• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Literatur

F. Pasar Modal Syariah

Definisi pasar modal sesuai dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM) adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan Efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

Sedangkan Pasar Modal Syariah merupakan tempat atau sarana bertemunya penjual dan pembeli instrumen keuangan syariah, dalam bertransaksi yang berpedoman pada ajaran Islam dan menjauhi hal-hal yang dilarang, seperti penipuan dan penggelapan (Rodoni, 2009:62). Pasar modal syariah (Islamic Stock Exchange) adalah kegiatan yang berhubungan dengan

xxxiii perdagangan efek syariah perusahaan public yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga profesi yang berkaitan dengannya, dimana semua produk dan mekanisme operasionalnya berjalan tidak bertentangan dengan hukum muamalat Islamiyah (Rodoni, 2009:62).

Pasar modal syariah dibuka secara resmi oleh Menkeu Boediono pada tanggal 14 Maret 2003 yang didampingi oleh Ketua Bapeppam Herwidayatmo, dan perwakilan-perwakilan lainnya, seperti MUI, DSN (direksi SRO), direksi perusahaan efek, pengurus organisasi pelaku dan asosiasi profesi di pasar modal Indonesia. Sebenarnya, sesuai rencana pasar modal syariah harusnya diresmikan pada awal November 2012, namun Bapeppam dan Dewan Syariah Nasional belum siap. Sebelumnya Bapeppam telah mengkaji cukup lama dan telah mengirim delegasi untuk studi banding dan melihat mekanisme beroperasinya pasar modal syariah di berbagai pasar modal syariah dunia (Sholahuddin, 2006:155 dalam Akhmad Faozan 2009:3).

Sistem pasar modal konvensional yang mengandung riba, maysir dan

gharar selama ini telah menimbulkan keraguan di kalangan umat Islam. Di Indonesia, Pasar modal menerapkan sistem syariah islam dalam operasionalnya, sementara ini masih dalam bentuk indeks yaitu Jakarta Islamic Index (JII) pada PT. Bursa Efek Jakarta (Rodoni, 2009:62).

1) Prinsip Syariah dalam Pasar Modal

Saat dibukanya penawaran umum pada pasar perdana terdapat berbagai hal yang harus diperhatikan baik oleh investor maupun oleh emiten, yaitu:

xxxiv a. Instrumen atau efek yang diperjualbelikan harus sejalan dengan prinsip syariah, seperti saham syariah dan sukuk (obligasi syariah) yang terbebas dari unsur riba (interest) dan gharar (ketidakpastian atau ketidaklengkapan informasi yang tidak dapat di manage dan potensial menimbulkan penyesalan dan pertengkaran).

b. Emiten yang mengeluarkan efek syariah, baik berupa saham ataupun sukuk, harus mentaati semua aturan syariah, maka produk barang dan jasa harus sejalan etika ajaran islam. Seperti usaha kasino, perusahaan rokok, minuman keras, dan bisnis asusila akan membuat emiten tidak boleh masuk dalam bursa saham dan obligasi Islam.

c. Semua efek harus berbasis pada harta (berbasis aset) atau transaksi yang riil („ain), bukan mengharapkan keuntungan dari kontrak hutang piutang. Oleh karena itu, hasil investasi yang akan diterima pemodal merupakan fungsi dari manfaat yang diterima perusahaan dari dana atau harta hasil penjualan efek (al-aid).

d. Semua transaksi tidak mengandung ketidakjelasan yang berlebihan

(gharar) atau spekulasi murni. Atau semua transaksi tidak mengandung unsur judi atau pertukaran yang didasari oleh spekulasi tinggi (qimar) yang lebih tepat disebut dengan permainan asumsi kosong.

e. Mematuhi semua aturan Islam yang berhubungan dengan hutang piutang seperti tidak dibenarkan jual-beli hutang dengan cara diskon; emiten tidak boleh menerbitkan efek untuk membayar kemballi hutang (bai‟ad-dain bi ad-dain), maka dana harta hasil penjualan efek diterima

xxxv perusahaan emiten untuk diinvestasikan pada usaha riil; tidak boleh ada kompensasi yang berdasarkan pada pembaharuan (restructuring/rescheduling) dari utang; dan tidak dibenarkan melakukan jual beli masa datang (forward) untuk transaksi valuta asing.

Prinsip-prinsip dan petunjuk fundamental Al-Quran yang dapat dibangun dalam tatanan muamalah, khususnya dalam pembiayaan dan investasi keuangan, antara lain:

a) Pembiayaan atau investasi hanya dapat dilakukan pada aset atau kegiatan yang halal, spesifik, dan bermanfaat.

b) Uang merupakan alat bantu pertukaran nilai, dimana pemilik harta akan memperoleh bagi hasil dari kegiatan usaha tersebut, maka pembiayaan atau investasi harus pada mata uang yang sama dengan pembukuan kegiatan usaha.

c) Akad yang terjadi antara pemilik harta dan emiten harus jelas. Tindakan maupun informasinya harus transparan dan tidak boleh menimbulkan keraguan yang dapat merugikan salah satu pihak, sebagaimana sabda Rasulullah SAW; “Tidak halal bagi seorang muslim menjual dari saudaranya suatu jual-beli di dalamnya ada aib, cacat, kecuali ia

menjelaskannya”. (HR. Bukhari).

d) Baik pemilik harta maupun emiten tidak boleh mengambil resiko yang melebihi kemampuannya dan dapat menimbulkan kerugian. Dalam sebuah

xxxvi adalah orang yang toleran dalam menjual, toleran dalam membeli, toleran

dalam membayar dan toleran dalam mencari keadilan”.

e) Penekanan pada mekanisme yang wajar dan prinsip kehatian baik pada investor maupun emiten.

Konsekuensi dari prinsip-prinsip tersebut, dalam tataran operasional pasar modal syariah harus memenuhi kriteria berikut:

a) Efek yang diperjualbelikan harus merupakan representasi dari barang dan jasa yang halal.

b) Informasi harus terbuka tidak boleh menyesatkan, dan tidak ada manipulasi fakta.

c) Tidak boleh memprtukarkan efek sejenis dengan nilai nominal yang berbeda.

d) Larangan terhadap rekayasa penawaran untuk mendapatkan keuntungan diatas laba normal, dengan cara mengurangi supply agar harga jual naik. e) Larangan untuk merekayasa permintaan untuk mendapatkan

keuntungan diatas laba normal dengan cara menciptakan false demand. f) Boleh melakukan dua transaksi dalam satu akad, dengan syarat; objek,

pelaku, dan periodenya sama. 2) Fungsi Pasar Modal Syariah

Menurut M. Metwally sebagaimana dikemukakan oleh Heri Sudarsono, menyebutkan ada lima fungsi dari pasar modal syariah. Kelima fungsi pasar modal syariah tersebut adalah sebagai berikut (Sudarsono 2007: 186):

xxxvii a) Memungkinkan bagi masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan bisnis

dengan memperoleh bagian dari keuntungan dan resikonya.

b) Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna mendapatkan likuiditas.

c) Memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan modal dari luar untuk membangun dan mengembangkan lini produksinya.

d) Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek pada harga saham yang merupakan ciri umum pasar modal konvensional. e) Memungkinkan investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kinerja

kegiatan bisnis sebagaiman tercermin pada harga saham.

2. Teori-teori yang Berhubungan dengan Penelitian

Dokumen terkait