• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa di setiap desa kinerja KRPL menunjukkan hasil yang baik, terlihat dari hasil klustering yang menunjukkan total nilai di atas 251 yang berarti KRPL tersebut tergolong cluster hijau. Hijau menandakan bahwa kinerja KRPL di lokasi tersebut sudah baik dari infrstruktur mudah diaskes, KBD telah mandiri, jumlah RPL terus bertambah, telah mengintegrasi tanaman-ternak-ikan, kelambagaan pengelolaan hasil dan pasar telah berjalan. KRPL telah memberikan dampak yang positif pula bagi

Penanggungjawab Pusat (BBP2TP) Penanggungjawab Harian Tim Koord inasi Pulau Papua Tim Koord inasi Pulau NTT Tim Koord inasi Pulau NTB Tim Koord inasi Pulau Bali Tim Koord inasi Pulau Sulaw esi Tim Koord inasi Pulau Kalim atan Tim Koord inasi pulau Jawa Tim Koord inasi Pulau Sumat era PJ. Propi nsi PJ. Propi nsi PJ. Propi nsi PJ. Propi nsi PJ. Propi nsi PJ. Propi nsi PJ. Propi nsi PJ. Propi nsi LO LO LO LO LO LO LO LO Kawa san RPL RPL Kawa san RPL Kawa san RPL Kawa san RPL Kawa san RPL Kawa san RPL Kawa san RPL Kawa san RPL RPL RPL RPL RPL RPL RPL RPL

penghematan pengeluaran rumah tangga dan peningkatan pendapatan rumah tangga, evaluasi dan implementasi program KRPL di lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 9.

Tahapan pelaksanaan kegiatan KRPL di setiap lokasi penelitian berbeda- beda disesuaikan dengan karakteristik desa yang bersangkutan. Urutan tahapan pelaksanaan kegiatan KRPL dijabarkan di bawah ini.

A. Desa Tegalwaru, Kecamatan Ciampea 1) Sosialisasi dan Koordinasi

Sosialisasi kegiatan M-KRPL dilaksanakan setelah dilakukan koordinasi dengan Kepala Camat Ciampea, Kepala Desa Tegalwaru dan Ketua RW/RT terkait pengembangan lokasi kegiatan m-KRPL. Selanjutnya dilaksanakan koordinasi dan sekaligus sosialisasi yang dihadiri oleh Kepala Desa, para ketua RW/RT dan ibu-ibu PPK desa Tegalwaru. Berdasarkan kesepakatan dari koordinasi tersebut maka diputuskan Komplek Kramat Permai sebagai lokasi m- KRPL. Sosialisasi kegiatan mendapatkan kesepakatan tentang penempatan Kebun Bibit Desa yang akan mensuplay kebutuhan bibit bagi seluruh warga. Lokasi Kebun Bibit Desa berada di lahan Yayasan Al-Barkah Kramat Permai.

2) Identifikasi Rumah Tangga

Kegiatan identifikasi rumah tangga dan kelompok bertujuan untuk mengidentifikasi stratifikasi rumah tangga atau pengelompkan tipe lahan rumah tangga kepada: a). Kelompok lahan pekarangan sempit ( tanpa halaman), b). pekarangan sempit ( <120 m2 ), c). Pekarangan sedang (120-400 m2 ) dan d). Pekarangan luas (> 400 m2). Kegiatan dilaksanakan melaui wawancara dan pengisan kuesioner rumah tangga. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa, dilokasi kegiatan terdapat variasi lahan pekarangan yang berada di depan, samping dan belakang rumah. Namun demikian sebagian besar tergolong tipe lahan pekerangan sempit (tanpa halaman) dan tipe pekarangan sempit (< 120 m2). Komoditas buah-buahan yang sudah ditanam antara lain mangga, jambu, pepaya dan lain-lain. Sebagian besar pekarangan ditanami dengan tanaman hias diantara euphorbia, anthurium, adenium dan lain-lain. Tanaman sayuran (cabe, bayam, kangkung dan lain-lain) dan tanaman obat (jahe, sere, dan lain-lain) juga sudah ditanam dibeberapa pekarangan.

