• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PILAH KARTU (CARD SORT) PADA SISWA KELAS IV B SD NEGERI 1 SRANDAKAN BANTUL YOGYAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PILAH KARTU (CARD SORT) PADA SISWA KELAS IV B SD NEGERI 1 SRANDAKAN BANTUL YOGYAKARTA."

Copied!
232
0
0

Teks penuh

(1)

i

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PILAH KARTU (CARD SORT) PADA SISWA KELAS IV B

SD NEGERI 1 SRANDAKAN BANTUL YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Aliv Lukman Kurniadi NIM 11108241117

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)

iii

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Aliv Lukman Kurniadi NIM : 11108241117

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Jurusan : Pendidikan Pra Sekolah dan Sekolah Dasar (PPSD) Fakultas : Ilmu Pendidikan

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.

Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesahan adalah asli. Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi ditunda yudisium pada periode berikutnya.

Yogyakarta, 26 September 2016 Yang menyatakan,

(4)
(5)

v MOTTO

“Allah akan meninggikan beberapa derajat kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberikan ilmu pengetahuan”

(Q.S Al-Mujaadilah:11)

“Lakukan. Kalau anda sukses, andaberbahagia. Kalau anda gagal, anda belajar”

(Mario Teguh)

“Apapun yang diperbuat oleh diri sendiri itu, hendaknya dapat bermafaat bagi

dirinya sendiri, bermanfaat bagi bangsanya, dan bermanfaat bagi manusia pada

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Dengan mengharap ridho Alloh SWT, karya ini penulis persembahkan untuk: 1. Ayahanda dan ibunda tercinta yang senantiasa mendoakan dan memberikan

dorongan semangat serta senantiasa memberikan bantuan baik moril ataupun spirituil.

(7)

vii

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PILAH KARTU (CARD SORT) PADA SISWA KELAS IV B SD

NEGERI 1 SRANDAKAN BANTUL YOGYAKARTA Oleh

Aliv Lukman Kurniadi NIM 1110241117

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar PKn dengan menggunakan teknik pilah kartu (card sort) pada siswa kelas IV B SD N 1 Srandakan.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (classoom action research). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV B SD N 1 Srandakan yang berjumlah 21 anak. Objek penelitian ini adalah hasil belajar PKn siswa kelas IV B SD N 1 Srandakan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, pengamatan, dan dokumentasi kegiatan pembelajaran. Analisis data dilakukan dengan deskripsi kualitatif dan kuantitatif. Adapun indikator keberhasilan ditandai

dengan ≥ 75% dari jumlah siswa memperoleh nilai ≥ 70.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan teknik pilah kartu (card sort) meningkatkan hasil belajar PKn siswa pada siklus I

dan II. Pada siklus I siswa yang mendapatkan nilai ≥ 70 mengalami peningkatan

sebesar 36% dari kondisi awal 40% menjadi 76%. Pada siklus II meningkat sebesar 19% menjadi 95%. Nilai rata-rata hasil belajar pada siklus I meningkat sebesar 5,8% dari kondisi awal 65 menjadi 70,48 kemudian meningkat lagi pada siklus II sebesar 7,14% menjadi 77,62.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat, cinta dan hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi dengan judul

“Meningkatkan Hasil Belajar PKn Dengan Menggunakan Teknik Pilah Kartu (Card Sort) Pada Siswa Kelas IV B SD Negeri 1 Srandakan Bantul Yogyakarta” dapat terselesaikan.

Penulisan skripsi ini diajukan sebagai tugas akhir guna memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan pada program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Pendidikan Pra Sekolah dan Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta tahun akademik 2015/2016.

Keberhasilan penulisan skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dekan FIP Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberi ijin dalam penulisan skripsi ini.

2. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah mendukung kelancaran penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak Banu Setyo Adi, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I Skripsi yang telah memberikan dorongan dan bimbingan kepada peneliti dalam penyusunan proposal penelitian, pelaksanaan penelitian, dan penyusunan laporan penelitian ini.

(9)

ix

proposal penelitian, pelaksanaan penelitian, dan penyusunan laporan penelitian ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen PGSD FIP UNY yang telah membekali ilmu pengetahuan, sehingga ilmu pengetahuan tersebut dapat penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini.

6. Dewan penguji yang menguji dan memberikan masukan kepada skripsi yang telah disusun oleh penulis.

7. Kedua orang tua Muhammad Zaenal Mustofa dan Rini Alfiah yang selalu memberikan dukungan berupa nasehat dan do’a.

8. Kepala SD Negeri 1 Srandakan yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

9. Guru kelas IV B SD Negeri 1 Srandakan yang sangat kooperatif dalam membantu penulis untuk mendapatkan data penelitian.

10. Semua pihak yang secara langsung dan tidak langsung telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis mengharap masukan dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga Allah SWT memberikan balasan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dan semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, 26 September 2016 Penulis

(10)

x

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan ... 10

1. Belajar, Pembelajaran, Hasil Belajar ... 10

a. Pengertian Belajar ... 10

b. Tujuan Belajar ... 12

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 13

d. Pengertian Pembelajaran ... 14

(11)

xi

f. Pengertian Hasil Belajar ... 16

g. Jenis Perubahan pada Siswa dalam Hasil Belajar ... 19

2. Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan ... 20

a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ... 20

b. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ... 22

c. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan ... 23

d. Hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan ... 27

B. Teknik Pilah Kartu (Card Sort) ... 28

1. Pengertian Active Learning ... 28

2. Peran Active Learning dalam Pembelajaran ... 30

3. Teknik Pilah Kartu (Card Sort) dalam Active Learning ... 32

4. Kegiatan Teknik Pilah Kartu (Card Sort) ... 33

C. Penelitian yang Relevan ... 36

D. Kerangka Pikir ... 37

E. Hipotesis Tindakan ... 39

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 40

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 40

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 41

D. Desain Penelitian ... 41

F. Instrumen Penelitian. ... 45

G. Teknik Analisis Data ... 47

(12)

xii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 50

1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 50

2. Deskripsi Subjek Penelitian ... 50

3. Deskripsi Data Sebelum Tindakan... 50

4. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Siklus I ... 52

a. Perencanaan ... 52

b. Pelaksanaan Tindakan ... 53

c. Pengamatan Siklus I ... 59

d. Refleksi ... 65

5. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Siklus II ... 68

a. Perencanaan ... 68

b. Pelaksanaan Tindakan ... 69

c. Pengamatan Siklus II ... 74

d. Refleksi ... 83

B. Pembahasan ... 84

C. Keterbatasan Penelitian ... 89

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 90

B. Saran ... 90

DAFTAR PUTAKA ... 92

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

hal

Tabel 1. SK dan KD PKn Kelas IV Semester Dua ... 26

Tabel 2. Kisi-Kisi Lembar Observasi Guru ... 46

Tabel 3. Kisi-Kisi Lembar Observasi Siswa ... 47

Tabel 4. Kriteria Hasil Belajar ... 48

Tabel 5. Kriteria Aktivitas Belajar ... 49

Tabel 6. Pengelompokan Nilai Siswa pada Pra Tindakan ... 51

Tabel 7. Hasil Belajar Siswa pada Pra Tindakan ... 51

Tabel 8. Pengelompokkan Nilai Siswa pada Siklus I ... 60

Tabel 9. Hasil Belajar Siswa pada Siklus I ... 60

Tabel 10. Capaian Hasil Belajar Siswa pada Siklus I ... 61

Tabel 11. Persentase setiap Aspek Aktivitas Siswa pada Siklus I ... 63

Tabel 12. Hasil Refleksi dan Upaya Perbaikan Tindakan pada Siklus I ... 68

Tabel 13. Pengelompokkan Nilai Siswa pada Siklus II ... 75

Tabel 14. Hasil Belajar Siswa pada Siklus II ... 75

Tabel 15. Capaian Hasil Belajar Siswa pada Siklus II ... 76

Tabel 16 .Capaian Hasil Belajar PKn Menggunakan Teknik Pilah Kartu (Card Sort) pada Siswa Kelas IV B SD N 1 Srandakan ... 77

