• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Penelitian

Kelurahan Kedung Badak

Kelurahan Kedung Badak terletak di Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 200 Ha. Menurut batas wilayahnya, sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Sukaresmi, sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Kedung Halang dan Kelurahan Cibuluh, sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Kebon Pedes dan Kelurahan Tanah Sareal, dan sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Kedung Jaya. Keadaan penduduk Kelurahan Kedung Badak pada akhir Bulan Januari tahun 2008 sebanyak 28.710 jiwa yang tersebar dalam pembagian wilayah di 100 RT dan 14 RW. Sebagian besar penduduk beragama Islam (76.8%). Pada umumnya mata pencaharian penduduk Kelurahan Kedung Badak adalah buruh, pegawai negeri, pedagang, TNI/Polri, sopir, pengusaha, tukang kayu, montir, pengrajin, penjahit, tukang becak, dokter, dan peternak. Sebaran penduduk menurut tingkat pendidikannya adalah tamat SD (15.8%), SLTP (15.6%), SLTA (23.4%), lainnya belum sekolah, tidak tamat SD, Diploma (D1-D3), dan Sarjana (S1-S3). Komposisi penduduk Kelurahan Kedung Badak berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Gambar 3.

3457 3038 2892 2935 2560 2260 2503 1219 2761 1475 1237 1239 660 465 0 1000 2000 3000 4000 0-4 10-14 thn 20-24 30-34 40-44 50-54 60-64

Sumber: Data Monografi Kelurahan Kedung Badak Tahun 2008

Gambar 3 Komposisi penduduk Kelurahan Kedung Badak Kelurahan Kencana

Kelurahan Kencana terletak di Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 227,727 Ha, ketinggian tanah 350 m diatas permukaan laut, suhu udara rata-rata 21-32oC, dan curah hujan 4000 mm/thn. Menurut batas wilayahnya, sebelah utara berbatasan dengan Desa waringin

Jaya, sebelah timur berbatasan dengan Desa Cilebut Barat, sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Sukadamai, dan sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Mekarwangi. Keadaan penduduk Kelurahan Kencana pada akhir bulan Januari 2008 sebanyak 10.635 jiwa yang tersebar dalam pembagian wilayah di 45 RT dan 9 RW. Sebagian besar penduduk beragama islam (95.3%). Pada umumnya mata pencaharian penduduk Kelurahan Kencana adalah pedagang, pegawai negeri sipil, TNI/Polri, karyawan swasta, petani, buruh tani, pertukangan, dan pensiunan. Sebaran penduduk menurut tingkat pendidikannya adalah tamat SD (1.6%), SLTP (20.3%), SLTA (15%), lainnya tidak tamat SD, Diploma (D1-D3), dan Sarjana (S1-S3). Komposisi penduduk Kelurahan Kencana berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Gambar 4.

1627 1213 1038 892 994 1005 1006 732 541 545 382 234 200 226 0 500 1000 1500 2000 0-4 10-14 thn 20-24 30-34 40-44 50-54 60-64

Sumber: Data Monografi Kelurahan Kencana Tahun 2008 Gambar 4 Komposisi Penduduk Kelurahan Kencana Kelurahan Kedung Waringin

Kelurahan Kedung Waringin terletak di Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 151,352 Ha. Menurut batas wilayahnya, sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Cibadak, sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Kedung Jaya, sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Menteng, dan sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Curug dan Cilendek Timur. Keadaan penduduk Kelurahan Kedung Waringin pada akhir Bulan Januari tahun 2008 sebanyak 22.237 jiwa yang tersebar dalam pembagian wilayah di 60 RT dan 12 RW. Keberadaan pendidikan di Kelurahan Kedung Waringin sudah cukup memadai, hal tersebut dapat dilihat dari data pendidikan dan sarana pendidikan yang ada. Demikian juga tentang sosial budaya dan kesehatan. Sarana pendidikan yang terdapat di wilayah tersebut sebanyak 11 buah, yaitu TK (3 buah), SD (4 buah), SLTP (3 buah), dan SLTA (1 buah). Sedangkan sarana kesehatan yang terdapat di Kelurahan Kedung Waringin sebanyak 23 unit, yaitu Poliklinik (2 unit), Apotik (3 unit), Posyandu (14 unit), dan dokter praktek (4 unit).

