• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Teknik Pilah Kartu (Card Sort)

Menurut Hamruni (2012:155), belajar aktif merupakan langkah cepat, menyenangkan, menarik, dan mencerdaskan dalam belajar. Dalam

29

pembelajaran model ini, para siswa tidak hanya terpaku di tempat-tempat duduk mereka, tapi berpindah-pindah, berkolaborasi, dan berpikir keras. Pendapat lain mengatakan bahwa pembelajaran aktif secara sederhana didefinisikan sebagai metode pengajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran aktif mengkondisikan agar siswa selalu melakukan pengalaman belajar yang bermakna dan senantiasa berpikir tentang apa yang dapat dilakukannya selama pembelajaran (Warsono dan Hariyanto, 2014:12).

Menurut Eveline Siregar & Hartini Nara (2014:106) berpendapat bahwa pendekatan pembelajaran aktif (active learning) adalah pendekatan dalam pengelolaan sistem pembelajaran melalui cara-cara belajar yang aktif menuju belajar yang mandiri. Asep Jihad & Abdul Haris (2013:4) berpendapat bahwa belajar yang bermakna terjadi bila siswa berperan secara aktif dalam proses belajar dan akhirnya mampu memutuskan apa yang akan dipelajarinya.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran aktif (active learning) merupakan pembelajaran yang mengutamakan keaktifan siswa selama keberlangsungan proses pembelajaran. Pengalaman belajar menjadi lebih bermakna dan harmonis karena guru dan siswa bersama-sama aktif untuk bergerak dan berpikir.

Secara garis besar klasifikasi pembelajaran aktif dapat terlihat dalam skema sebagai berikut (Warsono dan Hariyanto, 2014:15).

30 Aktif individual Kerja sama, kolaboratif, kooperatif, pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek

Gambar 2. Klasifikasi Pembelajaran Aktif (Warsono dan Haryono) Dalam klasifikasi tersebut terdapat dua macam pembelajaran aktif yaitu non kolaboratif dan juga kolaboratif. Untuk non kolaboratif menekankan pada kegiatan yang bersifat individu sedangkan kolaboratif untuk kegiatan yang berkelompok.

2. Peran Active Learning dalam Pembelajaran

Untuk mendapatkan hasil belajar yang baik, maka perlu pengkondisian kelas demi kelancaran proses pembelajaran. Apabila proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar, maka tujuan pembelajaran kemungkinan besar akan tercapai. Untuk itu, guru perlu memperhatikan proses pembelajaran.

Menurut M. Dalyono (2007:201-202), dalam proses belajar harus tampak ciri sebagai berikut.

1) Situasi kelas menantang siswa untuk dapat belajar secara bebas tapi terkendali.

2) Guru tidak mendominasi dalam pembelajaran, namun hanya memberikan rangsangan berpikir kepada siswa.

3) Guru menyediakan dan mengusahakan sumber belajar dan media belajar kepada siswa.

4) Kegiatan belajar dilakukan secara bervariasi, yaitu berupa kegiatan bersama-sama oleh semua siswa, kegiatan berkelompok, dan kegiatan mandiri (individu).

Pembelajaran Aktif

Kolaboratif Non

31

5) Hubungan antara guru dan siswa harus mencerminkan hubungan orang tua dan anak.

6) Situasi dan kondisi kelas dapat diubah sesuai kebutuhan siswa. 7) Belajar tidak hanya dilihat dan diukur dari hasil yang diperoleh,

tetapi juga dari prosesnya.

8) Adanya keberanian siswa dalam berpendapat baik kepada guru maupun siswa lain.

9) Guru senantiasa mendorong dan menghargai setiap pendapat dari siswa.

Dalam ciri-ciri tersebut cukup jelas bahwa dalam proses belajar siswa harus aktif dalam kegiatan baik dalam bentuk kelompok maupun individu. Selain itu, siswa didorong untuk berani mengutarakan pendapatnya. Guru dalam hal ini memberikan rangsangan kepada siswa. Menurut Hamruni (2012:155), belajar secara aktif akan membantu siswa dalam meningkatkan teknik dan kemampuan mendengar, mengamati, mengajukan pertanyaan, dan mendiskusikan materi pelajaran yang dipelajari dengan siswa lain. Hal yang sangat penting dalam aktivitas belajar aktif adalah bahwa para siswalah yang melakukan kegiatan belajar, merekalah yang harus mencari dan memecahkan sendiri, menemukan contoh-contoh, mencoba ketrampilan-ketrampilan, dan melakukan tugas-tugas yang harus dicapai.

