• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teoritik

4. Hasil Belajar

Hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris.21

20Depdiknas. 2002.

21 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 3

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teoritik

1. Pengembangan Bahan Ajar a. Pengertian Pengembangan

Pengembangan yang dalam bahasa inggris disebut development, dalam bahasa jerman disebut durchfuhrung, mempunyai makna sebagai berikut:

1) Pengolahan frase-frase dan motif-motif dengan detail terhadap tema; 2) Suatu bagian dari karangan yang memperluas, memperdalam dan

menguatkan argumentasi yang terdapat dalam bagian eksposisi. Pengembangan juga dapat berarti proses, cara untuk meningkatkan mutu bahasa agar dapat dipakai untuk berbagai keperluan. Sedangkan pengembang adalah orang yang mengembangkan.22

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002 Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada, atau menghasilkan teknologi baru. Pengembangan secara umum berarti pola pertumbuhan, perubahan secaraperlahan (evolution) dan perubahan secara bertahap.

22Ebta Stiawan, Kamus besar Bahasa Indonesia edisi III(Http://pusat.bahasa.diknas.go.id/),

Pengembangan menurut para ahli adalah:

1) Seels & Richey: pengembangan berartiproses menterjemahkan atau menjabarkan spesifikasi rancangan kedalambentuk fitur fisik. Pengembangan secara khusus berarti proses menghasilkanbahan-bahan pembelajaran.

2) Tessmer dan Richeypengembangan memusatkan perhatiannya tidak hanya padaanalisis kebutuhan, tetapi juga isu-isu luas tentang analisis awal-akhir, sepertianalisi kontekstual. Pengembangan bertujuan untuk menghasilkan produkberdasarkan temuan-temuan uji lapangan.23

3) Iskandar Wiryookusumo mendefinisikan pengembangan adalah upaya pendidikan baik formal maupun non formal yang dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah, teratur dan bertanggung jawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing, mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang, utuh, selaras, pengetahuan, keterampilan sesuai dengan bakat, keinginan serta kemampuan-kemampuan, sebagai bekal atas prakarsa sendiri untuk menambah, meningkatkan, mengembangkan diri ke arah tercapainya martabat, mutu dan kemampuan manusiawi yang optimal serta pribadi mandiri.24

4)

Andrew F. Sikulamendefinisikan pengembangan sebagai berikut: “Pengembangan mengacu pada masalah staf dan personel adalah suatu proses pendidikan jangka panjang menggunakan suatu prosedur yang sistematis dan

23Alim Sumarno, Penelitian Kausalitas Komparatif, (Surabaya: e-learning unesa, 2012)

24

terorganisasi dengan mana manajer belajar pengetahuan konseptual dan teoritis untuk tujuan umum”.25

Dari pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwapengembangan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar, terencana,terarah untuk membuat atau memperbaiki, sehingga menjadi produk yangsemakin bermanfaat untuk meningkatkan kualitas sebagai upaya untukmenciptakan mutu yang lebih baik.

b. Bahan Ajar

1) Definisi Bahan Ajar

Bahan ajar adalah materi belajar yang mempunyai sifat fisik (yang dapat diobservasi, bukan merupakan ide-ide atau konsep) yang dipergunakan untuk memudahkan proses belajar.26Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.Bahan ajar yang dimaksud bisa berupa bahan ajar tertulis maupun tidak tertulis.27

Menurut Widodo dan Jasmadi menjelaskan bahwa bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materipembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesign secarasistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, yaitumencapai

25Malayu Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000) Hlm. 118

26 Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, (Jakarta:Kencana, 2010), hlm.112

27Sofan Amri, dkk, Konstruksi Pengembangan Pembelajaran; Pengaruhnya Terhadap Mekanisme

kompetensi atau subkompetensi dengan segala kompleksitasnya.28 Pengertian ini menjelaskan bahwa suatu bahanajar haruslah dirancang dan ditulis dengan kaidah intruksional karena akan digunakan oleh guru untuk membantu dan menunjang proses pembelajaran.

