Dari hasil pengujian maka didapatkan data-data temperatur, suhu, volume air dan radiasi matahari. Untuk data radiasi matahari didapatkan dari hobo yang mencatat nilai radiasi matahari pada saat pengujian. Data temperatur di titik –titik kolektor diambil dengan menggunakan alat Egilent yang mencatat setiap perubahan suhu setiap 10 menit. Data pengukuran temperatur menggunakan Egilent berkorelasi dengan data HOBO, artinya setiap temperatur yang dicatar oleh Egilent pada waktu tertentu, menunjukkan nilai radiasi yang terdapat pada waktu yang sama. Untuk pengukuran volume air sebagai beban penguapan di kolektor, dilakukan pengukuran manual dengan timbang dan dicatat berat awal seblum pengujian dan berat akhir setelah pengujian selesai. Pada Gambar 4.5 Menunjukan tingkat radiasi yang terjadi pada tanggal 21 April 2020 yang diambil dari jam 09.01 sampai dengan 15.21 Wib.
Universitas Sumatera Utara
4.5 Gambar Grafik pengukuran Radiasi Matahari HOBO
Pada pengujian hari pertama, terdapat beberapa kendala yang menyebabkan grafik radiasi matahari tidak konstan, hal ini disebabkan karna cuaca yang berawan yang menyebabkan tidak konstannya radiasi yang masuk kedalam setiap kolektor.
yang kedua adalah terjadinya Hujan yang menyebabkan penghentian penelitian yang harusnya dijadwalkan sampai jam 04.00 Wib berhenti pada jam 15.11 Wib karena tingkat radiasi matahari yang turun, dan faktor keamanan dari alat pengujian yang rentan kerusakan apabila terkena Air.
4.1.1. Hasil Pengukuran Temperatur Air Setiap Kolektor Hari Pertama
Dari hasil pengukuran pada hari pertama maka didapat data Temperatur air pada setiap Kolektor.
800
700
600
500
400
300
200 Radiasi (watt/m2 )
10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00
Waktu (jam)
44 a. Kolektor I
Pada gambar 4.6 menunjukan grafik perbandingan antara radiasi matahari dengan temperatur air di Kolektor I.
Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Radiasi vs Temperatur Air Kolektor I
Dari Gambar 4.6 menunjukan adanya peningkatan temperatur air dari jam 09.01 sampai dengan jam 15.01. tetapi terjadi penurunan pada jam 15.01 yang disebabkan terjadinya penurunan radiasi matahari dan hujan yang menyebabkan temperatur udara lingkungan yang turun drastis yang mempengaruhi temperatur di Kolektor I.
temperatur yang tercatat paling tinggi adalah pada jam 14.21 Yaitu 66.59 0C dan yang terendah 31.85 0C
800
700
600
500
400
300
200 Radiasi (Watt/m2 )
10:00 01/01/1904
11:00 12:00 13:00 14:00 15:00
Waktu
70
65
60
55
50
45
40
35 Temperatur ( 0C) Radiasi
Air
Universitas Sumatera Utara
b. Kolektor II
Pada gambar 4.7 menunjukan grakfik perbandingan antara radiasi matahari dengan temperatur air di Kolektor 2.
Gambar 4.7 Grafik Perbandingan Radiasi vs Temperatur Air Kolektor II Dari Gambar 4.6 menunjukan adanya peningkatan temperatur air dari jam 09.01 sampai dengan jam 15.01. tetapi terjadi penurunan pada jam 15.01 yang disebabkan terjadinya penurunan radiasi matahari dan hujan yang menyebabkan temperatur udara lingkungan yang turun drastis yang mempengaruhi temperatur di Kolektor II.
temperatur yang tercatat paling tinggi adalah pada jam 14.21 yaitu 71.58 0C dan yang terendah 31.46 0C
800
700
600
500
400
300
200 Radiasi (Watt/m2 )
10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00
Waktu
70
60
50
40 Temperatur ( 0C) Radiasi
Air
46 c. Kolektor III
Pada gambar 4.8 menunjukan grakfik perbandingan antara radiasi matahari dengan temperatur air di Kolektor III.
Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Radiasi vs Temperatur Air Kolektor III Dari Gambar 4.6 menunjukan adanya peningkatan temperatur air dari jam 09.01 sampai dengan jam 15.01. tetapi terjadi penurunan pada jam 15.01 yang disebabkan terjadinya penurunan radiasi matahari dan hujan yang menyebabkan temperatur udara lingkungan yang turun drastis yang mempengaruhi temperatur di Kolektor III.
tempetatur yang tercatat paling tinggi adalah pada jam 14.21 yaitu 71.37 0C dan yang terendah 31.71 0C
800
700
600
500
400
300
200 Radiasi (Watt/m2 )
10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00
Waktu
70
60
50
40 Temperatur( 0C) Radiasi
Air
Universitas Sumatera Utara
d. Kolektor IV
Pada gambar 4.9 menunjukan grakfik perbandigan antara radiasi matahari dengan temperatur air di Kolektor IV.
Gambar 4.9 Grafik Perbandingan Radiasi vs Temperatur Air Kolektor IV Dari Gambar 4.9 menunjukan adanya peningkatan temperatur air ari dari jam 09.01 sampai dengan jam 15.01, tetapi terjadi penurunan pada jam 15.21 yang disebabkan terjadinya penurunan radiasi matahari dan hujan yang menyebabkan temperatur udara lingkungan yang turun drastis yang mempengaruhi temperatur di Kolektor IV.
temperatur yang tercatat paling tinggi adalah pada jam 14.21 yaitu 68.31 0C dan yang terendah 31.43 0C. Untuk melihat lebih jelas perbandingan kenaikan suhu pada saat pengujian antara Kolektor I sampai Kolektor 4 dapat dilihat pada grafik 4.10. Terlihat perubahan suhu yang terjadi pada kolektor sebandingan antara setiap kolektor hal ini disebabkan karena setiap kolektor mendapatkan jumlah radiasi matahari yang relatif
800
700
600
500
400
300
200 Radiasi(watt/m2 )
10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00
Waktu
75 70 65 60 55 50 45 40 35
Temperatur( 0C) Radiasi
Air
48
sama. Apabila terjadi penurunan radiasi matahari dan perubahan temperatur lingkungan, , maka temperatur air setiap kolektor juga mengalami penurunan, dan sebaliknya apabila mendapatkan radiasi yang tinggi, maka suhu yang di dalam kolektor juga meningkat.
Gambar 4.10 Grafik Perbandingan temperatur Air di Kolektor I – Kolektor IV hari I Dari Gambar 4.10 grafik perbandingan temperatur air di Kolektor I – Kolektor IV menunjukkan perbedaan temperatur air disetiap kololektor walaupun tidak menunjukkan hasil yang tidak terlalu jauh. Untuk hasil di atas, kita dapat melihat temperatur kolektor II dan III menunjukkan nilai yang lebih tinggi dari pada 2 kolektor yang lain yaitu Kolektor I dan Kolektor IV. Yaitu dengan menggunakan cat merek cat Tipe II untuk kolektor II dan cat Tipe III untuk Kolektor III.
4.1.2. Hasil Pengukuran Temperatur Air Setiap Kolektor Hari ke-7
Dari grafik yang ditunjukkan pada gambar 4.11 menunjukan hasil perbandingan pengujian pada hari kedua pada gambar 4.11 memperlihatkan
800
700
600
500
400
300
200 Radiasi (watt/m2 )
10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00
Waktu
70
60
50
40 Temperatur( 0C) Radiasi
Air Kolektor 1 Air Kolektor 2 Air Kolektor 3 Air Kolektor 4
Universitas Sumatera Utara
perbandingan temperatur Air di setiap kolektor I sampai kolektor IV. Dan dibandingan dengan radiasi matahari yang tercatat dengan HOBO.
Gambar 4.11 Grafik Perbandingan temperatur air di Kolektor I –IV hari ke 7 Grafik 4.11 menunjukkan tren peningkatan yang sama seperti pada hasil pengujian di hari pertama. Yang membedakannya adalah waktu pengujian yang dilakukan hari ke-2 sesuai dengan rencana pengujian yang dirancangan dari jam 09.00 – 16.00, sehingga hasil yang didapatkan juga lebih baik. Faktor cuaca menjadi hal yang paling penting dalam pengujian ini. Pemilihan hari ke -7 dikarenakan data yang ditampilan relatif baik, tidak ada alat ukur atau channel dari egilent yang mencatat perubahan suhu air yang error. Hal ini lah menjadi salah satu pertimbangan kenapa data yang analisis tidak berurutan.