3) Pembentukan Kelompok

Untuk medukung pengembangan kegiatan m-KRPL di lokasi kegiatan, maka perlu dibentuk suatu kelembagaan yang terpadu. Tahap awal adalah pembentukan kelompok sebagai dasar untuk penumbuhan kegiatan agribisnis. Terdapat 3 (tiga) RT yang terlibat langsung dalam kegiatan m-KRPL di Komplek Kramat Permai.

Tahap kegiatan selanjutnya setelah pembentukan kelembagaan adalah penguatan kelembagaan kelompok. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan kelompok dalam memperoleh dan mafaat informasi serta dapat bekerjasama dalam pelaksanaan m-KRPL.Kegiatan peningkatan sumberdaya manusia yang telah dilaksanakan adalah berupa pelatihan dan menghadiri kegiatan Pentas Hortikultura.

4) Pelatihan

Kegiatan pelatihan dilaksanakan di Yayasan Al-Barkah Kramat Permai, Komplek Kramat Permai. Kegiatan pelatihan yang dilaksanakan adalah pelatihan persiapan media tanam (tanah dan pupuk), penyemaian binih/bibit sayuran di tray/rak vertikultur/pot polibag/dan bedengan, cara trasplanting serta pemeliharaan tanaman dengan narasumber Tim Penyuluh/peneliti BBP2TP dan dihadiri oleh warga Komplek Kramat Permai.

5) Kebun Bibit Desa (KBD)

Kebun Bibit Desa di Komplek Kramat Permai telah dibangun dan telah menghasilkan bibit berbagai macam sayuran, diantaranya : sawi, kangkung, cabe, tomat,terong, selada. Setiap bulan anggota RPL secara rutin mengumpulkan iuran sukarela untuk pelaksanaan kegiatan Kebun Bibit Desa.

B. Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga 1) Koordinasi

Koordinasi dengan instansi terkait dan survey unuk menentuka lokasi KRPL. Koordinasi dilakukan dengan Dinas Pertanian Kabupaten Bogor. Penentuan lokasi m-KRPL bersama-sam dengan Dinas Ketahanan Pangan Daerah Provinsi dan Dinas Pertanian Kabupaten Bogor. Lokasi KRPL merupakan lokasi kegiatan P2KP ( Program Peningkatan Kemandirian Pangan) dan kegiatan Desa Mandiri Pangan.

2) Sosialisasi

Untuk mempercepat informasi Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) kepada masyarakat maka dilakukan sosialisasi kegiatan di desa Cikarawang dengan mengundang ibi-ibu KWT (Kelompok Wanita Tani) sebanyak 10-20 orang. Materi yang disampaikan tentang bentuk, tujuan dan manfaat pekarangan rumah bagi masyarakat. Diharapkan melaui sosialisasi ini masyarakat, khususnya ibu-ibu merespon kegiatan KRPL. Pada saat sosialisasi dihadiri penyuluh dari Kecamatan Dramaga.

3) Pelatihan

Kegiatan pelatihan dilaksanakan di desa Cikarawang. Materi kegiatan pelatihan antara lain penyediaan media tanam (perbandingan campuran tanah dan pupuk kandang), penyemaian bibit sayuran di tray/rak verikultur/pot polybag, cara transplanting, cara pemeliharaan tanaman (penyiraman dan penggantian tanaman yang mati/panen). Narasumber pada pelatihan dari Tim BBP2TP, BPTP dan Penyuluh/THL dan Dinas Pertanian Kabupaten Bogor. Pada saat pelatihan anggota KRPL menyediakan sendiri tanah untuk media tanam sedangkan Tim BBP2TP menyediakan pupuk organik. Setelah anggota KRPL paham membuat media tanam dilanjutkan dengan mengisi wadah rak vertikultur dan melakukan penanaman sayuran kangkung dan bayam.