Dalam website dikmenjur dikemukakan pengertian bahwa, bahan ajar merupakan seperangkat materi atau substansi pembelajaran (teaching material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau KD secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu.29

Melihat penjelasan di atas, dapat kita ketahui bahwa peran seorang guru dalam merancang ataupun menyusun bahan ajar sangatlah menentukan keberhasilan proses belajar dan pembelajaran melalui sebuah bahan ajar. Bahan ajar dapat juga diartikan sebagai segala bentuk bahan yang disusun secara sistematis yang memungkinkan siswa dapat belajar secara mandiri dan dirancang sesuai kurikulum yang berlaku. Dengan adanya bahan ajar, guru akan lebih runtut dalam mengajarkan materi kepada siswa dan tercapai semua kompetensi yang telah ditentukan sebelumnya.

28Ika Lestari, Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi: Sesuai dengan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan, (Padang: Akademika, 2013) hlm. 1

29Depdiknas, Pengembangan Bahan Ajar, (Jakarta: direktorat jenderal manajemen pendidikan

2) Karakteristik Bahan Ajar

Ada beragam bentuk buku, baik yang digunakan untuk sekolah maupun perguruantinggi, contohnya buku referensi, modul ajar, buku praktikum, bahan ajar, dan bukuteks pelajaran. Jenis-jenis buku tersebut tentunya digunakan untuk mempermudahpeserta didik untuk memahami materi ajar yang ada di dalamnya.

Sesuai dengan penulisan modul yang dikeluarkan oleh Direktorat Guruan MenengahKejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah DepartemenPendidikan Nasional Tahun 2003, bahan ajar memiliki beberapa karakteristik, yaituself instructional, self contained, stand alone, adaptive, dan

user friendly.30

Pertama, self instructional yaitu bahan ajar dapat membuat siswa mampumembelajarkan diri sendiri dengan bahan ajar yang dikembangkan. Untuk memenuhi karakter self instructional, maka di dalam bahan ajar harus terdapat tujuan yang dirumuskan dengan jelas, baik tujuan akhir maupun tujuan antara. Selain itu, dengan bahan ajar akan memudahkan siswa belajar secara tuntas dengan memberikan materi pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit atau kegiatan yang lebih spesifik.

Kedua, self contained yaitu seluruh materi pelajaran dari satu unit kompetensi atau subkompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu bahan ajar secara utuh. Jadi sebuah bahan ajar haruslah memuat seluruh bagian-bagiannya dalam satu buku secara utuh untuk memudahkan pembaca mempelajari bahan ajar tersebut.

30Ika Lestari, Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi: Sesuai dengan Kurikulum Tingkat

Ketiga, stand alone (berdiri sendiri) yaitu bahan ajar yang dikembangkan tidak tergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain. Artinya sebuah bahan ajar dapat digunakan sendiri tanpa bergantung dengan bahan ajar lain.

Keempat, adaptive yaitu bahan ajar hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Bahan ajar harus memuat materi-materi yang sekiranya dapat menambah pengetahuan pembaca terkait perkembangan zaman atau lebih khususnya perkembangan ilmu dan teknologi.

Kelima, user friendly yaitu setiap intruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon dan mengakses sesuai dengan keinginan. Jadi bahan ajar selayaknya hadir untuk memudahkan pembaca untuk mendapat informasi dengan sejelas-jelasnya.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan bahan ajar yang mampu membuat siswa untuk belajar mandiri dan memperoleh ketuntasan dalam proses pembelajaran sebagai berikut.

(a) Memberikan contoh-contoh dan ilustrasi yang menarik dalam rangka mendukungpemaparan materi pembelajaran.

(b) Memberikan kemungkinan bagi siswa untuk memberikan umpan balik ataumengukur penguasaannya terhadap materi yang diberikan dengan memberikansoal-soal latihan, tugas dan sejenisnya.

(c) Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana atau kontekstugas dan lingkungan siswa.

(d) Bahasa yang digunakan cukup sederhana karena siswa hanya berhadapan denganbahan ajar ketika belajar secara mandiri.