Tabel 17. Persentase setiap Aspek Aktivitas Siswa pada Siklus II ... 80

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

hal

Gambar 1. Proses Belajar Mengajar (Abin Syamsudin Makmun) ... 16

Gambar 2. Klasifikasi Pembelajaran Aktif (Warsono dan Haryono) ... 30

Gambar 3. Kerangka Berpikir ... 38

Gambar 4. Desain Penelitian Kelas (Kasihani Kasbolah) ... 41

Gambar 5. Guru Memberikan Penjelasan ... 55

Gambar 6. Media Pembelajaran Siklus I pertemuan 2 ... 58

Gambar 7. Diagram Capaian Hasil Belajar Siswa pada Siklus I ... 61

Gambar 8. Diagram Persentase setiap Aspek Siswa pada Siklus I ... 64

Gambar 9. Siswa Mencatat Poin Penting Pembelajaran ... 72

Gambar 10. Siswa Menyanyikan “Gundhul-Gundhul Pacul” ... 73

Gambar 11. Diagram Capaian Hasil Belajar Siswa pada Siklus II ... 76

Gambar 12. Diagram Capaian Hasil Belajar PKn Menggunakan Teknik Pilah Kartu (Card Sort) pada Siswa Kelas IV B SD N 1 Srandakan Bantul Yogyakarta ... 78

Gambar 13. Diagram Persentase setiap Aspek Aktivitas Siswa pada Siklus II ... 80

(15)

xv DAFTAR LAMPIRAN

hal

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I & II ... 96

Lampiran 2. Soal Evaluasi Siklus I & II ... 148

Lampiran 3. Daftar Nama & Hasil Belajar Siswa ... 155

Lampiran 4. Foto Pelaksanaan Penelitian ... 160

Lampiran 5. Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Guru ... 165

Lampiran 6. Hasil Observasi Aktivitas Guru ... 169

Lampiran 7. Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 178

Lampiran 8. Hasil Observasi Aktivitas Guru ... 180

Lampiran 9. Dokumen Hasil Pekerjaan Siswa Siklus I & Siklus II ... 199

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan ialah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan (Ngalim Purwanto, 2011:10). Pendidikan merupakan proses manusia dalam membangun karakternya yang dilakukan sejak usia dini. Melalui pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk kelangsungan hidupnya di masa yang akan datang. Mengingat perannya yang sangat vital, pendidikan merupakan aspek yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia.

Proses pendidikan merupakan rangkaian dari proses pembelajaran yang di dalamnya merupakan aktivitas belajar. Manusia akan mempelajari segala hal yang dianggapnya penting sehingga membuatnya memiliki karakter yang lebih berkembang dan lebih baik melalui kegiatan belajar. Menurut Hilgrad dan Bower (Baharuddin, Esa Nur Wahyuni, 2010:13), belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan. Dengan demikian, belajar memiliki arti dasar adanya aktivitas atau kegiatan dan penguasaan tentang sesuatu.

(17)

2

siswa, di mana kedua belah pihak berperan dan berbuat secara aktif di dalam suatu kerangka kerja dan kerangka berfikir yang disepakati bersama (Suharjo, 2006:86). Interaksi yang terjalin antara guru dengan siswa bersifat timbal balik, dapat diartikan bahwa keduanya aktif terlibat dalam kegiatan belajar. Guru memiliki tugas penting dalam kegiatan belajar yaitu dengan bertindak sebagai perencana, pelaksana, sekaligus evaluator pembelajaran. Keberhasilan guru dalam melaksanakan tugasnya menentukan keberhasilan siswa sebagai objek pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Guru dapat menciptakan suasana belajar yang dapat merangsang keaktifan siswa. Sebagai perancang kegiatan pembelajaran, guru harus teliti dan berpikir matang dalam membuat kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswanya. Siswa yang tidak tertarik pada pembelajaran, kemungkinan besar hasil belajarnya akan rendah.

(18)

3

metode ceramah dan diskusi karena kurangnya pengetahuan guru kelas terhadap jenis metode dan model yang sesuai dengan karakteristik pelajaran PKn maupun IPS. Guru berpendapat jika pembelajaran kelas yang bersifat hafalan seperti IPS dan PKn siswa kurang memperhatikan dan guru sulit dalam mengkondisikan kelas. Jumlah siswa laki-laki yang lebih banyak yaitu 11 dari 21 anak menyebabkan kelas menjadi sangat aktif. Guru kelas berkata bahwa rata-rata nilai Ujian Tengah Semester 1 pelajaran PKn adalah 63,43. Nilai tersebut merupakan nilai terendah dari pelajaran yang lainnya. Dari 21 siswa yang ada, hanya empat orang yang nilainya memenuhi KKM (70). Karena itu, kelas IV B bermasalah dalam pembelajaran PKn.

Permasalahan yang terjadi di dalam kelas IV B SD Negeri 1 Srandakan adalah hasil belajar PKn siswa yang masih rendah atau tidak lulus sesuai dengan nilai standar. Masalah ini dapat menghambat siswa untuk mencapai tujuan belajarnya. Menurut tim dosen Administrasi Pendidikan UNY, penilaian hasil belajar bertujuan untuk melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan (2011:55). Hasil belajar merupakan puncak dari proses belajar siswa. Hasil belajar siswa yang tidak maksimal mengakibatkan proses belajar terasa sia-sia.

(19)

4

solusi yang tepat untuk meningkatkan prestasi belajar siswa agar nilainya tidak berada di bawah nilai standar KKM.

Guru yang lebih banyak menggunakan metode ceramah dalam kegiatan pembelajarannya mengakibatkan siswa kehilangan semangat belajar. Pembelajaran untuk anak usia sekolah dasar jika dilihat dari pemikiran dan karakteristiknya masih berada pada fase operasional konkret (Rita Eka Izzaaty, dkk. 2008:116). Siswa perlu untuk lebih banyak terlibat dalam kegiatan pembelajaran karena siswa perlu menjalani sendiri pengalaman pembelajaran untuk dirinya sendiri.

Berbagai metode dan model pembelajaran terus berkembang dengan tujuan lebih melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran saat ini lebih banyak mengutamakan kegiatan siswa daripada materi yang disampaikan atau bisa dikatakan bahwa pembelajaran lebih berpusat pada siswa, misalnya Quantum Teaching, Cooperative Learning, Contextual Teaching Learning (CTL). Salah satu model pembelajaran yang

lebih mengaktifkan siswa yaitu Active Learning (pembelajaran aktif) atau dikenal juga dengan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA). Model Active Learning melibatkan siswa baik secara kognitif, afektif, dan psikomotor

(20)

5

dalam kegiatan pembelajarannya secara maksimal. Karena itu, model Active Learning cocok diterapkan pada pelajaran PKn kelas IV B SD N 1 Srandakan

Bantul Yogyakarta.

Sesuai konteks historis, pembelajaran aktif diperkenalkan di Indonesia pada satuan pendidikan dasar dan menengah pada tahun 1980-an sebagai CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif). CBSA adalah pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan dilandasi prinsip psikologi manusia. CBSA secara harfiah diartikan sebagai suatu sistem pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental, intelektual, dan emosional, guna memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor (Warsono, Hariyanto, 2014:7).

Dalam Active Learning terdapat banyak sekali teknik mengajar yang dapat digunakan guru sebagai rencana pembelajarannya. Tentu saja teknik-teknik tersebut melakukan pendekatan terhadap keaktifan belajar siswa. Salah satu teknik yang terdapat di dalam Active Learning adalah pilah kartu (card sort). Materi pembelajaran PKn kelas IV berupa hafalan yang bersifat

kategori. Materi tersebut mengenai klasifikasi lembaga dalam pemerintahan daerah, klasifikasi lembaga dalam pemerintahan pusat, dan klasifikasi kebudayaan lokal dalam misi internasional pada globalisasi. Hampir seluruh materi PKn berkarakteristik klasifikasi. Teknik pilah kartu (card sort) tentu sangat cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran PKn kelas IV.