Pembelajaran aktif merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Siswa benar-benar berpartisipasi dalam aktivitas belajar. Peran aktif siswa membuat pembelajaran akan terasa lebih hidup dan harmonis. Seringkali perhatian siswa yang kurang terhadap proses belajar menyebabkan konsentrasi mereka menurun. Hal tersebut tentu menghambat siswa untuk meraih prestasi belajar yang baik. Melalui

32

pembelajaran aktif ini tentu siswa diajak untuk aktif dalam kegiatan belajar agar perhatian mereka tetap tertuju pada pelajaran yang berlangsung, sehingga hasil belajar pun akan lebih maksimal.

Pembelajaran aktif atau active learning merupakan model pembelajaran yang berisi dari teknik mengajar yang bervariasi. Kegiatannya dapat berupa indoor atau outdoor. Teknik yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pilah kartu (card sort). Teknik pilah kartu memiliki langkah pembelajaran yang mudah dipahami. Kegiatan yang ada di dalam teknik pilah kartu lebih banyak ditujukan kepada siswa. Kegiatan aktif siswa berupa individual dan kelompok. Oleh karena itu, teknik pilah kartu (card sort) dipilih dalam penelitian ini.

3. Teknik Pilah Kartu (Card Sort) dalam Active Learning

Pembelajaran dengan teknik pilah kartu (card sort) merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, penggolongan, sifat, fakta tentang suatu objek, atau mengulang informasi (Hamruni, 2012:167). Menurut Warsono dan Hariyanto (2014:47), teknik ini sebenarnya merupakan gabungan antara teknik pembelajaran aktif individual dengan teknik pembelajaran kolaboratif atau teknik pembelajaran kooperatif bergantung pada keinginan guru.

Teknik pilah kartu ini cukup sederhana namun jika digunakan dengan maksimal dapat dijadikan sebagai solusi guru dalam mengembangkan suatu konsep materi dengan cara yang menyenangkan.

33

Tentu saja siswa juga diajak untuk berperan lebih aktif baik dalam individu maupun saat berkelompok. Dalam teknik pembelajaran ini, siswa melakukan kegiatan secara aktif baik individual maupun kerja sama kelompok. Tentu ini sangat baik sebagai upaya untuk membuat aktif dalam pembelajaran. Secara tidak langsung siswa menjadi lebih aktif dengan bergerak lebih banyak.

Ini merupakan aktivitas kerjasama yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik klasifikasi, fakta tentang benda, atau menilai informasi. Gerak fisik yang ada di dalamnya dapat membantu menggairahkan siswa yang merasa penat (Melvin L. Silberman dalam Raisul Muttaqien, 2013:169).

Teknik ini tentu sangat bermanfaat dan memungkinkan untuk dapat diterapkan dalam suatu pembelajaran. Kemudahan dalam penerapannya serta biaya yang dibutuhkan tidak terlalu banyak tentu bisa menjadi pilihan guru untuk menggunakan teknik ini dalam pembelajarannya. 4. Kegiatan Teknik Pilah Kartu (Card Sort)

Teknik pilah kartu merupakan teknik pembelajaran yang menggunakan media utama berupa kartu indeks yang diberikan kepada semua siswa. Melalui kartu tersebut siswa mencari pasangan kelompoknya dengan mencocokkan sesuai kategori. Kemudian siswa berdiskusi dengan kelompok yang telah terbentuk.

Ada beberapa tokoh yang memiliki pendapat mengenai langkah-langkah dari teknik card sort (pilah kartu), yaitu pendapat dari Hamruni, Warsono dan Hariyanto, Marno dan M. Idris, serta Melvin L. Silberman. Berikut adalah langkah kegiatan dari teknik pilah kartu (card sort).

34

a. Pendapat dari Hamruni (2012:167-168), langkah kegiatannya adalah sebagai berikut.

1) Berilah masing-masing peserta didik kartu indeks yang berisi informasi atau contoh yang cocok dengan satu atau lebih kategori.

2) Mintalah peserta didik untuk berusaha mencari temannya di ruang kelas dan menemukan orang yang memiliki kartu dengan kategori yang sama (guru bisa mengumumkan kategori tersebut sebelumnya atau biarkan siswa mencarinya).