4) Pengawalan Teknologi dan Pendampingan

Kegiatan ini merupakan pembinaan yang dilakukan oleh peneliti dan teknisi lapangan dari BBP2TP, BPTP Jawa Barat, kepada kelompok sasaran tentang

penerapan m-KRPL. Pengawasan dan pendampingan ini dilakukan mulai dari persiapan sampai diterapkannya m-KRPL oleh rumah tangga kooperator, juga agar percontohan ini sebagai media percepatan diseminasi sehingga m-KRPL dapat berkembang meluas secara cepat. Pendampingan juga dilakukan oleh Penyuluh dari Dinas Kabupaten Bogor yang mempunyai wilayah binaan di Desa Cikarawang Kabupaten Bogor.

5) Kebun Bibit Desa

Untuk penyediaan bibit tanaman bagi anggota KRP telah dibuat Kebun Bibit Kelompok masing-masing di Desa Cikarawang. Bibit tanaman yang dikembangkan di kebun bibit kelompok adalah sayuran : sawi, terong, bibit tanaman sayuran disemai di tray dan diperbanyak pada polybag dan ditanam juga pada rak vertikultur. Khusus di KBD di desa Cikarawang, selain tray, polybag dan rak vertikultur, bibit sayuran juga ditanam pada lahan KBD seluas 100 m2. Biaya penanaman sayuran pertisipatif pengelola KBD dimana BBP2TP dan BPTP Jawa Barat menyediakan bibit dan pukan.

C. Desa Bantarjati, Kecamatan Klapanunggal 1) Koordinasi Kegiatan dengan Dinas

Kegiatan KRPL di Kecamatan Klapanunggal Desa Bantarjati diawali melalui pelaksanaan koordinasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten Bogor yang dilaksanakan di Desa Bantarjati. Dalam pertemuan tersebut didapatkan informasi bahwa implentasi kegiatan KRPL yang dilakukan oleh BBP2TP dan BPTP Jawa Barat, pada dasarnya hampir sama dengan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian yaitu pemanfaatan lahan pekarangan yang melibatkan pertisipasi masyarakat (anggota KRPL). Atas dasar hal tersebut, maka kemudian kegiatan KRPL akan disirgiskan dengan kegiatan Dinas Pertanian.

2) Suvey Lokasi

Ada beberapa faktor yang ditetapkan dalam pemilihan lokasi kegiatan yaitu kemudahan lokasi, respon/partisipasi masyarakat, dukungan aparat setempat dan kemungkinan keberhasilan/keberlanjutan kegiatan. Berdasarkan hal tersebut, maka ditentukan Desa Bantarjati Kecamatan Klapanunggal sebagai lokasi kegiatan KRPL.

3) Sosialisasi Kegiatan

Sosialisasi kegiatan KRPL Desa Bantarjati diikuti oleh anggota KWT (20 orang) dan anggota masyarakat sekitarnya (21 orang). Dalam pertemuan tersebut dibahas mengenai kegiatan KRPL, pola pelaksanaanya, target sasarannya dan kegiatan partisipasi masyarakatnya. Berdasarkan pengamatan, terlihat bahwa baik anggota KWT maupun anggota masyarakat lainnya merespon dengan baik kegiatan ini. Hal positif lain yang menambah optimis akan keberlanjutan kegiatan ini yaitu dukungan penuh Kepala Desa terhadap masyarakatnya untuk memulai kegiatan ini. Jenis-jenis tanaman yang sudah ditanam atau dikembangkan di lahan pekarangan masyarakat antara lain tanaman hias (3.6 persen), tanaman obat (23.4 persen), sayuran (37.7 persen) dan buah-buahan (35.3 persen).

