• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian pembudidaya rumput laut Gracillaria sp di wilayah perairan pantai utara Pulau Jawa dilakukan di dua Provinsi yaitu Jawa Barat dan Jawa Tengah. Provinsi Jawa Barat sentra budidaya rumput laut Gracillaria sp di Kabupaten Bekasi, sedangkan Provinsi Jawa Tengah sentra budidaya rumput laut Gracillaria sp di Kabupaten Brebes. Bekasi dan Brebes menjadi lokasi penelitian yang terpilih.

Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat

Bekasi merupakan salah satu dari Kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Secara geografi Kabupaten Bekasi berada pada posisi 106⁰58‟ 5‟‟ - 107⁰17‟ 45‟‟ bujur timur dan 05⁰54‟ 50‟‟ - 06⁰29‟ 15‟‟ lintang selatan. Sebelah Utara Kabupaten Bekasi berbatasan dengan Laut Jawa dan sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor. Sebelah Barat Kabupaten Bekasi berbatasan dengan DKI Jakarta, sedangkan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Karawang (http://bekasikota.bps.go.id).

Kabupaten Bekasi memiliki ketinggian 19 m diatas permukaan laut. Letak Kota Bekasi yang sangat strategis merupakan keuntungan bagi Kota Bekasi terutama dari segi komunikasi dan perhubungan. Kemudahan dan kelengkapan sarana dan prasarana transportasi di Kota Bekasi menjadikan Kota Bekasi menjadi salah satu daerah penyeimbang DKI Jakarta.

Sepanjang tahun 2009 keadaan iklim di Kota Bekasi cenderung panas, curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari dan Februari. yaitu masing-masing tercatat 311 mm dan 302 mm dengan jumlah hari hujan masing-masing 10 hari. Sedangkan jumlah curah hujan terendah terjadi pada bulan Juli sebesar 0 mm, dengan kata lain tidak ada hari hujan sama sekali. Total curah hujan yang tercatat sepanjang tahun 2009 adalah 1.518 mm.

Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah

Kabupaten Brebes merupakan salah satu Kabupaten di Provnsi Jawa Tengah. Kabupaten Brebes terletak di bagian utara dan wilayahnya terletak pada posisi paling barat di Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis Kabupaten Brebes terletak diantara 108⁰41⁰37‟7‟‟ - 109⁰11 28,92‟‟ bujur timur dan 6⁰44⁰56‟5‟‟ - 7⁰ 20 51,48‟‟ lintang selatan.

Sebelah barat Kabupaten Brebes berbatasan dengan Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat dan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Tegal dan Kota Tegal. Sebelah Utara Kabupaten Brebes berbatasan dengan Laut Jawa dan sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Cilacap. Ibu kota Kabupaten Brebes berada pada ketinggian 3 meter dari permukaan air laut.

Luas lahan Kabupaten Brebes sebesar 166.117 hektar yang terdiri dari dataran rendah, dataran tinggi dan pegunungan serta perbukitan. Lahan yang paling terluas adalah tanah sawah sebesar 63.471 hektar sedangkan luas lahan yang paling terkecil adalah tambak besar 7.646 hektar. Jenis tanah Kabupaten Brebes sebagian besar alluvial kelabu sebanyak 42.426 hektar yang digunakan untuk perikanan, pertanian, perkebunan dan lain-lain.

Jumlah penduduk pada Tahun 2010 sebanyak 1.736.331 orang yang terdiri dari 873.794 laki-laki dan 862.537 perempuan. Komposisi penduduk menunjukkan piramida dengan penduduk usia muda lebih besar dibandingkan usia tua. Tingkat pendidikan penduduknya sangat beragam.

Kabupaten Brebes memiliki potensi perikanan laut dan perikanan air payau yang terpusat di Kecamatan Brebes, Wanasari, Bulakamba, Tanjut dan Losari. Perikanan laut yang paling berkembang adalah kegiatan penangkapan dibandingkan budidaya laut. Perikanan air payau berbentuk usaha budidaya tambak diusahakan pada tambak seluas 12.748,16 hektar berada disepanjang Pantai Utara (Pantura).

