• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

2. Hasil Belajar Siswa

No Jenis data yang diamati Hasil yang diperoleh

1 % tertinggi 82,5%

2 % terendah 62,5%

3 Jumlah siswa yang memiliki kategori sangat baik (85%-100%)

Tidak Ada 4 Jumlah siswa yang memiliki kategori

baik (70%-84%)

28 siswa 5 Jumlah siswa yang memiliki kategori

cukup (55%-69%)

4 siswa

6 Rata-rata % 75,85%

7 Ketuntasan klasikal 87,5%

No Jenis data yang diamati Hasil yang diperoleh dalam kategori baik

9 Kualifikasi Tuntas

Analisa data hasil belajar ranah psikomotor pada siklus I selengkapnya dapat dilihat pada lampiran28 dan lampiran 29.

Dari tabel 4.2 di atas, dapat dilihat bahwa pada ranah psikomotor, persentase tertinggi yaitu 82,5%, persentase terendah yaitu 62,5%, siswa yang memiliki kategori sangat baik (85%-100%) yaitu tidak ada, siswa yang memiliki kategori baik (70%-84%) yaitu berjumlah 28 siswa, siswa yang memiliki kategori cukup (55%-69%) yaitu berjumlah 4 siswa. Rata-rata persentase yaitu 75,85%. Ketuntasan klasikal yaitu 87,5% dari target 60%. Pada analisis hasil belajar siswa ranah psikomotor siklus I dapat dikatakan sudah tuntas.

d. Refleksi Siklus I (Reflecting)

Pada kegiatan refleksi, peneliti melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan. Pada proses pembelajaran siklus I yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan pada proses pembelajaran siklus I yaitu suasana kelas tampak tenang, siswa memperhatikan pada saat guru memberikan penjelasan materi, sedangkan kekurangan pada siklus I pertemuan I yaitu siswa kurang aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Kelebihan pada proses pembelajaran siklus I, pertemuan II yaitu siswa lebih aktif dan antusias mengikuti proses pembelajaran di Laboratorium, siswa senang dan tertarik untuk mengamati struktur tubuh

Platyhelminthes, sedangkan kekurangan pada siklus I pertemuan II ini yaitu pada pengkondisian kelas. Suasana kelas agak ribut dan kurang terkontrol.

Dari hasil refleksi siklus I, baik untuk kekurangan dan kelebihan akan menjadi bahan pertimbangan sebagai sarana perbaikan untuk pelaksanaan siklus II. Peneliti lebih mengutamakan agar siswa aktif dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Peneliti juga lebih mengkontrol kondisi kelas, agar suasana kelas lebih kondusif.

Pada evaluasi pada siklus I, menunjukkan bahwa hasil belajar ranah kognitif belum tuntas dan belum memenuhi target, Rata-rata nilai siswa 67,87 dan ketuntasan klasikal 45,45%. Ketuntasan klasikal belum memenuhi target yang diharapkan yaitu target 60% hanya tercapai 45,45%. Sedangkan hasil belajar ranah psikomotor sudah tuntas dan sudah memenuhi target. Rata-rata persentase yaitu 75,85%. Ketuntasan klasikal 87,5% dari target 60%. Jadi pada pelaksanaan siklus II perlu adanya perbaikan pada hasil belajar siswa ranah kognitif (hasil Post-test siswa).

3. Siklus II

a. Perencanaan Siklus II (Planning)

Pada tahap perencanaan siklus kedua, peneliti melakukan beberapa kegiatan persiapan. Kegiatan-kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Menyiapkan instrumen pembelajaran seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan digunakan sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran pada siklus II

2) Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) yang digunakan untuk membantu siswa dalam mempelajari materi yang dilaksanakan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan serta menggambar hasil pengamatan pada Lembar Kerja Siswa (LKS) tersebut

3) Menyiapkan instrumen pengumpulan data seperti lembar kuesioner yang digunakan untuk mengukur minat belajar siswa dan lembar observasi yang digunakan untuk mengukur hasil belajar ranah psikomotor yang dilihat dari tingkah laku siswa