4) Kebun Bibit Desa

KBD yang telah dilengkapi dengan beberapa alat pendukung seperti sprayer, ember, gayung, selang, drum, vertikultur dan polybag. Benih yang sudah diberikan meliputi cabe, terong, kangkung, tomat, bayam, mentimun, kacang panjang dan lain-lain. Selanjutnya, diharapkan KBD difungsikan sebagi penyedia atau penyuplai bibit kepada anggota masyarakat.

D. Kecamatan Bogor Selatan, Desa Mulyaharja 1) Pelaksanaan Survey

Kegiatan yang dilaksankan terkait dengan survei identifikasi dan karakteristik wilayah Kelurahan Mulyaharja Kecamatan Bogor Selatan mengacu pada beberapa kriteria yaitu : (1) Adanya Kelompok Wanita Tani (KWT) yang memiliki respon cukup tingg terkait dengan kegiata, (2) Lokasi strategis, (3) Sinergis kegiatan pemerintah terkait dan (4) target minimal 35 KK. Berdasarkan kriteria tersebut, lokasi yang ideal untuk pendampingan kegiatan di Kecamatan Bogor Selatan adalah Desa Mulyaharja.

2) Sosialisasi Kegiatan

Sosialisasi dihadiri oleh perwakilan pemerintah desa Mulyaharja, perwakilan rukun warga setempat, perwakilan BPP setempat, Penyuluh Pertanian, THL pendamping KRPL, tim KRPL BBP2TP dan BPTP Jawa Barat. Beberapa hal disampaikan terkait dengan kegiatan m-KRPL antara lain : (1) m-KRPL merupakan suatu konsep model rumah pangan yang dibangun dalam satu kawasan (dusun, desa, kecamatan) dengan prinsip pemanfaatan pekarang yang ramah lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga, serta peningkatan pendapatan yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan melalui partisipasi masyarakat, (2) Tujuan dari pelaksanaan m-KRPL anatara lain (a) Meningkatkan ketrampilan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan maupun pedesaan untuk budidaya tanaman pangan, buah, sayuran dan tanaman obat, (b) Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan masyarakat secara lestari dalam satu kawasan.

3) Kebun Bibit Desa

Lokasi untuk kebun bibit desa adalah lokasi yang sebelumnya telah disepakati, yaitu lahan kosong yang berada di seberang rumah ketua kelompok. Adapun ukuran KBD dengan luasan 4 x 6 m dan terbuat dari bambu dan paranet. Beberapa hal yang dilaksanakan dalam pemabngunan KBD berupa: (1) pemasangan paranet, (2) pemasangan rak untuk tempat persemaian dan (3) pembuatan saung untuk tempat pembuatan pupuk organik. Selain itu dilaksanakan pula pembuatan rak vertikultur.

4) Penguatan kelembagaan Kelompok Wanita Tani (KWT)

Dilihat dari pemeringkatannya kelompok, KWT desa Mulyaharja kedalam kelompok pemula karena kepangurusan KWT yang terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara. Pelaksanaan pendampingan kelembagaan dilakukan oleh tim m- KRPL BBP2TP dan BPTP Jawa Barat bekerjasama dengan penyuluh pendamping.

E. Kelurahan Kebon Pedes, Kecamatan Tanah Sereal 1) Koordinasi

Koordinasi kegiatan dilaksanakan dengan Dinas Petanian Kota Bogor. Hasil diskusi terdapat beberapa nama calon lokasi kegiatan yang sesuai dengan kegiatan m-KRPL, yaitu pemanfaatan lahan pekarangan yang melibatkan partisipasi masyarakat khususnya ibu rumah tangga. Kelurahan Kebon Pedes merupakan binaan Dinas Pertanian Kota Bogor dalam bidang biofarma.