Usaha budidaya tambak Kabupaten Brebes diusahakan secara polikultur dengan komoditas rumput laut, ikan bandeng dan udang. Pada Tahun 2010 komoditas rumput laut menjadi komoditas andalan para pembudidaya dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya. Luas tambak Kabupaten Brebes paling terluas di Kecamatan Brebes sebesar 3.874,92 hektar dibandingkan Kecamatan-Kecamatan lainnya.

Kelembagaan Penyuluhan

Kelembagaan Penyuluhan Bekasi, Provinsi Jawa Barat

Kelembagaan penyuluhan di tingkat Kabupaten Bekasi adalah BP4K KP (Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Kehutanan dan Ketahanan Pangan). Penyuluh BP4K KP bertanggung jawab kepada Bupati Bekasi. Pemerintah pusat memberikan biaya opersional penyuluh (BOP) untuk pembiayaan kegiatan operasional harian penyuluh. BP4K KP memiliki jumlah penyuluh sebanyak 79 PPL status pegawai negeri sipil (PNS), tenaga THLTBPP (Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian) sebanyak 53 orang, dan tenaga THLTBPP P2BN (Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian Peningkatan Produksi Beras Nasional) sebanyak 22 orang. Seluruhnya jumlah tenaga penyuluhan sebanyak 154 orang. Tenaga THLTBPP direkrut berdasarkan SK Gubernur. Tenaga THLTBPP P2BN direkrut berdasarkan keputusan Kementrian Pertanian. Tenaga THLTBPP dan THLTBPP P2BN bekerja secara kontrak selama satu tahun sesuai keputusan pejabat yang berwenang.

Kelembagaan penyuluhan kecamatan adalah BP3K (Balai Penyuluhan Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan). Jumlah BP3K bekasi sebanyak 23. Masing-masing kecamatan terdapat satu BP3K. BP3K yang berada di wilayah perikanan adalah Kecamatan Babelan, Tarumajaya, dan Muaragembong. Jumlah penyuluh yang membina wilayah perikanan sebanyak 22 orang yang terdiri dari penyuluh PNS, THL TBPP, dan THLTBPP P2BN.

Kelembagaan BP3K atau BPP (Balai Penyuluh Pertanian) yang berada di tiga wilayah/desa perikanan polikultur rumput laut dengan perikanan adalah sebagai berikut :

(1) BP3K KT Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi

Lembaga penyuluhan BP3K KT Babelan Bekasi terdapat sembilan orang penyuluh yang terdiri atas 4 orang penyuluh PNS dan 5 orang THL TBPP dan THL P2BN.

Penyuluh BP3K KT menangani 9 Desa yang masing-masing desa dibina oleh satu orang penyuluh. Kecamatan Babelan terdapat satu desa perikanan yaitu

Huripjaya yang terdapat 700,51 hektar tambak. Penduduk Desa Huripjaya adalah pembudidaya perikanan dan pembudidaya polikultur ikan dengan rumput laut.

Kelompok pembudidaya rumput laut Gracillaria sp Desa Huripjaya ada 4 yaitu : (1) Minakarya dengan jumlah anggota 25 orang, (2) Karyabersama dengan jumlah anggota 45 orang, (3) Gracillaria BTT (Bina Tani Tambak) dengan jumlah anggota 40 orang, (4) Gracillaria dengan jumlah anggota 20 orang. Jumlah kelompok pembudidaya yang besar tersebut merupakan bentukan dari atas yang tujuannya adalah memudahkan dan melancarkan aparat mengucurkan program pada sasarannya. Penyuluh merasakan kesulitan melakukan pembinaan kelompok karena penguasaan pengetahuan dan kemampuan budidaya rumput laut pembudidaya jauh lebih maju dibandingkan penyuluh. Ketika penyuluh beranjangsana pada pembudidaya dengan tanpa didukung sarana maka sulit mendapatkan respon pembudidaya. Biasanya pembudidaya selalu menanyakan program bantuan dari setiap kehadiaran/kedatangan penyuluh.

