PENGARUH DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR), DEBT TO EQUITY RATIO (DER), RETURN ON EQUITY (ROE), INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS)
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(Studi Empiris Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia yang Terdaftar pada Jakarta Islamic Index Periode 2009-2013)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Agista Nuraini NIM: 108082000056
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Agista Nuraini
NIM : 108082000056
Jurusan : Akuntansi
Judul Skripsi : Pengaruh Dividen Payout Ratio (DPR), Debt to Equity Ratio (DER), Return
On Equity (ROE), dan Investment Opportunity Set (IOS), terhadap Nilai
Perusahaan (Studi Empiris Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia yang Terdaftar pada Jakarta Islamic Index)
Menyatakan bahwa hasil penulisan skripsi yang telah saya buat ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliaanya. Apabila ternyata kemudian hari, penulisan skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap hasil karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak ada unsur paksaan.
Jakarta, 20 Oktober 2015
Agista Nuraini 108082000056
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Agista Nuraini
2. Tempat tanggal lahir : Tangerang, 16 Agustus 1990
3. Alamat : Jalan Merpati Raya Gg.Waru Rt 007/001 Sawah Baru Ciputat – Tangerang Selatan 15413
4. Telepon : 0856-1684-409
5. E-mail : agista_nuraini@yahoo.com
agistanuraini@gmail.com
II. PENDIDIKAN
1. SDN Jombang 2 Tahun 1996-2002
2. SMPN 3 Ciputat Tahun 2002-2005
3. SMK Dua Mei Ciputat Tahun 2005-2008
4. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2008-2015
III. LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah : A. Sanwani
2. Ibu : Nurmainah
3. Adik : Ifah Pebrianti Isnaini Andika Rahmat Firmansyah
4. Alamat : Jalan Merpati Raya Gg.Waru RT 007/001 Sawah Baru-Ciputat, Tangerang Selatan 15413
IV. PENGALAMAN MAGANG
1. Agustus 2012-Sampai Sekarang: Asistensi BMN di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jakarta
INFLUENCE OF DIVIDEND PAYOUT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON EQUITY, AND INVESTMENT OPPORTUNITY SET TO VALUE OF THE
COMPANY
ABSTRACT
The purpose of the research is to test the effect of dividend payout ratio (DPR), debt to equity ratio (DER), return on equity (ROE), and investment opportunity set (IOS) to value of the company. Populations of this research are all of company listed on Indonesian Stock Exchange during the period 2009-2013 and include on Jakarta Islamic Index. The sampling technique is purposive, so the sample unit is 12 companies. This research uses multiple regression analysis.
The result of the research show that simultaneously dividend payout ratio (DPR), debt to equity ratio (DER), return on equity (ROE), and investment opportunity set (IOS) have a significant effect to dividend policy. But partially only dividend payout ratio (DPR) and investment opportunity set (IOS) have a significant effect to value of the company. Adjusted R square value (R2) that is equal to 54,2% while the remaining 45,8% is influenced by other factors not included in the research model.
Keyword : dividend payout ratio, debt to equity ratio, return on equity, investment opportunity set, and value of the company
PENGARUH DIVIDEND PAYOUT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO,
RETURN ON EQUITY, DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SETTERHADAP NILAI PERUSAHAAN
ABSTRAK
equity ratio (DER), return on equity (ROE), dan investment opportunity set (IOS) terhadap nilai perusahaan. Populasi penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013 dan termasuk ke dalam Jakarta Islamic Index. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, perusahaan yang menjadi sampel berjumlah 12 perusahaan. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan dividend payout ratio (DPR), debt to equity ratio (DER), return on equity (ROE), dan investment opportunity set (IOS) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun, secara parsial hanya dividend payout ratio (DPR), dan investment opportunity set (IOS) yang memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Nilai Adjusted R square (R2) sebesar 54,2% sedangkan sisanya sebesar 45,8% dipengaruhi faktor lain yang tidak dimasukkan kedalam model penelitian.
Keyword : dividend payout ratio, debt to equity ratio, return on equity, investment opportunity set, dan nilai perusahaan.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya yang tak terkira sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan bagi semua umat manusia (khususnya umat muslim) di dunia.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua penulis, Bapak A. Sanwani dan Mama Nurmainah yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materiil serta doa yang tiada henti kepada penulis.
2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Amilin, SE., M. Si., Ak., selaku wakil dekan bidang akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag. MH. selaku wakil dekan bidang administrasi umum Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Dr. Desmadi Saharuddin, Lc., MA, selaku wakil dekan bidang kemahasiswaan dan alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
6. Ibu Dr. Rini, SE., Ak, M.Si, selaku dosen pembimbing I yang telah berkenan memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
7. Ibu Yusro SE., Ak, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan tambahan ilmu dan solusi pada setiap permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini.
8. Ibu Yessi Fitri SE., M.Si., Ak, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Pak Heppi Prayudiawan SE., Ak, MM. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
10.Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan.
11.Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
12.Kedua adik penulis, Ifah dan Diko yang telah memberikan doa, perhatian, pengertian, semangat dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
13.Teman-teman AKUNTANSI B 2008, Dita, Nabil, Syawal, Ikrimah, Ririz, Nurul, Sifa, Aba, Helmy, Asri, serta teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas informasi, bantuan, semangat, dan doa yang telah diberikan. 14.Teman-teman AKUNTANSI 2008, Siti Nurohmah, Fatma Khaizan, Mutmainah
terima kasih atas doa, dukungan, informasi dan kerja samanya.
15.Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini selalu terbuka. Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya dalam bidang akuntansi dan manajemen.
