• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian dilakukan di Kantor Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian yang berada di Jalan Tentara Pelajar No. 10 Cimanggu dan Kawasan Rumah Pangan Lestari yang berada di Kabupaten dan Kota Bogor. Objek penelitian adalah Rumah Pangan Lestari. Pemilhan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (Purposive), pemilihan daerah tersebut karena merupakan daerah yang dekat dengan pusat atau informasi m-KRPL dan penduduk di Kabupaten dan Kota Bogor semakin banyak sedangkan lahan pertanian semakin sempit, sehingga diharapkan penelitian akan mendapatkan informasi kinerja m-KRPL lebih akurat dan lengkap. Pengumpulan data dilakukan selama 3 (tiga) bulan yaitu bulan April sampai dengan Juni 2014.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Menurut Umar (2005), data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, baik dari individu atau perseorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang dilakukan oleh peneliti. Nasution (2003) mendefinisikan wawancara sebagai suatu komunikasi verbal, jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi. Wawancara ini dapat dipakai untuk melengkapi data yang diperoleh melalui observasi (Mardalis 2004). Kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data melaui formulir-formulir yang berisi pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti Mardalis (2004). Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut yang diperoleh secara tidak langsung mengenai objek penelitian, seperti : artikel, tesis, dokumen gapoktan, buku yang memuat teori-teori yang relevan dengan penelitian, dan publikasi lainnya.

Data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi :

1. Data untuk mengavaluasi kinerja program m-KRPL selama ini, didapat melalui observasi langsung dengan bantuan kuesioner, yaitu karakteristik anggota KRPL meliputi: nama, jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan dan jenis lahan, lamanya menjadi anggota KRPL, kebutuhan akan bibit dan benih yang berada di KBD. Selain itu dilakukan juga wawancara dengan pengelola dan penanggung jawab KRPL di lokasi penelitian dan pengisian kuesioner yang dibuat oleh tim ahli BBP2TP. Data tersebut di kategorikan atau di klasterkan berdasarkan masing-masing KRPL. (Lampiran 1).

2. Data untuk mengevaluasi kinerja Program m-KRPL dengan menggunakan Balanced Scorecard. Data pengukuran kinerja Program m-KRPL ini meliputi, identifikasi strategi dan indikator hasil berdasarkan empat perspektif Balanced Scorecard dan pembobotan perspektif Balanced Scorecard.

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode wawancara, kuesioner dan studi kepustakaan. Metode wawancara dilakukan dengan memberikan sejumlah pertanyaan kepada narasumber sesuai dengan data yang dibutuhkan. Responden dalam penelitian dipilih secara sengaja berdasarkan pertimbangan kemampuan responden dalam memberikan informasi dan data yang dibutuhkan. Responden yang dipilih berjumlah 10 orang yang berasal dari tingkat manajemen menengah di masing-masing desa/kelurahan lokasi penelitian (Desa Tegalwaru, Desa Cikarawang, Desa Bantarjati, Desa Mulyaharja, Kebon pedas dan Sempur). Dengan demikian, jumlah total responden adalah 60 orang ( Lampiran 2).

Gambaran umum progran m-KRPL dalam dokumentasi dicatat kemudian dilakukan analisis dokumen atau studi literatur. Kegiatan ini juga bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dari kumpulan data sekunder yang diperoleh dari bahan pustaka, hasil penelitian terdahulu, maupun dokumen- dokumen dari instansi terkait.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kualitatif menggunakan metode deskriptif evaluatif meliputi analisis terhadap aktivitas pengukuran kinerja yang dilakukan oleh program m- KRPL selama ini dan hasilnya, identifikasi faktor-faktor dan pertimbangan program m-KRPL yang menjadi dasar kegiatan pengukuran kinerja itu sendiri, pendiskripsikan visi dan misi program m-KRPL berdasarkan empat perspektif pengukuran kinerja dalam Balanced Scorecard. Pendekatan kuantitatif meliputi proses pembobotan terhadap perspektif pengukuran dan indikator hasil yang telah ditetapkan dengan menggunakan metode pairid comparison . Hasil pengolah ini kemudian akan dianalisis dan disajikan dalam bentuk tabel. Dengan demikian, dapat diketahui tingkat prestasi progran m-KRPL dan menentukan upaya-upaya yang diperlukan guna perbaikan program KRPL selanjutnya.