Penyuluh tidak intensif melakukan pembinaan kemampuan pembudidaya perikanan polikultur disebabkan beberapa alasan yaitu : (1) penyuluh tidak memiliki kompetensi budidaya perikanan polikultur; (2) penyuluh tidak pernah dilibatkan dalam setiap pelatihan budidaya rumput laut polikultur yang diadakan oleh lembaga terkait. Pelatihan hanya ditujukan untuk beberapa pembudidaya. Penyuluh yang kurang mendapat pelatihan akan merasakan keterbatasan dalam membimbing pembudidaya. Kemajuan pembudidaya tidak dapat diikuti oleh kemampuan belajar penyuluh menguasai teknik budidaya rumput laut; (3) penyuluh tidak memiliki latar belakang pendidikan perikanan polikulutr, dan tidak dimilikinya dalam hal pengalaman budidaya rumput laut polikultur serta fasilitas penunjang menyebabkan penyuluh kesulitan mendampingi pembudidaya rumput laut polikultur; (4) program pengembangan rumput laut biasanya ditangani oleh Dinas Perikanan dan Kelautan. Kegiatan sosialisasi dan pelaksanaan program pengembangan untuk pembudidaya tidak dilakukan koordinasi dengan penyuluh sehingga penyuluh tidak mengetahui program-program pembangunan untuk pembudidaya. Sebagian besar penyuluh senior Kecamatan Babelan berpendapat keberadaan penyuluh kurang dipertimbangkan untuk memperkuat pembinaan pembudidaya.

(2) BP3K Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi

Kecamatan Tarumajaya memiliki empat desa perikanan dari delapan desa. Desa perikanan yaitu Segara Makmur, Pantai Makmur, Segarajaya, dan Samuderajaya. Jumlah tambak seluruhnya adalah 494 hektar. Penyuluh yang menangani delapan wilayah/desa se-Kecamatan Tarumajaya berjumlah enam orang penyuluh terdiri atas : (1) tiga orang penyuluh PNS, (2) tiga orang THLTBPP.

Kelompok pembudidaya rumput laut polikultur Kecamatan Tarumajaya hanya ada satu kelompok yang bernama KBTU (Kelompok Bina Tambak Udang). Kelompok tersebut pernah memenangkan perlombaan sebagai kelompok pembudidaya terbaik tingkat nasional dalam membudidayakan rumput laut. Penyuluh tidak melakukan penyuluhan pada pembudidaya karena : (1) bidang yang dikuasainya adalah pertanian. Pangan menjadi focus penyuluhan, (2) medan yang ditemput penyuluh sangat jauh, (3) penyuluh ditempatkan posisinya sebagai undangan dalam kegiatan pelatihan yang diselenggarakan aparat.

(3) BP3K Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi

Lembaga penyuluhan BP3K Muaragembong Bekasi terdapat tujuh orang penyuluh yang terdiri atas 3 orang penyuluh PNS dan 4 orang THL P2BN yang diangkat berdasarkan keputusan Gubernur.

Penyuluh BPP Kecamatan Muaragembong menangani 6 Desa yang masing- masing desa dibina oleh satu orang penyuluh/tenaga bantu. Kecamatan Muaragembong terdapat dua desa perikanan yaitu (1) Desa Pantai Sederhana yang terdapat 1168 hektar tambak, (2) Desa Pantai Mekar yang terdapat tambak seluas 972 hektar, (3) Kampung Muara Bungin Desa Pantai Bakti. Pembudidaya yang mengusahakan Rumput laut Gracillaria sp secara polikultur hingga saat ini berada di dua desa yaitu Pantai Sederhana dan Pantai Mekar. Penduduk Desa Pantai Sederhana dan Pantai Mekar adalah pembudidaya perikanan dan pembudidaya polikultur ikan dengan rumput laut. Ada satu kampung yang kini sudah tidak berproduksi rumput laut Gracillaria sp baik secara polikultur maupun monokultur yaitu Desa Pantai Bakti. Sentra rumput laut polikultur Desa Pantai Bakti berada di Kampung Bungin. Desa Pantai Bakti merupakan desa mengembangkan rumput laut Gracillaria sp namum menurut penyuluh setempat bahwa sejak Tahun 2007

produksi rumput laut mulai menurun hingga kini sudah tidak berproduksi. Penyuluh berpendapat adanya permasalahan kondisi perairan yang tidak baik yaitu keruh, berlumpur, tercemar, ombak besar menyebabkan rumput laut tidak berkembang dengan baik.

Kegiatan pengembangan budidaya rumput laut polikultur Tahun 2011 – 2012 mengupayakan mengembangkan Desa Pantai Bahagia dan Harapanjaya untuk meningkatkan jumlah dan produksi rumput laut Muaragembong. Direncanakan melibatkan pembudidaya perikanan untuk melakukan studi banding di luar provinsi. Menurut penyuluh, rumput laut memiliki kandungan agar yang cukup baik dan diminati konsumen.