3) Jenis-jenis Bahan Ajar

Bahan ajar memiliki beragam jenis, ada yang cetak maupun noncetak. Bahan ajarcetak yang sering dijumpai antara lain berupa handout, buku, modul, brosur, danlembar kerja siswa. Di bawah ini akan diuraikan penjelasan terkait jenis-jenis bahan ajar.

(a) Handout

Handout adalah “segala sesuatu” yang diberikan kepada peserta didik ketika

mengikuti kegiatan pembelajaran. Kemudian, ada juga yang yang mengartikan

handout sebagai bahan tertulis yang disiapkan untuk memperkaya pengetahuan

peserta didik.31 Guru dapat membuat handout dari beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan kompetensi dasar yang akan dicapai oleh siswa. Saat ini handout dapat diperoleh melalui download internet atau menyadur dari berbagai buku dan sumber lainnya.

(b) Buku

Buku sebagai bahan ajar merupakan buku yang berisi ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis. Buku disusun dengan menggunakan bahasa sederhana, menarik, dilengkapi gambar, keterangan, isi buku, dan daftar pustaka. Buku akan sangat membantu guru dan siswa dalam

31Ika Lestari, Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi: Sesuai dengan Kurikulum Tingkat

mendalami ilmu pengetahuan sesuai dengan mata pelajaran masing-masing Secara umum, buku dibedakan menjadi empat jenis yaitu sebagai berikut.32

(1) Buku sumber, yaitu buku yang dapat dijadikan rujukan, referensi, dan sumber untuk kajian ilmu tertentu, biasanya berisi suatu kajian ilmu yang lengkap. (2) Buku bacaan, yaitu buku yang hanya berfungsi untuk bahan bacaan

saja,misalnya cerita, legenda, novel, dan lain sebagainya.

(3) Buku pegangan, yaitu buku yang bisa dijadikan pegangan guru atau pengajardalam melaksanakan proses pengajaran.

(4) Buku bahan ajar atau buku teks, yaitu buku yang disusun untuk prosespembelajaran dan berisi bahan-bahan atau materi pembelajaran yang akandiajarkan.

(c) Modul

Modul merupakan bahan ajar yang ditulis dengan tujuan agar siswa dapat belajarsecara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru. Oleh karena itu, modul harusberisi tentang petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, isi materipelajaran, informasi pendukung, latihan soal, petunjuk kerja, evaluasi, dan balikan terhadap evaluasi. Dengan pemberian modul, siswa dapat belajar mandiri tanpa harus dibantu oleh guru.

(d) Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa sehingga siswa diharapkan dapat materi ajar tersebut secara mandiri. Dalam LKS, siswa akan mendapat materi, ringkasan, dan tugas yang

32

berkaitan dengan materi. Selain itu siswa juga dapat menemukan arahan yang terstruktur untuk memahami materi yang diberikan dan pada saat yang bersamaan siswa diberikan materi serta tugas yang berkaitan dengan materi tersebut.

(e) Buku Ajar

Buku ajar adalah sarana belajar yang bisa digunakan di sekolah-sekolah dan di perguruan tinggi untuk menunjang suatu program pengajaran dan pengertian moderen dan yang umum dipahami.

(f) Buku Teks

Buku teks juga dapat didefinisikan sebagai buku pelajaran dalam bidang studi tertentu, yang merupakan buku standar yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu buat maksud dan tujuan-tujuan instruksional yang dilengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi sehingga dapat menunjang suatu program pengajaran.

Bahan ajar noncetak meliputi bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disc audio. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disc dan film. Bahan ajar multimedia interaktif

(interactive teachingmaterial) seperti CIA (Computer Assisted Intruction), compact disc (CD) multimedia pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis

web (web based learning materials).33

33Ika Lestari, Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi: Sesuai dengan Kurikulum Tingkat

4) Fungsi Bahan Ajar

Secara garis besar, fungsi bahan ajar bagi guru adalah untuk mengarahkan semuaaktivitasnya dalam proses pembelajaran sekaligus merupakan subtansi kompetensiyang seharusnya diajarkan kepada siswa. Fungsi bahan ajar bagi siswa untuk menjadipedoman dalam proses pembelajaran dan merupakan subtansi kompetensi yangseharusnya dipelajari.