4.1.3. Hasil Pengukuran Temperatur Air Setiap Kolektor Hari ke-2
Dari grafik yang ditunjukkan pada gambar 4.12 menunjukan hasil perbandingan pengujian pada hari kedua pada gambar 4.12 memperlihatkan
900
800
700
600
500
400
300 Radiasi (Watt/m2 )
10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00
Waktu
70
60
50
40 Temperatur ( 0C) Radiasi
Air Kolektor 1 Air Kolektor 2 Air Kolektor 3 Air Kolektor 4
50
perbandingan temperatur Air di setiap kolektor I sampai kolektor IV. Dan dibandingan dengan radiasi matahari yang tercatat dengan HOBO.
Gambar 4.12 Grafik Perbandingan temperatur Air di Kolektor I – Kolektor IV hari 2 4.1.4. Hasil Pengukuran Temperatur disetiap Bagian Kolektor
Pengujian ini juga mengukur setiap bagian disetiap kolektor. ada 4 bagian atau titik pengukuran temperatur yang diambil disetiap kolektor, hal ini berfungsi untuk mempermudah analisa laju perpindahan panas disetiap kolektor dan nantinya kan mendapat efisiensi dari setiap kolektor yang dicat dengan 4 merek dan jenis cat yang berbeda dari tanggal 21 April sampai dengan 28 April 2020. Data yang diukur dapat dilihat pada Lampiran II dari tesis ini. Pengukuran dijadwalkan mulai dari jam 09.00 sampai dengan 14.00 dengan interval pencatatan waktu yaitu 10 menit. Apabila data diambil secara utuh maka data pengukuran akan berjumlah sebanyak 42 Data dalam setiap percobaan. Tetapi pada saat pengujina ini, data yang diambil tidak banyak yang tidak sampai pada 42 data tersebut, hal ini dikarenakan faktor cuaca pada saat
800
700
600
500
400
300
200 Radiasi (Watt/m2 )
9:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00
Waktu
70
60
50
40 Temperatur( 0C) Radiasi
Air Kolektor 1 Air Kolektor 2 Air Kolektor 3 Air Kolektor 4
Universitas Sumatera Utara
pengujian dari tanggal 21 April sampai 28 April kurang bagus, cenderung hujan pada siang atau menjelang sore. Hal ini yang alasan mengapa data pengujian banyak yang tidak mencapai waktu 7 jam.
4.1.5. Hasil Pengukuran Berat Air setiap Kolektor
Pengujian ini menggunakan air sebagai beban dari Kolektor Surya, yang bertujuan unutk melihat seberapa cepat hasil penguapaan yang terjadi di setiap kolektor I sampai kolektor IV.
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Berat Air
Dari hasil pengukuran berat di atas bisa dilihat hasil pengukuran dengan menggunakan timbangan digital yang terlihat pada gambar 3.7. Pengukuran dilakukan di awal pengujian dan akhir pengujian. Dari data tabel 4.1 dapat dilihat laju penguapan yang dihasilkan setiap kolektor I sampai kolektor IV. Dan hasilnya dapat terlihat pada Tabel 4.2.
Penguarangan Berat = Masa Awal – Masa Akhir. (1)
52 Tabel 4.2 Berat bersih Air
Hari Pukul
Tabel 4.2 mununjukkan hasil dari pengurangan berat akhir dari awal pengujian pukul 09.00 sampai dengan berhentinya pencatatan data oleh Egilent. Waktu akhir pencatatan data Egilent tergantung dari kondisi cuaca pada saat pengujian. Dari hasil pengamatan terlihat Kolektor III dan Kolekor IV menunjukkan pengurangan air yang lebih banyak dari pada kolektor I dan Kolektor II. Nilai yang dihasilkan bisa mencapai 0.0247143 kg – 0.0582286 kg atau 7.88% - 18.5% lebih tinggi kolektor III,IV dibandingan dengan kolektor I, II. Laju penguapan dapat dicari dengan :
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑎𝑝𝑎𝑛 = 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 (𝑘𝑔)
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑗𝑖𝑎𝑛 (𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡) (2)
Tabel 4.3 Laju Penguapan Air di Kolektor I sampai IV
Hari
Waktu Pengujian
(Menit)
Laju Penguapan (kg/menit)
Kolektor I Kolektor II Kolektor III Kolektor IV 1 380 0.001086 0.000960789 0.001102368 0.001101053 2 400 0.001116 0.00091675 0.00121175 0.0012205 3 300 0.000843 0.000796333 0.000873 0.000864 4 230 0.00022 0.000403478 0.000535217 0.000522609 5 480 0.000741 0.000602708 0.000804792 0.000811042 6 310 0.000695 0.000587742 0.000693548 0.000704839 7 420 0.000681 0.000597143 0.000722619 0.000676667
Tabel 4.3 menunjukkan laju penguapan dari setiap kolektor yang diuji. Hasil yang sama dapat menunjukkan nilai yang laju pengupaan di kolektor III, IV lebih tinggi dari pada Kolektor I, II.