Penyuluh senior Muaragembong tidak dapat memberikan penyuluhan budidaya perikanan polikultur disebabkan beberapa alasan yaitu : (1) tidak pernah mendapatkan pelatihan budidaya polikultur rumput laut dengan perikanan; (2) penyuluh tidak pernah mendapat program pengembangan budidaya rumput laut dari atasan, 3) tidak memiliki latar belakang pendidikan perikanan. Latarbelakang kompetensinya adalah sebagai penyuluh pertanian, (4) bila ada program pengembangan rumput laut biasanya ditangai oleh pihak aparat pemerintah. Kedudukan penyuluh pada saat sosialisasi kegiatan dan pembinaan hanya sebagai tamu yang diundang.

Ada dua orang THL P2BN yang memiliki latarbelakang pendidikan perikanan dan putra daerah sehingga menguntungkan dalam pembinaan dan fasilitasi kegiatan. Ketua BPP mengarahkan THLP2BN untuk terus belajar otodidak dari lingkungan sekitarnya agar dapat memfasilitasi dan memecahkan permasalahan pembudidaya.

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Bekasi

Pembinaan masyarakat perikanan Bekasi dibina oleh Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan. Di tingkat kecamatan terdapat Petugas lapangan yang melayani masalah teknis. Petugas tersebut merupakan pejabat dinas yang berada di kecamatan yaitu lembaga UPTD (Unit Pelayanan Teknis Daerah). UPTD dikepalai oleh satu orang dan satu staf yang melayani 5 kecamatan. Terdapat 2 UPTD yang menangani perikanan yaitu UPTD wilayah 1 dan UPTD wilayah 4.

Tenaga PPTK yang membantu Dinas peternakan, perikanan dan kelauatan Bekasi sebanyak 6 orang. Tiga orang PPTK bertugas mendampingi bidang Perikanan Budidaya dan 3 orang bertugas di bidang perikanan tangkap. Tenaga PPTK bekerja secara kontrak selama satu tahun atas keputusan BPSDM di tingkat pusat Tahun 2012. Berdasarkan surat tugas yang buat Dinas PPK, PPTK bekerja membantu Dinas peternakan, perikanan dan kelauatan Bekasi yang terkait dengan program/proyek PUM (Penguatan Usaha Mina Pedesaan). Tenaga THL TBPP maupun THLTBPP P2BN bekerja membantu dinas dalam upaya meningkatkan kemampuan masyarakat, meningkatkan produktivitas perikanan melalui kelompok- kelompok perikanan. Berdasarkan informasi salah satu PPTK bahwa pembudidaya perikanan polikultur rumput laut tidak menjadi bagian sasaran program PUM pada Tahun 2011 - 2012.

Kelembagaan Penyuluhan Brebes

Kelembagaan penyuluh Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah adalah Badan Pelaksana Penyuluhan (Bapelluh) yang menyelenggarakan pengembangan sumberdaya manusia tenaga penyuluh PNS, pelaku usaha dan pelaku utama penyuluhan Pertanian, Peternakan dan Perikanan, serta berfungsi mengkoordinasikan kegiatan dengan Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan secara bersama-sama menyukseskan tugas penyuluhan.

Bapelluh dibentuk atas dasar : (1) amanah UUSP3K No. 16 Tahun 2006 tentang pembentukan kelembagaan penyuluhan di tingkat Kabupaten, (2) Peraturan Gubernur. Pendirian Bapelluh di Brebes belum diperkuat dengan peraturan daerah (perda) sehingga konsekuensinya adalah (1) Bapelluh secara kelembagaan tidak memiliki otonomi untuk menyelenggarakan kegiatan sendiri, (2) tidak memiliki anggaran sendiri sehingga kegiatannya harus menginduk pada pemerintah pusat, (3) penyuluh merupakan kelompok jabatan fungsional tidak berinduk ke Bapelluh tetapi bekerja dibawah struktur Dinas.

Sumberdaya Bapelluh adalah penyuluh yang bertugas sebagai koordinator penyuluh dari masing-masing sektor pertanian, peternakan, perikanan dan kelautan. Bapelluh membidangi tiga macam bidang yaitu : (1) Pertanian, (2) Perikanan dan Kelautan, (3) Kehutanan. Bapelluh menyelenggarakan pelatihan untuk penyuluh,

Menurut salah satu pegawai Bapelluh bahwa Bapelluh pada saat ini hanya memiliki kegiatan bidang pertanian yaitu FEATI.