(21)

6

Teknik pilah kartu (card sort) merupakan teknik mengajar dengan menggunakan media kartu indeks dalam pembelajarannya. Kartu indeks yang digunakan berisi kata indikator yang berbeda-beda yang dibagikan kepada seluruh siswa. Siswa membentuk kelompok berdasarkan kecocokan kata indikator pada kartu indeksnya sehingga mengarah pada sub pokok materi. Pasangan atau kelompok yang telah terbentuk bertugas untuk menyampaikan sub pokok materi yang didapatkan.

Seluruh siswa dilibatkan dan berkooperatif dalam kelompok. Terdapat sedikit kegiatan fisik sehingga mampu menyegarkan kembali kondisi siswa. Siswa juga berlatih berbicara dalam kesempatan presentasi. Proses mencari tahu pengetahuannya sendiri siswa akan lebih mengingat pokok pembelajaran. Teknik mengajar ini mudah dilaksanakan dan media yang digunakan tidak menggunakan biaya yang besar. Jadi, teknik mengajar ini memungkinkan untuk diterapkan dalam pembelajaran.

(22)

7 B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut.

1. Guru kesulitan dalam mengkondisikan siswa ketika melakukan pembelajaran dengan materi yang bersifat hafalan seperti pelajaran PKn dan IPS.

2. Guru lebih dominan menggunakan metode ceramah ketika mengajar pelajaran PKn dan IPS.

3. Nilai rata-rata PKn paling rendah jika dibandingkan dengan pelajaran lain, untuk itu hasil belajar PKn siswa perlu ditingkatkan.

4. Guru belum menemukan solusi untuk meningkatkan hasil belajar PKn siswa.

5. Teknik pilah kartu (card sort) belum pernah diterapkan oleh guru kelas dalam pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah

Dari banyaknya permasalahan yang telah teridentifikasi, peneliti hanya membatasi permasalahan pada meningkatkan hasil belajar PKn menggunakan teknik pilah kartu (card sort) pada siswa kelas IV B SD Negeri 1 Srandakan Bantul Yogyakarta.

D. Rumusan Masalah

(23)

8

″Bagaimana meningkatkan hasil belajar PKn dengan menggunakan teknik pilah kartu (card sort) pada siswa kelas IV B SD Negeri 1 Srandakan Bantul Yogyakarta?″

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar PKn menggunakan teknik pilah kartu (card sort) pada siswa kelas IV B SD Negeri 1 Srandakan Bantul Yogyakarta.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat lebih mengembangkan teknik pembelajaran yang aktif dan menyenangkan terutama dalam pembelajaran dengan materi yang bersifat hafalan sehingga guru tidak selalu menggunakan metode ceramah saja.

2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa

1) Meningkatkan ketertarikan belajar PKn. 2) Meningkatkan hasil belajar PKn.

b. Bagi Guru

(24)

9 c.Bagi Peneliti

(25)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan 1. Belajar, Pembelajaran, dan Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Terdapat beberapa pendapat dari para ahli yang mendifinisikan belajar.

1) Howard L. Kingley (dalam Baharuddin, 2014:158) berpendapat bahwa learning is the process by which behaviour (in the broader sense) is originally or changed through practice or

training (belajar adalah proses ketika tingkah laku [dalam arti

luas] ditimbulkan atau diubah melalui praktik atau latihan). 2) American Heritage Psychology (dalam Baharuddin, 2014:158)

secara lebih luas merinci belajar sebagai berikut.

to gain knowledge, comprehension, or mastery through

experience or study (bertambahnya pengetahuan dan

keahlian melalui pengalaman belajar).

to fix in the mind or memory : memorize (perpaduan antara

berpikir dan mengingat, menghafalkan).

to acquire through experience (kesiapan untuk memperoleh

pengalaman).

(26)

11

behaviour originates or is altered through training or

experience (belajar sebagai proses tingkah laku ditimbulkan atau

diubah melalui latihan atau pengalaman).

Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan hal-hal pokok mengenai belajar adalah sebagai berikut.

1) Perubahan dengan mendapatkan kecakapan baru. 2) Latihan atau praktik tersebut terjadi karena usaha. 3) Perubahan tingkah laku aktual maupun potensial.

Menurut Sugiharto, dkk. (2007:74), belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau menetap karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Menurut Hilgrad dan Bower (Baharuddin & Esa Nur Wahyuni, 2010:13), belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan. Pendapat lain dari mengungkapkan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2).

(27)

12

perubahan tingkah laku berupa pemerolehan pengetahuan, penguasaan suatu keterampilan, serta perubahan sikap yang didapat melalui usaha dan latihan dari pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

Dalam kegiatan belajar terdapat tiga aspek yang dikembangkan yakni aspek kognitif, afektif, dan psikomotrik. Untuk menguasai ketiga aspek tersebut diperlukan bimbingan dan pengarahan dari seseorang yang ahli. Dengan adanya bimbingan tersebut, diharapkan dapat mencapai tujuan dari kegiatan belajar.

b. Tujuan Belajar

Menurut M. Dalyono (2007:49-51), kegiatan belajar bertujuan untuk :

1) mengadakan perubahan di dalam diri berupa tingkah laku, 2) mengubah kebiasaan yang buruk menjadi baik dengan belajar

melatih diri menjauhi kebiasaan buruk,

3) mengubah sikap dari negatif menjadi positif, tidak hormat menjadi hormat, dan sebagainya,

4) mengubah keterampilan melalui belajar dan latihan, 5) menambah pengetahuan dalam berbagai bidang ilmu.

(28)

13

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Sebagai proses, belajar membutuhkan waktu untuk mendapatkan suatu perubahan tingkah laku. Cepat lambatnya waktu yang dibutuhkan tergantung dari usaha siswa sendiri. Perlu adanya perhatian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan belajar siswa.

Secara fundamental Dollar dan Miller (Abin Syamsudin Makmun, 2004:164) menegaskan bahwa keefektifan belajar itu dipengaruhi oleh empat hal, yaitu :

1) Adanya motivasi (drives), siswa harus menghendaki sesuatu (the learner must want something).

2) Adanya perhatian dan mengetahui sasaran (cue), siswa harus memperhatikan sesuatu (the learner must notice something). 3) Adanya usaha (response), siswa harus melakukan sesuatu (the

learner must do something).

4) Adanya evaluasi dan pemantapan hasil (reinforcement), siswa harus memperoleh sesuatu (the learner must get something).

Selain itu, menurut Suharjo (2006:46-47), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar anak dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1) Faktor individual yang terdapat pada diri anak yang disebut juga dengan faktor internal. Faktor internal (individual) yang mempengaruhi belajar antara lain : kematangan/pertumbuhan, intelegensi, latihan, motivasi, dan sifat-sifat pribadi anak.

(29)

14

pergaulan anak dengan masyarakat dan kelompok sebaya, tokoh pribadi acuan, dan tuntutan bahan pelajaran oleh guru.