Bahan ajar juga berfungsi sebagai alat evaluasi pencapaiana hasil pembelajaran.Bahan ajar yang baik sekurang-kurangnya mencakup petunjuk belajar, kompetensiyang akan dicapai, isi pelajaran, informasi pendukung, latihan-latihan, petunjuk kerja,evaluasi dan respon terhadap hasil evaluasi.34

Ketika sebuah bahan ajar telah dibuat dengan kaidah yang tepat, guru akan dengan mudah mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, di dalamnya akan ada beberapa kompetensi yang harus diajarkan/dilatihkan kepada siswa. Selain itu, dari segi siswa, dengan adanya bahan ajar akan lebih tahu kompetensi apa saja yang harus dikuasai selama program pembelajaran sedang berlangsung. Siswa jadi memiliki gambaran scenario pembelajaran lewat bahan ajar.

Karakteristik siswa yang berbeda berbagai latar belakangnya akan sangat terbantudengan adanya kehadiran bahan ajar, karena dapat dipelajari sesuai dengankemampuan yang dimilki sekaligus sebagai alat evaluasi penguasaan hasil belajar karena setiap hasil belajar dalam bahan ajar akan selalu dilengkapi dengan sebuah evaluasi guna mengukur penguasaan kompetensi.

34Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Jogjakarta: Diva Press, 2011) hlm. 24

Berdasarkan strategi pembelajaran yang digunakan, fungsi bahan ajar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu fungsi dalam pembelajaran klasikal, pembelajaran individual, dan pembelajaran kelompok.35

1. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran klasikal, antara lain:

2) Sebagai satu-satunya sumber informasi serta pengawas dan pengendali proses pembelajaran (dalam hal ini, siswa bersifat pasif dan belajar sesuai kecepatan siswa dalam belajar).

3) Sebagai bahan pendukung proses pembelajaran yang diselenggarakan. 2. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran individual, antara lain:

a. Sebagai media utama dalam proses pembelajaran.

b. Sebagai alat yang digunakan untuk menyusun dan mengawasi proses pesertadidik dalam memperoleh informasi.

c. Sebagai penunjang media pembelajaran individual lainnya. 3. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran kelompok, antara lain:

a. Sebagai bahan yang terintegrasi dengan proses belajar kelompok, dengan caramemberikan informasi tentang latar belakan materi, onformasi tentang peranorang-orang yang terlibat dalam pembelajaran kelompok, serta petunjuktentang proses pembelajaran kelompoknya sendiri.

b. Sebagai bahan pendukung bahan belajar utama, dan apabila dirancangsedemikian rupa, maka dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

Fungsi yang telah dipaparkan tersebut didukung oleh pendapat Esu, Enukoha & Umoren bahwa bahan ajar memiliki funsi sebagai berikut:36

35

1. Menfasilitasi siswa dalam pembelajaran dengan konsep yang abstrak; 2. Meningkatkan partisipasi siswa dalam belajar;

3. Menghemat energi guru untuk berbicara terlalu banyak;

4. Menggambarkan konsep-konsep yang lebih jelas dan lebih baik daripada hanya kata-kata guru;

5. Membantu mengatasi keterbatasan ruang kelas dan mudah diakses; 6. Membantu untuk memperluas pengetahuan siswa;

7. Meningkatkan motivasi siswa.

Hal tersebut sependapat dengan Opara dan Oguzor bahwa fungsi bahan ajar adalah:37

1. Sebagai intruksi yang tersusun secara sistematis untuk menfasilitasi proses pembelajaran;

2. Membantu peserta didik untuk berinteraksi secara individual maupun kelompok;

3. Memudahkan guru dalam mentranfer pelajaran;

4. Membantu peserta didik untuk belajar dengan kecepatannya mereka sendiri; 5. Memperluas pengetahuan dan pemahaman siswa.