4) Menyusun soal-soal tes akhir (Post-test) yang digunakan untuk mengukur hasil belajar ranah kognitif siswa. Soal-soal tes akhir ini berupa 20 soal pilihan ganda

5) Melakukan koordinasi dengan guru mata pelajaran Biologi Kelas X.4 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

6) Melakukan simulasi tindakan yang berfungsi agar proses pembelajaran dapat dilakukan dengan baik sesuai rencana

b. Pelaksanaan Siklus II (Acting)

Siklus II dilaksanakan untuk 1 kali pertemuan. Pertemuan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 02 Mei 2013 pada jam pelajaran ke-3 dan ke- 4. Pada pertemuan ini, siswa yang hadir yaitu 32 siswa. Pertemuan ini bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional. Sebelum pelajaran dimulai, sekolah mengadakan upacara, kemudian guru-guru mengadakan rapat,

sehingga pada hari itu jam pelajaran dikurangi dan jam pelajaran siswa banyak yang kosong.

Tujuan pembelajaran pada pertemuan ini adalah untuk mendeskripsikan ciri-ciri Fasciola hepatica atau cacing hati dan Taenia solium atau cacing pita.

a. Kegiatan Awal Pembelajaran

Kegiatan yang pertama dilakukan pada pertemuan ini yaitu guru mengecek kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran, kemudian guru mengulang sedikit materi yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya (flash back) dengan cara melakukan kegiatan tanya jawab dengan siswa, mengenai materi cacing hati (Fasciola hepatica) dan cacing pita (Taenia solium). Kegiatan ini berlangsung selama kurang lebih 10 menit. Pada saat kegiatan ini, suasana kelas terlihat tenang dan ada beberapa siswa yang aktif menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Bersamaan dengan kegiatan ini, peneliti dan observer mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan pada kegiatan praktikum terbimbing seperti preparat awetan cacing hati (preparat awetan larva Fasciola hepatica, dan preparat awetan Fasciola hepatica dewasa), preparat awetan cacing pita (Taenia solium), dan mikroskop cahaya. Peneliti dan observer juga membagikan number tag sesuai nomor urut presensi siswa agar memudahkan peneliti dan observer melakukan pengamatan tingkah laku siswa pada saat siswa melakukan kegiatan praktikum terbimbing.

b. Kegiatan Inti Pembelajaran

Pada tahap kegiatan inti pembelajaran, guru dan peneliti mengkondisikan siswa untuk duduk berkelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Pada kegiatan ini, siswa mengamati preparat awetan menggunakan mikroskop cahaya, kemudian mereka menggambar hasil pengamatan di Lembar Kerja Siswa (LKS). Praktikum pengamatan berlangsung kurang lebih 60 menit.Pada kegiatan praktikum terbimbing ini, siswa terlihat aktif dan antusias dalam melaksanakan proses kegiatan praktikum di Laboratorium. Pada saat kegiatan praktikum pengamatan menggunakan mikroskop cahaya, siswa sangat antusias saat menggunakan mikroskop, mengatur perbesaran mikroskop, mengatur pencahayaan mikroskop, dan menemukan objek cacing hati (Fasciola hepatica) dan cacing pita (Taenia solium) pada preparat awetan.

c. Kegiatan Akhir Pembelajaran

Pada akhir kegiatan pembelajaran, peneliti membagikan soal-soal

Post-test kepada siswa. Soal-soal Post-test digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa ranah kognitif pada siklus II. Siswa mengerjakan soal-soal

Post-test selama kurang lebih 10 menit. Siswa mengerjakan soal-soal Post- test dengan serius dan sungguh-sungguh. Suasana kelas tenang dan tidak ada yang bekerja sama dalam mengerjakan soal-soal Post-test. Siswa mengerjakan soal-soal Post-test sesuai dengan kemampuan mereka masing- masing.