Keberhasilan belajar ditentukan oleh usaha siswa sendiri. Namun, untuk siswa sekolah dasar terkadang ada anak yang belum menyadari betapa pentingnya kegiatan belajar sehingga terkadang mereka kurang bersungguh-sungguh. Belajar tidak dapat dipaksakan karena tidak akan menghasilkan manfaat bagi siswa. Siswa perlu menumbuhkan motivasi dan kemauan untuk belajar. Peran guru di sini adalah untuk membantu siswa menumbuhkan motivasi dan kemauan belajar serta semangat dalam belajar.

d. Pengertian Pembelajaran

Menurut Kimble dan Gramzey (Muhammad Thobroni & Arif Mustofa 2013:18) pembelajaran adalah suatu perubahan perilaku yang relatif tetap dan merupakan hasil praktik yang diulang-ulang. Pembelajaran memiliki makna bahwa subjek belajar harus dibelajarkan bukan diajarkan. Subjek yang dimaksud adalah siswa atau juga pembelajar yang menjadi pusat kegiatan belajar. Lebih lanjut, Rombepajung (Muhammad Thobroni & Arif Mustofa 2013:18) juga berpendapat bahwa pembelajaran adalah pemerolehan suatu mata pelajaran atau pemerolehan suatu ketrampilan melalui pelajaran, pengalaman, atau pengajaran.

(30)

15

sekedar menyampaikan pesan pembelajaran kepada peserta didik, akan tetapi merupakan aktifitas profesional yang menuntut guru untuk dapat menggunakan ketrampilan mengajar secara terpadu, serta menciptakan sistem lingkungan yang memungkinkan peserta didik dapat belajar secara efektif dan efisien. Lebih jauh lagi, beliau berpendapat bahwa pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses penciptaan stimulasi kepada kelompok peserta didik, baik secara individu atau kelompok sehingga terjadi proses belajar dalam diri siswa.

Berdasarkan beberapa pendapat tokoh di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan kegiatan interaktif di mana guru memberikan bimbingan yang dilakukan secara profesional dengan menyusun perencanaan dan persiapan yang matang sehingga peserta didik melakukan suatu aktivitas belajar berupa pengalaman maupun pengajaran dalam rangka mendapatkan suatu ketrampilan maupun pengetahuan serta dapat merubah perilakunya menjadi lebih baik.

e. Struktur Pembelajaran

(31)

16

Gambar 1. Proses Belajar Mengajar (Abin Syamsudin Makmun) Gambar 1 menunjukkan bahwa proses belajar mengajar berupa rangkaian aktivitas atau kegiatan berupa interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Aktivitas meliputi mengajar, belajar, serta evaluasi lalu membuat perencanaan berdasarkan hasil evaluasi.

Sistem lingkungan (pembelajaran) ini terdiri dari komponen-komponen yang saling memengaruhi, antara lain: tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, guru dan siswa, jenis kegiatan yang dilakukan, sarana/prasarana belajar yang tersedia, dan penilaian (Suharjo 2006:85).

Sistem pendidikan menjadi dasar pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran. Dalam sistem pendidikan telah diatur komponen-komponen dalam pembelajaran. Komponen-komponen-komponen tersebut yang membentuk kegiatan pembelajaran.

f. Pengertian Hasil Belajar

Belajar sebagai sebuah proses tentu memiliki tujuan sebagai puncak dari kegiatan. Menurut Oemar Hamalik (2011:73), tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa

(32)

17

siswa telah melakukan perbuatan belajar yang umumnya meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan tercapai oleh siswa.

Menurut Asep Jihad & Abdul Haris (2013:15), hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran. Pendapat lain menyatakan bahwa hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku seperti yang telah dijelaskan di muka. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris (Nana Sudjana, 2005:3).

Menurut Purwanto (2010:46), hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Pencapaian itu didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Hasil itu dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

Dari pendapat tersebut, dapat kita simpulkan jika hasil belajar berupa perubahan tingkah laku dari peserta didik yang berupa aspek kognitif, afektif, psikomotorik yang didapat setelah melalui proses belajar.

(33)

18

adanya timbal balik dari kedua belah pihak. Karena itu, hasil belajar pun juga melibatkan kedua pihak yaitu guru dan siswa.

Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi, yaitu dari siswa dan dari guru. Dari siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran (Abdul Majid, 2014:28). Dimayati dan Mudjiono (2006:3-4) juga berpendapat sama bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar untuk sebagian adalah berkat tindak guru, suatu pencapaian tujuan pengajaran. Pada bagian lain, merupakan peningkatan kemampuan mental siswa.

Hasil belajar dari siswa dapat dilihat dari perubahan tingkah lakunya. Perubahan tersebut memiliki sebuah karakteristik. Menurut Muhibbin Syah (2003:117), karakteristik perubahan hasil belajar adalah :

1) Perubahan itu intensional

(34)

sekurang-19

kurangnya dia merasakan adanya perubahan dalam dirinya, seperti penambahan pengetahuan, sikap, dan pandangan tertentu, ketrampilan, dan seterusnya.

2) Perubahan itu positif dan aktif

Positif artinya baik, bermanfaat, serta sesuai dengan harapan. Hal ini bermakna bahwa perubahan tersebut senantiasa merupakan penambahan, yakni diperoleh sesuatu yang baru (seperti pemahaman dan ketrampilan baru) yang lebih baik daripada apa yang telah ada sebelumnya. Adapun aktif artinya tidak terjadi dengan sendirinya seperti karena proses kematangan, tetapi karena usaha siswa itu sendiri.

3) Perubahan itu efektif dan fungsional

Bersifat efektif berarti berhasil guna, artinya perubahan tersebut membawa pengaruh, makna, dan manfaat tertentu bagi siswa, sedangkan fungsional berarti dia relatif menetap dan setiap saat apabila dibutuhkan, perubahan tersebut dapat direproduksi dan dimanfaatkan.

g. Jenis Perubahan pada Siswa dalam Hasil Belajar

(35)

20

masa depannya kelak baik bersifat sementara maupun tetap dapat digunakan hingga dewasa.

Menurut Eko Putro Widoyoko (2009:25-28), berbagai perubahan yang terjadi pada diri siswa sebagai hasil proses pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu output dan outcome. Output merupakan kecakapan yang dikuasai siswa yang segera dapat diketahui setelah mengikuti serangkaian proses pembelajaran. Ada juga yang menyebut output pembelajaran merupakan hasil pembelajaran yang bersifat jangka pendek. Prestasi sosial siswa dalam masyarakat merupakan hasil pembelajaran yang bersifat jangka panjang atau outcome.

Hasil belajar baik yang bersifat output atau outcome sama-sama bermanfaat untuk siswa. Namun, keduanya sangat berbeda. Output mungkin bersifat ingatan dari pengetahuan sedangkan

outcome bersifat sikap-sikap serta ketrampilan.

2. Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Menurut Noor Ms Bakry (2011:3), Pendidikan Kewarganegaraan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam mengembangkan kecintaan, kesetiaan, keberanian, untuk berkorban membela bangsa dan tanah air Indonesia. Sunarso dkk. (2006:1-2) menyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) merupakan salah satu bidang kajian yang mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Indonesia melalui koridor “value-basic education”. Konfigurasi atau

(36)

21

 PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengemban potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlak mulia, cerdas, partisipatif, dan bertanggung jawab.

 PKn secara teoritik dirancang sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang bersifat konfluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi ide, nilai, konsep, dan moral Pancasila, kewarganegaraan yang demokratis, dan bela negara.

 PKn secara pragmatik dirancang sebagai subjek pembelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content embedding values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide, nilai, konsep, dan moral Pancasila, kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara.

(37)

22

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah pendidikan yang berupaya menanamkan nilai-nilai dasar kepada peserta didik dalam mempersiapkan mereka menjadi warga negara menuju warga dunia dalam kaitannya dengan organisasi kemasyarakatan, sosial, ekonomi, agama, kebudayaan, dan negara. Proses penanaman nilai ini dilakukan berdasarkan pengalaman yang nyata di lingkungan sekitar. Pembelajaran PKn adalah suatu kegiatan interaktif yang telah disusun dan direncanakan oleh guru dengan matang dan secara profesional yang memfasilitasi siswa dalam memperoleh nilai-nilai dasar dari suatu pengetahuan yang berkaitan dengan organisasi kemasyarakatan, sosial, ekonomi, agama, kebudayaan, dan negara melalui pengalaman yang nyata.

b. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP), tujuan mata pelajaran PKn adalah untuk memberikan kompetensi-kompetensi kepada siswa sebagai berikut (Wuri Wuryandani dan Fathurrohman, 2012:9) :

1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.

2) Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

(38)

23

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Apabila tujuan Pendidikan Kewarganegaraan dapat dicapai oleh peserta didik, maka akan menghasilkan suatu individu yang berkualitas dan memiliki karakter yang unggul. Lebih jauh lagi, Pendidikan Kewarganegaraan yang berhasil, akan menumbuhkan sikap mental yang cerdas, penuh rasa tanggung jawab dari peserta didik. Sikap ini disertai dengan perilaku yang (Noor Ms Bakry, 2011:11-12):

1) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa dan menghayati nilai-nilai filsafat bangsa dan negara.

2) Berbudi pekerti yang luhur serta berdisiplin dalam masyarakat berbangsa, dan bernegara.

3) Berjiwa nasionalisme yang kuat, mengutamakan persatuan dan kesatuan mengatasi kelompok dan seseorang.

4) Bersifat profesional yang dijiwai oleh kesadaran bela negara serta sadar akan hak dan kewajiban sebagai warga negara. 5) Aktif ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni untuk

kepentingan kemanusiaan, bangsa, dan negara. c. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Menurut Permendiknas Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2006 (Mukhamad Murdiyono, 2012:50-53), terdapat delapan ruang lingkup pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di tingkat pendidikan dasar dan menengah, yaitu:

1) Persatuan dan Kesatuan Bangsa

(39)

24

pemuda, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan.

2) Norma, Hukum, dan Peraturan

Materi berisi tentang: tertib dalam kehidupan keluarga, tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional.

3) Hak Asasi Manusia

Materi berisi tentang: hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM, pemajuan dan penghormatan HAM.

4) Kebutuhan Warga Negara

Materi ini berisi tentang: hidup gotong royong, harga diri sebagai warga mayarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, dan persamaan kedudukan warga negara. 5) Konstitusi Negara

(40)

25 6) Kekuasaan dan Politik

Materi ini berisi tentang: pemerintahan desa dan kecamatan, pemerintahan desa dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem pemerintah, pers dalam masyarakat demokrasi.

7) Pancasila

Materi ini berisi tentang: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka. 8) Globalisasi

Materi berisi tentang: globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan organisasi internasional, dan mengevaluasi globalisasi.

(41)

26

Tabel 1. SK dan KD PKn Kelas IV Semester Dua

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 3.Mengenal sistem

pemerintahan tingkat pusat

3.1Mengenal lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat, seperti MPR, DPR, Presiden, MA, MK dan BPK dll.

3.2Menyebutkan organisasi pemerintahan tingkat pusat, seperti Presiden, Wakil Presiden dan para Menteri 4.Menunjukkan sikap

terhadap globalisasi di lingkungannya

4.1 Memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lingkungannya

4.2 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional 4.3 Menentukan sikap terhadap

pengaruh globalisasi yang terjadi di lingkungannya

(42)

27

d. Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan

Hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan adalah suatu perubahan tingkah laku yang berhubungan dengan aspek kognitif, afektif, psikomotorik berdasarkan nilai-nilai dasar kehidupan sehari-hari yang didapatkan melalui pengalaman belajar yang telah dilalui. Dengan pemahaman tentang nilai-nilai dasar maka siswa dipersiapkan untuk menjadi warga masayarakat dan warga negara yang berguna.

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pendidikan yang berisikan tentang pembelajaran mengenai nilai-nilai kehidupan sehari-hari. Karena itu, pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berhubungan dengan lingkungan di sekitarnya. Hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan haruslah dapat mencerminkan nilai-nilai yang bermanfaaat untuk siswa.

Dalam penilaian PKn yang menjadi acuan utama adalah keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan-tujuan mengajar yang telah dirumuskan guru (Wuri Wuryandani dan Fathurrohman, 2012:99).

(43)

28 1) Tolok ukur

Dalam hal ini, penilaian berfungsi untuk mengetahui kekurangan atau keberhasilan siswa, guru, atau program pengajaran yang telah disampaikan melalui kegiatan proses belajar mengajar.

2) Media klarifikasi, identifikasi, dan penalaran

Melalui teknik klarifikasi, dapat mengupayakan untuk mengungkap aspek afektif atau nilai dan moral yang kadang tidak dapat diungkapkan oleh alat penilaian biasa seperti tes objek. Media identifikasi adalah untuk membantu siswa mengenali secara tepat persoalan-persoalan moral, baik yang sesuai dan harus diikuti maupun yang tidak sesuai dan harus dihindari. Sebagai media penalaran, pemahaman aspek ini dalam penilaian adalah tindakan seseorang tidak terlepas dari pemikiran dan pertimbangan seseorang.

3) Sebagai media re-edukasi

Dalam hal ini yang dimaksud dengan re-edukasi adalah bahwa melalui penilaian nilai-nilai moral yang dianut oleh seorang siswa selama ini dapat diperkuat.

B. Teknik Pilah Kartu (Card Sort) 1. Pengertian Active Learning

(44)

29

pembelajaran model ini, para siswa tidak hanya terpaku di tempat-tempat duduk mereka, tapi berpindah-pindah, berkolaborasi, dan berpikir keras. Pendapat lain mengatakan bahwa pembelajaran aktif secara sederhana didefinisikan sebagai metode pengajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran aktif mengkondisikan agar siswa selalu melakukan pengalaman belajar yang bermakna dan senantiasa berpikir tentang apa yang dapat dilakukannya selama pembelajaran (Warsono dan Hariyanto, 2014:12).

Menurut Eveline Siregar & Hartini Nara (2014:106) berpendapat bahwa pendekatan pembelajaran aktif (active learning) adalah pendekatan dalam pengelolaan sistem pembelajaran melalui cara-cara belajar yang aktif menuju belajar yang mandiri. Asep Jihad & Abdul Haris (2013:4) berpendapat bahwa belajar yang bermakna terjadi bila siswa berperan secara aktif dalam proses belajar dan akhirnya mampu memutuskan apa yang akan dipelajarinya.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran aktif (active learning) merupakan pembelajaran yang mengutamakan keaktifan siswa selama keberlangsungan proses pembelajaran. Pengalaman belajar menjadi lebih bermakna dan harmonis karena guru dan siswa bersama-sama aktif untuk bergerak dan berpikir.

(45)

30

Gambar 2. Klasifikasi Pembelajaran Aktif (Warsono dan Haryono) Dalam klasifikasi tersebut terdapat dua macam pembelajaran aktif yaitu non kolaboratif dan juga kolaboratif. Untuk non kolaboratif menekankan pada kegiatan yang bersifat individu sedangkan kolaboratif untuk kegiatan yang berkelompok.

2. Peran Active Learning dalam Pembelajaran

Untuk mendapatkan hasil belajar yang baik, maka perlu pengkondisian kelas demi kelancaran proses pembelajaran. Apabila proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar, maka tujuan pembelajaran kemungkinan besar akan tercapai. Untuk itu, guru perlu memperhatikan proses pembelajaran.

Menurut M. Dalyono (2007:201-202), dalam proses belajar harus tampak ciri sebagai berikut.

1) Situasi kelas menantang siswa untuk dapat belajar secara bebas tapi terkendali.

2) Guru tidak mendominasi dalam pembelajaran, namun hanya memberikan rangsangan berpikir kepada siswa.

3) Guru menyediakan dan mengusahakan sumber belajar dan media belajar kepada siswa.

(46)

31

5) Hubungan antara guru dan siswa harus mencerminkan hubungan orang tua dan anak.

6) Situasi dan kondisi kelas dapat diubah sesuai kebutuhan siswa. 7) Belajar tidak hanya dilihat dan diukur dari hasil yang diperoleh,

tetapi juga dari prosesnya.