Lebih lanjut Sapta menyebutkan bahwa bahan ajar berfungsi sebagai (1) pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya 36LivinusOgbondah,An Appraisal of Instructional Materials Used to Educate Migrant Fishermen’s

Children in Rivers State, Nigeria. (International Journal of Scientific Research in Education, 2008)

Jun. 1(1), p. 13-25.

37Jacinta A Opara & Oguzor, Inquiry Instructional Method and the School Science Curiculum. Dalam http://bahanajarpendidikan.blogspot.co.id/2016/07/pengertian-bahan-ajar-serta-jenis-jenis.html diakses pada tanggal 26 Oktoober 2017

diajarkan kepada siswa, (2) pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari/dikuasainya, dan (3) alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.38Berdasarkan hal tersebut bahan ajar memegang peranan penting dalam proses pembelajaran di kelas, yaitu sebagai sumber belajar bagi siswa untuk menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran. 5) Keunggulan dan Keterbatasan Bahan Ajar

Mulyasa mengungkapkan bahwa ada beberapa keunggulan dari bahan ajar.Diantaranya adalah sebagai berikut.39

Berfokus pada kemampuan individual siswa, karena pada hakikatnya siswa memiliki kemampuan untuk bekerja sendiri dan lebih bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya.

Adanya control terhadap hasil belajar mengenai penggunaan standard kompetensi dalam setiap bahan ajar yang harus dicapai oleh siswa.

Relevansi kurikulum ditunjukkan dengan adanya tujuan dan cara penyampaiannya, sehingga siswa dapat mengetahui keterkaitan antara pembelajaran dan hasil yang akan diperolehnya.

Selain keunggulan, Mulyasa juga menambahkan bahwa ada beberapa keterbatasan dari penggunaan bahan ajar.Adapun keterbatasan tersebut sebagai berikut.

38

Nova Kristian, Suyono, dan Sunaryo, Pengembangan Bahan Ajar Menulis Laporan Penelitian

Berbasis Pengayaan Skemata Bacaan, Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan.

Volume 1, No. 2, Bulan Februari, Tahun 2016. Hlm. 203-213

39Ika Lestari, Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi: Sesuai dengan Kurikulum Tingkat

Penyusunan bahan ajar yang baik membutuhkan keahlian tertentu.Hal ini dimaksudkan bahwa sukses atau gagalnya bahan ajar tergantung pada penyusunannya.

Sulit menentukan proses penjadwalan dan kelulusan, serta membutuhkanmanajemen pendidikan yang sangat berbeda dari pembelajaran konvensional, karena setiap siswa menyelesaikan bahan ajar dalam waktu yang berbeda-beda,bergantung pada kecepatan dan kemampuan masing-masing.

Dukungan pembelajaran berupa sumber belajar, pada umumnya cukup mahal, karena setiap siswa harus mencarinya sendiri.

Hal senada diungkapkan oleh M. Atwi Suparmanbahwapenggunaan bahan ajar mempunyai beberapa keuntungan, antara lain sebagai berikut.40

1. Biaya pembelajarannya efisien karena dapat diikuti oleh sejumlah besar peserta didik.

2. Peserta didik dapat maju menurut kecepatan mereka masing-masing.

3. Bahan ajar dapat direviu dan direvisi setiap saat dan bertahap, bagian demi bagian untuk meningkatkan efektifitasnya.

4. Peserta didik mendapat umpan balik secara teratur dalam proses belajarnya, karena proses umpan balik itu dapat diintegrasikan ke dalam bahan ajar.

Selain keuntungan, bahan ajar juga memiliki kekurangan, antara lain sebagai berikut.

1. Biaya pengembangannya tinggi. 2. Waktu pengembangan lama.

40

3. Membutuhkan tim pendesign yang berketerampilan tinggi dan mampu bekerja sama secara intensif dalam masa pengembangannya.

4. Peserta didik dituntut memiliki disiplin belajar yang tinggi.

5. Fasilitator dituntut tekun dan sabar untuk terus menerus memantau proses belajar, member motivasi dan melayani konsultasi peserta didik secara individual setiap kali dibutuhkan.