Universitas Sumatera Utara
4.2. Menghitung laju Panas yang masuk (Q Ioss) dan Panas yang Hilang (Q loss) di kolektor I sampai IV.
Untuk mencari nilai Q use dan Q loss dari suatu sistem Kolektor Surya, kita harus mengetahui parameter - parameter yang diperlukan, dan parameter tersebut diinput ke persamaan-persamaan yang sudah ditetapkan. Data yang dihitung dari keseluruhan percobaan adalah sebanyak 3 hari. Hal ini dikarenakan tren yang didapat pada saat pengukuran terlihat sama. Untuk melihat detail dari perhitungan Q use dan Q loss dari sistem kolektor dapat dilihat pada lampiran III. Di bawah ini adalah grafik perbandingan Q use dan Q loss setiap percoban.
4.2.1. Grafik Perbandingan Q Use vs Q Loss hari pertama a. Kolektor I
Gambar 4.13 Grafik Perbandingan Q use vs Q loss hari pertama Kolektor I
400
350 300
250 200
150 100
50 0
Q (Watt)
10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00
Waktu
Q Loss Q In Q Use
54
Dari hasil perhitungan nilai Q use tertinggi ditunjukkan di jam 12.25 Wib dimana nilainya adalah 246.9941 Watt, dan untuk Q loss yang terjadi di Kolektor I adalah 92.01377 Watt pada Pukul 13.15.
Gambar 4.12 Grafik Perbandingan Q use vs Q loss hari pertama Kolektor I b. Kolektor II
Gambar 4.14 Grafik Perbandingan Q use vs Q loss hari pertama Kolektor II Dari hasil perhitungan nilai Q use tertinggi ditunjukkan di jam 12.25 Wib dimana nilainya adalah 252.21896 Watt, dan untuk Q loss yang terjadi di KolektorI adalah 77.255 Watt pada Pukul 13.15.
400
350
300
250
200
150
100
50
0
Q (Watt)
10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00
Waktu
Q Loss Q In Q Use
Universitas Sumatera Utara
c. Kolekor III
Gambar 4.15 Grafik Perbandingan Q use vs Q Loss hari pertama Kolektor III Dari hasil perhitungan nilai Q use tertinggi ditunjukkan di jam 11.05 Wib dimana nilainya adalah 256.3967 Watt, dan untuk Q loss yang terjadi di Kolektor III adalah 73.38709293 Watt pada Pukul 13.15.
d. Kolektor IV
Gambar 4.16 Grafik Perbandingan Q use vs Q Loss hari pertama Kolektor IV
400
10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00
Waktu
10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00
Waktu
Q Loss Q In Q Use
56
Dari hasil perhitungan nilai Q use tertinggi ditunjukkan di jam 13.51 Wib dimana nilainya adalah 255.344566 Watt, dan untuk Q loss yang terjadi di Kolektor III adalah 73.73270587 Watt pada Pukul 13.15.
Dari hasil perhitungan Q use dan Q loss dari setiap kolektor I sampai dengan Kolektor IV, terlihat tren kenaikan dan penurunan yang hampir sama disetiap kolektor walau pun nilai dari setiap kolektor berbeda. di mana nilai Q use yang terjadi di kolektor terbesar di dapatkan pada pukul rata-rata jam 12.00 – 14.00. nilai dari Q use ini juga lah yang mempengaruhi laju penguapan air di setiap kolektor. Untuk data
hasil perhitungan hari ke – 2 dan hari ke 7 ada di lampiran 4.