8) Adanya keberanian siswa dalam berpendapat baik kepada guru maupun siswa lain.

9) Guru senantiasa mendorong dan menghargai setiap pendapat dari siswa.

Dalam ciri-ciri tersebut cukup jelas bahwa dalam proses belajar siswa harus aktif dalam kegiatan baik dalam bentuk kelompok maupun individu. Selain itu, siswa didorong untuk berani mengutarakan pendapatnya. Guru dalam hal ini memberikan rangsangan kepada siswa. Menurut Hamruni (2012:155), belajar secara aktif akan membantu siswa dalam meningkatkan teknik dan kemampuan mendengar, mengamati, mengajukan pertanyaan, dan mendiskusikan materi pelajaran yang dipelajari dengan siswa lain. Hal yang sangat penting dalam aktivitas belajar aktif adalah bahwa para siswalah yang melakukan kegiatan belajar, merekalah yang harus mencari dan memecahkan sendiri, menemukan contoh-contoh, mencoba ketrampilan-ketrampilan, dan melakukan tugas-tugas yang harus dicapai.

(47)

32

pembelajaran aktif ini tentu siswa diajak untuk aktif dalam kegiatan belajar agar perhatian mereka tetap tertuju pada pelajaran yang berlangsung, sehingga hasil belajar pun akan lebih maksimal.

Pembelajaran aktif atau active learning merupakan model pembelajaran yang berisi dari teknik mengajar yang bervariasi. Kegiatannya dapat berupa indoor atau outdoor. Teknik yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pilah kartu (card sort). Teknik pilah kartu memiliki langkah pembelajaran yang mudah dipahami. Kegiatan yang ada di dalam teknik pilah kartu lebih banyak ditujukan kepada siswa. Kegiatan aktif siswa berupa individual dan kelompok. Oleh karena itu, teknik pilah kartu (card sort) dipilih dalam penelitian ini.

3. Teknik Pilah Kartu (Card Sort) dalam Active Learning

Pembelajaran dengan teknik pilah kartu (card sort) merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, penggolongan, sifat, fakta tentang suatu objek, atau mengulang informasi (Hamruni, 2012:167). Menurut Warsono dan Hariyanto (2014:47), teknik ini sebenarnya merupakan gabungan antara teknik pembelajaran aktif individual dengan teknik pembelajaran kolaboratif atau teknik pembelajaran kooperatif bergantung pada keinginan guru.

(48)

33

Tentu saja siswa juga diajak untuk berperan lebih aktif baik dalam individu maupun saat berkelompok. Dalam teknik pembelajaran ini, siswa melakukan kegiatan secara aktif baik individual maupun kerja sama kelompok. Tentu ini sangat baik sebagai upaya untuk membuat aktif dalam pembelajaran. Secara tidak langsung siswa menjadi lebih aktif dengan bergerak lebih banyak.

Ini merupakan aktivitas kerjasama yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik klasifikasi, fakta tentang benda, atau menilai informasi. Gerak fisik yang ada di dalamnya dapat membantu menggairahkan siswa yang merasa penat (Melvin L. Silberman dalam Raisul Muttaqien, 2013:169).

Teknik ini tentu sangat bermanfaat dan memungkinkan untuk dapat diterapkan dalam suatu pembelajaran. Kemudahan dalam penerapannya serta biaya yang dibutuhkan tidak terlalu banyak tentu bisa menjadi pilihan guru untuk menggunakan teknik ini dalam pembelajarannya. 4. Kegiatan Teknik Pilah Kartu (Card Sort)

Teknik pilah kartu merupakan teknik pembelajaran yang menggunakan media utama berupa kartu indeks yang diberikan kepada semua siswa. Melalui kartu tersebut siswa mencari pasangan kelompoknya dengan mencocokkan sesuai kategori. Kemudian siswa berdiskusi dengan kelompok yang telah terbentuk.

(49)

34

a. Pendapat dari Hamruni (2012:167-168), langkah kegiatannya adalah sebagai berikut.

1) Berilah masing-masing peserta didik kartu indeks yang berisi informasi atau contoh yang cocok dengan satu atau lebih kategori.

2) Mintalah peserta didik untuk berusaha mencari temannya di ruang kelas dan menemukan orang yang memiliki kartu dengan kategori yang sama (guru bisa mengumumkan kategori tersebut sebelumnya atau biarkan siswa mencarinya).

3) Biarkan peserta didik menyajikan sendiri kartu kategorinya kepada yang lain.

4) Selagi masing-masing kategori dipresentasikan, buatlah beberapa poin mengajar yang anda rasa penting.

b. Pendapat dari Warsono dan Hariyanto (2014:47) langkah kegiatannya adalah sebagai berikut.

1) Bagikan kartu indeks kepada setiap siswa yang meliputi lebih dari satu macam kategori.

2) Mintalah kepada pebelajar untuk bergerak berkeliling kelas dan menemukan kartu dengan kategori yang sama. Jika waktunya cukup anda biarkan saja para siswa menemukan kategorinya sendiri, tetapi jika waktunya tidak leluasa sebaiknya anda umumkan kepada seluruh kelas kategori apa saja yang tersedia. 3) Peserta didik yang memiliki kartu indeks dengan kategori yang

sama berkumpul. Sebaiknya jumlah siswa dalam setiap kategori anda rancang sama

4) Para siswa dalam kategori yang sama bermusyawarah untuk menunjuk salah seorang di antara mereka mewakili kelompok melakukan presentasi di depan kelas. Siswa yang lain dalam kelompok yang sama boleh menanggapinya.

5) Lakukan refleksi dengan mengungkap butir-butir penting dari setiap kategori bahan ajar.

c. Pendapat dari Marno dan M. Idris (2010:156-157), langkah kegiatannya adalah sebagai berikut.

(50)

35

2) Biarkan siswa berbaur mencari kawan yang memiliki kertas dengan kategori yang sama.

3) Setelah siswa menemukan kawan-kawan dalam satu kategori, mintalah mereka berdiri berjajar sesuai urutan kategori dan menjelaskan kategori tersebut ke seluruh kelas.

4) Setelah semua kategori dijelaskan, berilah penjelasan tentang hal-hal yang masih dianggap perlu agar semua siswa memperoleh pemahaman yang utuh.

Dari beberapa pendapat mengenai langkah-langkah teknik card sort (pilah kartu) yang telah disebutkan, penelitian ini akan

menggunakan pendapat dari Melvin L. Silberman (Raisul Muttaqien, 2013:169-170) sebagai pedoman dalam melaksanakan penelitian. Alasan dari dipilihnya pendapat dari Melvin L. Silberman karena langkah-langkah yang disebutkan lebih jelas. Deskripsi langkah kegiatannya lebih rinci sehingga mudah dipahami. Langkah teknik pilah kartu menurut M. Silberman juga memiliki variasi kegiatan yang dapat dilakukan, sehingga guru mampu membuat alternatif kegiatan lain jika pembelajaran tidak berjalan dengan baik. Berikut adalah langkah-langkah kegiatannya.

1) Beri tiap siswa kartu indeks yang berisi informasi atau contoh yang cocok dengan satu atau beberapa katageori.

2) Perintahkan siswa untuk berkeliling ruangan dan mencari siswa lain yang kartunya cocok dengan kategori yang sama (anda dapat mengumumkan kategorinya sebelumnya atau biarkan siswa menemukannya sendiri).

3) Perintahkan para siswa yang kartunya memiliki kategori sama untuk menawarkan diri kepada siswa lain.

(51)

36 Variasi :

1) Perintakan tiap kelompok untuk membuat presentasi pengajaran tentang konsepnya.

2) Pada awal kegiatan, buatlah tim. Berikan tiap tim satu dus kartu. Pastikan bahwa mereka mengocoknya agar kategori-kategori yang cocok dengan mereka tidak jelas di mana letaknya. Perintahkan tiap tim untuk memilah-milah kartu menjadi sejumlah kategori. Tiap tim bisa mendapatkan skor untuk jumlah kartu yang dipilih dengan benar.