Gambar 4.11 Siswa mengerjakan Post-test Siklus II

Setelah siswa selesai mengerjakan soal-soal Post-test, peneliti dan observer memberikan lembar kuesioner pada setiap siswa. Lembar kuesioner digunakan untuk mengukur minat belajar siswa pada materi Platyhelminthes

menggunakan metode praktikum terbimbing. Siswa mengisi lembar kuesioner dengan waktu kurang lebih 5 menit.

Hasil analisis Post-test siswa pada siklus II termasuk hasil belajar ranah kognitif. Hasil analisis Post-test dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Pada Siklus II

No Jenis data yang diamati Hasil yang diperoleh

1 Nilai tertinggi 80

2 Nilai terendah 55

3 Jumlah siswa yang tuntas belajar (≥ 75)

12 Siswa 4 Jumlah siswa yang belum tuntas

belajar (≤ 75)

20 Siswa

5 Rata-rata nilai 70,46

6 Ketuntasan klasikal 37,5 %

7 Indikator Ketercapaian 60%

8 Kualifikasi Tidak Tuntas

Analisis hasil belajar siswa ranah kognitif pada siklus II selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 26.

Dari tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa nilai tertinggi siswa yaitu 80, nilai terendah siswa yaitu 55. Siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ≥ 75 yaitu sebanyak 12 siswa dan siswa yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ≤ 75 yaitu sebanyak 20 siswa. rata-rata nilai siswa 70,46 dan ketuntasan klasikal 37,5%. Ketuntasan klasikal hanya tercapai 37,5% dari target 60%. Pada proses pembelajaran siklus II ini belum bisa dikatakan tuntas.

Peneliti juga menganalisis minat belajar siswa terutama pada aspek ketertarikan, antusias, dan kepuasan siswa terhadap pembelajaran secara klasikal menggunakan lembar kuesioner. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4 Analisis Minat Belajar Siswa Secara Klasikal

No Jenis data yang diamati Hasil yang diperoleh

1 % tertinggi 100%

2 % terendah 65%

3 Jumlah siswa yang mencapai kategori sangat baik (81%-100%)

22 siswa 4 Jumlah item yang mencapai kategori

baik (61%-80%)

10 siswa 5 Jumlah item yang mencapai kategori

cukup (41%-60%)

Tidak Ada

6 Rata-rata % 76,77%

7 Ketuntasan Klasikal 100%

8 Indikator Ketercapaian 60 % siswa termasuk kategori baik

9 Kualifikasi Berminat

Analisis minat belajar siswa secara klasikal selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran 35

Pada tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa, persentase tertinggi yaitu 100%, persentase terendah yaitu 65%, jumlah siswa yang mencapai kategori sangat baik (81%-100%) yaitu 22 siswa, jumlah siswa yang mencapai kategori baik (61%-80%) yaitu 10 siswa, dan jumlah siswa yang mencapai kategori cukup (41%-60%) yaitu tidak ada. Persentase rata-rata yaitu 74,77%. Ketuntasan klasikal yaitu 100% dari target 60%. Analisis minat belajar siswa terutama pada aspek ketertarikan, antusias, dan kepuasan siswa terhadap pembelajaran pada akhir siklus II ini dapat dikatakan sudah tuntas.

Berdasarkan analisis pembelajaran siklus II, peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar ranah kognitif belum tuntas, sedangkan minat belajar siswa sudah tuntas

c. Pengamatan Siklus II (Observing)

Kegiatan pengamatan (observing), dillakukan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran di kelas. Kegiatan ini bertujuan untuk mengamati tingkah laku siswa pada saat proses pembelajaran. Peneliti dan observer mengamati dan mencatat hasil pengamatan pada lembar observasi.

Berdasarkan hasil pengamatan (observing) pada siklus II yang dilakukan oleh peneliti dan observer, peneliti melihat bahwa pada saat awal pertemuan siklus II, yaitu pada saat guru mengulang materi, suasana kelas tenang dan siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru dengan antusias. Pada saat siswa melaksanakan kegiatan praktikum pengamatan preparat awetan di bawah mikroskop cahaya, siswa terlihat antusias dan sungguh-sungguh. Siswa mengamati preparat awetan dengan seksama.