Analisis Visi, Misi dan Tujuan ke dalam Empat Perspektif Pengukuran Kinerja Balanced Scorecard

Dalam analisis visi, misi dan tujuan kegiatan dijabarkan ke dalam masing- masing perspektif pengukuran dalam konsep Balanced Scorecard dengan menggunakan analisis kualitatif. Penjabaran dari visi, misi dan tujuan kegiatan akan menghasilkan banyak strategi untuk masing-masing perspektif pengukuran. Namun perlu ditekankan bahwa sasaran strategi yang akan digunakan dalam proses pengukuran kinerja merupakan sasaran strategi yang memiliki tingkap prioritas tinggi di antara sasaran stratgi lainnya. Hal ini bertujuan untuk memfokuskan proses pengukuran kinerja kepada sasaran-sasaran strategi utama program yang memiliki pengaruh kuat terhadap kinerja program itu snediri.

Narasumber mempunyai peran yang signifikan dalam proses ini. Untuk itu dalam penelitian ini diperlukan narasumber yang memiliki pengetahuan yang lengkap. Hal ini bertujuan agar hasil analisis kuantitatif dengan konsep Balanced Scorecard yang dilakukan terhadap visi,misi dan tujuan sesuai kondisi kegiatan,

sekaligus dapat meminimalisisr kesalahan dalam proses pengukuran program berdasarkan konsep Balanced Scorecard.

Menentukan sasaran strategi, indikator atau ukuran kinerja

Sasaran strategi merupakan kondisi ideal tertentu yang ingin diraih oleh suatu kegiatan atau perusahaan yang akan datang dengan menggunakan strategi- strategi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan berbagai pertimbangan yang ada. Sasaran strategi lebih bersifat spesifik dari visi dan misi suatu kegiatan. Kegiatan umumnya memiliki banyak sasaran strategi yang ingin dicapai untuk dapat mendukung orientasi bisnisnya yaitu keuntungan (laba). Namum kenyataannya tidak semua sasaran strategi dapat terealisasikan mengingat keterbatasan-keterbatasan seperti, sumberdaya baik alam dan manusia, dana, situasi-situasi yang menguntungkan yang biasa dihadapi suatu kegiatan.

Dari misi di atas ditentukan sasaran strategi kegiatan, selanjutnya untuk mengukur kinerja suatu kegiatan diperlukan indikator-indikator hasil yang menjadi tolak ukur untuk mengetahui keberhasilan kegiatan m-KRPL dalam merealisasikan sasaran strategi yang ada. Oleh karena itu, peneliti bersama narasumber menentukan indikator-indikator utama yang menjadi alat untuk mengevaluasi kinerja kegiatan m-KRPL secara keseluruhan. Hal ini dapat ditempuh dengan tujuan agar proses evaluasi kinerja yang dilakukan sesuai dengan kondisi nyata kegiatan sebagai obyek peneliti, berikut ini adalah ukuran strategi berdasarkan konsep Balanced Scorecard yang berasal dari berbagai sumber, yaitu:

1. Perspektif Keuangan

Penentuan strategi perspektif keuangan didahului dengan mempertimbangkan adanya tahap kebijakan kegiatan Kebijakan diterapkannya strategi pertumbuhan oleh suatu kegiatan dan dipilihnya penghematan pengeluaran rumah tangga melalui peningkatan pendapatan menjadi sasaran strategis kegiatan berkaitan dengan perspektif keuangan, maka tolak ukur untuk menilai keberhasilan kegiatan m-KRPL dalam mencapai sasaran strategisnya yaitu, penghematan pengeluaran rumah tangga dan peningkatan pendapatan dengan ukuran hasil nilai hasil yang dipanen untuk konsumsi dan jumlah penghematan perbulan.

2. Perspektif Pelanggan

Perspektif pelanggan berfokus pada bagaimana program atau kegiatan memperhatikan kebutuhan anggotanya agar tercapai, adapun yang dimaksud dengan pelanggan pada program KRPL ini adalah peserta kegiatan KRPL ataupun pembeli hasil panen kegiatan KRPL. Untuk mendapatkan ukuran hasil yang tepat bagi pelanggan, sebelumnya peserta atau anggota harus sudah ditentukan. Kelompok ukuran utama dalam perspektif pelanggan terdiri dari tingkat partisipasi masyarakat meliputi jumlah anggota RPL yang terlibat, jumlah kelompok atau organisasi yang terlibat. Ukuran perspektif pelanggan selanjutnya adalah kecepatan replikasi atau penyebaran program KRPL dan kepuasan pelanggan atau anggota KRPL didapat melalui survey kepuasan pelanggan.