Dengan menggunakan teknik ini, tentu merangsang siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Melalui keterlibatannya dalam pembelajaran, maka siswa berada dalam kondisi yang menyenangkan dan memiliki ketertarikan untuk belajar sehingga hasil belajar menjadi lebih optimal.

C. PENELITIAN YANG RELEVAN

Penelitian yang dilakukan Fajar Sri Rahayu (2013) yang berjudul

“Pengaruh Pembelajaran Aktif Tipe Card Sort Terhadap Hasil Belajar IPS

Bagi Siswa Kelas IV SD Se-Gugus 2 Kecamatan Pengasih Kulon Progo” menyimpulkan bahwa hasil belajar IPS yang diperoleh siswa pada kelompok yang menerapkan pembelajaran aktif tipe card sort lebih tinggi daripada hasil belajar IPS siswa pada kelompok yang menerapkan pembelajaran yang biasa dilakukan guru.

Siswa pada kelompok yang menerapkan pembelajaran aktif Tipe Card Sort memperoleh mean hasil belajar sebesar 79,13, sedangkan siswa pada

(52)

37 D. KERANGKA PIKIR

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu pelajaran dengan isi materi yang berupa hafalan. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai ilmu displin yang mengkaji persoalan secara interdisipliner, bukan semata-mata hanya mengajarkan tentang pasal-pasal Undang-Undang Dasar (UUD). Tapi lebih jauh Pendidikan Kewarganegaraan mengkaji perilaku warga negara lain dan alam sekitarnya. Objek studi Pendidikan Kewarganegaraan adalah warga negara dalam hubungannya dengan organisasi kemasyarakatan, sosial, ekonomi, agama, kebudayaan, dan negara (Mukhamad Murdiyono, 2012:47-48). Luasnya cakupan materi dalam pelajaran PKn yang harus dikuasai oleh siswa, maka ada tuntutan dari guru untuk dapat menyampaikan seluruh materi dengan sebaik-baiknya.

(53)

38

alternatif yang dapat membangkitkan semangat belajar siswa dan sesuai untuk pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Alternatif yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan model active learning tipe pilah kartu atau card sort.

Model active learning (pembelajaran aktif) merupakan model pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam proses belajarnya. Di dalam active learning terdapat bermacam-macam teknik pembelajaran yang dapat

mengaktifkan siswa, salah satunya adalah pilah kartu kartu atau card sort. Teknik ini digunakan untuk pembelajaran tentang suatu konsep ataupun klasifikasi dan penggolongan sesuai dengan materi Pendidikan Kewarganegaraan di kelas IV yang berisi tentang sistem pemerintahan. Dengan menggunakan teknik pembelajaran pilah kartu ini, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas IV SD Negeri 1 Srandakan Bantul Yogyakarta.

Kerangka berpikir penelitian ini dapat diilustrasikan sebagai berikut.

Gambar 3. Kerangka Berpikir Kondisi awal

Pembelajaran PKn yang hanya menggunakan metode ceramah dan diskusi menyebabkan hasil belajar menjadi rendah

Tindakan yang Dilakukan Pembelajaran PKn dengan model

active learning tipe card sort

(54)

39 E. HIPOTESIS TINDAKAN

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, maka hipotesis tindakan untuk penelitian tindakan kelas adalah penggunaan model active learning tipe pilah kartu atau card sort dapat meningkatkan hasil belajar

(55)

40 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research). Menurut Sa’dun Akbar (2010:28) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah proses investigasi terkendali untuk menemukan dan memecahkan masalah pembelajaran di kelas, proses pemecahan tersebut dilakukan secara bersiklus, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas tertentu. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar PKn dengan menggunakan teknik pilah kartu atau card sort kelas IV B SD N 1 Srandakan Bantul Yogyakarta.

Penelitian ini dilaksanakan secara kolaboratif, yang berarti peneliti bekerja sama dengan guru kelas. Menurut Suhardjono (2007:63), kerja sama (kolaborasi) antara guru dengan peneliti sangat penting dalam bersama menggali dan mengkaji permasalahan nyata yang dihadapi. Terutama pada kegiatan mendiagnosis masalah, menyusun usulan, melaksanakan tindakan, menganalisis data, menyeminarkan hasil, dan menyusun laporan akhir.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

(56)

41 C. Subjek dan Objek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV B SD N 1 Srandakan Bantul Yogyakarta dengan jumlah 21 orang. Objek penelitian ini adalah hasil belajar PKn menggunakan teknik pilah kartu (card sort).

D. Desain Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas yang diterapkan dalam penelitian ini menggunakan model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart. Dalam perencanaan Kemmis menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimuali dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan permasalahan (Kasihani Kasbolah. 1998:113). Desain model penelitian dapat ditunjukkan melalui gambar berikut.

(57)

42 1. Perencanaan

Kegiatan ini berupa diskusi antara peneliti dengan guru kelas untuk membahas rancangan kegiatan sebagai upaya untuk mengatasi masalah pembelajaran PKn yaitu hasil belajar siswa yang rendah. Dalam perencanaan ini akan merumuskan solusi kegiatan yang dapat mengatasi masalah hasil belajar siswa.

Setelah memperhatikan faktor yang berpengaruh dalam pembelajaran serta mempertimbangkan kondisi siswa, peneliti memberikan solusi yaitu dengan menggunakan teknik pilah kartu (card sort) dalam pembelajaran PKn. Melalui teknik pembelajaran ini,

diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar PKn pada siswa kelas IV B SD N 1 Srandakan Bantul Yogyakarta.

2. Tindakan

Dalam penelitian ini peneliti bersama-sama dengan guru melakukan tindakan pembelajaran berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah disusun. Pelaksana tindakan dilakukan oleh guru kelas. Langkah-langkah pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut.

a. Kegiatan pembuka

(58)

43 b. Kegiatan inti

1) Siswa diberikan penjelasan awal mengenai aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan.

2) Siswa dibagikan kartu indeks yang berisi informasi tentang sistem pemerintahan pusat.

3) Siswa membentuk kelompok dengan mencari teman yang memiliki informasi yang sama atau sesuai dengan yang dimiliki. 4) Siswa berdiskusi untuk membahas informasi dari setiap anggota. 5) Setiap kelompok membuat presentasi mengenai informasi yang

didapat. Kelompok lain dapat bertanya jika kurang jelas. 6) Guru memberikan penjelasan tambahan jika diperlukan. c. Kegiatan penutup

1) Siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran dengan bimbingan guru.

2) Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam. 3. Observasi

(59)

44 4. Refleksi

Kegiatan refleksi ini adalah diskusi antara peneliti dengan guru kelas setelah tindakan selesai dilakukan. Diskusi ini membahas pengalaman guru dalam melaksanakan pembelajaran dan disesuaikan dengan data dari lembar observasi. Hasil refleksi merupakan acuan untuk membuat rencana perbaikan pada siklus berikutnya.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dibutuhkan oleh peneliti untuk memperoleh data yang dibutuhkan (Suharsimi Arikunto. 2010:175). Penelitian ini menggunakan tes, observasi, dan dokumentasi sebagai tenik pengumpulan data.

1. Tes

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tes tertulis yang berupa tes objektif (pilihan ganda). Tujuan dari pelaksanaan tes ini adalah untuk mengukur hasil belajar PKn siswa kelas IV B SD N 1 Srandakan Bantul Yogyakarta. Tes dirumuskan oleh peneliti dan juga guru kelas.

2. Observasi

(60)

45 3. Dokumentasi

Untuk melengkapi data-data penelitian, maka diperlukan dokumen-dokumen yang berhubungan langsung dengan kegiatan penelitian. Dokumen yang dimaksud adalah daftar nilai siswa, lembar observasi siswa dan guru, serta Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang digunakan dalam tindakan.