Hasil observasi siklus II termasuk dalam hasil belajar ranah psikomotor. Hasil belajar ranah psikomotor dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5 Hasil belajar siswa ranah psikomotor pada siklus II

No Jenis data yang diamati Hasil yang diperoleh

1 % tertinggi 85%

2 % terendah 45%

3 Jumlah siswa yang memiliki kategori sangat baik (85%-100%)

Tidak Ada 4 Jumlah siswa yang memiliki kategori 20 siswa

No Jenis data yang diamati Hasil yang diperoleh baik (70%-84%)

5 Jumlah siswa yang memiliki kategori

cukup (55%-69%) 3 siswa

6 Jumlah siswa yang memiliki kategori

kurang baik (40%-50%) 9 siswa

7 Rata-rata % 64,5%

8 Ketuntasan Klasikal 62,5%

9 Indikator Keberhasilan 60% siswa termasuk kategori baik

10 Kualifikasi Tuntas

Analisa data hasil belajar ranah psikomotor selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 31 dan lampiran 32.

Dari tabel 4.5 di atas, dapat dilihat bahwa, persentase tertinggi yaitu 85%, persentase terendah yaitu 45%. Siswa yang memiliki kategori siswa yang memiliki kategori sangat baik (85%-100%) yaitu tidak ada, siswa yang memiliki kategori baik (70%-84%) yaitu berjumlah 20 siswa, siswa yang memiliki kategori cukup (55%-69%) berjumlah 3 siswa. Siswa yang memiliki kategori siswa yang memiliki kategori kurang baik (40%-54%) yaitu 9 siswa. Rata-rata persentase yaitu 64,5%. Ketuntasan klasikal 62,5% dari target 60%. Pada proses pembelajaran siklus II ini, hasil belajar ranah psikomotor dapat dikatakan sudah tuntas.

d. Refleksi Siklus II (Reflecting)

Pada kegiatan refleksi (reflecting), peneliti melakukan kegiatan evaluasi terhadap pembelajaran siklus II. Kelebihan yang terdapat pada proses pembelajaran siklus II yaitu siswa mengikuti proses pembelajaran melalui kegiatan praktikum terbimbing dengan sungguh-sungguh dan serius, siswa

antusias dan aktif mengikuti proses pembelajaran, serta kondisi kelas lebih terkontrol. Sedangkan kekurangan pada pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini adalah hanya beberapa siswa yang aktif menjawab pada saat guru melakukan kegiatan apersepsi, dengan jalan melakukan tanya jawab kepada siswa.

Selain itu, peneliti juga menganalisis hasil belajar siswa ranah kognitif, hasil belajar siswa ranah psikomotor, dan minat belajar siswa. Pada evaluasi pada siklus II, menunjukkan bahwa hasil belajar ranah kognitif belum tuntas dan belum memenuhi target. Rata-rata nilai siswa 70,46 dan ketuntasan klasikal 37,5%. Ketuntasan klasikal hanya tercapai 37,5% dari target 60%. Untuk hasil belajar ranah psikomotor sudah tuntas dan sudah memenuhi target. Rata-rata persentase yaitu 64,5%. Ketuntasan klasikal 62,5% dari target 60%. Minat belajar siswa sudah tuntas dan sudah memenuhi target. Analisis minat belajar siswa pada akhir siklus II ini dapat dikatakan sudah tuntas. Persentase rata-rata yaitu 74,77%. Ketuntasan klasikal yaitu 68,75% dari target 60%.