6) Penyusunan Bahan Ajar

Bahan ajar disusun berdasarkan tujuan atau sasaran pembelejaran yang hendak dicapai. Paulina Panen mengungkapkan bahwa penyusunan bahan ajar secara umum dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu menulis sendiri, mengemas kembali informasi atau teks, dan penataan informasi.41

Adapun penjelasan tiga cara tersebut sebagai berikut. a) Bahan ajar tulisan sendiri

Bahan ajar dapat ditulis sendiri oleh guru sesuai dengan kebutuhan siswa. Selain ditulis sendiri guru dapat berkolaborasi dengan guru lain untuk menulis bahan ajar secara kelompok, dengan guru-guru bidang studi sejenis, baik dalam satu sekolah atau tidak. Penulisan juga dapat dilakukan bersama pakar, yang memiliki keahlian di bidang ilmu tertentu.Disamping penguasaan bidang ilmu, untuk dapat menulis sendiri bahan ajar, diperlukan kemampuan menulis sesuai dengn prinsip-prinsip instruksional.

Penulisan bahan ajar selalu berlandaskan pada kebutuhan siswa, meliputi kebutuhan pengetahuan, keterampilan, bimbingan, latihan, dan umpan balik.

41

Untuk itu dalam menulis bahan ajar didasarkan:Analisis materi pada kurikulum,Rencana atau program pengajaran, danSilabus yang telah disusun.

Materi bahan ajar berupa pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang tercantum dalam program pembelajaran sesuai dengan silabus.Hasil penyusunan bahan ajar dari karya sendiri, paling ekonomis, walaupun beban tugasnya berat. Setiap bab berjumlah lebih kurang 15-25 halaman, untuk pelajaran eksakta 10-20 halaman.

b) Bahan ajar hasil kemasan informasi atau teks (Text Transformation)

Dalam pengemasan informasi, guru tidak menulis bahan ajar sendiri dari awal, tetapi memanfaatkan buku-buku teks dan informasi yang sudah ada di pasaran untuk dikemas kembali sehingga berbentuk bahan ajar yang memenuhi karakteristik bahan ajar yang baik, dan dapat dipergunakan oleh guru dan siswa dalam proses instruksional. Informasi yang sudah ada di pasaran dikumpulkan berdasarkan kebutuhan. Kemudian ditulis kembali/ulang dengan gaya bahasa yang sesuai untuk menjadi bahan ajar (diubah), juga diberi tambahan kompetensi atau keterampilan yang akan dicapai, bimbingan belajar, latihan, tes, serta umpan balik agar mereka dapat mengukur sendiri kompetensinya yang telah dicapai. Keuntunganya, cara ini lebih cepat diselesaikan dibanding menulis sendiri.Sebaiknya memperoleh ijin dari pengarang buku aslinya.

c) Penataan informasi (Kompilasi)

Selain menulis sendiri bahan ajar juga dapat dilakukan melaluikompilasi seluruh materi yang diambil dari buku teks, jurnal, majalah, artikel, koran, dll. Proses ini disebut pengembangan bahan ajar melalui penataan informasi

(kompilasi). Proses penataan informasi hampir sama dengan proses pengemasan kembali informasi. Namun dalam proses penataan informasi tidak ada perubahan yang dilakukan terhadap bahan ajar yang diambil dari buku atau informasi yang ada di pasar. Jadi materi dikumpulkan kemudian difoto copy secara langsung.Sumber materi berasal dari buku teks dan sebagainya tersebut, dipilah-pilah, kemudian disusun berdasarkan tujuan atau standar kompetensi atau mengikuti silabus.

Berdasarkan uraian di atas, maka pengembangan bahan ajar bahasa Indonesia berbasis kontekstual ini, disusun dengan cara text transformation. Peneliti memanfaatkan buku-buku teks dan informasi yang sudah ada, kemudian peneliti mengemas kembali sehingga berbentuk bahan ajar yang memenuhi karakteristik bahan ajar yang baik, dan dapat dipergunakan oleh guru dan siswa

Dokumen terkait