2) Survey Lokasi

Kegiatan survey dilaksanakan dengan mengikuti persyaratan yang telah ditetapkan. Kriteria penetapan lokasi adalah aksesilitas yang baik, respon/partisipasi masyarakat, dukungan aparat setempat dan kemungkinan keberhasilan/keberlanjutan kegiatan. Berdasarkan kriteria tersebut ditentukan rencana lokasi kegiatan adalah Keluarahan Kebon Pedes.

3) Sosialisasi

Sosialisasi kegiatan m-KRPL diikuti oleh warga RW, Sekretaris RW, Ketua Posyandu, Ketua RT Keluaran Kebon Pedes. Sosialisasi membahas latar belakang, tujuan dan strategi dalam pelaksanaan secara rencan kegiatan m-KRPL yang akan dilaksanakan di Keluarahan Kebon Pedes.

4) Pelatihan

Untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan warga Kelurahan Kebon Pedes, maka dilaksanakan pemebelajaran dan pelatihan. Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh Tim m-KRPL BBP2TP dan BPTP Jawa Barat dengan materi bimbingan budidaya tanaman secara vertikultur. Pelatihan juga dilaksanakan oleh SIKIB melalui mobil Indonesia Hijau dengan materi pembuatan kompos.

5) Kebun Bibit Desa (KBD)

Fasilitas yang ada di KBD adalah benih cabe, tomat, caisim,timun, terung, kangkung, bayam, selada oyong, pare, kacang panjang. KBD juga dilengkapi dengan beberapa alat pendukung seperti sprayer, emrat, selang, drum, polybag dan vertikultur. Seiring dengan waktu KBD kemudian diperluas dan diperbesar, sehingga kegiatan KBD tidak hanya menyiapkan bibit tanaman tapi juga sebagai kebun produksi (kebun budidaya).

F. Kelurahan Sempur, Kecamatan Bogor Tengah 1) Sosialisasi Kegiatan m-KRPL

Dalam hali ini, Dinas yang terkait untuk mentukan lokasi adalah Kantor Ketahana Panagan Kota Bogor. Agar kegiatan ini bisa bersinergi dengan kegiatan Dinas terkait maka lokasi m-KRPL ini berhimpitan dengan lokasi dari Kantor Ketahan Pangan. Setelah ditetapkan lokasi m-KRPL tahapan selanjutnya adalah melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat di Kelurahan Sempur mengenai pelaksanan kegiatan m-KRPL.

2) Kodisi Pekarangan m-KRPL

Bahkan saat ini dri 250 KK yang menjadi taeget sekarang terus bertambah rumah-rumah yang menanami pakarangannya dengan tanaman sayuran,dan ini

merupakan inisiatif dari ibu-ibu tersebut karena mereka sudah mulai tertarik kerena melihat manfaat dari pemanfaatan pekarangan.

3) Kondisi Perkembangan Kebun Bibit Desa (KBD)

Untuk keberlanjutan kegiatan m-KRPL ini tentunya harus memiliki Kebun Bibit Desa yang berfungsi mensuplai bibit yang dibutuhkan oleh kooperator. Letak KBD ini sangat strategis kerane berada di pinggir jalan lalu lintas masyarakat menuju kampung lain dan berada tepat di depan lapangan yang biasa digunakan masyarakat untuk aktifitas. Didalam areal KBD dipasang temapt persemaian dan pembibitan dengan menggunakan paranet yang berukuran 2 x 6 metar dengn tinggi 3 meter. Sedangkan bibit yang sudah siap dipindah ke polybag besar cabe, caisim, kangkung, bayam. Di areal KBD juga ada kolam ikan berukuran 2 x 1 meter yang diisi dengan ikan lele.