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memperoleh hasil penelitian berupa skor minat siswa terutama pada aspek ketertarikan, antusias, dan kepuasan siswa terhadap pembelajaran, yang diambil dari hasil kuesioner siswa dan hasil belajar siswa ranah kognitif yang diambil dari hasil tes akhir (Post- test) siswa, serta hasil belajar ranah psikomotor siswa yang diambil dari hasil observasi siswa. Data-data dan uraian hasil penelitian adalah sebagai berikut:

1. Minat Belajar Siswa

Minat belajar siswa diukur dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner dibagikan pada siswa dan diisi pada saat akhir siklus II. Kuesioner digunakan untuk mengukur minat siswa dalam mempelajari Biologi pada materi

Platyhelminthes menggunakan metode praktikum terbimbing. Lembarkuesioner pada penelitian ini terdiri dari 10 pernyataan. Minat belajar siswa terutama pada aspek ketertarikan, antusias, dan kepuasan siswa terhadap pembelajaran, pada penelitian ini dianalisis dengan cara analisis minat belajar tiap indikator dan analisis minat belajar siswa terutama pada aspek ketertarikan, antusias, dan kepuasan siswa terhadap pembelajaran secara klasikal. Hasil analisis minat belajar tiap indikator dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.6 Hasil analisis minat belajar siswa tiap indikator

No Indikator Minat Belajar Siswa Persentase Kriteria Ketertarikan siswa terhadap

mata pelajaran 1

Pembelajaran yang diberikan guru menggunakan metode yang menarik

76,92% Baik

2 Siswa senang dalam diskusi

kelompok pada pembelajaran ini 76,39% Baik Antusias siswa terhadap mata

pelajaran 3

Siswa belajar menggunakan metode Praktikum dengan penuh antusias

68,75% Baik

4

Siswa menjadi aktif dalam pembelajaran Platyhelminthes

menggunakan metode Praktikum

70,83% Baik

Kepuasan siswa terhadap mata pelajaran

No Indikator Minat Belajar Siswa Persentase Kriteria 5

Siswa merasa puas dengan apa yang diperoleh baik dari segi materi pembelajaran, metode maupun evaluasi guru

76,39% Baik

Analisis minat belajar siswa tiap indikator selengkapnya dapat dilihat di

Lampiran 34.

Dari tabel 4.6 di atas, diketahui bahwa persentase tertinggi yaitu pada indikator pembelajaran yang diberikan guru menggunakan metode yang menarik, dengan persentase 76,92% (kategori baik). Selanjutnya, pada indikator siswa senang dalam diskusi kelompok pada pembelajaran ini memiliki persentase 76,39% (kategori baik). Pada indikator siswa merasa puas dengan apa yang diperoleh baik dari segi materi pembelajaran, metode maupun evaluasi guru memiliki persentase 76,39 (kategori baik). Pada indikator siswa menjadi aktif dalam pembelajaran Platyhelminthes menggunakan metode Praktikum memiliki persentase 70,83% (kategori baik). Pada indikator siswa belajar menggunakan metode Praktikum dengan penuh antusias memiliki persentase 68,75 (kategori baik).

Hasil analisis minat belajar siswa secara klasikal pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.4. Pada tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa, persentase tertinggi yaitu 100%, persentase terendah yaitu 65%, jumlah siswa yang mencapai kategori sangat baik (81%-100%) yaitu 22 siswa, jumlah siswa yang mencapai kategori baik (61%-80%) yaitu 10 siswa, dan jumlah siswa yang

mencapai kategori cukup (41%-60%) yaitu tidak ada. Persentase rata-rata yaitu 74,77%. Ketuntasan klasikal 100% dari target 60%. Analisis minat belajar siswa pada akhir siklus II ini dapat dikatakan sudah tuntas, dan peneliti mengambil kesimpulan bahwa siswa berminat untuk mengikuti pembelajaran Biologi menggunakan metode praktikum.

2. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa pada penelitian ini meliputi hasil belajar ranah kognitif, dan psikomotor. Hasil belajar ranah kognitif diukur menggunakan hasil tes akhir (Post-test), sedangkan hasil belajar ranah psikomotor diukur menggunakan lembar observasi. Observasi dilakukan di setiap siklus dan lembar observasi diisi oleh peneliti dan observer. Uraian hasil belajar ranah kognitif dan hasil belajar ranah psikomotor adalah sebagai berikut:

a. Hasil belajar siswa ranah kognitif

Hasil belajar ranah kognitif siswa diukur dengan menganalisis hasil nilai akhir (Post-test) siklus I dan siklus II. Pada penelitian ini, hasil belajar ranah kognitif, dianalisis secara klasikal.

