• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2. Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan

Menurut Noor Ms Bakry (2011:3), Pendidikan Kewarganegaraan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam mengembangkan kecintaan, kesetiaan, keberanian, untuk berkorban membela bangsa dan tanah air Indonesia. Sunarso dkk. (2006:1-2) menyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) merupakan salah satu bidang kajian yang mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia melalui koridor “value-basic education”. Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut.

21

 PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengemban potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlak mulia, cerdas, partisipatif, dan bertanggung jawab.

 PKn secara teoritik dirancang sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang bersifat konfluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi ide, nilai, konsep, dan moral Pancasila, kewarganegaraan yang demokratis, dan bela negara.

 PKn secara pragmatik dirancang sebagai subjek pembelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content embedding values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide, nilai, konsep, dan moral Pancasila, kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara.

Menurut Jazim Hamidi dan Mustafa Lutfi (2010:88) Pendidikan Kewarganegaraan menekankan pada mendidik generasi muda dalam hal ini siswa menjadi warga negara yang cerdas dan sadar akan hak dan kewajibannya dalam konteks kehidupan bermasyarakat dan berbangsa serta membangun suatu kesiapan warga negara menjadi warga dunia (global society). Pendapat lain dari Zamroni (A.Ubaedillah & Abdul Rozak. 2013:15), Pendidikan Kewarganegaraan (civic education) ditandai oleh kegiatan yang sudah diprogramkan oleh sekolah. Kegiatan ini meliputi kegiatan pembelajaran yang dapat menumbuhkan perilaku yang baik. Pendidikan Kewarganegaraan dilakukan dengan kegiatan yang menyangkut pengalaman yang dikaitkan dengan kehidupan nyata seperti kehidupan dalam keluarga dan masyarakat.

22

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah pendidikan yang berupaya menanamkan nilai-nilai dasar kepada peserta didik dalam mempersiapkan mereka menjadi warga negara menuju warga dunia dalam kaitannya dengan organisasi kemasyarakatan, sosial, ekonomi, agama, kebudayaan, dan negara. Proses penanaman nilai ini dilakukan berdasarkan pengalaman yang nyata di lingkungan sekitar. Pembelajaran PKn adalah suatu kegiatan interaktif yang telah disusun dan direncanakan oleh guru dengan matang dan secara profesional yang memfasilitasi siswa dalam memperoleh nilai-nilai dasar dari suatu pengetahuan yang berkaitan dengan organisasi kemasyarakatan, sosial, ekonomi, agama, kebudayaan, dan negara melalui pengalaman yang nyata.

b. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP), tujuan mata pelajaran PKn adalah untuk memberikan kompetensi-kompetensi kepada siswa sebagai berikut (Wuri Wuryandani dan Fathurrohman, 2012:9) :

1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.

2) Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.

23

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Apabila tujuan Pendidikan Kewarganegaraan dapat dicapai oleh peserta didik, maka akan menghasilkan suatu individu yang berkualitas dan memiliki karakter yang unggul. Lebih jauh lagi, Pendidikan Kewarganegaraan yang berhasil, akan menumbuhkan sikap mental yang cerdas, penuh rasa tanggung jawab dari peserta didik. Sikap ini disertai dengan perilaku yang (Noor Ms Bakry, 2011:11-12):

1) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa dan menghayati nilai-nilai filsafat bangsa dan negara.

2) Berbudi pekerti yang luhur serta berdisiplin dalam masyarakat berbangsa, dan bernegara.

3) Berjiwa nasionalisme yang kuat, mengutamakan persatuan dan kesatuan mengatasi kelompok dan seseorang.

4) Bersifat profesional yang dijiwai oleh kesadaran bela negara serta sadar akan hak dan kewajiban sebagai warga negara. 5) Aktif ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni untuk

kepentingan kemanusiaan, bangsa, dan negara. c. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Menurut Permendiknas Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2006 (Mukhamad Murdiyono, 2012:50-53), terdapat delapan ruang lingkup pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di tingkat pendidikan dasar dan menengah, yaitu:

1) Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Materi berisi tentang: hidup rukun dalam perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, sumpah

24

pemuda, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan.

2) Norma, Hukum, dan Peraturan

Materi berisi tentang: tertib dalam kehidupan keluarga, tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional.

3) Hak Asasi Manusia

Materi berisi tentang: hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM, pemajuan dan penghormatan HAM.