Kabupaten Brebes terdiri atas 17 Kecamatan dengan program utama adalah pertanian. Tidak semua Kecamatan memiliki Kantor BPP (Balai penyuluh pertanian). Jumlah BPP se-Kabupaten Brebes sebanyak 12 buah sehingga ada satu BPP menangani beberapa Kecamatan.

Jumlah penyuluh pertanian Kabupaten Brebes terdiri atas 66 orang penyuluh PNS, 92 Tenaga harian lepas. Jumlah penyuluh Perikanan dan Kelautan Kabupaten Brebes terdiri atas 20 orang penyuluh PNS dan dua orang tenaga harian lepas. Jumlah penyuluh kehutanan sebanyak 27 orang. Masing-masing penyuluh tersebut dalam menjalankan tugasnya sesuai sektor masing-masing. Tugas-tugas teknis, administrasi dan kegiatan penyuluh berpusat di Dinas masing-masing penyuluh. Penyuluh di masing-masing sector diberikan pelatihan, difasilitasi anggaran, dan gaji. Sedangkan angaran BOP (Bantuan Operasional Penyuluhan) diberikan dari pemerintah pusat melalui Bakorluh dan turun ke lembaga Bapelluh.

Kelembagaan Penyuluhan Kecamatan Brebes

Penyuluh Kecamatan Brebes memiliki kantor BPP yang masih gabung dengan BPP Kecamatan Wanasari. Penyuluh kecamatan Brebes terdiri atas : (1) empat orang penyuluh PNS Perikanan dan Kelautan, (2) penyuluh pertanian sebanyak tujuh orang penyuluh PNS dan tiga orang penyuluh kontrak (tenaga bantu harian), (3) dua orang penyuluh kehutanan lapang, (4) satu orang penyuluh PHP. Total penyuluh PNS sebanyak 10 orang yang berkantor di Kecamatan dan lima orang penyuluh berstatus koordinator merangkap kerja dan berkantor di Bapelluh. Koordinator penyuluh datang ke Bapelluh umumnya satu kali dalam seminggu.

Seorang koordinator penyuluh memiliki tugas ganda. Sebagian waktu kerjanya terbagi menjadi tiga bagian yaitu : (1) berada di Bapelluh dengan intensitas satu kali datang per dua minggu, (2) berada di Dinas Perikanan dan Kelautan dan (3) sebagian waktu lagi berada di Kecamatan. Seluruh penyuluh baik perikanan, peternakan, perikanan dan kelautan berkantor di Dinas masing dan setiap harinya berkantor di Kecamatan Brebes. Keberadaan penyuluh di Kecamatan adalah suatu kebijakan pemerintah daerah atas keterbatasan fasilitas gedung BPP.

Selama pembangunan kantor BPP belum selesai maka penyuluh berkantor di Kecamatan Brebes.

Selain penyuluh lapang, Kecamatan Brebes memiliki tenaga kontrak yang direkrut berdasarkan keputusan Dinas dan keputusan Kementrian Kelautan dan Perikanan. Tenaga Kontrak Kelautan dan Perikanan berjumlah tujuh orang menangani program PUMP yang melingkupi bidang pengolahan, budidaya, tangkap dan pugar (pengembangan usaha garam rakyat).

Menurut beberapa penyuluh program pemerintah Kabupaten Brebes dalam menjalankan pengembangan masyarakat selalu melibatkan penyuluh bersama pembudidaya karena dapat memudahkan proses penyuluhan. Dalam hal ini Dinas menempatkan penyuluh sebagai pembimbing masyarakat. Oleh karena itu dalam setiap kegiatan pembinaan masyarakat selalu melibatkan penyuluh karena penyuluh dianggap petugas yang lebih dekat dan mampu berkomunikasi dengan pembudidaya.

Wilayah kerja penyuluh kecamatan Brebes terdiri atas lima kelurahan dan 18 desa. Wilayah Perikanan terdiri atas dua kelurahan dan lima desa. Kelurahan yang memiliki tambak yaitu Limbangan kulon dan Limbangan wetan. Wilayah desa yang memiliki tambak adalah (1) Desa Kedunguter, (2) Kaliwingi, (3) Pagejuban, (4) Randusanga Wetan dan (5) Randusanga Kulon.