Analisis hasil belajar siswa ranah kognitif secara klasikal pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.7 Analisis hasil belajar siswa ranah kognitif secara klasikal dalam topik Platyhelminthes

No Jenis data yang diamati Hasil yang diperoleh Siklus I Siklus II

1. Nilai tertinggi 85 80

No Jenis data yang diamati Hasil yang diperoleh Siklus I Siklus II 3. Jumlah siswa yang tuntas

belajar (≥ 75) 15 siswa 12 siswa

4. Jumlah siswa yang belum

tuntas belajar (≤ 75) 18 siswa 20 siswa

5. Rata-rata nilai 67,87 70,46

6. Ketuntasan klasikal 45,45% 37,5%

7. Indikator keberhasilan

ketuntasan klasikal 60% 60%

8. Kualifikasi Tidak Tuntas Tidak Tuntas

Analisis hasil belajar ranah kognitif secara klasikal, pada siklus I dan siklus II selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 24 dan lampiran 26

Dari tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa pada siklus I, nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 85, nilai terendah yang diperoleh siswa yaitu 25, Jumlah siswa yang tuntas belajar (≥ 75) yaitu 15 siswa. Jumlah siswa yang belum tuntas belajar (≤ 75) 18 siswa. Rata-rata nilai 67,87; ketuntasan klasikal yaitu 45,45%. Pada pembelajaran siklus I belum bisa dikatakan tuntas. Sedangkan pada siklus II, nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 80, nilai terendah yang diperoleh siswa yaitu 55, Jumlah siswa yang tuntas belajar (≥ 75) yaitu 12 siswa. Jumlah siswa yang belum tuntas belajar (≤ 75) 20 siswa. Rata-rata nilai 70,46; ketuntasan klasikal yaitu 37,5%. Pada pembelajaran siklus II belum bisa dikatakan tuntas.

Peningkatan rata-rata hasil belajar ranah kognitif dapat dilihat pada grafik berikut:

Grafik 4.1 Grafik peningkatan rata-rata hasil belajar ranah kognitif

b. Hasil belajar siswa ranah psikomotor

Hasil belajar ranah psikomotor pada penelitian ini diukur dengan menggunakan lembar observasi. Hasil belajar ranah psikomotor dianalisis menggunakan analisis tiap indikator dan analisis hasil belajar secara klasikal. Hasil belajar ranah psikomotor tiap indikator dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.8 Analisis hasil belajar ranah psikomotor tiap indikator

No Indikator Persentase

Siklus I Siklus II

1. Menyiapkan alat dan bahan 75% 60%

2. Memperhatikan penjelasan guru 70% 60% 3. Melakukan kerja tahap demi tahap

sesuai dengan prosedur

75% 80%

4. Terampil menggunakan alat-alat 75% 85% 5. Mengamati objek dengan seksama 90% 65%

6. Menggambar hasil pengamatan 80% 65%

7. Mendiskusikan hasil pengamatan melalui Lembar Kerja Siswa (LKS)

75% 65%

8. Tekun dalam bekerja 90% 60%

9. Menggunakan waktu secara efektif 60% 45% 67,87 70,46 66,5 67 67,5 68 68,5 69 69,5 70 70,5 71

Hasil Belajar Ranah Kognitif

Siklus I Siklus II

No Indikator Persentase

Siklus I Siklus II

10 Memperhatikan kebersihan 55% 65%

Analisis hasil belajar ranah psikomotor selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran 28 dan lampiran 31.