 

Tabel 9 Implementasi dan evaluasi program KRPL

No Kecamatan Kelurahan Kluster Jumlah kooperator

(RPL) yang terlibat (2013)

Komoditas yang diusahakan Pola Penataan

1 Ciampea Tegalwaru Hijau 157 Sawi, kangkung, bayam, oyong, paria,

mentimun, tomat, kacang panjang, terong, seledri, cabe, mangga, jambu air, jambu biji, durian, sawo, sukun, srikaya, temulawak, jahe, kumis kucing, kencur, kunyit, sirih, lidah buaya, daun pandan.

vertikultur, tabulapot,

polybag, bedengan

2 Dramaga Cikarawang Hijau 50 Kangkung, sawi, bayam, cabe, terong,

ubi jalar, seledri, tomat, mentimun, pisang, pepaya, bengkuang

vertikultur, polybag, bedengan, pot.

3 Klapanunggal Bantarjati Hijau 100 Tomat, cabe, sawi, terong, kangkung,

bayam, seledri, tanaman obat dan buah-buahan.

vertikultur,

polybag, bedengan

4 Bogor Selatan Mulyaharja Hijau 105 Tomat, cabe, terong ungu, kangkung,

caisim, tanaman buah dan tanaman obat/rempah.

vertikultur, polybag

5 Tanah Sareal Kebon Pedes Hijau 35 Selada, kangkung, bayam, seledri,

caisin, cabe, tomat terong, kacang panjang, tanaman obat dan ternak (ayam dan itik).

vertikultur,

polybag, pot,

bedengan

6 Bogor Tengah Sempur Hijau 150 Cabe rawit, tomat, caisin, daun

bawang, kangkung, terong, seledri, belimbing, mangga, jeruk nipis, jeruk sambal.

Vertikultur,

polybag, bedengan

Pengukuran Kinerja Kegiatan m-KRPL Pengukuran Kinerja Kegiatan m-KRPL

Kegiatan m-KRPL dalam menentukan rencana kerja operasional kegiatannya berdasarkan visi, misi dan tujuan kegaitan yang dituangkan dalam Rencana Kerja Anggaran Pendapatan dan Biaya Tahunan. Rencana ini menjadi arah dan pedoman jalannya kegiatan pada tahun tersebut. Rencana kerja tersebut akan menjadi acuan dalam mengevaluasi jalannya kegiatan. Realisasi atau pencapaian rencana kerja bulanan/tahunan ini akan digunakan oleh pihak manajemen sebagai dasar evaluasi kinerja. Berbagai tolak ukur yang dipilih dalam perancangan Balanced Scorecard kegiatan m-KRPL disetiap perspektif diuraikan sebagai berikut:

Perspektif Keuangan

Peningkatan hasil panen pada kegiatan KRPL di 6 kecamatan di Bogor dapat dilihat pada jumlah penjualan sayuran yang dihasil oleh anggota RPL tersebut. Hasil panen yang didapat pada anggota kegiatan KRPL ini sangatlah signifikan karena dalam kurun waktu satu periode tanam menghasilkan panen yang terus menerus bertambah. Aspek penjualan menjadi indikator yang meliputi volume penjualan (sales volume) dalam sekali panen adalah angka penjualan yang dicapai dalam per siklus tanam, yakni 5 bulan. Berdasarkan perspektif kuangan kegiatan m-KRPL memberikan dampak berupa penghematan belanja rumah tangga dari hasil pekarangan per musim tanam, seperti tersaji pada Tabel 10. Tabel 10 Penghematan pengeluaran rumah tangga dari hasil pekarangan yang

dikonsumsi Kelompok Wanita Tani Bogor, periode desember 2013 sampai dengan juni 2014.