Dinas Perikanan dan Kelautan Brebes

Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Brebes memiliki perhatian yang tinggi pada pengembangan budidaya air payau khususnya rumput laut jenis Gracillaria sp. Sejalan dengan pencanangan Kabupaten Brebes sebagai Kampung Rumput Laut Jawa Tengah, Dinas Perikanan dan Kelautan merencanakan mencapai target peningkatan produksi budidaya nasional tahun 2014 sebesar 353%, untuk itu Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Brebes terpacu melakukan pengembangan budidaya rumput laut secara optimal. Adanya dukungan potensi sumberdaya alam yang cukup tinggi maka target tersebut optimis dicapai.

Ada beberapa komoditas yang telah dikembangkan diantaranya Bandeng, Udang dan Rumput Laut. Dari ketiga komoditas yang akan dikembangkan, Komoditas Rumput Laut merupakan salah satu yang dikembangkan secara

maksimal. Jenis rumput laut yang dikembangkan adalah jenis Gracillaria sp. Selain menguntungkan, budidaya rumput laut di tambak memiliki dampak yang menguntungkan bagi pembudidaya. Rumput Laut Gracillaria sp dapat berfungsi sebagai biofilter terhadap unsur-unsur hara yang merugikan, sehingga tingkat kesuburan lahan tambak akan meningkat. Selain rumput laut, beberapa komoditas baru yang akan dikembangkan di lahan tambak diantaranya Patin, Nila, Tawes dan Kekerangan.

Dinas Perikanan dan Kelautan telah mengenalkan budidaya polikultur pada masyarakat sejak Tahun 2004. Ketika program pengembangan rumput laut menemui kendala produksi, kurang diminati masyarakat dan kesulitan pemasaran, selanjutnya salah seorang petugas Dinas Perikanan dan Kelautan secara pribadi melanjutkan kegiatan pengembangan tersebut. Kini rumput laut telah membudidaya di masyarakat dan mengalami peningkatan produksi. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 31.

Tabel 31. Produksi dan Nilai Produksi Rumput Laut Gracillaria sp

Rumput laut Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011

Produksi (ton) 4.830 8.314 31.493,14

Nilai Produksi (Rp.) 2.415.102.000 4.067.327.500 31.493.140.000 Sumber Data : Dislutkan Kab. Brebes 2009, 2010 dan 2011

Program Pengembangan Rumput Laut Kabupaten Brebes

Kabupaten memiliki potensi tambak sekitar 4,350 hektar dan pengembangannya baru mencapai 30 persen. Hasil studi kelayakan Kab. Brebes telah ditetapkan sebagai Kabupaten Minapolitan berbasis Komoditas Rumput Laut melalui SK Menteri Kelautan Nomor 32 / MEN / 2010 tentang Penetapan Kawasan Minapolitan.

Kebijakan Dinas Perikanan dan Kelautan dalam mengembangkan budidaya rumput laut adalah : (1) Ekstensifikasi yaitu : (a) membuka lahan budidaya baru dilokasi-lokasi yang diidentifikasi dapat dikembangkan rumput laut, seperti tambak-tambak di Kecamatan Losari dan sekitarnya, (b) optimalisasi usaha budidaya yang telah dilaksanakan akan lebih dioptimalkan agar hasil dapat ditingkatkan. (2) Rehabilitasi yaitu (a) upaya penciptaan kebun bibit yang

representatif diharapkan dapat memperbaiki mutu bibit sehingga hasil produksi lebih optimal. (b) upaya memperbaiki mutu bibit dengan memperbaharui bibit juga telah mulai dilaksanakan melalui uji lapang bibit baru hasil kultur jaringan kerjasama dengan Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau (BRPBAP) Maros, Sulawesi Selatan. (3) Diversifikasi melalui upaya mengembangkan pengolahan produk rumput laut menjadi produk setengah jadi seperti produksi agar-agar kertas untuk meningkatkan nilai jual produk rumput laut. (4) Perbaikan Sarana Prasarana seperti (a) pembangunan tempat penjemuran, (b) perbaikan jalan produksi, (c) pembangunan gudang.