4) Kebutuhan Warga Negara

Materi ini berisi tentang: hidup gotong royong, harga diri sebagai warga mayarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, dan persamaan kedudukan warga negara. 5) Konstitusi Negara

Materi ini berisi tentang: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan dasar negara dengan konstitusi.

25 6) Kekuasaan dan Politik

Materi ini berisi tentang: pemerintahan desa dan kecamatan, pemerintahan desa dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem pemerintah, pers dalam masyarakat demokrasi.

7) Pancasila

Materi ini berisi tentang: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka. 8) Globalisasi

Materi berisi tentang: globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan organisasi internasional, dan mengevaluasi globalisasi.

Ruang lingkup tersebut kemudian dikembangkan ke dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar yang kemudian akan dijadikan guru sebagai acuan dalam menyusun rencana pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Standar kompetensi dan kompetensi dasar yang digunakan untuk penelitian ini adalah standar kompetensi dan kometensi dasar PKn kelas IV pada semester dua. Berikut adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar PKn semester dua.

26

Tabel 1. SK dan KD PKn Kelas IV Semester Dua

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 3.Mengenal sistem

pemerintahan tingkat pusat

3.1Mengenal lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat, seperti MPR, DPR, Presiden, MA, MK dan BPK dll.

3.2Menyebutkan organisasi pemerintahan tingkat pusat, seperti Presiden, Wakil Presiden dan para Menteri 4.Menunjukkan sikap

terhadap globalisasi di lingkungannya

4.1 Memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lingkungannya

4.2 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional 4.3 Menentukan sikap terhadap

pengaruh globalisasi yang terjadi di lingkungannya

Peneliti memilih standar kompetensi 4. Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya dan kompetensi dasar 4.1 memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lingkungannya serta 4.2 mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional. Alasan pemilihan materi globalisasi adalah pembagian kategori pada kartu indeks lebih fleksibel sesuai kebutuhan siswa dan keinginan guru. Konten dalam materi globalisasi terdapat hafalan terutama pada bab kebudayaan Indonesia.

27

d. Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan

Hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan adalah suatu perubahan tingkah laku yang berhubungan dengan aspek kognitif, afektif, psikomotorik berdasarkan nilai-nilai dasar kehidupan sehari-hari yang didapatkan melalui pengalaman belajar yang telah dilalui. Dengan pemahaman tentang nilai-nilai dasar maka siswa dipersiapkan untuk menjadi warga masayarakat dan warga negara yang berguna.

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pendidikan yang berisikan tentang pembelajaran mengenai nilai-nilai kehidupan sehari-hari. Karena itu, pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berhubungan dengan lingkungan di sekitarnya. Hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan haruslah dapat mencerminkan nilai-nilai yang bermanfaaat untuk siswa.

Dalam penilaian PKn yang menjadi acuan utama adalah keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan-tujuan mengajar yang telah dirumuskan guru (Wuri Wuryandani dan Fathurrohman, 2012:99).

Fungsi dan peran penilaian dalam PKn sesuai dengan karakteristik dan pelajaran tersebut adalah (Wuri Wuryandani dan Fathurrohman, 2012:98-100):

28 1) Tolok ukur

Dalam hal ini, penilaian berfungsi untuk mengetahui kekurangan atau keberhasilan siswa, guru, atau program pengajaran yang telah disampaikan melalui kegiatan proses belajar mengajar.

2) Media klarifikasi, identifikasi, dan penalaran

Melalui teknik klarifikasi, dapat mengupayakan untuk mengungkap aspek afektif atau nilai dan moral yang kadang tidak dapat diungkapkan oleh alat penilaian biasa seperti tes objek. Media identifikasi adalah untuk membantu siswa mengenali secara tepat persoalan-persoalan moral, baik yang sesuai dan harus diikuti maupun yang tidak sesuai dan harus dihindari. Sebagai media penalaran, pemahaman aspek ini dalam penilaian adalah tindakan seseorang tidak terlepas dari pemikiran dan pertimbangan seseorang.

3) Sebagai media re-edukasi

Dalam hal ini yang dimaksud dengan re-edukasi adalah bahwa melalui penilaian nilai-nilai moral yang dianut oleh seorang siswa selama ini dapat diperkuat.

B. Teknik Pilah Kartu (Card Sort)

Dokumen terkait