No. Nama

Kecamatan

Jenis sayuran yang diusahakan Penghematan

( Rp/bulan/orang)

1 Ciampea Selada, caisin, kangkung, bayam, seledri,tomat, cabai,terung

120 000,- 2 Dramaga Selada, caisin, kangkung, bayam, seledri,tomat,

cabai,terung, mentimun, ubi jalar, pisang, pepaya, bengkuang

105 000,-

3 Klapanungga Selada, caisin, kangkung, bayam, seledri,tomat, cabai,terung, jambu air,pepaya

300 000,- 4 Bogor Selatan Selada, caisin, kangkung, bayam, seledri,tomat,

cabai,terung

150 000,- 5 Tanah Sereal Selada, caisin, kangkung, bayam, seledri,tomat,

cabai,terung, pepaya,pisang

210 000,- 6 Bogor Tengah Selada, caisin, kangkung, bayam, seledri,tomat,

cabai,terung

180 000,- Sumber : Data Anggota KRPL Bogor 2014

Kebijakan diterapkannya strategi keuangan oleh suatu kegiatan dan dipilihnya penghematan pengeluaran rumah tangga melalui peningkatan pendapatan menjadi sasaran strategis kegiatan berkaitan dengan perspektif keuangan, maka tolak ukur untuk menilai keberhasilan kegiatan m-KRPL dalam mencapai sasaran strategisnya yaitu:

1. Penghematan Pengeluaran Rumah Tangga

Munculnya ide KRPL dirasakan sebagai breakthrough program- program ketahanan dan diversifikasi pangan. KRPL bukan sekedar penemuan tapi juga penghasilan. Ini dapat dilihat dari hanya bertanam di pot atau vertikultur lahan disempit dapat mengurangi pengeluaran untuk belanja sayuran, itulah uniknya KRPL. Ternyata dengan KRPL pos belanja/pengeluaran ibu rumah tangga untuk beli sayuran berkurang. Tentunya berkurangnya pengeluaran, akan menambah surplus atau keuntungan: (a) Nilai hasil KRPL yang dipanen untuk konsumsi.

Salah satu indikator sederhana yang menjadi patokan dalam keberhasilan kegiatan m-KRPL adalah sejauh mana produk yang dihasilkan pada lahan pekarangan peserta mampu menekan pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga, karena produk yang mereka hasilkan dapat dikonsumsi sendiri sebagai manfaat langsung untuk produk yang sama yang harus mereka beli sebelum kegiatan di lahan pekarangan terlaksana. Mengingat skala usaha yang terbatas dari luasan sempit dan pengembangan pada masing-masing rumah tangga secara mandiri belum terlaksana, maka volume dan nilai hasil juga rendah, dan (b) Jumlah penghematan per bulan Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu-ibu perseta KRPL di Bogor, setiap harinya mereka belanja dipasar dengan 1 ikat sawi Rp 5 000,- kemudian ditambah 5 butir tomat seharga Rp 2 000,-. Jika kedua kebutuhan sehari-hari ini dipenuhi disekitar pekarangan minimal 25 hari saja maka penghematan akan diperoleh sebesar Rp 250 000,- per bulan.

Meskipun penghematan yang diperoleh tidak terlalu besar untuk ukuran daerah Bogor tetapi bagi masyarakat petani kecil, hal tersebut sangatlah berarti. Apalagi jika terjadi lonjakan harga cabe dan tomat seperti pada saat tahun 2013 kemarin, keuntungan yang diperoleh tentunya akan lebih besar lagi. Belum lagi intagible advantage lainnya, seperti pekarangan jadi hijau, mata yang melihat pun juga akan ikut hijau. Suatu hal yang cukup menarik secara psikologis ialah terdapat rasa senang ibu-ibu peserta kegiatan m-KRPL dalam mengamati keberadaan dan pertumbuhan tanaman di pekarangan, sehingga mereka cenderung menunda waktu panen, dan bahkan tidak bersedia menjualhasil panen secara langsung ke pedagang pengepul atau pedagang keliling yang juga berdomisili di daerah setempat. Variasi yang besar antar rumah tangga karena jenis sayuran dan taksiran harga yang sesuai dengan harga yang berlaku pada saat panen. Program KRPL memberikan dampak yang positif bagi peningkatan pendapatan dan penghematan belanja rumahtangga. Hasil survey yang dilakukan terhadap 60 responden menunjukkan terjadi peningkatan persentase penghematan pengeluaran rumahtangga sebesar rata-rata 39.21% (lihat Tabel 11).

Tabel 11 Presentase penghematan pengeluaran kebutuhan rumah tangga

No Kecamatan Biaya untuk sayuran /bulan (Rp) Penghematan

/bulan (Rp) Persentase Penghematan ( % ) Sebelum KRPL Sesudah KRPL 1 Ciampea 240 000 120 000 120 000 50.00 2 Dramaga 205 000 105 000 100 000 48.80 3 Klapanunggal 400 000 300 000 100 000 25.00 4 Bogor Selatan 240 000 150 000 90 000 37.50 5 Tanah Sereal 305 000 210 000 95 000 31.15 6 Bogor Tengah 315 000 180 000 135 000 42.85 Jumlah 235.30 Rata – rata 39.21

Sumber: Laporan Kegiatan m-KRPL Tahun 2013-2014

2. Peningkatan Pendapatan

Peran Kelompok Wanita Tani pada kegiatan m-KRPL dapat mambantu pendapatan rumah tangga, ini bisa dilihat dari penjualan hasil panen sayuran yang terjual dengan rata-rata pendapatan dari hasil KRPL adalah sebesar Rp 208 850. Pendapatan tertinggi sebesar Rp 345 200,-, yaitu pada Kecamatan Bogor Selatan Desa Mulyaharja. Sedangkan terendah sebesar Rp 127 100,- di Kecamatan Dramaga Desa Cikarawang. Besarnya jumlah pendapatan yang diperoleh tergantung pada beberapa faktor, diantaranya adalah : jumlah luasan lahan pekarangan yang dimanfaatkan, kesungguhan dalam pemeliharaan dan aspek teknis lainnya seperti ketersediaan air, media tanam, bibit/benih, serta hama dan penyakit. (lihat Tabel 12)

     

Tabel 12 Nilai penjualan sayuran yang tidak dikonsumsi di KWT pada 6 (Enam) Kecamatan Di Bogor 1 (Satu) Siklus Tanam ( Januari-Mei 2014)

No. Kecamatan Uraian Jumlah Satuan Harga (Rp) Jumlah Harga (Rp)

1 Ciampea Kangkung Caisin Seledri Bayam Terung Cabe Kacang Panjang Sawi 8 6 5 8 5 5 6 8 Ikat Ikat Ikat Ikat Kg Kg Kg Kg 1 200 1 300 1 600 1 000 2 500 12 000 4 500 3 000 9 600 7 800 8 000 8 000 12 500 60 000 27 000 24 000 Jumlah 156 900 2 Dramaga Terung Kangkung Bayam Tomat Kacang Panjang Selada Cabe 5 6 8 4 7 7 5 Kg Ikat Ikat Kg Kg Ikat Kg 1 000 1 100 1 000 3 500 4 000 1 500 11 000 5 000 6 600 8 000 14 000 28 000 10 500 55 000 Jumlah 127 100 3 Klapanunggal Bayam Tomat Kangkung Caisim Kol Cabe Kacang Panjang 7 5 8 8 12 5 7 Ikat Kg Ikat Ikat Kg Kg Kg 1 200 4 000 1 000 1 000 3 500 11 500 3 500 8 400 20 000 8 000 8 000 42 000 57 500 24.500 Jumlah 168.400

4 Bogor Selatan Kangkung

Bayam Seledri Pepaya Pisang Cabe Kacang Panjang 7 7 5 15 7 5 7 Ikat Ikat Kg Kg Tandan Kg Kg 1 100 1.000 1.500 4.000 25.000 12.000 4.000 7.700 7.000 7.500 60.000 175.000 60.000 28.000 Jumlah 345.200

5 Tanah Sereal Bayam

Kangkung Seledri Kol Tomat Ubi jalar Selada Kacang Panjang

Dokumen terkait