31

Perekonomian masyarakat Kelurahan Kedung Waringin bila dilihat dari struktur penduduk menurut mata pencaharian tercatat paling besar jumlahnya adalah sebagai buruh, selebihnya sebagai pegawai negeri dan karyawan swasta. Komposisi penduduk Kelurahan Kedung Waringin berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Gambar 5.

2086 1858 1695 1692 1791 1585 1753 1437 1651 1470 1429 1271 1459 1060 0 500 1000 1500 2000 2500 0-4 10-14 thn 20-24 30-34 40-44 50-54 60-64

Sumber: Data Monografi Kelurahan Kedung Waringin Tahun 2008 Gambar 5 Komposisi Penduduk Kelurahan Kedung Waringin

Karakteristik Contoh Usia dan Jenis Kelamin

Nasoetion dan Wirakusumah (1991) mengelompokkan lanjut usia menjadi dua kelompok, yaitu “usia lanjut dini” yang berkisar antara 60-70 tahun dan “usia lanjut” yang berkisar lebih dari 70 tahun. Pada Gambar 6 dapat dilihat bahwa sebagian besar contoh (78.1%) berusia antara 60-70 tahun dan sebagian kecil (21.9%) berusia lebih dari 70 tahun. Berdasarkan jenis kelamin, 50.5% contoh berjenis kelamin laki-laki dan sisanya sebanyak 49.5% contoh berjenis kelamin perempuan.

78% 22%

60 - 70 >70

Gambar 6 Sebaran contoh berdasarkan usia

Kotler (2002) menyatakan bahwa usia merupakan faktor yang dapat mempengaruhi persepsi seseorang dalam pembuatan keputusan untuk menerima segala sesuatu yang baru seperti barang dan jasa. Seorang yang

berumur relatif muda akan relatif lebih cepat dalam menerima sesuatu yang baru. Menurut Schiffman dan Kanuk (1994), jenis kelamin telah menjadi dasar segmentasi pasar yang digunakan pada berbagai produk karena pada setiap masyarakat sangat umum sekali untuk menemukan sesuatu produk yang khusus diasosiasikan pada jenis kelamin tertentu.

Pendidikan

Menurut Sumarwan (2004), tingkat pendidikan akan mempengaruhi proses keputusan dan pola konsumsi seseorang. Konsumen yang memiliki pendidikan yang lebih baik akan sangat responsif terhadap informasi yang diterimanya. Pendidikan juga dapat mempengaruhi konsumen dalam pilihan produk atau merek. Perbedaan pendidikan akan menyebabkan perbedaan selera konsumen. Sebaran contoh berdasarkan tingkat pendidikan akhir yang telah ditempuhnya dapat dilihat pada Tabel 1

Tabel 1 sebaran contoh berdasarkan tingkat pendidikan akhir

No. Pendidikan Akihir n %

1. Tidak Sekolah 2 1.9 2. Tamat SD 26 24.8 3. Tamat SMP 14 13.3 4. Tamat SMA/SMEA 38 36.2 5. Diploma 9 8.6 6. Sarjana 16 15.2 Total 105 100.0

Tingkat pendidikan akhir yang ditempuh oleh contoh tersebar pada tingkat SD, SMP, SMA, Diploma, dan Sarjana. Proporsi contoh terbesar berpendidikan akhir tamat SMA/SMEA (36.2%) dan diikuti oleh tingkat pendidikan akhir tamat SD (24.8%). Hanya sebagian kecil contoh memiliki tingkat pendidikan akhir tamat SMP, Diploma, dan Sarjana (13.3%, 8.6%, dan 15.2%). Selain itu, terdapat pula sebagian kecil contoh (2.0%) yang tidak pernah mendapatkan pendidikan formal. Pekerjaan

Pendidikan dan pekerjaan adalah dua karakteristik konsumen yang saling berhubungan. Pendidikan akan menentukan jenis pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang konsumen. Selanjutnya, profesi dan pekerjaan seseorang akan mempengaruhi pendapatan yang diterimanya sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi proses keputusan pada konsumsi seseorang (Sumarwan 2004). Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa lebih dari separuh contoh (53.3%) tidak bekerja, sedangkan sisanya (46.7%) masih bekerja. Proporsi contoh terbesar (21.9%) memiliki pekerjaan sebagai petani, peternak, buruh tani,

33

buruh cuci, dan guru ngaji. Sedangkan bagi kelompok yang tidak bekerja, proporsi terbesar (27.6%) adalah ibu rumah tangga.