Dari tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa pada siklus I, persentase tertinggi yaitu pada indikator mengamati objek dengan seksama dan tekun dalam bekerja sebesar 90%, dan persentase terendah yaitu memperhatikan kebersihan, sebesar 55%. Sedangkan pada siklus II, persentase tertinggi yaitu pada indikator terampil menggunakan alat-alat sebesar 85%, dan persentase terendah yaitu pada indikator menggunakan waktu secara efektif, sebesar 45%

Hasil belajar siswa ranah psikomotor pada siklus I dan siklus II, pada penelitian ini dapat dilihat pada grafik berikut:

Grafik 4.2 Hasil belajar ranah psikomotor tiap indikator

75% 70% 75% 90% 80% 75% 90% 80% 75% 60% 60% 80% 85% 65% 60% 60% 45% 65% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Hasil Belajar Ranah Psikomotor

Siklus I Siklus II

Analisis hasil belajar ranah psikomotor secara klasikal dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.9 Analisis hasil belajar ranah psikomotor siswa secara klasikal

No Jenis data yang diamati Hasil yang diperoleh

Siklus I Siklus II

1. % tertinggi 82,5% 82,5%

2. % terendah 72,5% 52,5%

3. Jumlah siswa yang memiliki kategori sangat baik (85%-100%)

Tidak Ada Tidak Ada 4. Jumlah siswa yang memiliki kategori baik (70%-

84%)

28 siswa 20 siswa 5. Jumlah siswa yang memiliki kategori cukup baik

(55%-69%)

4 siswa 3 siswa 6. Jumlah siswa yang memiliki kategori kurang

baik (40%-54%)

Tidak Ada 9 siswa

7. Rata-rata % 75,85% 64,5% 8. Ketuntasan klasikal 87,5% 62,5% 9. Indikator Keberhasilan 60% termasuk kategori baik 60% termasuk kategori baik

9. Kualifikasi Tuntas Tuntas

Analisis hasil belajar ranah psikomotor siswa secara klasikal selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 32

Dari tabel 4.10 di atas, dapat dilihat bahwa, pada siklus I, persentase tertinggi yaitu 82,5% dan persentase terendah yaitu 72,5%. Jumlah siswa yang memiliki kategori sangat baik (85%-100%), yaitu tidak ada. Jumlah siswa yang memiliki kategori baik (70%-84%), yaitu sebanyak 28 siswa. Jumlah siswa yang memiliki kategori cukup baik (55%-69%) yaitu sebanyak 4 siswa. Rata-rata nilai siswa yaitu 75,85%. Ketuntasan klasikal pada siklus I yaitu 87,5%

Sedangkan pada siklus II, persentase tertinggi yaitu 85% dan persentase terendah yaitu 52,5%. Jumlah siswa yang memiliki kategori sangat baik (85%- 100%), yaitu tidak ada. Jumlah siswa yang memiliki kategori baik (70%-84%), yaitu sebanyak 19 siswa. Jumlah siswa yang memiliki kategori cukup baik(55%- 69%) yaitu sebanyak 4 siswa. Jumlah siswa yang memiliki kategori kurang baik (40%-54%) yaitu sebanyak 9 siswa. Rata-rata nilai yaitu 64,5%. Ketuntasan klasikal pada siklus II yaitu 62,5%. Pada proses pembelajaran siklus I dan siklus II, ranah psikomotor sudah dapat dikatakan tuntas.

Dari siklus I ke siklus II, ada beberapa indikator yang persentase nya menurun. Indikator yang pertama yaitu menyiapkan alat dan bahan, siklus I mencapai persentase 75% dan siklus II menjadi 60%. Siswa tidak memperhatikan alat-alat dan bahan yang disiapkan karena alat-alat dan bahan sudah disiapkan oleh peneliti dan observer. Indikator yang kedua yaitu memperhatikan penjelasan guru, siklus I mencapai persentase 70%, dan siklus II menjadi 60%. Indikator yang kelima yaitu mengamati objek dengan seksama, siklus I mencapai persentase 90%, dan siklus II menjadi 65%. Indikator yang keenam yaitu menggambar hasil pengamatan, siklus I mencapai persentase 80%, siklus II menjadi 65%. Indikator yang keenam yaitu mendiskusikan hasil pengamatan melalui Lembar Kerja Siswa (LKS), siklus I mencapai persentase 90%, siklus II menjadi 60%. Indikator kedelapan yaitu tekun dalam bekerja mencapai persentase 90%, siklus II menjadi 60%. Indikator yang kesembilan

Dokumen terkait