Agista Nuraini
DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Lembar Pengesahan Skripsi...ii
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ... iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ... iv
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ... v
Daftar Riwayat Hidup ... vi
Abstract ... vii
Abstrak ... .viii
Kata Pengantar ... ix
Daftar Isi ... xi
Daftar Tabel ... xv
Daftar Gambar ... xvi
Daftar Lampiran ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Perumusan Masalah ... 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9
1. Tujuan Penelitian ... 9
2. Manfaat Penelitian ... 9
A. Kontribusi Teoritis ... 10
B. Kontribusi Praktis ... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12
A. Tinjauan Literatur ... 12
1. Kinerja Keuangan ... 12
A. Kebajikan Dividen ... 13
B. Kebijakan Utang ... 16
C. Profitabilitas ... 18
D. Investment Opportunity Set (IOS) ... 20
E. Nilai Perusahaan ... 24
F. Pasar Modal Syariah ... 27
1) Prinsip Syariah dalam Pasar Modal ... 28
2) Fungsi Pasar Modal Syariah ... 31
2. Teori-teori yang Berhubungan dengan Penelitian ... 32
A. Teori Agensi (Agent Theory) ... 32
B. Signaling Theory ... 34
3. Penelitian-penelitian Terdahulu ... 35
4. Kerangka Pemikiran ... 43
5. Hipotesis ... 44
BAB III METODE PENELITIAN ... 49
A. Ruang Lingkup Penelitian ... 49
B. Metode Penentuan Sampel ... 49
C. Metode Pengumpulan Data ... 50
D. Metode Analisis ... 51
1. Statistik Deskriptif ... 52
2. Uji Asumsi Klasik ... 52
a. Uji Multikolinearitas ... 52
b. Uji Autokorelasi ... 52
c. Uji Heteroskedastisitas ... 54
d. Uji Normalitas ... 55
3. Uji Hipotesis ... 55
a. Koefisien Determinasi (AdjustedR2) ... 56
b. Uji Statistik F ... 57
c. Uji Statistik t ... 58
E. Operasional Variabel Penelitian ... 59
1. Variabel Independen ... 59
2. Variabel Dependen ... 61
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 64
A.Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 64
B.Analisis dan Pembahasan ... 70
1. Hasil Uji Instrumen Penelitian ... 70
a. Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 70
b. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 71
1. Hasil Uji Multikolonieritas ... 72
2. Hasil Uji Autokorelasi ... 73
3. Hasil Uji Heterokedastisitas ... 75
4. Hasil Uji Normalitas ... 76
c. Hasil Uji Hipotesis ... 78
1. Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 78
2. Hasil Uji Statistik F ... 79
3. Hasil Uji Statistik t ... 80
2. Analisis dan Interpretasi ... 83
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 88
A.Kesimpulan ... 88
B.Implikasi ... 89
C.Saran ... 89
Daftar Pustaka
Lampiran – Lampiran
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
2.1 Penelitian Sebelumnya ... 36
3.1 Operasional Variabel ... 63
4.1 Rincian Perolehan Sampel Penelitian ... 68
4.2 Sampel Perusahaan ... 69
4.3 Statistik Deskriptif ... 70
4.4 Hasil Uji Multikolonieritas ... 73
4.5 Hasil Uji Autokorelasi ... 74
4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 78
4.7 Hasil Uji Statistik F ... 79
4.8 Hasil Uji Statistik t ... 80
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran ... 43
4.1 Grafik Scatterplot ... 75
4.2 Grafik Histogram ... 77
4.3 Grafik Normal P-Plot ... 77
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1 Nama Perusahaan ...95
2 Daftar Perusahaan Jakarta Islamic Index ...96
3 Daftar Dividend Payout Ratio ...99
4 Daftar Debt to Equity Rato ...101
5 Daftar Return On Equity ...103
6 Daftar Investment Opportunity Set ...105
7 Daftar Nilai Perusahaan ...107
8 Hasil Uji Regresi SPSS ...108
vi BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perusahaan-perusahaan dalam industri, menciptakan suatu persaingan
yang ketat antar perusahaan, perkembangan teknologi yang makin cepat,
tumbuhnya perhatian perusahaan terhadap faktor lingkungan, krisis energi, dan
tanggung jawab sosial menjadikan para manajer keuangan untuk bertindak
sebagai general manager (Ningsih, 2011:2). Semua manajer dituntut
fleksibilitasnya dalam menghadapi cepatnya perubahan di masa datang untuk
mengambil keputusan secara cepat dan akurat.
Persaingan dalam industri membuat setiap perusahaan semakin
meningkatkan kinerja agar tujuannya dapat tercapai. Setiap perusahaan
memiliki tujuan yang bermacam-macam, ada perusahaan yang tujuannya hanya
berfokus pada keuntungan maksimal atau laba yang sebesar-besarnya, ada juga
yang bertujuan untuk memakmurkan kepentingan pemiliknya, dan ada pula
yang berpendapat bahwa perusahaan harus dapat mencapai kesejahteraan
masyarakat sebagai tanggung jawab sosialnya (Wongso, 2012:1). Dari semua
pendapat, dapat disimpulkan bahwa tujuan perusahaan secara substansial tidak
berbeda, hanya saja penekanan yang ingin dicapai oleh masing-masing
vii Menurut Jensen (2001) dalam Wahyudi (2006) dalam Sukrini (2012),
bahwa untuk memaksimumkan nilai perusahaan tidak hanya nilai ekuitas saja
yang harus diperhatikan, tetapi juga semua klaim keuangan seperti hutang,
waran, maupun saham preferen.
Nilai perusahaan sangat penting karena mencerminkan kinerja perusahaan
yang dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan. Bagi para
investor, nilai perusahaan merupakan konsep penting karena nilai perusahaan
merupakan indikator bagaimana pasar menilai perusahaan secara keseluruhan
(Wongso, 2012:2). Nilai perusahaan yang tinggi, menjadi harapan bagi para
pemegang saham, karena semakin tinggi nilai perusahaan, maka semakin besar
kemakmuran yang akan di terima oleh pemegang saham (Rakhimsyah,
2011:32).
Nilai perusahaan menggambarkan seberapa baik atau buruk manajemen
mengelola kekayaannya, hal ini juga bisa dilihat dari pengukuran kinerja
keuangan yang diperoleh. Suatu perusahaan akan berusaha untuk
memaksimalkan nilai perusahaannya. Peningkatan nilai perusahaan dapat
terjadi apabila ada kerja sama antara manajemen perusahaan dengan pihak lain
yang meliputi shareholder maupun stakeholder dalam membuat keputusan
keuangan, dengan memaksimumkan modal kerja yang dimiliki. Peningkatan
nilai perusahaan biasanya ditandai dengan naiknya harga saham di pasar.
Harga pasar saham adalah harga yang bersedia dibayarkan oleh calon
viii merupakan harga yang dapat dijadikan sebagai proksi nilai perusahaan
(Hasnawati, 2005) dalam Gany dan Surya Raharja, (2012:2).
Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai
perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja
perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan di masa depan (Sari,
2013:2). Dalam hal ini, nilai saham dapat merefleksikan investasi keuangan
perusahaan dan kebijakan dividen.
Dividen merupakan bagian dari laba yang tersedia bagi para pemegang
saham biasa dalam bentuk tunai. Laba ditahan (retained earning) adalah bagian
dari laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa yang ditahan oleh
perusahaan untuk diinvestasikan kembali (reinvestment) dengan tujuan untuk
mengejar pertumbuhan perusahaan (Putri, 2013:2).
Dividen memiliki arti penting bagi perusahaan karena berkaitan dengan
pengalokasian laba yang tepat sehingga pertumbuhan perusahaan dan
kesejahteraan para pemegang saham dapat terjamin. Dalam keputusan
pembagian dividen, perusahaan harus mempertimbangkan kelangsungan hidup
dan pertumbuhan perusahaannya. Pembagian dividen dalam bentuk tunai lebih
banyak diinginkan investor dari pada dalam bentuk lain, karena pembayaran
dividen tunai membantu mengurangi ketidakpastian investor dalam
menanamkan dananya kedalam perusahaan. Total pengembalian (return)
kepada pemegang saham selama waktu tertentu terdiri dari peningkatan harga
ix yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya, maka return yang diperoleh investor
akan semakin tinggi (Umi dkk, 2012:2).
Kebijakan dividen merupakan keputusan yang ditetapkan oleh perusahaan
apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang
saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba guna pembiayaan
di masa yang akan datang (Wongso, 2012:2). Perusahaan dalam menetapkan
kebijakan harus memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kebijakan dividen, karena berkaitan dengan kesejahteraan pemegang saham
(Sukirni, 2012:4).
Kebijakan hutang juga dapat dihubungkan dengan nilai perusahaan.
Penggunaan hutang sangat sensitif pengaruhnya terhadap perubahan naik atau
turunnya nilai perusahaan. Penggunaan hutang yang tinggi akan meningkatkan
nilai perusahaan karena penggunaan hutang dapat menghemat pajak.
Penggunaan hutang yang tinggi juga dapat menurunkan nilai perusahaan
karena adanya kemungkinan timbulnya biaya kepailitan dan biaya keagenan
(Weston dan Copeland, 1996:53) dalam Herawati (2012:2). Besarnya hutang
yang ditetapkan oleh perusahaan akan mempengaruhi nilai perusahaan itu
sendiri.