Tabel 2 Sebaran contoh berdasarkan jenis pekerjaan

No. Kelompok Jenis Pekerjaan n %

1. Bekerja Karyawan/swasta 17 16.2 Wiraswasta/pedagang 9 8.6 Lainnya 23 21.9 Total 49 46.7 2. Tidak Bekerja Pensiun PNS 22 21.0 Pensiun TNI/POLRI 5 4.8 IRT 29 27.6 Total 56 53.3 Total 105 100.0 Pendapatan

Pendapatan lansia sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan pekerjaannya. Pada usia lansia yang tidak memiliki pendapatan karena sudah tidak bekerja, mereka biasa menggantungkan kehidupan ekonominya pada keluarga. Tucker dan Bunarapin (2001) menyatakan bahwa lansia sangat bergantung pada keluarganya dalam masalah ekonomi, hal tersebut disebabkan oleh rendahnya pendapatan yang diterima atau tidak memiliki pendapatan sama sekali. Sumarwan (2004) menyatakan bahwa jumlah pendapatan yang diperoleh akan menggambarkan besarnya daya beli dari konsumen. Pendapatan yang diukur dari konsumen biasanya bukan hanya pendapatan yang diterima individu, melainkan pendapatan yang diterima oleh seluruh anggota keluarga. Berdasarkan Tabel 3, proporsi contoh terbesar (46.7%) adalah berpendapatan Rp 500.000–1.000.000. Sedangkan hanya sebagian kecil (2.9% dan 1.9%) contoh yang berpendapatan Rp 2.000.000-3.000.000 dan Rp >3.000.000.

Tabel 3 Sebaran contoh berdasarkan besar pendapatan

No. Pendapatan (Rp) n % 1. <500.000 22 21.0 2. 500.000-1.000.000 49 46.7 3. 1.000.000-2.000.000 29 27.6 4. 2.000.000-3.000.000 3 2.9 5. >3.000.000 2 1.9 Total 105 100.0

Status Pernikahan dan Besar Keluarga

Sebaran contoh menurut status pernikahan (Gambar 7) menunjukan bahwa sebagian besar contoh (75.0%) berstatus menikah, sedangkan sisanya (25.0%) contoh berstatus tidak menikah (cerai mati).

75% 25%

Kawi n Cer ai

Gambar 7 Sebaran contoh menurut status penikahan

Latifah (1999) menyatakan bahwa secara perlahan namun pasti, seorang lanjut usia akan kehilangan pekerjaannya, pasangan hidupnya, dan teman-teman dekatnya. Pada masyarakat Timur, anak yang beranjak dewasa satu per satu mulai meninggalkan rumah dan adakalanya pada usia ini mulai ditinggal pasangan (Arisman 2002). Pada Tabel 4 dapat diketahui bahwa lebih dari separuh contoh (57.1%) memiliki jumlah anggota keluarga 3-5 orang. Sedangkan sebagian kecil (13.3%) contoh memiliki jumlah anggota keluarga ≥6 orang.

Tabel 4 Sebaran contoh berdasarkan jumlah anggota keluarga

No. Anggota Keluarga n %

1. ≤ 2 Orang 31 29.5

2. 3-5 Orang 60 57.1

3. ≥ 6 Orang 14 13.3

Total 105 100.0

Karakteristik Produk Minuman Probiotik

Saat ini, telah banyak produk minuman probiotik yang beredar di pasaran dengan berbagai merek, kemasan, dan harga. Pasar minuman probiotik tidak lagi hanya dikuasai oleh merek Yakult yang memang sejak lama telah mendominasi pasar minuman probiotik dengan slogannya sebagai pelopor minuman probiotik. Merek-merek berikutnya yang muncul di pasar minuman probiotik adalah Vitacharm, Biokul, Queen Yoghurt, Yummy, MellaYough-Aroom, Calpico, dan Dutch Mill. Baru-baru ini kembali muncul minuman probiotik dengan merek baru yaitu, Yakult ACE dan Activia.