F. Instrumen Penelitian

Menurut Wina Sanjaya (2011:84) instrumen penelitian adalah alat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Tes

Penyusunan tes dilakukan bersama-sama oleh peneliti dan guru kelas.Pemberian soal tes ini adalah saat akhir dari setiap siklus penelitian. Bentuk soal yang akan diberikan adalah pilihan ganda (obyektif). Soal tes berisi materi PKn yang akan disampaikan dengan memperhatikan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

Sebelum digunakan, instrumen tes yang akan digunakan dalam penelitian harus divalidasi oleh orang yang ahli dalam bidang ini. Oleh karena itu, peneliti meminta pendapat kepada Bapak Fathurrohman, M.Pd. untuk memberikan expert judgement pada penelitian ini.

2. Lembar Observasi

(61)

46

siswa. Lembar observasi guru ditujukan kepada guru berupa kemampuannya dalam melaksanakan pembelajaran PKn dengan pembelajaran aktif tipe pilah kartu (card sort). Lembar observasi siswa berisi kegiatan-kegiatan siswa yang diharapkan muncul saat pelaksanaan pembelajaran PKn dengan pembelajaran aktif tipe pilah kartu (card sort).

a. Lembar observasi guru

Tabel 2. Kisi-Kisi Lembar Observasi Guru Aspek yang

diamati Indikator

Kegiatan guru dalam membawakan teknik Pilah Kartu (Card Sort) pada Pelajaran PKn

Kegiatan Awal 1. Membuka pelajaran 2. Memberikan apersepsi

Kegiatan Inti 3. Penerapan Teknik Pilah Kartu (Card Sort) pada Pelajaran PKn

a. Memberikan penjelasan awal

b. Membagikan kartu indeks kepada siswa c. Membimbing siswa mencari kelompoknya d. Membimbing diskusi tiap kelompok

e. Memimpin diskusi antar kelompok (presentasi) f. Memberikan umpan balik

(62)

47 b. Lembar observasi siswa

Tabel 3. Kisi-Kisi Lembar Observasi Siswa

Aspek yang diamati Indikator Aspek yang dinilai

Kegiatan yang

dilakukan oleh siswa selama pelajaran PKn berlangsung

1. Keaktifan 2. Semangat belajar selama kegiatan pembelajaran berlangsung, menanggapi setiap pertanyaan dari guru, berani mengungkapkan pendapatnya

3. Kerja sama 4. Saling membantu dalam

mengerjakan tugas

6. Perhatian siswa selama pembelajaran berlangsung, melaksanakan tugas baik individu maupun kelompok G. Teknik Analisis Data

Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang bertujuan untuk mencari dan menemukan upaya untuk mengatasi permasalahan dalam suatu pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti mencoba mengatasi permasalahan hasil belajar PKn siswa dengan menggunakan teknik pilah kartu (card sort). Untuk itu, analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif.

(63)

48

mencari skor rerata kelas. Skor yang didapat dengan menjumlahkan seluruh skor siswa dengan jumlah siswa.

̅

Keterangan :

̅ = skor rata-rata ∑ = jumlah skor siswa ∑ = jumlah siswa

Untuk menghitung presentase hasil belajar dan aktivitas siswa, maka akan menggunakan rumus sebagai berikut.

Untuk perhitungan hasil dan aktivitas belajar siswa dapat ditaffsirkan ke dalam kriteria berikut (Endang Poerwanti dkk, 2008:6-18).

Tabel 4. Kriteria Hasil Belajar Nilai Kriteria 80-100 Sangat baik

70-79 Baik

60-69 Cukup

50-59 Kurang

(64)

49

Tabel 5. Kriteria Aktivitas Belajar Nilai Kriteria 80%-100% Sangat baik

70%-79% Baik

60%-69% Cukup

50%-59% Kurang

0%-49% Sangat kurang

2. Data kualitatif berupa data yang berbentuk kalimat yang berisi informasi yang dapat menggambarkan kegiatan pelaksanaan penelitian. Data kualitatif dalam penelitian ini didapatkan dari lembar observasi guru maupun lembar observasi siswa serta dari catatan kecil dari observer selama kegiatan penelitian berlangsung.

H. Kriteria Keberhasilan

(65)

50 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Srandakan Bantul Yogyakarta yang terletak di Pedukuhan Srandakan, Desa Trimurti, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Deskripsi Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV B SD Negeri 1 Srandakan Bantul Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016. Jumlah siswa 21 anak dengan laki-laki berjumlah 11 anak dan perempuan 10 anak.

3. Deskripsi Data Sebelum Tindakan

Sebelum melakukan tindakan penelitian, peneliti lebih dulu mengambil data sebelum tindakan atau tahap pra tindakan yaitu observasi tentang kegiatan pembelajaran PKn di kelas IV B SD N 1 Sarandakan Bantul Yogyakarta. Hasil dari observasi ini adalah kegiatan pembelajaran PKn menggunakan pendekatan teacher centered. Guru terlalu dominan dalam pembelajaran.

(66)

51

dikelompokkan berdasarkan rentang nilainya. Pengelompokan nilai pra tindakan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 6. Pengelompokan Nilai Siswa pada Pra Tindakan Nilai Kriteria Jumlah Siswa Presentase

80-100 Sangat baik 5 0,25% kriteria sangat baik berjumlah 5 orang. Siswa yang memperoleh nilai 70-79 pada kriteria baik berjumlah 3 orang. Siswa dengan nilai 60-69 pada kriteria cukup berjumlah 6 orang. Siswa dengan nilai 50-59 pada kriteria kurang berjumlah 4 orang. Sedangkan siswa dengan nilai 0-49 pada kriteria sangat kurang berjumlah 2 orang. Berdasarkan pengelompokan nilai siswa, maka diperoleh hasil belajar yang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 7. Hasil Belajar Siswa pada Pra Tindakan No. Keterangan Pra Tindakan

1 Nilai ≥ 70 40%

2 Nilai < 70 60%

Berdasarkan tabel 7, dari seluruh siswa yang ikut mengerjakan soal pra tindakan terdapat 8 orang atau 40% dari jumlah siswa yang

memperoleh nilai ≥ 70. Sedangkan 12 siswa atau 60% dari jumlah siswa

yang memperoleh nilai < 70. Nilai rata-rata dari hasil pra tindakan ini yaitu 65. Data tersebut menunjukkan bahwa 75% dari jumlah siswa

Gambar

Gambar 1 menunjukkan bahwa proses belajar mengajar berupa
Tabel 1. SK dan KD PKn Kelas IV Semester Dua
Gambar 2. Klasifikasi Pembelajaran Aktif (Warsono dan Haryono)
Gambar 3. Kerangka Berpikir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilatarbelakangi evaluasi hasil belajar yang dilakukan oleh pendidik belum sepenuhnya melakukan penilaian berdasarkan kurikulum 2013 dan belum diketahuinya

Pembekalan PPL dilakukan sebanyak dua kali, pembekalan PPL yang pertama adalah pembekalan PPL dari pihak Jurusan sedangkan pembekalan yang terakhir adalah pembekalan dari

Mengingat : l. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2oo3 tentang wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian pegawai Negeri Sipil $,embaran Negara Tahun 2003 Nomor

Telah dilakukan percobaan penentuan kadar aluminium pada air baku dan air reservoir di PDAM Tirtanadi Instalasi Pengolahan Air (IPA) Sunggal secara kolorimetri. Dari hasil

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas limpahan berkah yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir dengan judul

These results can be used as a reference for the development of pulp and paper industry in Riau Province as an economic sector that has the ability to

research, he found that communicative functions of the address are grouped into ten categories, they are highest rank to higher rank, higher rank to highest rank,

Hasil dari penulisan skripsi ini (data warehouse beserta aplikasinya) diharapkan mampu menyediakan informasi yang dapat diakses dengan mudah dan cepat sehingga dapat