• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh sesesorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Untuk mendapatkan hasil belajar tersebut diperlukan serangkaian pengukuran menggunakan alat evaluasi yang baik dan memenuhi syarat.

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar (Susanto, 2013:5). Menurut Nawawi (dalam Susanto, 2013:5), hasil belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Maka, hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa yang diperoleh dari proses belajar mengajar.

Hasil belajar bagi menjadi tiga aspek, yakni pemahaman konsep keterampilan proses dan sikap siswa (Susanto, 2013:6). Adapun penjelasan ketiga aspek sebagai berikut:

a. Pemahaman konsep (aspek kognitif)

Menurut Bloom (dalam Susanto, 2013:6), pemahaman konsep diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau

bahan yang dipelajari. Aspek kognitif berhubungan erat dengan kemampuan berpikir, termasuk kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, menyintesis, dan kemampuan mengavaluasi (Elis Ratnawulan, 2015:58).

b. Keterampilan proses (aspek psikomotor)

Keterampilan adalah kemampuan menggunakan pikiran, nalar, perbuatan, dan kreativitasnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil tertentu. Aspek psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik misalnya menulis, memukul dan lain sebagainya (Elis Ratnawulan, 2015:58). c. Sikap (aspek afektif)

Aspek afektif mencakup watak perilaku seperti sikap, minat, motivasi, konsep diri, nilai, dan moral (Elis Ratnawulan, 2015:58).

2. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun faktor eksternal (Wasliman dalam Susanto, 2013:12). Secara rinci, faktor internal dan faktor eksternal diuraikan sebagai berikut.

a. Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat, perhatian, motivasi

17

belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.

b. Faktor Eksternal

Faktor Eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yang meliputi: sarana dan prasarana, kompetensi guru, kreativitas guru, sumber-sumber belajar, metode serta dukungan lingkungan, keluarga, dan masyarakat.

Pada dasarnya instrumen untuk mengukur hasil belajar dapat dibagi menjadi dua jenis, yakni : (a) tes, dan (b) non tes.

a. Tes

Secara umum tes diartikan sebagai alat yang dipergunakan untuk mengukur pengetahuan atau penguasaan objek ukur terhadap seperangkat konten dan materi tertentu. Tes merupakan salah satu prosedur evaluasi yang komprehensif, sistematik, dan objektif yang hasilnya dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dalam proses pengajaran yang dilakukan oleh guru. Secara keseluruhan tes memiliki peranan yang sangat penting dalam dunia pendidikan.

Penggolongan tes dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang. Ditinjau dari fungsinya, tes dibedakan menjadi dua golongan yaitu tes awal dan tes akhir. Tes awal yang dikenal dengan istilah pre-test. Tes jenis ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana materi pelajaran yang akan diajarkan telah diketahui oleh siswa atau

peserta didik. Tes akhir yang dikenal dengan istilah post-test. Tes jenis ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang penting telah dikuasai dengan baik oleh siswa atau peserta didik. Pada dasarnya materi pre-test sama dengan materi

post-test.

Ditinjau dari jumlah peserta yang mengikuti tes, maka tes dibedakan menjadi dua golongan yaitu tes individual dan tes kelompok. Tes individual yang dikenal dengan istilah individual test, yaitu tes dimana pelaksana tes hanya berhadapan dengan satu orang peserta. Tes kelompok yang dikenal dengan istilah group test, yaitu tes dimana pelaksana tes berhadapan dengan lebih dari satu orang peserta.

Ditinjau dari cara penyusunannya, ada dua macam tes yaitu tes baku dan tes buatan guru. Tes baku adalah tes yang sudah diuji di lapangan dengan maksud mendapatkan data tentang keterandalan (reliability) dan kesahihan (validity) pengukuran serta standar normatif yang dipakai untuk menaksir skor tes. Tes non-baku yang biasa disebut tes buatan guru, yaitu tes yang dibuat oleh seseorang atau sekelompok untuk digunakan sesaat dan hanya berlaku intern serta hanya untuk mengukur satu jenis kemampuan. Tes non-baku atau tes buatan guru biasanya tidak dilakukan pengujian dilapangan tetapi langsung dipakai. b. Non Tes

Instrumen non tes adalah alat yang digunakan untuk melihat gambaran tentang kondisi responden serta untuk mengetahui kualitas

19

proses dan produk dari suatu pekerjaan dan hal-hal yang berkaitan dengan aspek afektif seperti mina, motivasi, sikap, dan bakat. Berikut adalah instrumen non tes yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur.

1) Observasi

Observasi adalah menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang dijadikan objek pengamatan.

2) Wawancara

Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan tanya jawab baik secara lisan, sepihak, berhadapan muka, maupun dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.

3) Angket (Kuesioner)

Angket dapat digunakan sebagai alat untuk menilai hasil belajar. Angket mempunyai kesamaan dengan wawancara. Jika dalam wawancara pewawancara berhadapan langsung dengan responden, maka dengan angket penilaian hasil belajar jauh lebih praktis.

4) Skala Sikap

Skala sikap dapat digunakan untuk mengukur sikap yaitu suatu kecenderungan tingkah laku untuk berbuat sesuatu dengan

cara, metode, teknik, dan pola tertentu baik berupa orang-orng maupun berupa objek-objek tertentu.

5) Daftar Cek

Daftar cek adalah suatu daftar yang berisi subjek dan aspek yang akan diamati. Daftar cek memungkinkan guru untuk untuk mencatat tiap kejadian yang dianggap penting.

6) Studi Kasus

Studi kasus adalah mempelajari individu dalam proses tertentu secara terus menerus untuk melihat perkembangannya. Studi kasus sering digunakan dalam evaluasi, bimbingan, dan penelitian.

Dokumen terkait