4.2.2. Grafik Perbandingan Q use vs Q loss hari ketujuh a. Kolektor I
Gambar 4.17 Grafik Perbandingan Q use vs Q Loss hari ketuju Kolektor I
400
350
300
250
200
150
100
50
0
Q (Watt)
10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00
Waktu
Q Loss Q In Q Use
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil perhitungan nilai Q use tertinggi ditunjukkan di jam 12.02 Wib dimana nilainya adalah 245.7874804 Watt, dan untuk Q loss yang terjadi di Kolektor I adalah 125.6376496 Watt pada Pukul 11.22.
b. Kolektor II
Gambar 4.18 Grafik Perbandingan Q use vs Q loss hari ketuju Kolektor II Dari hasil perhitungan nilai Q use tertinggi ditunjukkan di jam 12.22 Wib dimana nilainya adalah 245.0847968 Watt, dan untuk Q loss yang terjadi di Kolektor I adalah 134.4372636 Watt pada pukul 11.02.
400
350
300
250
200
150
100
50
0
Q (Watt)
10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00
Waktu
Q Loss Q In Q Use
58 c. Kolekor III
Gambar 4.19 Grafik Perbandingan Q use vs Q loss hari pertama Kolektor III Dari hasil perhitungan nilai Q use tertinggi ditunjukkan di jam 14.01 Wib dimana nilainya adalah 255.5316813 Watt, dan untuk Q loss yang terjadi di Kolektor III adalah 106.3804384 Watt pada pukul 11.31.
d. Kolektor IV
Gambar 4.20 Grafik Perbandingan Q use vs Q loss hari pertama Kolektor IV
400
10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00
Waktu
10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00
Waktu
Q Loss Q In Q Use
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil perhitungan nilai Q use tertinggi ditunjukkan di jam 12.02 Wib dimana nilainya adalah 263.0333903 Watt, dan untuk Q loss yang terjadi di Kolektor IV adalah 109.0099359 Watt pada Pukul 11.31.
4.2.3. Grafik Perbandingan Q use vs Q loss hari kedua e. Kolektor I
Gambar 4.21 Grafik Perbandingan Q use vs Q Loss hari ketujuh Kolektor I Dari hasil perhitungan nilai Q use tertinggi ditunjukkan di jam 13.01 Wib dimana nilainya adalah 265.3090426 Watt, dan untuk Q loss yang terjadi di Kolektor I adalah 117.6947118 Watt pada pukul 14.11.
400
350
300
250
200
150
100
50
0
Q (Watt)
10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00
Waktu
Q Loss Q In Q Use
60 f. Kolektor II
Gambar 4.22 Grafik Perbandingan Q use vs Q loss hari ketuju Kolektor II Dari hasil perhitungan nilai Q use tertinggi ditunjukkan di jam 13.01 Wib dimana nilainya adalah 149.5843804Watt, dan untuk Q loss yang terjadi di Kolektor I adalah 134.4372636 Watt pada pukul 11.02.
g. Kolekor III
Gambar 4.23 Grafik Perbandingan Q use vs Q loss hari pertama Kolektor III
400
10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00
Waktu
10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00
Waktu
Q Loss Q In Q Use
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil perhitungan nilai Q use tertinggi ditunjukkan di jam 13.01 Wib dimana nilainya adalah 269.5480971 Watt, dan untuk Q loss yang terjadi di Kolektor III adalah 104.4536885 Watt pada Pukul 14.11.
h. Kolektor IV
Gambar 4.24 Grafik Perbandingan Q use vs Q loss hari pertama Kolektor IV Dari hasil perhitungan nilai Q use tertinggi ditunjukkan di jam 13.01 Wib dimana nilainya adalah 265.7535574 Watt, dan untuk Q loss yang terjadi di Kolektor IV adalah 111.7685662 Watt pada pukul 13.11.
Dari hasil perhitungan Q use dan Q loss dari setiap kolektor I sampai dengan Kolektor IV, terlihat tren kenaikan dan penurunan yang hampir sama disetiap kolektor walau pun nilai dari setiap kolektor berbeda, di mana nilai Q use yang terjadi di kolektor terbesar di dapatkan pada pukul rata-rata jam 12.00 – 14.00. Nilai dari Q use ini juga lah yang mempengaruhi laju penguapan air di setiap kolektor.Untuk data
hasil perhitungan hari ke – 2 dan hari ke 7 ada di lampiran 4.