Merek-merek tersebut menawarkan berbagai kelebihan seperti volume yang lebih besar, memiliki kandungan vitamin, rendah lemak, kandungan probiotik yang lebih banyak, dan manfaat untuk kesehatan, serta harga yang lebih murah. Komposisi dan kandungan gizi pun bervariasi antar merek satu dengan merek yang lain. Pada tabel 5 dapat dilihat bahwa secara keseluruhan, komposisi dan kandungan gizi pada berbagai merek minuman probiotik berbeda. Komposisi yang paling umum digunakan adalah air, susu bubuk skim, gula pasir,

35

kultur, dan perisa. Namun, terdapat beberapa produk yang mengandung pengawet (Vitacharm, Biokul, dan Calpico) dan pewarna (Vitacharm, Queen Yoghurt, Yummy, Dutch Mill, dan Activia). Selain itu terdapat pula produk yang memiliki kandungan vitamin B6, B12, D, dan Niasin (Yakult ACE).

Tabel 5 Karakteristik produk minuman probiotik berdasarkan komposisi dan kandungan gizi

Komposisi dan Kandungan Gizi Merek

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Air V V V V V V V

Susu sapi segar V V V

Susu sapi rendah lemak V

Susu bubuk V

Susu bubuk skim V V V V V V V V V V V

Yoghurt V Gula pasir V V V V V V V V V V V Sukrosa V Glukosa V V Kalsium laktat V V V Asam sitrat V V V Natrium sitrat V

Acetylated distarch adipate V

Gelatin V Protein susu V Pektin V Niasin V Vitamin B6 dan B12 V Vitamin D V V Inulin V Keragenan V Kultur V V V V V V V V V Konsentrat V Krim V V Penstabil V V V V Pengemulsi V Perisa V V V V V V Pewarna makanan V V V V V Pemberi aroma V V Selai/sari/jus buah V V V V V

Ket: 1. Yakult 5. Biokul Cair 9. Mella Yough-Aroom

2. Yakult ACE 6. Biokul Krim 10. Calpico

3. Taurus Bio-Yoghurt 7. Queen Yoghurt 11. Dutch Mill

4. Vitacharm 8. Yummy 12. Activia

Nauli (2006) menyatakan bahwa kandungan vitamin dapat menjadi nilai tambah bagi produk, sedangkan kandungan pengawet dan pewarna dapat menjadi nilai kurang bagi produk. Menurut Widianarko (2002), pewarna makanan merupakan bahan tambahan pangan yang dapat memperbaiki makanan, memeberi kesan menarik bagi kosumen, menyeragamkan dan menstabilkan warna, serta menutupi perubahan warna akibat pengolahan dan penyimpanan.

Menurut Hull et al (1992), selain komposisi dan kandungan gizi, minuman probiotik pun harus memiliki bakteri yang berfungsi sebagai probiotik. Pada umumnya, bakteri yang dapat berfungsi sebagai probiotik tergolong dalam bakteri asam laktat. Berikut ini adalah kandungan bakteri asam laktat pada beberapa merek minuman probiotik:

Tabel 6 Karakteristik produk minuman probiotik berdasarkan kandungan bakteri Asam laktat

BAL Merek

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

L. casei shirota strain V V

L. acidophilus V V V V V S. acidophilus V L. bulgaicus V V V V S. thermophilus V V V V V Bifidobacterium V V V V V L. casei V Lactobacillus V V Bifidobacterium animalis V