3. Perspektif Proses Bisnis Internal

Untuk mendapatkan ukuran yang tepat dalam perspektif proses bisnis internal, harus diketahui terlebih dahulu mana yang paling kritikal bagi pencapaian misi program atau proses yang sangat mendukung strategi program. Dengan mengetahui setiap tahap dalam menciptakan produk dan pelayanan yang sesuai denga kebutuhan anggota, maka dapt ditentukan tema strategi yang dituju program dalam setiap prosesnya. Tolak ukur perspektif bisnis internal yang digunakan dalam menilai kinerja program KRPL ini adalah manajemen proses bisnis internal, perputaran keefektifan hasil dan ketepatan pengembangan program dengan mengetahui jumlah kerjasama atau kemitraan yang terjalin. 4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan memungkinkan program untuk menjamin adanya pembaruan kapasitas dalam jangka panjang, suatu syarat bagi kelangsungan program dimasa datang. Pada penelitian ini tolak ukur yang digunakan untuk menilai program adalah :

a. Meningkatkan komitmen dan loyalitas peserta kegiatan m-KRPL meliputi tingkat keaktifan peserta kegiatan m-KRPL, kinerja atau kontinuitas kegiatan program m-KRPL;

b. Dukungan pemerintah, dukungan pemerintah disini berupa kebijakan, anggaran belanja dan pendampingan kegiatan guna kelangsungan program KRPL ini.

Presentase Penghematan Rumah Tangga

Penghematan pengeluaran rumah tangga menjadi aspek penting dalam pengukuran kinerja program KRPL, presentase penghematan pengeluaran rumah tangga didahului dengan mencari informasi mengenai biaya pengeluaran sebelum dan sesudah mengikuti progran KRPL. Setelah diketahui biaya tersebut barulah peneliti dapat menghitung penghematan dan presentase penghematan tersebut, yaitu dengan cara biaya penghematan dibagi biaya pengeluaran sebelum mengikuti program KRP dikalikan 100 persen. Presentase penghematan rumah tangga diperlukan kerena dengan mengetahui pengematan tersebut maka hasil dari program tersebut akan diketahui apakan program KRPL bermanfaat bagi tumah tangga dan berlangsung berkelanjutan.

Metode Perbandingan Berpasangan (Paired Comparison)

Metode Paired Comparison dapat digunakan untuk mementukan bobot setiap indikator keempat perspektif Balanced Scorecard berdasarkan tingkat kepentingan organisasi terhadap masing-masing perspektif, sasaran-sasaran strategi dan ukuran strateginya. Caranya adalah dengan membandingkan sasaran strategis dengan sasaran lainnya dan membandingkan antara ukuran hasilnya.

Langkah-langkah dalam pemberian bobot bagi masing-masing perspektif, sasaran dan ukuran hasil utamanya adalah:

1. Melakukan perbandingan antara suatu elemen (perspektif, sasaran strategi dan ukuran hasil) dengan elemen lainnya yang disajikan dalam bentuk tabulasi (Tabel 3). Perbandingan dilakukan dengan memberikan nilai pada skala 1 sampai 5. Nilai 1 berarti suatu elemen dianggap tidak penting dibandingkan dengan elemen yang menjadi perbandingannya. Nilai 2 berarti suatu elemen

daianggap kurang penting jika dibandingkan dengan elemen perbandingannya. Nilai 3 berarti kedua elemen memiliki tingkat kepentingan yang sama. Nilai 4 berarti suatu elemen dianggap lebih penting dibandingkan elemen perbandingannya. Sedangkan nilai 5 berarti suatu elemen sangan penting dibandingkan dengan elemen perbandingannya. Nilai yang telah dipertimbangkan, kemudian diisikan pada sel Aij. Perbandingan antara dua unsur elemen yang sama tidak diberi nilai. Untuk sasaran yang hanya memiliki satu ukuran, maka bobot dari ukuran tersebut disamakan dengan bobot dari sasarannya.

2. Memberikan nilai kebalikan dari perbandingan pada langkah satu untuk mengisi selAij, misal nilai 2 untuk kebalikan dari nilai 4.

3. Menjumlahkan masing-masing nilai unsur elemen tiap baris dan tiap kolom, kemudian menjumlahkan hasilnya.

4. Melakukan perhitungan bobot untuk masing-masing elemen dengan jumlah total nilai dikalikan 100 persen

Tabel 3 Matrik perbandingan berpasangan Perspektif/Sasaran Strategi/Ukuran Hasil A1 A2 A3 ... Aj ∑ Bobot A1 A2 A3 ... Ai TOTAL

Sumber : Kinner and Taylor 1996

Perhitungan nilai bobot dalam elemen Balanced Scorecard Bobot Ai = (∑ Ai / ∑ Aij ) x 100%

Setelah memperoleh hasil pembobotan untuk masing-masing elemen, barulah dapat dilakukan kinerja dengan Balanced Scorecard. Pengukuran dilakukan dengan menghitung tingkat pencapaian ukuran hasil manajemen perusahaan selama periode yang dikaji dalam penelitian dengan target yang telah ditetepkan oleh pihak manajemen kegiatan.

GAMBARAN UMUM

Dokumen terkait