• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seiring dengan jumlah lansia di Indonesia yang semakin meningkat maka perhatian yang harus diberikan kepada kelompok ini pun semakin besar. Gizi dan kesehatan lansia adalah salah satu masalah yang harus segera diperhatikan karena dengan keadaan gizi yang baik diharapkan para manula akan tetap sehat, segar, dan bersemangat dalam berkarya. Melalui gizi yang baik, usia produktif dapat ditingkatkan sehingga tetap dapat ikut serta dalam pembangunan (Astawan dan Wahyuni 1988). Namun kenyataannya, pada usia lanjut terjadi perubahan-perubahan seperti proses penurunan fungsi-fungsi organ tertentu dan tubuh secara umum yang tak dapat terhindarkan.

Proses tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor seperi stress, trauma, dan penyakit. Menurut teori kekebalan, pada masa lansia, tubuh kehilangan kemampuan untuk menjaga diri dari penyakit dan sel yang malfungsi Latifah (1999). Selain itu, pada masa lansia tubuh mulai rentan dikarenakan daya tahan tubuh yang semakin menurun. Hal inilah yang kemudian memunculkan berbagai penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan pada lansia seperti pegel linu, lemah, letih, lesu, pusing, nyeri pinggang, sesak nafas, kesemutan, nafsu makan menurun, susah buang air besar, mual, dan sariawan.

Kondisi tubuh yang kurang sehat akibat pola hidup sehat yang tidak dipenuhi dengan baik pada lansia dapat dicegah salah satunya dengan cara mengkonsumsi minuman kesehatan, seperti minuman probiotik. Menurut Suhardjo (1989), tiga faktor utama yang mempengaruhi konsumsi pangan , yaitu karakteristik individu (umur, jenis kelamin, pendapatan, pengetahuan gizi, dan kesehatan), karakteristik makanan (rasa, rupa, tekstur, bentuk, komposis, tipe, dan kombinasi), dan karakteristik lingkungan (musim, pekerjaan, mobilitas, jumlah keluarga, dan tingkat sosial). Disamping itu, konsumsi pangan pun sangat dipengaruhi oleh persepsi seseorang terhadap pangan yang akan dikonsumsi Schiifman dan Kanuk (1994).

Sumarwan (2004) menyatakan bahwa persepsi konsumen berarti kemampuan konsumen untuk mengamati keadaan di sekelilingnya. Keputusan konsumen untuk melakukan pembelian ditentukan oleh persepsinya terhadap suatu produk. Menurut Schiifman dan Kanuk (1994), pengetahuan dan persepsi biasanya berbentuk kepercayaan, yaitu konsumen mempercayai bahwa produk memiliki sejumlah atribut.

Pada penelitian ini, konsumsi minuman probiotik sangat dipengaruhi oleh pengetahuan contoh yang meliputi pengetahuan gizi dan pengetahuan produk. Selain itu, konsumsi pun dipengaruhi oleh pendapatan, riwayat kesehatan, dan persepsi yang dimiliki contoh mengenai sejumlah atribut yang dimiliki oleh produk minuman probiotik baik itu atribut fisik produk maupun atribut manfaat yang dimiliki produk. Kemudian, konsumsi minuman probiotik akan memberikan konstribusi terhadap kesehatan seperti manfaat yang dirasakan. Manfaat yang dirasakan contoh setelah mengkonsumsi minuman probiotik dipengaruhi oleh frekuensi pangan contoh sehari-hari, kemudian manfaat yang dirasakan akan mempengaruhi contoh dalam pembelian produk minuman probiotik yang kemudian akan mempengaruhi konsumsi minuman probiotik. Persepsi yang baik terhadap minuman probiotik dipengaruhi oleh sumber informasi dan karakteristik produk yang mencakup berbagai atribut termasuk atribut fisik dan manfaat kesehatan minuman probiotik. Bagan kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1.

23

Gambar 1 Bagan kerangka pemikiran penelitian Manfaat Kesehatan yang

dirasakan Karakteristik Produk Frekuensi Konsumsi pangan Pengetahuan Gizi Pengetahuan Produk Persepsi terhadap produk Sumber Informasi Pendapatan Riwayat kesehatan Konsumsi Minuman probiotik

Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, yaitu pengamatan dilakukan pada satu periode waktu yang bersamaan. Lokasi penelitian ditentukan secara purposive, yaitu di Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Lokasi penelitian tersebut dipilih dengan pertimbangan: (1) Kemudahan akses karena dekat dengan domisili peneliti, (2) Tempat yang strategis (pusat kota) yang berkembang dengan pesat dan diduga banyak mendapatkan dampak akibat perkembangan masyarakat, teknologi, dan industri, serta (3) Keragaman latar belakang soisal ekonomi masyarakat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2008 hingga April 2008.