Ket: 1. Yakult 5. Biokul Cair 9. Mella Yough-Aroom

2. Yakult ACE 6. Biokul Krim 10. Calpico

3. Taurus Bio-Yoghurt 7. Queen Yoghurt 11. Dutch Mill

4. Vitacharm 8. Yummy 12. Activia

Pada tabel 6 dapat dilihat bahwa secara keseluruhan, kandungan bakteri asam laktat pada berbagai merek minuman probiotik berbeda. Bakteri yang umum dikandung oleh minuman probiotik termasuk dalam kelompok L.actobacillus, Streptococcus, dan Bifidobacterium. Ketiga kelompok bakteri asam laktat tersebut memiliki fungsi yang sama, yaitu memperkuat fungsi usus dengan menjaga keseimbangan flora usus. Namun berdasarkan spesifikasinya, Winarno (1997) menyatakan bahwa Bifidobacterium dapat menghambat proses penuaan, memperbaiki daya cerna, dan mencegah kanker. Sedangkan, Jenie (2007) menyatakan bahwa Lactobacillus dan Streptococcus dapat mempercepat waktu transit, menormalkan pergerakan usus, mencegah diare, dan mencegah infeksi urogenital pada perempuan.

Berkembangnya produk-produk baru minuman probiotik di pasaran meningkatkan upaya produsen untuk menarik hati konsumen dengan promosi yang semakin gencar dengan disertai klaim bombastis yang mengindikasikan kearah pengobatan dan manfaatnya terhadap kesehatan. Pada tabel 7 dapat dilihat bahwa secara keseluruhan, klaim kesehatan pada berbagai merek minuman probiotik berbeda. Terdapat produk yang memiliki satu klaim kesehatan seperti menjaga keseimbangan mikroorganisme baik di dalam usus (Yakult), rendah lemak (Queen Yoghurt), serta kaya akan zat gizi dan kalsium (Dutch Mil).

37

Selain itu, terdapat pula produk yang memiliki lebih dari satu klaim seperti Yakult ACE, Vitacharm, Taurus Bio-Yoghurt, dan Activia. Namun, beberapa produk tidak memiliki klaim kesehatan yaitu Biokul, Yummy, Mella Yough-Aroom, dan Calpico. Olivia et al (2006) menyatakan bahwa klaim merupakan bentuk informasi yang diberikan oleh produsen kepada konsumen mengenai karakteristik suatu produk, klaim pada kemasan bertujuan untuk menunjukan manfaat produk.

Tabel 7 Karakteristik produk minuman probiotik berdasarkan klaim kesehatan

Klaim Kesehatan Merek

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Menjaga keseimbangan

mikroorganisme baik di dalam usus V V Mampu meningkatkan daya tahan

tubuh V

Mengandung vitamin B dan D V

Mengandung kultur hidup prebiotik

dan probiotk V

Lebih efektif dan bermanfaat V

Rendah lemak V V

Mengandung New Multi-Probiotic

ABC V

Memberikan pertahanan menyeluruh pada sistem

pencernaan V

Membantu menekan bakteri

merugikan V

Membantu keseimbangan miklofora

usus V

Kaya akan zat gizi dan kalsium V

Mengandung probiotik ekslusif V

Membantu mempertahankan fungsi

saluran cerna V

Ket: 1. Yakult 5. Biokul Cair 9. Mella Yough-Aroom

2. Yakult ACE 6. Biokul Krim 10. Calpico

3. Taurus Bio-Yoghurt 7. Queen Yoghurt 11. Dutch Mill

4. Vitacharm 8. Yummy 12. Activia

Selain komposisi dan kandungan gizi, kandungan bakteri asam laktat, dan klaim, produk minuman probiotik yang beredar di pasaran tersedia dalam kemasan botol (cair) dan cup (krim). Volume kemasan pun bervariasi, yaitu 65-200 ml dan 120 gram untuk kemasan botol, sedangkan 100-200 ml dan 80 gram untuk kemasan cup. Harga yang ditawarkan masing-masing merek berkisar antara Rp 1.150-5.850 per kemasan. Karakteristik beberapa produk minuman probiotik secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 1.