400
350
300
250
200
150
100
50
0
Q (Watt)
10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00
Waktu
Q Loss Q In Q Use
62 4.3. Hasil nilai kalor yang diserap oleh air
Berikut merupakan hasil nilai kalor yang diserap oleh air selama pengujian
Pengujian
Q air
Kolektor 1 Kolektor 2 Kolektor 3 Kolektor 4 I 14462.984 14776.7 16758.93 15563.72 II 16886.913 14130.47 17727.04 16638.32 III 10231.79 9198.58 10889.13 9317.08
Dari hasil pengujian nilai kalor tertinggi dihasilkan pada pelapis kolektor cat tipe III pada pengujian pertama dengan nilai 1758,98 Joule, pengujian kedua 17727,04 Joule dan pengujian ketiga 10889,13 Joule.
4.4. Hasil Uji Komposisi Cat
Cat yang diuji adalah merek cat tipe III dan cat tipe IV untuk kolektor III dan IV.
Pemilihan ini dikarenakan jenis cat ini adalah jenis cat yang sama, yaitu cat minyak hitam Doff, untuk 2 jenis cat yang lain di Kolektor I dan II berbeda dengan dengan Hasil uji komposisi cat dapat dilihat pada lampiran 6. Dari hasil uji komposisi yang dilakuan oleh PT.Scofindo ada beberapa parameter komposisi yang akan diukur, yaitu:
1. Lead (Pb) 2. Cadmium (Cd)
3. Chromium Hexavalent (Cr6+) 4. Mercury (Hg)
Pengujian dilakukan dengan standarisasi yang berlaku, artinya pengujian sudah dilakukan dengan standar/metode yang sudah teruji, hal ini dapat dilihat pada tabel 4.4 dan tabel 4.5 yang menunjukkan stadar yang dipakai untuk setiap parameteter
Universitas Sumatera Utara
komposisi yang akan diuji. Untuk hasil asli dari PT.Scofindo dapat di lihat di Lampiran 9
Tabel 4.4 Tabel Uji komposisi cat Cat Tipe IV
Parameter methood Unit MDL MCV Result Conclusion diambang batas toleransi/standar yang diijinkan. Pb adalah suatu jenis logam berat, yang mempunyai nilai-nilai propertis seperti logam lainnya. Hasil ini menunjukkan kandungan di dalam cat Cat Tipe IV cukup berbahaya apabila terjadi kontak dengan manusia.
Tabel 4.5 Uji Komposisi cat Cat Tipe III Paint
Parameter methood Unit MDL MCV Result Conclusion
Berbeda dengan hasil uji komposisicat, Cat Tipe IV yang terlihat pada tabel 4.4, tabel 4.5 menunjukkan hasil uji komposisi dari cat, Cat Tipe III mempunyai nilai yang normal disetiap parameter yang diuji, berbeda dengan Merek Cat Tipe IV yang banyak mengandung Logam Pb yang diambang batas/toleransi dari standar IEC 62321-5 :2013 - ICP OES.
64 BAB V KESIMPULAN 5.1. Kesimpulan
1. Dari hasil pengujian 4 jenis cat kolektor surya yang dicat 4 jenis cat yang berbeda, memperlihatkan jenis cat merek tipe III mempunyai nilai serap kalor yang lebih tinggi dari pada jenis cat yang lain seperti, Cat Tipe IV, hitam kilat merek cat tipe II dan cat semprot hitam Doff merek tipe I.
2. Dari hasil uji komposisi cat yang dilakukan oleh PT.Sucofindo. Cat tipe IV mempunyai kandungan logam Pb yang lebih tinggi dari pada cat merek cat tipe III. Kandungan Lead (Pb) yang tinggi dalam suatu cat/pelapis mengakibatkan kurangnya kemampuan plat absorber dalam menyerap kalor dari matahari.
5.2. Saran
Dari hasil pengujian cat tipe III sangat di sarankan digunakan sebagai cat pelapis kolektor, dikarenakan nilai energi yang dapat diserapnya tinggi dibandingkat cat tipe lain yang ada di pasaran.
Universitas Sumatera Utara