of
31
Merupakan tanggal dimana investor harus terdaftar sebagai
pemegang saham perusahaan publik atau emiten sehingga ia
mempunyai hak yang diperuntukkan bagi pemegang saham.
5.Tanggal Pembayaran (Payment Date)
Merupakan tanggal dimana para pemegang saham sudah dapat
mengambil dividen yang diumumkan oleh emiten.
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai nilai perusahaan telah banyak diteliti oleh
penelitian-penelitian sebelumnya. Seperti Fuji (2014) mengemukakan
leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan,
penelitian yang dilakukan Helmi (2013) itu pun menunjukkan bahwa
variabel ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan, Pratiska (2013) mengemukakan variabel Investment
Opportunity Set berpengaruh secara positif terhadap variabel nilai
perusahaan.
Penelitian-penelitian tersebut telah banyak memberikan
masukan serta kontribusi tambahan bagi auditor untuk menganalisis
Pengaruh ROA, leverage, IOS, dan DPR terhadap nilai perusahaan
32 Tabel 2.1
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti & Judul
(Tahun)
34
35 Employee Stock
Option
Plans (Esop) sebagai Variabel
Intervening pada Perusahaan Publik Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011
5. Helmi Fahrizal(2013)
Pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE) dan Investment Opportunity Set (Ios) terhadap Nilai Perusahaan di BEI
Analisis regresi berganda
Manufaktur (Consumer Goods)
36 Return on Assets are used as independent variables while devidend payout ratio is a dependend variables. The Result imply that the indian paper industry employs more leverage
√ √ Using simple regression equation method, the study comes to the conclusion that there is an inverse relationship between dividen payout ratio and EVA and recommend SPL to continue the Existing dividend policy of retaining a bulky portion of earning rather than high payout ratio.
37
√ √ √ √ Likuiditas Hasil penelitian menunjukan bahwa likuiditas berpengaruh
39 C. Hipotesis
1. Keterkaitan antara Leverage terhadap Nilai Perusahaan
Leverage merupakan rasio yang menghitung seberapa jauh dana
yang disediakan oleh kreditur, juga sebagai rasio yang
membandingkan total hutang terhadap keseluruhan aktiva suatu
perusahaan. Apabila investor melihat sebuah perusahaan dengan aset
yang tinggi namun risiko leverage nya juga tinggi, maka akan berpikir
dua kali untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut, karena
dikhawatirkan asset tinggi tersebut di dapat dari hutang yang akan
meningkatkan risiko investasi apabila perusahaan tidak dapat melunasi
kewajibanya tepat waktu.
Hal tersebut akan membuat investor berhati-hati untuk
berinvestasi di perusahaan yang rasio leverage nya tinggi karena semakin
tinggi rasio leveragenya semakin tinggi pula resiko investasinya.
Penelitian Eno Fuji (2014) mengemukakan leverage tidak berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan.
H1 : Variabel leverage berpengaruh secara negatif terhadap nilai
perusahaan.
2. Keterkaitan antara ROA terhadap Nilai Perusahaan
Para investor melakukan overview suatu perusahaan dengan
melihat rasio keuangan sebagai alat evaluasi investasi, karena rasio
keuangan mencerminkan tinggi rendahnya nilai perusahaan. Jika investor
40
investasi yang akan mereka tanamkan, yang akan dilihat pertama kali
adalah rasio profitabilitas.
Penelitian yang dilakukan Helmi (2013) itu pun menunjukkan
bahwa variabel ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan.
H2 : Variabel ROA berpengaruh secara positif terhadap nilai perusahaan
3. Keterkaitan antara Investment Opportunity Set (IOS) dengan Nilai
Perusahaan
Investment Opportunity Set merupakan nilai dari suatu perusahaan
sebagai sebuah kombinasi asset in place dengan investment option pada
masa depan. IOS memberi petunjuk yang lebih luas dimana nilai
perusahaan tergantung pada pengeluaran perusahaan dimasa yang akan
datang. Jadi prospek perusahaan dapat ditaksir dari investment
opportunity set ( IOS), yang didifinisikan sebagai kombinasi antara aktiva
yang dimiliki (assets in place) dan pilihan investasi dimasa akan datang
dengan net present value positif.
Penelitian yang dilakukan oleh Pratiska (2013) mengemukakan
variabel Investment Opportunity Set berpengaruh secara positif terhadap
variabel nilai per usahaan.
H3 : Investment Opportunity Set berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
4. Keterkaitan antara Dividend Payout Ratio dengan Nilai
41
Nilai perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan
membayar dividend. Ada saatnya dividend tersebut tidak dibagikan oleh
perusahaan karena perusahaan merasa perlu untuk menginvestasikan
kembali laba yang diperolehnya. Besarnya dividend tersebut dapat
mempengaruhi harga saham. Apabila dividen yang dibayar tinggi, maka
harga saham cenderung tinggi sehingga nilai perusahaan juga tinggi dan
jika dividen dibayarkan kepada pemegang saham kecil maka harga saham
perusahaan yang membagikannya tersebut juga rendah. Kemampuan
sebuah perusahaan membayar dividend erat hubungannya dengan
kemampuan perusahaan memperoleh laba. Jika perusahaan memperoleh
laba yang tinggi, maka kemampuan perusahaan akan membayarkan
dividen juga tinggi. Dengan dividend yang besar akan meningkatkan nilai
perusahaan (Harjito dan Martono, 2005).
H4 : Dividend berpengaruh secara positif terhadap nilai perusahaan
5. Keterkaitan antara Leverage, Return On Asset, Investment
Opportunity Set, dan Dividen Payout Ratio terhadap Nilai
Perusahaan.
Dalam menghitung atau mengatahui nilai dari sebuah perusahaan ,
investor dapat melihat dari berbagai aspek baik dari sisi manajerial
maupun dari sisi keuangan perusahaan tersebut. Ketiga pihak ketiga
atau investor memutuskan untuk melakukan pendanaan atau investasi
42
penyelidikan atau pengamatan lebih mendalam menganai segala
kegiatan dalam perusahaan tersebut. Untuk dalam menilai baik
buruknya nilai dari sebuah perusahaan, biasanya pihak ketiga atau
investor akan melakukan perhitungan melalui rasio rasio keuangan
guna mendapatkan pemahaman lebih mendalam mengenai return
maupun resiko yang akan mereka dapat ketika menanamkan dananya
diperusahaan tersebut. Rasio rasio yang biasanya digunakan oleh para
pihak ketiga untuk menilai sebuah perusahaan adalah rasio
profitabilitas, rasio utang lancar, dan sebagainya. Investor juga dapat
melihat dari seberapa besar peluang baik untuk mendapatkan return
yang besar dari dana yang mereka tanam saat ini di masa yang akan
datang, dan dilain pihak investor ataupun pihak ketiga akan
memutuskan untuk berinvestasi ketika mengetahui dividen yang
diterima dari perusahaan tersebut bernilai tinggi. Untuk itulah secara
simultan penggunaan rasio profitabilitas, rasio utang lancar,
perhitungan peluang investasi serta, perhitungan pembayaran deviden
balik sangatlah berperngaruh dalam mengetahui nilai perusahaan.
H5 : Leverage, Return on Asset, Investment Opportunity
Set, dan Dividend Payout Ratio berpengaruh terhadap Nilai
43 D. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam
gambar 2.1.
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Judul
Pengaruh Leverage, ROA, Investment Opportunity Set, Dividend Payout Ratio Terhadap Nilai Perusahaan
Bursa Efek Indonesia (BEI)
Variabel Independen
Nilai Perusahaan (Y)
Metode Analisis: Regresi Berganda Paired Sampel T Test
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Perusahaan Sektor Manufaktur di BEI
Dividend Payout Ratio Leverage
Investment Opportunity Set
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh antara dua variabel atau
lebih. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder adalah sumber data yang diperoleh secara tidak langsung melalui
media perantara. Data tersebut dapat berupa laporan keuangan yang
dipublikasikan oleh perusahaan, laporan tahunan perusahaan, laporan hasil
RUPS, dan lain-lain. Penelitian ini akan membahas mengenai pengaruh
Leverage, ROA, Dividend Payout Ratio dan Investment Opportunity Set
terhadap Nilai Perusahaan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
Adapun data sekunder dalam penelitian ini adalah laporan keuangan
tahunan dan laporan tahunan perusahaan yang dipublikasikan setiap tahun
pada periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Data diperoleh dari
laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan tahunan perusahaan yang
diambil dari situs Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id,
Indonesian Capital Market Directory (ICMD), Fact Book dan diambil
langsung dari Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) yang terdapat di Bursa
45 B. Metode Penentuan Sampel
Populasi yaitu kumpulan pengukuran atau data pengamatan yang
dilakukan terhadap orang, benda atau tempat, sedangkan sampel yaitu
sebagian dari populasi atau dalam istilah matematik dapat disebut sebagai
himpunan bagian atau subset dari populasi.
Metode penelitian sampel yang digunakan adalah Purposive
Sampling, yaitu tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang
informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu,
umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian (Indriantoro
dan Bambang, 2002).
Sampel untuk penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2009 sampai
2013 dengan pertimbangan bahwa perusahaan keuangan/finansial
dijadikan salah satu alternatif bagi masyarakat untuk berinvestasi selain
berinvestasi di pasar modal ataupun reksadana
Perusahaan yang tidak melakukan Initial Public Offering (IPO)
dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Sampel dalam penelitian ini
dipilih dengan cara Purposive Sampling, yaitu salah satu teknik
pengambilan sampel Non Probabilistic yang dilakukan berdasarkan
kriteria atau pertimbangan tertentu (Indriantoro dan Bambang, 2002).
Adapun kriteria dalam penentuan sampel yang akan digunakan