Konsumsi Minuman Probiotik

Konsumsi adalah suatu kegiatan yang memiliki tujuan untuk mengurangi atau menghabiskan daya guna suatu benda, baik berupa barang maupun jasa, dalam rangka memenuhi kebutuhan dan kepuasan secara langsung. Pada

Gambar 8 dapat dilihat bahwa sebagian besar contoh (87%) pernah mengkonsumsi minuman probiotik. Sisanya (13%) tidak pernah mengkonsumsi minuman probiotik.

87% 13%

Per nah Ti dak per nah

Gambar 8 Sebaran contoh berdasarkan konsumsi minuman probiotik Motivasi Konsumsi

Pengalaman konsumsi minuman probiotik dipengaruhi oleh motivasi contoh. Motivasi contoh merupakan refleksi dari alasan contoh dalam mengkonsumsi minuman probiotik. Schiffman dan Kanuk (1994) menyatakan bahwa motivasi dapat digambarkan seperti tenaga pendorong dari dalam individu yang dibentuk oleh pusat ketegangan untuk melakukan sesuatu akibat kebutuhan yang tidak terpenuhi. Individu berusaha untuk mengurangi ketegangan tersebut melalui perilaku yang dapat memenuhi kebutuhan dan mengurangi stres yang mereka rasakan.

Tabel 8 Persentase contoh berdasarkan alasan konsumsi minuman probiotik

No. Alasan Konsumsi n %

1. Rasanya enak 41 39.0

2. Klaim kesehatan 5 4.8

3. Manfaat bagi kesehatan 57 54.3

4. Harga murah/terjangkau 17 16.2

5. Mudah didapat 18 17.1

6. Penghilang dahaga 5 4.8

7. Menghambat proses penuaan dini 2 1.9

8. Menghaluskan kulit 2 1.9

9. Mencegah/mengobati konstipasi 7 6.7

10. Menyembuhkan diare 2 1.9

11. Menurunkan kolesterol 8 7.6

12. Lainnya 5 4.8

Pada Tabel 8 dapat diketahui bahwa lebih dari separuh contoh (54.3%) mengkonsumsi minuman probiotik dengan alasan manfaat bagi kesehatan. Rasa yang enak merupakan alasan yang paling banyak diungkapkan contoh (39.0%) setelah manfaat kesehatan. Menurut Nauli (2006), rasa merupakan salah satu atribut yang penting dalam produk pangan karena akan mempengaruhi kesukaan

39

dan pada akhirnya akan mempengaruhi konsumsi. Rasa yang enak dapat menjadi alasan seseorang mengkonsumsi suatu produk pangan.

Selain itu, contoh yang tidak mengkonsumsi minuman probiotik pun memiliki alasan yang mendorong untuk tidak mengkonsumsi minuman probiotik. Pada tabel 9 dapat diketahui bahwa lebih dari separuh contoh (51.1%) yang tidak mengkonsumsi memiliki alasan tidak mengetahui minuman probiotik dan tidak mengetahui manfaatnya. Alasan lainnya adalah harganya mahal, tidak suka, dan merasa tidak memerlukannya.

Tabel 9 Persentase contoh berdasarkan alasan tidak mengkonsumsi minuman probiotik

No. Alasan Tidak Konsumsi n %

1. Tidak menngetahui minuman probitoik 8 51.1

2. Tidak tahu manfaatnya 8 51.1

3. Harganya mahal 1 7.1

4. Lainnya 3 21.4

Merek Minuman Probiotik

Mengkonsumsi minuman probiotik dikenal sebagai tindakan preventif (pencegahan) pada gangguan kesehatan. Saat ini, kesadaran masyarakat terhadap tindakan preventif pada kesehatan dengan mengkonsumsi minuman probiotik semakin meningkat. Hal tersebut diiringi dengan munculnya beragam produk minuman probiotik dengan berbagai merek yang terdapat di pasaran. Tabel 10 Persentase contoh berdasarkan merek minuman probiotik yang

dikonsumsi

No. Jenis Minuman Probiotik n %

1. Yakult 82 78.1 2. Yakult ACE 3 2.9 3. Vitacharm 37 35.2 4. Taurus BioYoghurt 0 0.0 5. Biokul 0 0.0 6. Queen Yoghurt 6 5.7 7. Yummy 0 0.0 8. Mella Yough-Aroom 0 0.0 9. Calpico 1 1.0 10. Dutch Mill 0 0.0 11. Activia 0 0.0 12. Kefir 4 3.8

Pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa merek minuman probiotik yang dikonsumsi contoh cukup beragam. Sebagian besar contoh (78.1%) mengkonsumsi minuman probiotik dengan merek Yakult dan sepertiga contoh (35.2%) mengkonsumsi minuman probiotik dengan merek Vitacharm.