Program/kegiatan pengembangan Minapolitan Rumput Laut di Kabupaten Brebes sebagai berikut :

(1) Tahun 2004-2009 melakukan Pengembangan Budidaya Rumput Laut (2) Tahun 2010

(a) Kegiatan Kewirausahaan Budidaya

(b) Studi Pemetaan Kawasan Budidaya dan Program Minapolitan

(c) Bantuan Sosial Gubernur Jateng untuk dua Kelompok guna Pengadaan Sarana dan Prasarana Budidaya Rumput Laut

(3) Tahun 2011 :

(a) Ekstensifikasi Budidaya Rumput Laut

(b) Peningkatan Infrastruktur Budidaya Tambak Rumput Laut

(c) IPTEKMAS (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk Masyarakat) Budidaya Rumput Laut ( Kerjasama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan - BALITBANG - KP )

(d) Pengembangan Kebun Bibit Rumput Laut (e) Kegiatan Budidaya Rumput Laut dua paket

(f) Fasilitasi Bank Indonesia (BI) melalui Pengembangan Klaster Rumput Laut berupa : FGD dan Pelatihan Budidaya Rumput Laut

(g) Pengembangan SDM Pembudidaya Rumput Laut

(h) Program Minapolitan Usaha Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (i) Bantuan Excavator untuk Peningkatan Infrastruktur Budidaya

(j) Penyusunan DE Saluran Tambak (k) Perbaikan Jembatan Produksi Tambak

(4) Tahun 2012 :

(a) Kegiatan Pengembangan Kawasan Budidaya Air Payau (b) Bantuan Bibit Rumput Laut

(c) Program Pengembangan Usaha Mina Pedesaan / PUMP

(d) Refine IPTEKMAS Budidaya Rumput Laut ( BALITBANG – KP)

Sejarah Pengembangan Rumput Laut Bekasi Provinsi Jawa Barat

Beberapa sumber informasi di lokasi penelitian mengatakan bahwa pada awal dikenalnya rumput laut Gracillaria sp di daerah Bekasi pada Tahun 2000 adalah adanya minat beberapa pemuda Kampung Sembilangan Desa Huripjaya Kecamatan Babelan terhadap budidaya rumput laut Gracillaria sp yang sedang diujicobakan rumput laut Gracillaria sp di tambak milik orang tuanya dan kerabatnya oleh salah seorang dari perusahaan PT Legina Lestari. PT Legina Lestari merupakan perusahaan yang mengadakan bahan baku rumput laut untuk Pabrik PT Agarindo Bogatama. Menurut pembudidaya bahwa rumput laut yang diuji coba adalah rumput laut jenis Gracillaria sp dari laut terdekat dibudidayakan di tambak.

Keinginan yang kuat pemuda untuk mengetahui teknik budidaya rumput laut, mengantarkan beberapa pemuda untuk belajar secara serius pada narasumber dari perusahaan tersebut. Pada Tahun 2001 tiga pemuda mendapat pelatihan di Jelambar Jakarta selama satu hari dan di Cipanas Jawa barat selama satu minggu. Mereka yang belajar budidaya rumput laut Gracillaria sp adalah Waji, Oci dan Muksin. Materi yang diperoleh cukup lengkap dan mendalam yaitu dari materi dari tebar bibit hingga tahap pascapanen yaitu packing. Kemudian dilanjutkan belajar dengan metode studi banding di Garut dan Pangandaran Provinsi Jawa Barat. Setelah memiliki bekal pengetahuan yang cukup dan mendapat pembinaan penanaman dan pemeliharaan rumput laut maka pemuda tersebut mulai melakukan pengembangan rumput laut di desanya.

Pengembangan rumput laut dilakukan melalui pembinaan kelompok yaitu KBTT UB (Kelompok Bina Tani Tambak Udang Bandeng) dan Gracillaria. Puncak kesuksesan pengembangan rumput laut adalah ketika pada Tahun 2004 mengikuti

lomba kelompok petani tambak mendapat juara kesatu. Selanjutnya pada Tahun 2005 melakukan pemekaran kelompok menjadi beberapa kelompok dikarenakan anggotanya sangat banyak. Pada waktu mengikuti perlombaan pada saat itu menjadi juara kedua. Juara kesatunya pada waktu itu diraih oleh kelompok petani tambak Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah.

Dokumen terkait