3) Biarkan peserta didik menyajikan sendiri kartu kategorinya kepada yang lain.

4) Selagi masing-masing kategori dipresentasikan, buatlah beberapa poin mengajar yang anda rasa penting.

b. Pendapat dari Warsono dan Hariyanto (2014:47) langkah kegiatannya adalah sebagai berikut.

1) Bagikan kartu indeks kepada setiap siswa yang meliputi lebih dari satu macam kategori.

2) Mintalah kepada pebelajar untuk bergerak berkeliling kelas dan menemukan kartu dengan kategori yang sama. Jika waktunya cukup anda biarkan saja para siswa menemukan kategorinya sendiri, tetapi jika waktunya tidak leluasa sebaiknya anda umumkan kepada seluruh kelas kategori apa saja yang tersedia. 3) Peserta didik yang memiliki kartu indeks dengan kategori yang

sama berkumpul. Sebaiknya jumlah siswa dalam setiap kategori anda rancang sama

4) Para siswa dalam kategori yang sama bermusyawarah untuk menunjuk salah seorang di antara mereka mewakili kelompok melakukan presentasi di depan kelas. Siswa yang lain dalam kelompok yang sama boleh menanggapinya.

5) Lakukan refleksi dengan mengungkap butir-butir penting dari setiap kategori bahan ajar.

c. Pendapat dari Marno dan M. Idris (2010:156-157), langkah kegiatannya adalah sebagai berikut.

1) Bagikan kertas yang berisi informasi atau contoh atau langkah-langkah yang telah disusun secara sistematis dalam satu kategori tertentu atau lebih secara acak.

35

2) Biarkan siswa berbaur mencari kawan yang memiliki kertas dengan kategori yang sama.

3) Setelah siswa menemukan kawan-kawan dalam satu kategori, mintalah mereka berdiri berjajar sesuai urutan kategori dan menjelaskan kategori tersebut ke seluruh kelas.

4) Setelah semua kategori dijelaskan, berilah penjelasan tentang hal-hal yang masih dianggap perlu agar semua siswa memperoleh pemahaman yang utuh.

Dari beberapa pendapat mengenai langkah-langkah teknik card sort (pilah kartu) yang telah disebutkan, penelitian ini akan menggunakan pendapat dari Melvin L. Silberman (Raisul Muttaqien, 2013:169-170) sebagai pedoman dalam melaksanakan penelitian. Alasan dari dipilihnya pendapat dari Melvin L. Silberman karena langkah-langkah yang disebutkan lebih jelas. Deskripsi langkah kegiatannya lebih rinci sehingga mudah dipahami. Langkah teknik pilah kartu menurut M. Silberman juga memiliki variasi kegiatan yang dapat dilakukan, sehingga guru mampu membuat alternatif kegiatan lain jika pembelajaran tidak berjalan dengan baik. Berikut adalah langkah-langkah kegiatannya.

1) Beri tiap siswa kartu indeks yang berisi informasi atau contoh yang cocok dengan satu atau beberapa katageori.

2) Perintahkan siswa untuk berkeliling ruangan dan mencari siswa lain yang kartunya cocok dengan kategori yang sama (anda dapat mengumumkan kategorinya sebelumnya atau biarkan siswa menemukannya sendiri).

3) Perintahkan para siswa yang kartunya memiliki kategori sama untuk menawarkan diri kepada siswa lain.

4) Ketika tiap kategori ditawarkan, kemukakan poin-poin pengajaran yang menurut anda penting.

36 Variasi :

1) Perintakan tiap kelompok untuk membuat presentasi pengajaran tentang konsepnya.

2) Pada awal kegiatan, buatlah tim. Berikan tiap tim satu dus kartu. Pastikan bahwa mereka mengocoknya agar kategori-kategori yang cocok dengan mereka tidak jelas di mana letaknya. Perintahkan tiap tim untuk memilah-milah kartu menjadi sejumlah kategori. Tiap tim bisa mendapatkan skor untuk jumlah kartu yang dipilih dengan benar.

Dengan menggunakan teknik ini, tentu merangsang siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Melalui keterlibatannya dalam pembelajaran, maka siswa berada dalam kondisi yang menyenangkan dan memiliki ketertarikan untuk belajar sehingga hasil belajar menjadi lebih optimal.

Dokumen terkait