Merek Yakult lebih banyak dikonsumsi oleh contoh diduga disebabkan Yakult merupakan merek yang sudah lama beredar di pasaran sehingga lebih dikenal dan memiliki reputasi yang baik di masyarakat. Sumarwan (2004) menyatakan bahwa merek adalah nama penting bagi sebuah produk atau jasa yang digunakan sebagai simbol atau indikator kualitas dari sebuah produk. Merek-merek produk yang sudah dikenal akan menjadi sebuah citra atau bahkan menjadi simbol status bagi produk tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui pula bahwa terdapat contoh yang mengkonsumsi minuman probiotik lain, yaitu Kefir. Omoy (2008) mengemukakan bahwa kefir adalah susu fermentasi yang memiliki rasa, warna, dan konsistensi yang menyerupai yoghurt, serta memiliki aroma khas yeasty (seperti tape). Kefir diperoleh melalui proses fermentasi susu pasteurisasi menggunakan starter berupa butir atau biji kefir (kefir grain/kefir granule), yaitu butiran-butiran putih atau krem dari kumpulan bakteri antara lain Streptococcus sp, Lactobacillus, dan beberapa jenis ragi atau khamir nonpatogen. Manfaatnya antara lain mengatasi lactose intolerance dan oleh sebagian masyarakat dipercaya untuk menyembuhkan penyakit seperti diabetes, asma, dan jenis tumor tertentu.

Frekuensi Konsumsi

Seberapa sering minuman probiotik dikonsumsi dapat digambarkan dalam frekuensi konsumsi. Berdasarkan Tabel 11 dapat diketahui bahwa frekuensi konsumsi minuman probiotik contoh cukup beragam. Proporsi terbesar contoh adalah konsumsi probiotik dengan frekuensi 1 hari sekali (41.9%). Sisanya tersebar pada frekuensi 2 hari sekali hingga 30 hari sekali.

Tabel 11 Sebaran contoh berdasarkan frekuensi konsumsi minuman probiotik

No. Frekuensi Konsumsi n %

1. Tidak mengkonsumsi 14 13,3 2. 1 hari sekali 44 41,9 3. 2 hari sekali 14 13,3 4. 3 hari sekali 3 2,9 5. 7 hari sekali 18 17,1 6. 14 hari sekali 5 4,8 7. 30 hari sekali 7 6,7 Total 105 100

Minuman probiotik baik untuk dikonsumsi setiap hari karena pemasukan bakteri probiotik secara rutin dapat memelihara bakteri berguna dan menjaga usus tetap sehat. Pada saat sehat, keseimbangan bakteri usus terjaga dengan baik. Namun, setiap saat keseimbangan ini dapat terganggu karena menu

41

makanan yang kurang seimbang dan obat-obatan, sehingga muncul masalah serius seperti diare dan lain sebagainya (Susanti et al 2007).

Jumlah Konsumsi

Jumlah konsumsi dapat menggambarkan seberapa banyak (kuantitas) minuman probiotik yang digunakan oleh konsumen. Menurut Sumarwan (2004), jumlah konsumsi akan menjadi indikator besarnya permintaan pasar bagi suatu produk. Gambar 9 menunjukan jumlah konsumsi minuman probiotik contoh dalam sekali konsumsi. Sebagian besar contoh yang mengkonsumsi minuman probiotik (86.0%) menghabiskan 1 botol minuman probiotik dalam sekali konsumsi minuman probiotik. Sisanya (14.0%) menghabiskan 2 botol dalam sekali konsumsi minuman probiotik.