Menurut Yuli (2008), kebijakan hutang merupakan bagian dari
perimbangan jumlah hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, saham
preferen dan saham biasa dan perusahaan akan berusaha mencapai tingkat
x dan pemegang saham. Perusahaan umumnya menyukai tingkat hutang yang
lebih tinggi karena dengan tingginya tingkat hutang maka perusahaan akan
memperoleh bunga yang tinggi. Tingginya tingkat bunga akan mengurangi
pajak perusahaan. Peningkatan hutang akan mempengaruhi besar kecilnya laba
bersih yang tersedia bagi para pemegang saham termasuk dividen yang akan
diterima karena kewajiban tersebut lebih diprioritaskan daripada pembayaran
dividen. Jika beban hutang semakin tinggi maka kemampuan perusahaan untuk
membagi dividen akan semakin rendah. Penggunaan hutang yang terlalu tinggi
akan berdampak pada pembayaran dividen. Sehingga pembayaran bunga pada
kreditor atas modal yang dipinjam perusahaan haruslah didahulukan sebelum
laba dibagikan kepada para pemegang saham. Dan penggunaan hutang yang
terlalu tinggi akan menghadapi biaya kebangkrutan dan biaya agensi yang
tinggi. Dengan demikian peningkatan hutang akan meningkatkan nilai
perusahaan, namun pada titik tertentu akan menurunkan nilai perusahaan.
Menurut Kartika (2005) yang menyatakan bahwa penggunaan hutang yang
terlalu tinggi akan menyebabkan penurunan dividen karena sebagian besar
keuntungan dialokasikan sebagai cadangan pelunasan hutang. Sebaliknya, pada
tingkat penggunaan hutang yang rendah perusahaan mengalokasikan dividen
yang tinggi sehingga sebagian besar keuntungan digunakan untuk
kesejahteraan pemegang saham.
Nilai perusahaan dapat pula dipengaruhi oleh besar kecilnya profitabilitas
xi bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasinya.
Keuntungannya yang bisa dibagikan kepada pemegang saham adalah
keuntungan setelah bunga dan pajak. Semakin besar keuntungan yang
diperoleh semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayarkan
devidennya. Menurut Sujoko dan Subiantoro (2007) dalam Ayuningtyas
(2013:2), menjelaskan bahwa profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek
perusahaan yang baik, terutama dalam memberikan dividen kepada pemegang
saham.
Dari sudut pandang investor, salah satu indikator penting untuk melihat
prospek perusahaan dimasa yang akan datang yaitu dengan melihat sejauh
mana pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Indikator ini sangat penting
diperhatikan untuk mengetahui seberapa besar return yang dapat diterima oleh
investor atas investasi yang dilakukannya. Weston and Copeland, (1996:2)
dalam Herawati (2012:2), mengemukakan bahwa profitabilitas adalah
efektifitas manajemen yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari
penjualan atau investasi perusahaan. Peningkatan profitabilitas perusahaan
dapat mempengaruhi nilai perusahaan dan itu tergantung dari bagaimana
persepsi investor terhadap peningkatan profitabilitas perusahaan. Persepsi
investor dalam menanggapi profitabilitas akan mempengaruhi harga saham
sekaligus nilai dari perusahaan tersebut.
Investment Opportunity Set (IOS) merupakan pilihan kesempatan investasi
xii proyek yang memiliki net present value positif. Menurut Myers (1997) dalam
Hasnawati (2005), memperkenalkan set peluang investasi (Investment
Opportunity Set) dalam kaitannya untuk mencapai tujuan perusahaan.
Menurutnya Investment Opportunity Set (IOS) memberikan petunjuk yang
lebih luas dimana nilai perusahaan sebagai tujuan utama tergantung pada
pengeluaran perusahaan di masa yang akan datang. Keputusan investasi yang
dibuat oleh manajemen akan mempengaruhi cara pandang investor dan pemilik
perusahaan sehingga mempengaruhi nilai perusahaan. Hubungan antara
Investment Opportunity Set (IOS) dan nilai perusahaan merupakan signaling,
dimana investor akan memberikan sinyal positif terhadap perusahaan yang
memiliki IOS tinggi, karena lebih menjanjikan return di masa yang akan
datang.
Pengukuran Investment Opportunity Set (IOS) beragam, baik yang
menggunakan faktor tunggal maupun menggunakan kombinasi beberapa
faktor, sebagian besar menggunakan ukuran data-data pasar modal dalam
menghitung Investment Opportunity Set (IOS) karena lebih banyak
menggunakan ukuran harga saham dan market value of equity sebagai proksi
dari Investment Opportunity Set (IOS). Investment Opportunity Set (IOS)
dapat diamati dari pertumbuhan nilai buku perusahaan di masa mendatang.
Nilai perusahaan di masa mendatang akan tercermin dari harga saham, karena
harga saham mencerminkan present value dari arus kas di masa mendatang
xiii Pengaruh DPR, DER, ROE, IOS terhadap nilai perusahaan telah di uji oleh
Sri Hasnawati, Oktaviana, Gany Ibrahim, Dwi Ayuningtyas, Dwi Sukirni,
Dewi Kusuma, Amanda Wongso, Nani Martikarini dan Umi Mardiyati,
penelitian-penelitian yang telah di lakukan dengan variabel-variabel yang
berbeda, dan menunjukan hasil yang berbeda, serta sampel penelitian yang
berbeda juga. Untuk itu, penelitian ini dilakukan untuk menguji kembali
bagaimana pengaruh masing-masing variabel DPR, DER, ROE, IOS terhadap
nilai perusahaan. Dengan menggunakan objek penelitian ini adalah
perusahaan-perusahaan yang masuk kedalam daftar JII ( Jakarta Islamic Index)
selama periode 2009-2013. Dimana perusahaan-perusahaan yang masuk dalam
daftar JII telah melalui proses seleksi sehingga dianggap memiliki prospek
yang bagus.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Apakah Dividend Payout Ratio (DPR), Debt to Equity Ratio (DER),
Return on Equity (ROE), Investment Opportunity Set (IOS) secara parsial
berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan go public yang
terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun 2009-2013?
2) Apakah Dividend Payout Ratio (DPR), Debt to Equity Ratio (DER),
xiv simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan go
public yang terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun 2009-2013?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris
mengenai hal-hal berikut:
1) Menganalisa pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR), Debt to
Equity Ratio (DER), Return on Equity (ROE), Investment
Opportunity Set (IOS) secara parsial berpengaruh terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan go public yang terdaftar di Jakarta
Islamic Index tahun 2009-2013.
2) Menganalisa pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR), Debt to
Equity Ratio (DER), Return on Equity (ROE), Investment
Opportunity Set (IOS) secara simultan berpengaruh terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan go public yang terdaftar di Jakarta
Islamic Index tahun 2009-2013.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut:
xv 1) Bagi investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu
masukan dalam penilaian terhadap perusahaan dengan melihat nilai perusahaan
berdasarkan harga saham di pasar saham.
2) Bagi manajemen
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi yang dapat
membantu manajemen dalam memberikan masukan dan pertimbangan untuk
pengambilan keputusan yang tepat sehingga perusahaan dapat memperoleh
keuntungan yang lebih maksimal.
3) Bagi akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi pada
literatur-literatur terdahulu mengenai kebijakan investasi, profitabilitas, kebijakan
dividen, kebijakan hutang dan nilai perusahaan dalam memberi tambahan
wawasan dan ilmu pengetahuan.
4) Bagi peneliti
Diharapkan dapat menjadi sarana mengembangkan ilmu pengetahuan yang
telah di peroleh selama masa kuliah, meningkatkan pengetahuan, dan
menambah wawasan yang lebih tentang kebijakan dividen, kebijakan hutang,
kebijakan investasi, profitabilitas, dan nilai perusahaan serta mempertajam
xvi B. Kontribusi Praktis
1) Bagi investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar penilaian
perkembangan perusahaan berdasarkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi
nilai perusahaan.
2) Bagi manajemen
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi penilaian yang membantu
manajemen dalam menyajikan laporan keuangan perusahaan agar tidak terjadi
asimetri informasi antara agen dan principal.
3) Bagi akademisi
Hasil penelitian ini dapat menjadi sarana penilaian kemampuan mahasiswa
dalam memahami teori yang diterima selama masa kuliah.
4) Bagi peneliti
Diharapkan dapat menjadi sarana latihan pengembangan kemampuan
dalam bidang penelitian dan penerapan teori yang diperoleh selama kuliah,
meningkatkan pengetahuan, dan menambah wawasan yang lebih tentang
kebijakan dividen, kebijakan hutang, kebijakan investasi, profitabilitas, dan
nilai perusahaan serta mempertajam kemampuan dalam menganalisis
xvii BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Kinerja Keuangan
Kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi atau indikator suatu
pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu. Sedangkan kinerja keuangan
adalah suatu tampilan tentang kondisi keuangan lain yang bersifat penunjang.
Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam
menghasilkan arus kas dari sumber dana yang ada. (Wirawan : 2009) dalam
Fahrizal (2012:12).
Tujuan manajemen adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Untuk
mencapai tujuan ini, perusahaan secara konsisten memperbaiki
kelemahan-kelemahan perusahaan dan memanfaatkan keunggulan perusahaan.
Agar tujuan perusahaan untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham
dapat tercapai, maka perlu di ambil berbagai keputusan keuangan (financial
decision) yang relevan dan mempunyai pengaruh bagi peningkatan nilai
xviii A. Kebijakan Deviden
Dividen adalah bagian dari laba bersih (retained earning) atau laba setelah
pajak (earning after tax) yang dibagikan kepada para pemegang saham. Pada
dasarnya laba tersebut bisa di bagi sebagai dividen atau laba yang di tahan
untuk diinvestasikan kembali. Perusahaan bisa membagi dividen dalam bentuk
uang tunai atau dalam bentuk saham (stock dividend).
Kebijakan dividen sering dianggap sebagai signal bagi investor dalam
menilai baik atau buruknya suatu perusahaan, hal ini disebabkan karena
kebijakan dividen dapat membawa pengaruh terhadap harga saham perusahaan
(Umi dkk, 2012;3).
Jika perusahaan mampu meningkatkan pembayaran dividen karena
peningkatan laba, maka harga saham akan naik. Jadi, kenaikan harga saham
tersebut pada dasarnya merupakan akibat dari kenaikan laba. Pemberian
dividen dimungkinkan hanya apabila perusahaan memperoleh keuntungan,
namun tidak menutup kemungkinan perusahaan tetap membagi dividen
meskipun perusahaan menderita kerugian. Semakin banyak dividen yang ingin
dibayarkan oleh perusahaan, semakin besar kemungkinan berkurangnya laba di
tahan.
Setiap perusahaan di satu pihak menginginkan adanya pertumbuhan bagi
perusahaan, dan di lain pihak juga ingin membayarkan dividen kepada para
xix
dividend payout ratio meskipun terjadi penurunan jumlah laba yang diperoleh.
Oleh karena itu, Dividend Payout Ratio (DPR) sering kali dikaitkan dengan
Signaling theory (Jogiyanto Hartono : 1998 dalam Hardiyanti : 2012). Dividen
payout ratio yang berkurang dapat mencerminkan laba perusahaan yang makin
berkurang. Akibatnya sinyal buruk akan muncul karena mengindikasikan
bahwa perusahaan kekurangan dana. Kondisi ini menyebabkan preferensi
investor akan suatu saham berkurang karena investor memiliki prefensi yang
sangat kuat atas dividen. Dividen tunai merupakan keuntungan finansial yang
diharapkan pemegang saham dalam menginvestasikan modal pada perusahaan.
Adanya pemberian dividen tunai maka tujuan pemegang saham untuk
mendapatkan keuntungan tercapai dan masalah dengan agent (manajemen)
dapat dikurangi. Karena agent kecenderungan untuk menginvestasikan kembali
laba yang diperoleh, daripada membagikan dividen tunai dengan tujuan agar
perusahaan terus mengalami pertumbuhan.
Besarnya dividend tergantung kebijakan dividen masing-masing
perusahaan. Menurut (Naveli, 1989 dalam Suharli dan Oktorina 2005), secara
umum kebijakan dividen yang di tempuh perusahaan adalah salah satu dari 3
(tiga) kebijakan ini, yaitu:
1) Constant Dividend Payout Ratio
Terdapat beberapa cara mengatur dividend payout ratio yang dibagikan
xx a) Membayar dengan jumlah persentase yang tetap dari pendapatan
tahunan.
b) Menentukan dividen yang akan diberikan dalam setahun sama dengan
jumlah persentase tetap dari keuntungan tahun sebelumnya.
c) Menentukan proyeksi payout ratio untuk jangka waktu panjang.
2) Stable Per Share Dividend
Kebijakan yang menetapkan besaran dividen dalam jumlah yang tetap. Kebijakan ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan laba yang tinggi.
3) Regular Dividend Plus Extra
Dalam kebijakan ini perusahaan akan memberikan suatu tingkat dividen yang relatif rendah tetapi dalam jumlah yang pasti, dan memberikan tambahan apabila perusahaan membukukan laba yang cukup tinggi.
Kebijakan dividen dalam penelitian ini, diproksikan oleh dividend payout
ratio (DPR). Dividend Payout Ratio (DPR) dipakai sebagai alat ukur kebijakan
dividen karena kualitas saham suatu perusahaan tidak bisa dijamin dari tiap
lembar saham yang di bagikan jika menggunakan dividend per shared (DPS).
Moeljadi (2006) merumuskan DPR sebagai berikut :
xxi B. Kebijakan Utang
Pengertian utang menurut FASB dalam SFAC NO. 6 utang adalah
pengorbanan manfaat ekonomi masa mendatang yang mungkin timbul karena
kewajiban sekarang suatu entitas untuk menyerahkan aktiva atau memberikan
jasa kepada entitas lain di masa mendatang sebagai akibat transaksi masa lalu.
Pengertian utang (kewajiban) menurut PSAK No. 57. Utang (kewajiban)
merupakan utang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu,
yang penyelesaiannya diperkirakan mengakibatkan arus kas keluar dari sumber
daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.
Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya memerlukan dana yang cukup
agar operasional perusahaan dapat berjalan dengan lancar. Perusahaan yang
kekurangan dana akan mencari dana untuk menutupi kekurangannya akan dana
tersebut. Dana tersebut bisa diperoleh dengan cara memasukan modal baru dari
pemilik perusahaan atau dengan cara melakukan pinjaman ke pihak di luar
perusahaan. Apabila perusahaan melakukan pinjaman kepada pihak di luar
perusahaan maka akan timbul utang sebagai konsekuensi dari pinjamannya
tersebut.
Penggunaan utang merupakan keputusan yang bersifat strategik, karena
membawa konsekuensi finansial jangka panjang yang berdampak pada resiko
dan nilai perusahaan. Setiap perusahaan akan menetapkan proporsi utang
xxii proporsi utang, menurut Myers : 1977 (dalam Herry Subagyo:2011-60) dalam
Balancing theory menjelaskan bahwa proporsi penggunaan utang dapat
meningkatkan nilai perusahaan pada tingkat tertentu, akan tetapi setelah
melewati batas optimal penggunaan hutang dapat menurunkan nilai
perusahaan.
Kebijakan utang merupakan kebijakan perusahaan tentang seberapa besar
kebutuhan dana perusahaan dibiayai oleh utang. Semakin tinggi penggunaan
utang, maka kemungkinan resiko keuangan dan kegagalan perusahaan juga
semakin tinggi. Jadi seharusnya keberadaan utang jika dikelola secara efektif
maka akan meningkatkan harga saham. Namun apabila keberadaan utang
tersebut dikelola secara tidak efektif maka akan menurunkan harga saham.
Kebijakan utang dalam penelitian ini, diproksikan oleh Debt to equity
ratio (DER). Debt to Equity Ratio (DER) di pakai sebagai alat ukur kebijakan
utang karena menyangkut tentang bagaimana membiayai perusahaan dalam
melunasi utang dan ekuitas apa yang harus digunakan, atau jenis sekuritas
utang serta ekuitas khusus apa yang harus diterbitkan pada perusahaan. Debt
to equity ratio dapat juga menggambarkan sumber pendanaan perusahaan yang
akan berakibat pada reaksi pasar saham, volume perdagangan saham sehingga
secara otomatis berpengaruh pada harga saham.
Brigham dan Houston (2001) merumuskan DER sebagai berikut :
xxiii C. Profitabilitas
Menurut Hermuningsih (2013) profitabilitas adalah rasio dari efektifitas
manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari penjualan
investasi. Profitabilitas penting bagi perusahaan dalam usaha mempertahankan
kelangsungan hidupnya dalam jangka panjang, karena profitabilitas
menunjukkan apakah badan usaha tersebut mempunyai prospek yang baik
dimasa yang akan datang.
Menurut Wirajaya dan Dewi (2013), para investor menanamkan saham pada
perusahaan adalah untuk mendapatkan return. Semakin tinggi kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba, maka semakin besar return yang
diharapkan investor.
Menurut Sujoko dan Soebiantoro (2007), dalam Ayuningtias (2013),
menyatakan bahwa profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan
yang baik dan kelangsungan hidup perusahaan lebih terjamin, sehingga
investor akan merespon sinyal positif tersebut dan nilai perusahaan akan
meningkat. Hal ini, dapat dipahami karena perusahaan yang berhasil
membukukan laba yang meningkat, akan mengindikasikan bahwa perusahaan
tersebut mempunyai kinerja yang baik, sehingga dapat menciptakan penilaian
yang positif dari investor dan dapat membuat harga saham perusahaan
meningkat. Dengan begitu, meningkatnya harga saham akan meningkatkan
xxiv Proksi yang digunakan dalam penelitian ini, adalah Return on Equity.
Menurut Brigham dan Houston (2001) ROE merupakan rasio laba bersih
setelah pajak terhadap modal sendiri. Sedangkan menurut Sutrisno (2001:267),
ROE merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga ROE ini ada yang menyebut
sebagai rentabilitas modal sendiri. Berdasarkan definisi ROE diatas maka
dapat disimpulkan bahwa ROE merupakan alat analisis keuangan untuk
mengukur profitabilitas. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan keuntungan berdasarkan modal tertentu. Rasio ini merupakan
ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham (Hanafi dan Halim,
1996:85).
Salah satu alasan utama perusahaan beroperasi adalah menghasilkan laba
yang bermanfaat bagi para pemegang saham, ukuran dari keberhasilan
pencapaian alasan ini adalah angka Return on Equity berhasil dicapai. Semakin
besar Return on Equity mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham.
Adanya pertumbuhan ROE menunjukkan prospek perusahaan yang
semakin baik karena berarti adanya potensi peningkatan keuntungan yang
diperoleh perusahaan, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor
serta akan mempermudah manajemen perusahaan untuk menarik modal dalam
bentuk saham.
Rasio ini berguna untuk mengetahui efisiensi manajemen dalam
xxv efektif perusahaan menggunakan ekuitasnya, dan akhirnya kepercayaan
investor atas modal yang diinvestasikannya terhadap perusahaan lebih baik
serta dapat memberi pengaruh positif bagi harga sahamnya di pasar.
Return on Equity enunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba bersih. Semakin tinggi ROE perusahaan dianggap sebagai sinyal yang
baik, karena ROE yang besar berarti semakin besar peluang para investor
untuk memperoleh laba bersih dari setiap modal yang diinvestasikan (Prabowo,
2015:15).
D. Investment Opportunitty Asset (IOS)
Investasi menurut Martono dan Agus (2005) merupakan penanaman dana
yang dilakukan oleh suatu perusahaan ke dalam suatu asset (aktiva) dengan
harapan memperoleh pendapatan dimasa yang akan datang. Fama (1978) dalam
Hasnawati (2005:118) mengatakan bahwa nilai perusahaan semata-mata
ditentukan oleh keputusan investasi. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa
keputusan investasi itu penting, karena untuk mencapai tujuan perusahaan
hanya akan dihasilkan melalui kegiatan investasi perusahaan.
Keputusan investasi tidak dapat diamati secara langsung oleh pihak luar.
Beberapa studi yang dilakukan dalam hubungannya dengan keputusan investasi
antara lain Myers (1977) dalam Hasnawati (2005:118) yang memperkenalkan
xxvi dimana nilai perusahaan tergantung pada pengeluaran perusahaan dimasa yang
akan datang. Jadi prospek perusahaan dapat ditaksir dari investment
opportunity set (IOS), yang didefinisikan sebagai kombinasi antara aktiva yang
dimiliki (assets in place) dan pilihan investasi dimasa akan datang dengan net
present value positif. Menurut Gaver dan Gaver (1993) dalam Hasnawati
(2005:118) Investment Opportunity Set (IOS) merupakan nilai perusahaan yang
besarnya tergantung pada pengeluaran-pengeluaran yang ditetapkan
manajemen dimasa yang akan datang, dimana pada saat ini merupakan
pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan return yang
besar. Secara umum dapat dikatakan bahwa IOS menggambarkan tentang
luasnya kesempatan atau peluang investasi bagi suatu perusahaan, namun
sangat tergantung pada pilihan expenditure perusahaan untuk kepentingan di
masa yang akan datang. Dengan demikian, IOS bersifat tidak dapat observasi,
sehingga perlu dipilih suatu proksi yang dapat dihubungkan dengan variabel
lain dalam perusahaan misalnya variabel pertumbuhan, variabel kebijakan, dan
lain-lain. Berbagai macam proksi pertumbuhan perusahaan yang dinyatakan
dalam satu set kesempatan investasi atau Investment Opportunitty Asset (IOS)
yang telah digunakan oleh peneliti.
Kallapur dan Tombley (1999) dalam Hasnawati (2005:117) menjelaskan
proksi IOS yang digunakan dalam bidang akuntansi dan keuangan digolongkan
xxvii 1. Proksi IOS berbasis pada harga
Proksi IOS berbasis pada harga merupakan proksi yang menyatakan
bahwa prospek pertumbuhan perusahaan sebagian dinyatakan dalam harga
pasar. Proksi berdasarkan anggapan yang menyatakan bahwa prospek
pertumbuhan perusahaan secara parsial dinyatakan dalam harga-harga
saham, dan perusahaan yang tumbuh akan memiliki nilai pasar yang lebih
tinggi secara relatif untuk aktiva-aktiva yang dimiliki (asset in place)
dibandingkan perusahaan yang tidak tumbuh. IOS yang didasari pada
harga akan berbentuk suatu rasio sebagai suatu ukuran aktiva yang
dimiliki dan nilai pasar perusahaan.
Proksi IOS yang merupakan proksi berbasis harga adalah: market
value of equity plus book value of debt, ratio of book to market value of
asset, ratio of book to market value of equity, ratio of book value of
property, plant, and equipment to firm value, ratio of replacement value of
assets to market value, ratio of depreciation expense to value dan earning
price ratio.
2. Proksi IOS berbasis pada investasi
Proksi IOS berbasis pada investasi merupakan proksi yang percaya
pada gagasan bahwa suatu level kegiatan investasi yang tinggi berkaitan
secara positif dengan nilai IOS suatu perusahaan.
Proksi IOS yang merupakan proksi IOS berbasis investasi adalah: ratio
xxviii
R&D expense to sales, ratio of capital addition to firm value, dan ratio of
capital addition to asset book value.
3. Proksi IOS berbasis pada varian
Proksi IOS berbasis pada varian (variance measurement) merupakan
proksi yang mengungkapkan bahwa suatu opsi akan menjadi lebih bernilai
jika menggunakan variabilitas ukuran untuk memperkirakan besarnya opsi
yang tumbuh, seperti variabilitas return yang mendasari peningkatan
aktiva. Proksi IOS yang berbasis varian adalah : VARRET (variance of
total return), dan Market model Beta.
IOS berdasar harga merupakan proksi yang menyatakan bahwa prospek
pertumbuhan perusahaan sebagian dinyatakan dalam harga saham. Proksi yang
didasari pada suatu ide yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan
perusahaan sebagian dinyatakan dalam harga pasar. Proksi yang didasari pada
suatu ide yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan secara
parsial dinyatakan dalam harga-harga saham dan perusahaan yang tumbuh
akan memiliki nilai pasar yang lebih tinggi secara relatif untuk aktiva-aktiva
yang dimiliki. IOS yang didasari pada harga akan berbentuk suatu rasio
sebagai suatu ukuran aktiva yang dimiliki dan nilai pasar perusahaan.
Menurut Nurcahyo dan Putriani (2009:7) menyebutkan bahwa investment
opportunity set dapat diukur melalui rasio nilai buku ekuitas (market to book
value of equity). Maksud pemilihan proksi ini karena dapat mencerminkan
besarnya return dari aktiva yang ada dan investasi yang diharapkan di masa
xxix suatu perusahaan dapat memanfaatkan modalnya dengan baik dalam
menjalankan usaha, maka semakin besar kemungkinan perusahaan tersebut
diperkirakan akan meningkat dan pada akhirnya semakin meningkat pula nilai
suatu perusahaan. Secara sistematis variabel investment opportunity
diformulasikan sebagai berikut:
E. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat
keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham (Sujoko
dan Soebintoro, 2007 dalam Hardiyanti:2012) Harga saham yang tinggi
membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi membuat
pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini, namun juga pada
proyek perusahaan di masa depan.
Menurut Christiawan dan Tarigan (2007), ada beberapa konsep yang
menjelaskan nilai perusahaan yaitu nilai nominal, nilai intristik, nilai likuidasi,
nilai buku, nilai pasar, dan nilai intristik. Nilai nominal adalah nilai yang
tercantum secara formal dalam anggaran dasar perseroan. Nilai likuidasi adalah
nilai jual seluruh asset perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban yang
harus dipenuhi. Nilai buku adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan dasar
konsep akuntansi. Nilai pasar adalah harga yang terjadi dari proses tawar
menawar di pasar saham sedangkan konsep yang paling representatif untuk
xxx dalam nilai konsep nilai instristik ini bukan sekedar harga dari sekumpulan
nilai asset, melainkan nilai perusahaan sebagai entitas bisnis yang memiliki
kemampuan menghasilkan keuntungan di kemudian hari.
Memaksimumkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi suatu
perusahaan, karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga
memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan tujuan
perusahaan. Penilaian perusahaan mengandung unsur proyeksi, asuransi, dan
judgement. Ada beberapa konsep dasar penelitian, meliputi :
1) Nilai ditentukan untuk waktu atau periode tertentu,
2) Nilai harus ditentukan pada harga yang wajar,
3) Penilaian tidak di pengaruhi oleh sekelompok pembeli tertentu,
Secara umum banyak metode dan teknik yang di kembangkan dalam
penilaian perusahaan diantaranya adalah :
a) Pendekatan laba antara lain metode rasio tingkat laba atau price
earning ratio, metode kapitalisasi proyek laba,
b) Pendekatan arus kas antara lain metode diskonto arus kas,
c) Pendekatan dividen antara lain metode pertumbuhan dividen,
d) Pendekatan aktiva antara lain metode penilaian aktiva,
e) Pendekatan harga saham,
f) Pendekatan economic value added (EVA)
Weston dan Copeland (1997) dalam Herawati (2012:2) menyatakan bahwa
xxxi rasio penilaian (valuation), karena rasio mencerminkan rasio (resiko) dengan
rasio hasil pengembalian. Rasio penilaian sangat penting karena rasio berkaitan
langsung dengan tujuan memaksimalkan nilai perusahaan dan kekayaan para
pemegang saham.
Rasio penilaian tersebut adalah market value ratio yang terdiri dari 3
macam ratio yaitu price earning ratio, price/cash flow ratio, price to book
value ratio.Price earning ratio adalahrasio harga per lembar saham terhadap
laba per lembar saham. Rasio ini menunjukan berapa banyak jumlah rupiah
yang harus dibayarkan oleh para investor untuk membayar setiap rupiah laba
yang di laporkan. Price/cash flow ratio adalah harga per lembar saham dengan
dibagi oleh arus kas per lembar saham. Sedangkan price to book value ratio
adalah suatu rasio yang menunjukkan hubungan antara harga pasar saham
perusahaan dengan nilai buku perusahaan.
Menurut John J Hampton, rasio keuangan dapat dikategorikan menjadi 3
yaitu:
a) Rasio likuiditas, bertujuan menguji kecukupan dana, solvency perusahaan, kemampuan perusahaan membayar kewajiban–kewajiban
yang harus dipenuhi. Rasio likuiditas antara lain rasio lancar (current
ratio), rasio tunai (quick ratio), perputaran piutang (receivable turn
over), dan perputaran persediaan (inventory turn over).
xxxii profitabilitas antara lain margin keuntungan (profit margin), margin
laba kotor (gross profit margin), perputaran aktiva (operating assets
turn over), imbal hasil dari investasi (return on investment), dan
rentabilitas modal sendiri (return on equity).
c) Rasio kepemilikan, berkaitan langsung ataupun tidak langsung dengan keuntungan dan likuiditas. Rasio ini membantu pemilik saham dalam
mengevaluasi aktivitas dan kebijaksanaan perusahaan yang
berpengaruh terhadap harga saham di pasaran. Rasio kepemilikan
antara lain keuntungan per lembar saham (earning per share), nilai
buku per lembar saham (book value per share), serta rasio utang dan
modal sendiri (capital structure ratio).
F. Pasar Modal Syariah
Definisi pasar modal sesuai dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal (UUPM) adalah kegiatan yang bersangkutan dengan
penawaran umum dan perdagangan Efek, perusahaan publik yang berkaitan
dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek.
Sedangkan Pasar Modal Syariah merupakan tempat atau sarana
bertemunya penjual dan pembeli instrumen keuangan syariah, dalam
bertransaksi yang berpedoman pada ajaran Islam dan menjauhi hal-hal yang
dilarang, seperti penipuan dan penggelapan (Rodoni, 2009:62). Pasar modal
xxxiii perdagangan efek syariah perusahaan public yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga profesi yang berkaitan dengannya, dimana semua
produk dan mekanisme operasionalnya berjalan tidak bertentangan dengan
hukum muamalat Islamiyah (Rodoni, 2009:62).
Pasar modal syariah dibuka secara resmi oleh Menkeu Boediono pada
tanggal 14 Maret 2003 yang didampingi oleh Ketua Bapeppam Herwidayatmo,
dan perwakilan-perwakilan lainnya, seperti MUI, DSN (direksi SRO), direksi
perusahaan efek, pengurus organisasi pelaku dan asosiasi profesi di pasar
modal Indonesia. Sebenarnya, sesuai rencana pasar modal syariah harusnya
diresmikan pada awal November 2012, namun Bapeppam dan Dewan Syariah
Nasional belum siap. Sebelumnya Bapeppam telah mengkaji cukup lama dan
telah mengirim delegasi untuk studi banding dan melihat mekanisme
beroperasinya pasar modal syariah di berbagai pasar modal syariah dunia
(Sholahuddin, 2006:155 dalam Akhmad Faozan 2009:3).
Sistem pasar modal konvensional yang mengandung riba, maysir dan
gharar selama ini telah menimbulkan keraguan di kalangan umat Islam. Di
Indonesia, Pasar modal menerapkan sistem syariah islam dalam
operasionalnya, sementara ini masih dalam bentuk indeks yaitu Jakarta
Islamic Index (JII) pada PT. Bursa Efek Jakarta (Rodoni, 2009:62).
1) Prinsip Syariah dalam Pasar Modal
xxxiv a. Instrumen atau efek yang diperjualbelikan harus sejalan dengan prinsip
syariah, seperti saham syariah dan sukuk (obligasi syariah) yang
terbebas dari unsur riba (interest) dan gharar (ketidakpastian atau
ketidaklengkapan informasi yang tidak dapat di manage dan potensial
menimbulkan penyesalan dan pertengkaran).
b. Emiten yang mengeluarkan efek syariah, baik berupa saham ataupun
sukuk, harus mentaati semua aturan syariah, maka produk barang dan
jasa harus sejalan etika ajaran islam. Seperti usaha kasino, perusahaan
rokok, minuman keras, dan bisnis asusila akan membuat emiten tidak
boleh masuk dalam bursa saham dan obligasi Islam.
c. Semua efek harus berbasis pada harta (berbasis aset) atau transaksi yang
riil („ain), bukan mengharapkan keuntungan dari kontrak hutang
piutang. Oleh karena itu, hasil investasi yang akan diterima pemodal
merupakan fungsi dari manfaat yang diterima perusahaan dari dana atau
harta hasil penjualan efek (al-aid).
d. Semua transaksi tidak mengandung ketidakjelasan yang berlebihan
(gharar) atau spekulasi murni. Atau semua transaksi tidak mengandung
unsur judi atau pertukaran yang didasari oleh spekulasi tinggi (qimar)
yang lebih tepat disebut dengan permainan asumsi kosong.
e. Mematuhi semua aturan Islam yang berhubungan dengan hutang
piutang seperti tidak dibenarkan jual-beli hutang dengan cara diskon;
emiten tidak boleh menerbitkan efek untuk membayar kemballi hutang
xxxv perusahaan emiten untuk diinvestasikan pada usaha riil; tidak boleh ada
kompensasi yang berdasarkan pada pembaharuan
(restructuring/rescheduling) dari utang; dan tidak dibenarkan
melakukan jual beli masa datang (forward) untuk transaksi valuta asing.
Prinsip-prinsip dan petunjuk fundamental Al-Quran yang dapat dibangun
dalam tatanan muamalah, khususnya dalam pembiayaan dan investasi
keuangan, antara lain:
a) Pembiayaan atau investasi hanya dapat dilakukan pada aset atau
kegiatan yang halal, spesifik, dan bermanfaat.
b) Uang merupakan alat bantu pertukaran nilai, dimana pemilik harta akan
memperoleh bagi hasil dari kegiatan usaha tersebut, maka pembiayaan
atau investasi harus pada mata uang yang sama dengan pembukuan
kegiatan usaha.
c) Akad yang terjadi antara pemilik harta dan emiten harus jelas. Tindakan
maupun informasinya harus transparan dan tidak boleh menimbulkan
keraguan yang dapat merugikan salah satu pihak, sebagaimana sabda
Rasulullah SAW; “Tidak halal bagi seorang muslim menjual dari
saudaranya suatu jual-beli di dalamnya ada aib, cacat, kecuali ia
menjelaskannya”. (HR. Bukhari).
d) Baik pemilik harta maupun emiten tidak boleh mengambil resiko yang melebihi kemampuannya dan dapat menimbulkan kerugian. Dalam sebuah
xxxvi adalah orang yang toleran dalam menjual, toleran dalam membeli, toleran
dalam membayar dan toleran dalam mencari keadilan”.
e) Penekanan pada mekanisme yang wajar dan prinsip kehatian baik pada investor maupun emiten.
Konsekuensi dari prinsip-prinsip tersebut, dalam tataran operasional pasar modal syariah harus memenuhi kriteria berikut:
a) Efek yang diperjualbelikan harus merupakan representasi dari barang
dan jasa yang halal.
b) Informasi harus terbuka tidak boleh menyesatkan, dan tidak ada
manipulasi fakta.
c) Tidak boleh memprtukarkan efek sejenis dengan nilai nominal yang
berbeda.
d) Larangan terhadap rekayasa penawaran untuk mendapatkan keuntungan
diatas laba normal, dengan cara mengurangi supply agar harga jual naik.
e) Larangan untuk merekayasa permintaan untuk mendapatkan
keuntungan diatas laba normal dengan cara menciptakan false demand.
f) Boleh melakukan dua transaksi dalam satu akad, dengan syarat; objek,
pelaku, dan periodenya sama. 2) Fungsi Pasar Modal Syariah
Menurut M. Metwally sebagaimana dikemukakan oleh Heri Sudarsono,
menyebutkan ada lima fungsi dari pasar modal syariah. Kelima fungsi pasar
xxxvii a) Memungkinkan bagi masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan bisnis
dengan memperoleh bagian dari keuntungan dan resikonya.
b) Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna
mendapatkan likuiditas.
c) Memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan modal dari luar untuk
membangun dan mengembangkan lini produksinya.
d) Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek pada
harga saham yang merupakan ciri umum pasar modal konvensional.
e) Memungkinkan investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kinerja
kegiatan bisnis sebagaiman tercermin pada harga saham.
2. Teori-teori yang Berhubungan dengan Penelitian
A. Teori Agensi (Agent Theory)
Jansen dan Mackling (1976) dalam Paramitha (2012) menyatakan bahwa
hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara manajer (agent) dengan
pemegang saham (principal). Dalam hubungan keagenan tersebut, teori
keagenan (agency theory) telah menjadi penelitian yang kuat dalam disiplin
keuangan dan akuntansi (Abdullah, 2001).
Dalam teori agensi, hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih
(principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa,
dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada
xxxviii (principal) dengan manajer (agent), akan berpotensi menimbulkan konflik
(agency conflict).
Pihak pemegang saham (principal) bertujuan untuk memaksimumkan
kekayaan dengan melihat nilai sekarang dari arus kas yang dihasilkan oleh
investasi perusahaan, sedangkan manajer (agent) memiliki tujuan pada
peningkatan pertumbuhan dan ukuran perusahaan. Principal dapat memberikan
penilaian terhadap kinerja agent melalui laporan keuangan yang telah dibuat
oleh agent selama perusahaan berlangsung. Principal selalu mengharapkan
agar agent bekerja sesuai dengan apa yang diharapkan, namun terkadang
terjadi suatu konflik kepentingan diantara principal dan agent.
Konflik kepentingan antara principal dan agent terjadi karena
kemungkinan agent tidak selalu melakukan yang sesuai dengan kepentingan
principal, sehingga memicu biaya keagenan (agency cost). Dalam teori agensi
konflik tersebut dapat dikurangi dengan melakukan pengawasan sehingga
dapat menyelaraskan atau menyamakan berbagai kepentingan yang ada antara
principal dan agent di dalam perusahaan. Menurut Jensen dan Mecking (1976)
mengindentifikasikan biaya keagenan menjadi tiga kelompok, yaitu: 1) the
monitoring expenditure by the principal adalah biaya pengawasan yang harus
dikeluarkan oleh pemilik; 2) the bonding cost adalah biaya yang harus
dikeluarkan akibat pemonitoran yang harus dikeluarkan principal kepada
agent; 3) the residual loss yaitu pengorbanan akibat berkurangnya
xxxix Salah satu cara untuk mengurangi biaya keagenan adalah dengan
meningkatkan dividen perusahaan. Membayar dividen lebih besar menurunkan
arus kas internal yang berkaitan dengan kebijakan manajemen dan memaksa
perusahaan untuk mencari lebih banyak pendanaan internal (Apriani, 2005:77
dalam Andini, 2012:25). Menurut Suharli (2007) kebijakan dividen kas dapat
menjadi salah satu bentuk mekanisme pengawasan pemegang saham terhadap
pihak manajemen. Pemegang saham berusaha menjaga agar pihak manajemen
tidak terlalu banyak memegang kas karena kas yang banyak akan menstimulus
pihak manajemen untuk menikmati kas tersebut bagi kepentingannya sendiri.
B. Signaling Theory
Signaling Theory menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik
dengan sengaja akan memberikan sinyal kepada pasar, sehingga pasar dapat
membedakan perusahaan yang baik dan tidak (Sukirni, 2:2012). Dividen
mengandung informasi atau sebagai syarat (signal) akan prospek perusahaan.
Kebijakan dividen mengkomunikasikan informasi mengenai prospek masa
depan perusahaan bagi investor. Berdasarkan kandungan informasi dari dividen
atau penjelasan signaling, pengumuman dividen kas menyampaikan informasi
yang bernilai mengenai penilaian manajemen terhadap profitabilitas masa
xl 3. Penelitian-penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan rasio pertumbuhan laba, telah
banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Penelitian-penelitian
tersebut juga memberikan informasi pada penelitian ini dalam menguji
hubungan antara rasio keuangan dengan pertumbuhan laba. Adapun hasil-hasil
[image:53.595.117.491.282.578.2]penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam
41 Tabel 2
Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Penelitian/Tahun Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1 Sri Hasnawati (2005)
“Dampak Set Peluang Investasi Terhadap Nilai Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta"
Menggunakan variabel investment
opportunity set Mengganti variabel dengan dividend payout ratio, debt to price book value, equity ratio dan return on equity.
Keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan JAAI, Volume 9, Nomor 2,
Tahun 2005.
-
Tidak menggunakan perusahaan publik selain Bank dan lembaga keuangan yang terdaftar di BEI, tetapi menggunakan perusahaan yang masuk ke dalam Jakarta Islamic Index (JII)
- -
Model penelitian menggunakan structural equation modelling tetapi menggunakan regresi linear berganda
- -
Metode Sampling : measurment model dan permodelan structural tetapi penelitian ini menggunakan purposive sampling.
42 Tabel 2.1 (lanjutan)
No Peneliti Judul Penelitian/Tahun Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
2
Arie Afzal dan Abdul Rohman
(2012)
“Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan
Pendanaan, dan
Kebijakan Dividen
Terhadap Nilai
Perusahaan"
Menggunakan variabel dividend payout ratio, dan debt to equity ratio
Mengganti variabel price earnings ratio, price book value, dan earnings per share dengan return on equity dan investment opportunity set
keputusan investasi dan keputusan pendanaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan
Diponegoro Journal of Accounting, Hal. 9, Volume 1, Nomor 2,
Tahun 2012. -
Tidak menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, tetapi menggunakan perusahaan yang masuk ke dalam Jakarta Islamic Index (JII)
Kebijakan deviden berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.
- Analisis linear berganda: regresi - -
- Metode Sampling : purposive sampling - -
43 Tabel 2.1 (lanjutan)
No Peneliti Judul Penelitian/Tahun Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
3 Dwi Sukirni (2012)
“Kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan dividen dan kebijakan hutang analisis
terhadap nilai
perusahaan.”
Menggunakan variabel
dividend payout ratio,
dan debt to equity ratio
Mengganti variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dengan return on equity
dan investment opportunity set kepemilikan manajerial berpengaruh negatif secara signifikan terhadap nilai perusahaan,
Accounting Analysis Journal, 2012
-
Tidak menggunakan semua perusahaan yang terdaftar di BEI, tetapi menggunakan perusahaan yang masuk ke dalam
Jakarta Islamic Index
(JII)
kepemilikan institusional dan kebijakan hutang berpengaruh postif dan signifikan terhadap nilai perusahaan,
-
Analisis : regresi berganda
-
serta kebijakan deviden berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap nilai perusahaan.
- Metode Sampling : purposive sampling - -
[image:56.842.78.742.118.553.2]44 Tabel 2.1 (lanjutan)
Bersambung pada halaman selanjutnya No Peneliti Judul Penelitian/Tahun Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
4
Gani Ibrahim Fenandar dan Surya Raharja
(2012)
“Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan
Pendanaan, dan
Kebijakan Dividen
Terhadap Nilai
Perusahaan"
Menggunakan variabel dividend payout ratio, dan debt to equity ratio
Mengganti variabel price book value, dan
CPA/BVAdengan return on equity dan investment opportunity set Keputusan pendanaan berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan Diponegoro Journal of
Accounting, Hal. 1-10, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012.
-
Tidak menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, tetapi menggunakan perusahaan yang masuk ke dalam Jakarta Islamic Index (JII)
Kebijakan deviden dan kebijakan investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
- Analisis berganda : regresi - -
[image:57.842.76.739.162.564.2]45 Tabel 2.1 (lanjutan)
No Peneliti Judul Penelitian/Tahun Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
5
Umi Mardiyati, Gatot Nadzir, dan Ria Putri
(2012)
“Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang, dan Profitabilitas Terhadap
Nilai Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2005-2010"
Menggunakan variabel
dividend payout ratio, debt to equity ratio, dan
return on equity.
Mengganti variabel price book value, dan good corporate governance
dengan investment opportunity set.
Kebijakan deviden berpengaruh dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.
Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia, Volume 3,
Nomor 1, Tahun 2012.
-
Tidak menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, tetapi menggunakan perusahaan