Cara Penarikan Contoh

Nasoetion dan Wirakusumah (1991) menyatakan bahwa penduduk lansia dibedakan dalam dua kelompok, yaitu usia lanjut dini (60-70 tahun) dan usia lanjut (70 tahun ke atas). Berdasarkan hal tersebut maka contoh dalam penelitian adalah lansia berusia ≥ 60 tahun. Selain itu, bugar, tidak mengalami gangguan pendengaran dan buta huruf, mampu berkomunkasi dengan baik, serta bersedia untuk diwawancarai.

Jumlah total penduduk usia lanjut di kota Bogor tahun 2006 adalah sebanyak 50.156 jiwa (Badan Pusat Statistik 2007). Dengan menggunakan rumus Slovin dengan batas kesalahan 10%, menghasilkan jumlah responden minimal yang dibutuhkan dalam penelitian adalah sebanyak 100 orang. Berikut ini adalah rumus perhitungan ukuran responden menurut Slovin (Umar 2005):

n = N (1+ N e2) n = 50.156 (1+ (50.156 x 0.12) = 99,8 = 100 orang Keterangan : n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian untuk kesalahan pengambilan responden yang masih dapat ditolerir dan diinginkan, dimana dalam penelitian ini adalah 10 persen

25

Berdasarkan jumlah contoh minimal tersebut diambil 105 orang contoh dalam penelitian ini. Teknik yang digunakan dalam pengambilan contoh adalah probability sampling, yaitu dengan random sampling. Contoh dipilih secara acak pada lokasi yang telah ditentukan secara purposive.

Kota Bogor (Purposive)

Kecamatan Tanah Sareal (Purposive)

Kelurahan Kedung Badak Kelurahan Kencana Kelurahan Kedung Waringin (n=35) (n=35) (n=35)

Gambar 2 Bagan metode pengambilan contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara dan pengisian langsung dengan responden yang meliputi karakteristik sosial ekonomi, riwayat kesehatan, riwayat konsumsi pangan, konsumsi minuman probiotik, persepsi, sumber informasi, pengetahuan gizi, pengetahuan produk, manfaat konsumsi, dan efek samping konsumsi minuman probiotik. Sedangkan data mengenai karakteristik produk yang mencakup merek-merek minuman probiotik yang ada di pasaran beserta ukuran kemasan, berat isi, harga, komposisi dan kandungan gizi, kandungan bakteri asam laktat, dan klaim dikumpulkan dengan cara survei pasar dan pencatatan. Sebelum disebarkan kepada contoh, dilakukan pengujian terhadap reabilitas alat ukur pengetahuan gizi, pengetahuan produk, dan persepsi. Uji reliabilitas dilakukan terhadap 15 orang dengan nilai Alpha Cronbach sebesar 0.736 untuk pengetahuan gizi, 0.626 untuk pengetahuan produk, dan 0.691 untuk persepsi. Berdasarkan Simamora (2004), pada α = 0.05 dan n = 15, maka data tersebut telah reliabel (nilai Alpha Cronbach > 0.513). Data sekunder berupa karakteristik lingkungan lokasi penelitian dikumpulkan melalui pencatatan berdasarkan data yang tersedia di lokasi penelitian.

Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh diolah dan dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak komputer Microsoft Excel dan SPSS 13.00 for Windows. Analisis dilakukan secara deskriptif dan inferensia. Analisis secara deskriptif

dilakukan dengan menghitung frekuensi contoh berdasarkan kelompok usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan, status pernikahan, besar keluarga, pengetahuan gizi, pengetahuan produk, sumber informasi, konsumsi produk, persepsi, dan riwayat konsumsi pangan. Sedangkan analisis inferensia yang digunakan adalah korelasi Spearman untuk mengetahui hubungan antara persepsi, konsumsi, dan manfaat minuman probiotik.