86% 14%

1 Bot ol 2 Bot ol

Gambar 9 Sebaran contoh berdasarkan jumlah konsumsi minuman probiotik Minuman probiotik bila dikonsumsi dalam jumlah yang memadai dapat menguntungkan bagi kesehatan (Winarno 2003). Pada umumnya jumlah yang disarankan pada setiap kali konsumsi untuk berbagai merek adalah satu botol. (Rahayu 2004) menyatakan bahwa jumlah bakteri minimum yang dapat memberikan efek bagi kesehatan adalah 1x105 bakteri, sedangakan Fermented Milks and Lactic Acid Bacteria Association (2000) mensyaratkan jumlah minimal 1x107 bakteri setiap satu g atau ml produk probiotik. Berdasarkan hal tersebut berarti dapat diasumsikan bahwa satu botol telah mencukupi kebutuhan bakteri sehingga memberikan efek positif bagi tubuh.

Jenis Pembelian

Pengenalan kebutuhan akan menyebabkan tekanan (tension) kepada konsumen sehingga adanya dorongan pada dirinya (drive state) untuk melakukan tindakan yang bertujuan (goal-directed behaviour). Tindakan tersebut bisa berbagai macam, diantaranya adalah pembelian (Sumarwan 2004).

Pada Tabel 12 dapat dilihat bahwa proporsi contoh terbesar (44.0%) melakukan pembelian sendiri. Kemudian diikuti oleh contoh yang melakukan pembelian melalui anak (38.1%). Hanya sebagian kecil contoh yang melakukan

pembelian melalui cucu, saudara, dan istri (4.8%, 2.9%, dan 4.8%). Berdasarkan data tersebut maka dapat diketahui bahwa contoh merupakan konsumen individu. Konsumen individu adalah konsumen yang membeli barang dan jasa untuk digunakan sendiri. Selain itu, konsumen individu juga membeli barang dan jasa untuk digunakan oleh anggota keluarga yang lain (Sumarwan 2004).

Tabel 12 Sebaran contoh berdasarkan pembelian minuman probiotik

No. Pembelian n %

1. Tidak pernah membeli 14 13.3

2. Sendiri 40 38.1 3. Anak 38 36.2 4. Cucu 5 4.8 5. Saudara 3 2.9 6. Istri 5 4.8 Total 105 100.0 Tempat Pembelian

Tempat pembelian suatu produk dapat memberikan informasi kepada pemasar mengenai tempat pemasaran yang paling baik bagi produk tersebut. Pada Tabel 13 dapat diketahui bahwa sebanyak 43.8% contoh membeli minuman probiotik di toko/minimarket, 27.6% contoh membeli di supermarket, dan sisanya sebesar 14.3% dan 1.0% membeli di warung dan distributor. Berdasarkan data tersebut maka dapat diduga bahwa contoh lebih membeli minuman probiotik di tempat yang mudah ditemui, seperti toko/minimarket yang berada di dekat lokasi tempat tinggal. Selain itu, kepraktisan diduga menjadi salah satu pertimbangan contoh memilih toko/minimarket dan supermarket untuk membeli minuman probiotik.

Tabel 13 Sebaran contoh berdasarkan tempat pembelian minuman probiotik

No. Tempat Pembelian n %

1. Tidak pernah membeli 14 13.3

2. Warung 15 14.3 3. Toko/minimarket 46 43.8 4. Supermarket 29 27.6 5. Distributor 1 1.0 Total 105 100.0 Tempat Penyimpanan

Tempat penyimpanan merupakan salah satu daya tarik konsumen dalam pembelian suatu produk. Selain itu, minuman probiotik harus selalu disimpan pada suhu dingin karena pada suhu tersebut bakteri dapat terus aktif dan hidup ketika dalam penyimpanan (Antoine 2006). Menurut Lahteenmaki dan Ledeboer (2006), bakteri mudah mengalami degradasi oleh panas, cahaya, kelembapan,

43

dan oksigen. Oleh karena itu, tempat penyimpanan harus diperhatikan agar kemampuan bakteri untuk terus hidup dapat terjaga dan bakteri tetap aktif. Pada

Dokumen terkait