Tingkat pengetahuan gizi contoh diperoleh dengan cara memberikan 20 pertanyaan berbentuk benar dan salah mengenai gizi dan kesehatan secara umum. Sedangkan tingkat pengetahuan produk diperoleh dengan cara memberikan 10 pertanyaan berbentuk benar dan salah mengenai karakteristik produk secara umum. Masing-masing pertanyaan diberi skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0 untuk jawaban salah. Skor pengetahuan gizi dan pengetahuan produk contoh merupakan perbandingan antara skor yang diperoleh dengan skor maksimal yaitu 20 untuk pengetahuan gizi dan 10 untuk pengetahuan produk, kemudian dikalikan 100%. Selanjutnya, tingkat pengetahuan gizi contoh dikategorikan dengan menetapkan cut off point dari skor. Menurut Khomsan (2000), kategori untuk tingkat pengetahuan gizi dibagi dalam tiga kelompok, yaitu: 1. Baik (skor>80%),

2. Sedang (Skor 60-80%) 3. Kurang (skor<60%).

Persepsi contoh terhadap minuman probiotik diukur dengan meminta contoh untuk memberikan penilaian terhadap karakteristik produk minuman probiotik secara umum. Penilaian tersebut merupakan penilaian contoh berdasarkan hasil tangkapan seluruh indera, pengetahuan, dan pengalaman contoh dalam mengkonsumsi minuman probiotik. Penilaian dilakukan dengan menggunakan skala Likert dengan lima skala, yaitu tidak tahu (1), sangat tidak setuju (2), tidak setuju (3), setuju (4), sangat setuju (5).

Tingkat persepsi contoh ditentukan berdasarkan kelas interval dari total skor persepsi contoh. Adapun penentuan kelas interval persepsi contoh adalah sebagai berikut (Nauli 2006):

1. Kurang : 20≤skor≤46.7 2. Sedang : 46.7<skor≤73.3 3. Baik : 69.7<skor≤95

27

Definisi Operasional

Lanjut usia adalah tahapan kehidupan terakhir yang terbagi menjadi “tahapan usia lanjut dini” yang berkisar antara 60-70 tahun dan “usia lanjut” yang berkisar antara 70 tahun sampai akhir kehidupan (Nasoetion dan Wirakusumah 1991).

Contoh adalah orang yang berusia ≥ 60 tahun, bugar, tidak mengalami gangguan pendengaran dan buta huruf, mampu berkomunikasi dengan baik, serta bersedia untuk diwawancarai..

Minuman probiotik adalah minuman kesehatan yang mengandung bakteri baik, yang sangat berguna bagi kesehatan.

Frekuensi konsumsi probiotik adalah berapa kali contoh mengkonsumsi minuman probiotik yang dikategorikan berdasarkan hari.

Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan untuk memperoleh minuman probiotik.

Kemasan adalah wadah minuman probiotik yang berfungsi untuk melindungi produk dan menarik perhatian konsumen.

Persepsi adalah hasil penilaian terhadap berbagai atribut atau karakteristik produk minuman probiotik yang didasarkan atas hasil tangkapan seluruh indera, pengetahuan, serta, pengalaman contoh dalam mengkonsumsi minuman probiotik tersebut.

Sumber informasi adalah media-media yang digunakan contoh untuk memperoleh informasi mengenai minuman probiotik seperti teman, keluarga, televisi, radio, Koran, majalah, dan sebagainya.

Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang pernah ditempuh contoh.

Tingkat pendapatan adalah jumlah pendapatan contoh yang dihasilkan per bulan dari pekerjaan utama, pekerjaan tambahan, atau pemberian dari orang lain yang dinilai dalam rupiah.

Tingkat pengetahuan gizi adalah skor yang diperoleh contoh dari 20 pertanyaan mengenai gizi yang diajukan dalam kuesioner.

Tingkat pengetahuan produk adalah skor yang diperoleh contoh dari 10 pertanyaan mengenai minuman probiotik yang diajukan dalam kuesioner. Manfaat kesehatan adalah dampak positif bagi kesehatan yang dirasakan

Efek Samping adalah dampak negatif bagi kesehatan yang dirasakan contoh setelah mengkonsumsi minuman probiotik.

Penyakit yang pernah diderita adalah penyakit yang diderita contoh semasa hidupnya (dari lahir) dan sudah tidak diderita selama satu bulan terakhir. Penyakit yang sedang diderita contoh adalah penyakit yang dialami contoh

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait