• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam dokumen Shade Tolerance of 20 Genotypes of Tomato (Halaman 50-87)

Sebaran Wilayah Penanaman Padi Hasil Teknologi Nuklir

Pulau Jawa merupakan wilayah yang sangat cocok untuk dilakukan penanaman padi sawah. Padi hasil penelitian teknologi nuklir telah banyak disebarluaskan di Pulau Jawa. Untuk mempermudah pelaksanan penyebaran, BATAN bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat maupun perguruan tinggi. Kerja sama penyebaran padi teknologi nuklir di Kabupaten Bogor dilakukan dengan Dinas Pertanian dan Kehutanan. Kerja sama penyebaran padi teknologi nuklir di Kabupaten Malang dilakukan dengan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya. Luas areal pertanaman padi teknologi nuklir beserta varietasnya di Pulau Jawa diuraikan secara rinci pada Tabel 9. Luasan tersebut merupakan penjumlahan areal tanam pada tahun 2007 sampai 2012. Total luas penyebaran padi teknologi nuklir di Pulau Jawa adalah 6.800 ha.

Tabel 9 Luas tanam dan varietas padi teknologi nuklir di Pulau Jawa Kabupaten Luas (ha) Varietas

Bandung 250 Diah Suci, Mira 1 Bogor 100 Mira 1, Inpari Sidenuk

Karawang 120 Mira 1

Lebak 340 Yuwono, Diah Suci, Mira 1 Pandeglang 300 Mayang, Diah Suci, Mira 1

Serang 400 Mayang, Diah Suci, Mira 1, Bestari Banjarnegara 200 Bestari

Brebes 200 Mira 1, Bestari Sleman 150 Diah Suci, Mira 1 Bantul 300 Diah Suci, Mira 1

Demak 600 Diah Suci, Mira 1

Jepara 760 Diah Suci, Mira 1, Bestari Kudus 520 Diah Suci, Mira 1

Pati 400 Yuwono, Mira 1

Purbalingga 260 Mira 1, Bestari

Rembang 480 Yuwono, Mira 1

Jember 360 Bestari, Mira 1

Malang 1060 Yuwono, Diah Suci, Mira 1, Bestari, Inpari Sidenuk

Secara spasial peta penyebaran padi teknologi nuklir ditampilkan pada Gambar 7. Terdapat 18 Kabupaten di Pulau Jawa yang telah melakukan penyebaran padi varietas teknologi nuklir.

Wilayah tersebut tersebar dari propinsi Banten hingga propinsi Jawa Timur. Varietas yang paling banyak ditanam adalah Diah Suci, Mira-1, dan Bestari. Karakteristk rasa dari ketiga varietas tersebut sesuai dengan selera masyarakat pulau Jawa yaitu menginginkan rasa yang pulen. Karakteristik rasa nasi yang pera tidak diminati oleh petani di Pulau Jawa, hal ini berkebalikan dengan penyebaran padi teknologi nuklir di Pulau Sumatera dimana petani lebih menyukai karakteristik rasa nasi yang pera.

Berdasarkan data penyebaran padi hasil penelitian teknologi nuklir di Pulau Jawa, menunjukkan bahwa Kabupaten Malang adalah wilayah yang memiliki penyebaran paling luas yaitu 1060 ha. Hal ini disebabkan oleh antusiasme masyarakat yang tinggi dan kerjasama telah berjalan cukup lama yaitu sejak tahun 2001. Kabupaten yang memiliki wilayah penyebaran paling kecil berdasarkan luas tanam adalah Bogor. Kerjasama penyebaran benih unggul dengan Kabupaten Bogor baru dimulai pada tahun 2012.

Peta spasial wilayah penyebaran di kabupaten Malang diperlihatkan pada Gambar 8. Kecamatan yang terlibat dalam penyebaran varietas padi adalah Kepanjen, Pakisaji, Karangploso, Sumberpucung, Dampit, dan Turen. Jenis varietas yang ditanam sejak tahun 2007 sampai dengan 2012 adalah Yuwono, Diah Suci, Mira 1, Bestari, dan Inpari Sidenuk. Total luasan penyebaran berdasarkan kerjasama bantuan benih padi teknologi nuklir dari tahun 2007 sampai 2012 adalah 1060 ha. Kondisi fisik wilayah Kabupaten Malang bergunung-gunung, sehingga tidak banyak lahan yang dapat digunakan untuk sawah. Berdasarkan peta spasial pada Gambar 8, tampak bahwa masih banyak wilayah yang bukan merupakan sebaran padi teknologi nuklir.

Pelaksana penyebaran dilakukan oleh Kelompok Tani dibawah bimbingan Fakultas Teknik Pertanian Universitas Brawijaya dan Dinas Pertanian Kabupaten Malang dengan lokasi diperlihatkan pada Tabel 10. Kelompok Tani yang terlibat adalah KT Cahaya Makmur, KT Rukun Makmur dan KTMekarsari yang berlokasi di Kecamatan Sumberpucung, KT Margi Rukun yang berlokasi di Kecamatan Karangploso, KT Mojosari dan KT Aji Sentosa yang berlokasi di Kecamatan Pakisaji.

Tabel 10 Pelaksana Penyebaran di Kabupaten Malang

Kelompok Tani Lokasi Varietas

KT. Cahaya Makmur Ds. Jatikerto, Kec Sumberpucung Yuwono, Mira-1 KT. Rukun Makmur Ds. Ngebruk, Kec. Sumberpucung Yuwono, Mira-1 KT. Margi Rukun Ds. Tegalgondo, Kec Karangploso Yuwono, Diah Suci KT. Mojosari Ds. Mojosari, Kec. Pakisaji Diah Suci

KT. Aji Sentosa Kec. Pakisaji Diah Suci

KT. Mekarsari Ds. Jatikerto, Kec Sumberpucung Yuwono, Diah Suci Sumber: BATAN (2012).

Peta spasial wilayah penyebaran di kabupaten Bogor diperlihatkan pada Gambar 9. Kecamatan yang terlibat dalam penyebaran varietas padi adalah Ciomas, Jonggol, Tanjungsari, Pamijahan, dan Cibungbulang. Jenis varietas yang ditanam pada tahun 2012 adalah Mira 1 dan Inpari Sidenuk. Total luasan penyebaran dari tahun pada tahun 2012 adalah 100 ha.

Gambar 9 Peta penyebaran padi teknologi nuklir di Kabupaten Bogor Kabupaten yang akan dianalisis lebih mendalam adalah yang memiliki luas tanam paling besar yaitu Kabupaten Malang dan yang memiliki luas tanam paling kecil yaitu Kabupaten Bogor. Cakupan analisis meliputi analisis stakeholder dan analisis respons dari para petani pelaku penyebaran.

Analisis Stakeholder Penyebaran Padi Teknologi Nuklir.

Analisis Stakeholder

Analisis stakeholder adalah analisis yang dilakukan untuk mengidentifikasi dan memetakan aktor (tingkat kepentingan dan pengaruhnya) serta potensi kerjasama dan konflik antar aktor (Grimble dan Chan 1995). Analisis stakeholder dapat dikatakan sebagai suatu sistem untuk mengumpulkan informasi mengenai kelompok atau individu yang terkait, mengkategorikan informasi, dan menjelaskan kemungkinan konflik antar kelompok. Ramirez (1999) menerangkan bahwa analisis stakeholder mengacu pada seperangkat alat untuk mengidentifikasi dan mendiskripsikan stakeholder atas dasar atributnya, hubungan timbal baliknya dan kepentingannya dalam kaitannya dengan isu atau sumber daya yang ada. Analisis stakeholder mencakup hal-hal antara lain: kekuatan dan kepentingan relatif masing- masing stakeholder; kepentingan dan pengaruh yang dimiliki masing-masing stakeholder; atribut yang melekat atau dikenakan oleh setiap stakeholder; dan jaringan serta kondisi tempat stakeholder berada. Beberapa alasan yang mendorong perlunya dilaksanakan analisis stakeholder (Engel, 1997), yaitu:

a. Untuk menemukan pola interaksi yang ada secara empiris; b. Untuk meningkatkan intervensi secara analitis;

c. Sebagai alat manajemen dalam pembuatan kebijakan; dan d. Sebagai alat untuk memprediksi adanya konflik.

Dalam konteks pemanfaatan hasil penelitian teknologi nuklir di bidang pertanian khususnya varietas padi, yang termasuk stakeholder meliputi petani yang menanam padi, penyedia benih/petani penangkar, mitra kerjasama penyebaran di daerah yaitu Dinas Pertanian Pemerintah Kabupaten maupun Perguruan Tinggi, dan BATAN. Penyebaran padi teknologi nuklir merupakan kegiatan menyebarkan benih padi unggul BATAN yang bersertifikat kepada masyarakat atau kelompok petani untuk ditanam di lahan-lahan milik mereka dengan harapan peggunaan padi varietas unggul tersebut dapat berkembang dan berhasil baik guna mendukung program produksi pangan.

Kegiatan penyebaran merupakan proses yang melibatkan banyak pihak dengan kepentingan dan pengaruh yang berbeda-beda, sehingga keberhasilannya pun sangat ditentukan oleh pihak-pihak yang berperan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan sampai dengan monitoring dan evaluasi. Tiga kelompok stakeholder yang terlibat langsung dalam peyebaran padi teknologi nuklir adalah pemerintah daerah/perguruan tinggi, petani, dan BATAN. Tujuan dilakukannya identifikasi dan analisis stakeholder adalah untuk:

1. Mengidentifikasi pihak-pihak yang terkait dan berkepentingan dalam penyebaran varietas padi teknologi nuklir. Keterkaitan dalam program tersebut dapat berupa: peran-perannya, kepentingannya serta dampak/efek yang ditimbulkan oleh adanya pihak-pihak tersebut terhadap upaya penyebaran.

2. Memetakan peran, kontribusi dan kinerja stakeholder dalam penyebaran varietas padi teknologi nuklir. Pemetaan stakeholder merupakan kebutuhan untuk dapat melibatkan stakeholder secara aktif sesuai dengan kondisi/ situasi terkini.

3. Untuk memaksimalkan peran, kontribusi dan kinerja setiap stakeholder dalam upaya penyebaran varietas padi teknologi nuklir.

Identifikasi Stakeholder

Berdasarkan hasil identifikasi, diperoleh 6 stakeholder dalam penyebaran padi teknologi nuklir. Stakeholder tersebut dibedakan menjadi stakeholder yang memiliki kepentingan dan memberikan pengaruh secara langsung terhadap kegiatan penyebaran padi teknologi nuklir serta stakeholder yang mempunyai kepentingan lain dan memberikan pengaruh secara tidak langsung terhadap kegiatan penyebaran padi teknologi nuklir. Stakeholder dengan berbagai peran yang dimiliki diperlihatkan pada Tabel 11.

Tabel 11 Identifikasi stakeholder dan perannya

No Stakeholder Peranan

1 Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN)

Menyebarluaskan pendayagunaan dan pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan (litbang) Iptek nuklir di bidang pertanian untuk keselamatan dan kesejahteraan masyarakat.

Menyelenggarakan proses alih teknologi tepat guna dalam bidang pertanian untuk ditransformasikan ke dalam wujud kemandirian dan kegiatan usaha ekonomi rakyat di daerah.

Mengangkat sumberdaya lokal serta melibatkan peran dan partisipasi institusi, mitra usaha, dan masyarakat (petani).

Meningkatkan produktivitas hasil pertanian di daerah. 2 Dinas Pertanian dan

Kehutanan Kabupaten Bogor

Mitra di daerah dengan unsur-unsur yang ada didalamnya, mengambil peran sebagai leader dalam pelaksanaan kegiatan sehingga dapat berpengaruh pada efektivitas penggunaan sumberdaya yang ada. Meningkatkan kualitas SDM, meningkatkan produktivitas hasil pertanian dan kesejahteraan petani. 3 Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Brawijaya Malang

Katalisator dalam kegiatan pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Mengembangkan teknologi untuk dimanfaatkan dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah.

Meningkatkan kualitas SDM, meningkatkan produktivitas hasil pertanian dan kesejahteraan petani. 4 Petani pengguna Kab.

Bogor

Menyebarkan padi hasil penelitian teknologi nuklir varietas Mira-1 dan Inpari Sidenuk

5 Petani pengguna Kab. Malang

Menyebarkan padi hasil penelitian teknologi nuklir varietas Yuwono, Diah Suci, Mira-1, Bestari, dan Inpari Sidenuk.

6 Penyedia

Benih/Penangkar

Menyediakan benih padi hasil penelitian teknologi nuklir untuk keperluan penyebaran di wilayah kabupaten.

Keenam stakeholder tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan kesamaan perannya menjadi 4 kelompok yaitu pemerintah pusat (BATAN), pemerintah

daerah (Dinas Pertanian, Perguruan Tinggi), penyedia benih (UPT Perbenihan), dan petani. Pemerintah pusat memiliki kepentingan dan pengaruh yang cukup besar dalam hal pendayagunaan hasil penelitian dan proses alih teknologi. Pemerintah daerah memiliki kepentingan tidak sebesar pemerintah pusat, namun memiliki pengaruh yang cukup besar bagi petani di daerah. Rata-rata petani di Indonesia masih berpatron kepada pemerintah daerah. Petani masih menghargai bimbingan dan arahan para penyuluh pertanian. Hal ini membuat pemerintah daerah dan unsur- unsur yang ada dibawahnya mudah memobilisasi program-program yang digulirkan pemerintah pusat. Stakeholder penyedia benih tidak berbeda jauh dengan pemerintah daerah karena merupakan salah satu unsur dari pemerintah daerah. Perannya dalam penyebaran padi teknologi nuklir adalah menyediakan ketersediaan benih bagi petani yang akan menanam padi, namun seringkali permintaan yang datang lebih besar daripada cadangan benih yang diproduksi. Stakeholder petani cenderung bersikap terbuka terhadap varietas baru selama memberikan hasil produksi yang tinggi dan rasanya disukai masyarakat.

Pengaruh dan Kepentingan Stakeholder

Berdasarkan hasil perhitungan skor hasil kuesioner, stakeholder yang telah teridentifikasi perannya, memiliki besaran kepentingan dan pengaruh seperti diperlihatkan pada Tabel 12. Nilai pengaruh dan kepentingan yang paling besar dimiliki oleh BATAN. Hal ini sejalan dengan peranan yang dimiliki yaitu: (1) Menyebarluaskan pendayagunaan dan pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan (litbang) Iptek nuklir di bidang pertanian untuk keselamatan dan kesejahteraan masyarakat. (2) Menyelenggarakan proses alih teknologi tepat guna dalam bidang pertanian untuk ditransformasikan ke dalam wujud kemandirian dan kegiatan usaha ekonomi rakyat di daerah. (3) Mengangkat sumberdaya lokal serta melibatkan peran dan partisipasi institusi, mitra usaha, dan masyarakat (petani). Nilai pengaruh dan kepentingan yang paling kecil dimiliki oleh stakeholder petani pengguna.

Tabel 12 Nilai pengaruh dan kepentingan stakeholder

No Stakeholder Nilai

Pengaruh Kepentingan 1 Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) 19 20,15 2 Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten

Bogor

13,57 17,26 3 Fakultas Teknologi Pertanian Universitas

Brawijaya Malang

12,2 15,4

4 Petani pengguna Kabupaten Bogor 7,83 10,27 5 Petani pengguna Kabupaten Malang 7,6 9,8

6 Penyedia Benih/Penangkar 10 12

Nilai kepentingan dan pengaruh pada Tabel 12 tersebut kemudian dibuat plot pada matrik analisis stakeholder dengan cara memasukkan nilai kepentingan dan pengaruh. Hal ini bertujuan untuk melihat barada pada kuadran berapakah

stakeholder tersebut. Hasil pemetaan dari stakeholder penyebaran padi hasil penelitian teknologi nuklir disajikan pada Gambar 10.

Pengaruh

Gambar 10 Pemetaan stakeholder penyebaran padi teknologi nuklir FTP Universitas Brawijaya Malang

Hasil pemetaan stakeholder menunjukkan bahwa kuadran I ditempati oleh stakeholder FTP Universitas Brawijaya Malang. Stakeholder pada kuadran ini disebut juga Subject yaitu memiliki kepentingan besar namun pengaruhnya kecil. Jika dilihat dari keterlibatan stakeholder, FTP Universitas Brawijaya Malang sebagai mitra kerjasama di daerah memiliki keterlibatan hanya dalam hal pelaksanaan program penyebaran padi teknologi nuklir. Perjanjian kerjasama yang dilakukan pihak BATAN dan FTP Unibraw digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan kegiatan penyebaran.

Dengan adanya kegiatan penyebaran, manfaat yang dirasakan oleh FTP Unibraw adalah adanya alih teknologi yang dimiliki oleh lembaga penelitian teknologi nuklir kepada masyarakat di wilayah Kabupaten Malang berupa pengenalan varietas unggul. Sumberdaya yang diberikan oleh stakeholder pada kuadran I adalah sumberdaya manusia dan informasi. Personil FTP Unibraw memberikan informasi yang cukup kepada petani sebelum bekerjasama melakukan penanaman padi Yuwono, Diah Suci, Mira 1, Bestari, dan Inpari Sidenuk. Informasi tersebut berupa sosialisasi terbuka kepada para kelompok tani tentang kelebihan dan deskripsi lengkap dari varietas unggul yang akan ditanam.

Ditinjau dari skala prioritas, FTP Unibraw menyambut baik adanya varietas padi teknologi nuklir dan cukup menjadikan prioritas untuk kegiatan penyebaran

Ke

pe

nti

nga

padi varietas baru. Namun karena varietas tergolong baru, FTP Unibraw mengalami ketergantungan dalam hal penyediaan benih. Penyedia benih/ penangkaran benih untuk pembibitan di wilayah kabupaten Malang adalah Kebun Balai Penyuluhan Pertanian Dampit yang merupakan kebun benih Dinas Pertanian Kabupaten Malang. Penangkaran Benih Penjenis/Breeder Seed (BS) yang diperoleh dari pemulia di BATAN dalam hal ini PATIR (Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi) menghasilkan Benih Dasar/Foundation Seed (FS) dan Benih Pokok/Stock Seed (SS) maupun Benih Sebar/extension seeds (ES). Benih yang dihasilkan dari kebun benih tersebut tidak mencukupi permintaan petani di wilayah kabupaten Malang, sehingga perlu mendatangkan dari kabupaten Jember yang juga memiliki kerjasama penyebaran padi hasil penelitian teknologi nuklir.

Besarnya pengaruh yang dimiliki oleh stakeholder pada kuadran I adalah rendah. FTP Unibraw hanya memiliki kewenangan dalam melaksanakan aturan dan kebijakan karena penetapan aturan dan pemantauan/pengawasan ada pada pemerintah pusat/BATAN. Peran dan partisipasi pada kegiatan penyebaran padi hasil penelitian teknologi nuklir adalah berupa sumber daya manusia. SDM yang dimiliki stakeholder menjalin kerjasama dengan kelompok tani untuk penanaman varietas padi teknologi nuklir. Kerjasama juga dilakukan dengan Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Malang, Badan Ketahanan Pangan, penyuluh pertanian, BPSB, Koperasi Unit Desa (KUD), dan Kredit Usaha Tani (KUT). kerja sama dengan KUD dan KUT dalam hal pemberian bantuan pembiayaan dan persetujuan penggunaan benih padi teknologi nuklir. Kerja sama dengan Dinas Pertanian dan Perkebunan dan Badan Ketahanan Pangan dalam hal pelaksanaan temu lapang/sosialisasi pada saat pemanenan varietas Mira-1, Yuwono, dan Bestari. Selain temu lapang/sosialisasi diselenggarakan pula acara gelar teknologi yang bertujuan menambah pemahaman dan meningkatnya aktivitas petani terkait dengan produk padi hasil penelitian teknologi nuklir.

BATAN

Stakeholder BATAN berada pada kuadran II atau disebut juga players. Stakeholder ini memiliki kepentingan dan pengaruh yang besar atas program penyebaran padi hasil penelitian teknologi nuklir. Keterlibatan BATAN dalam program penyebaran padi teknologi nuklir mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan/evaluasi. Perencanaan yang dilakukan mencakup anggaran atau pembiayaan. Jangka waktu kegiatan selama satu tahun dianggap sebagai tahap sosialisasi, satu tahun berikutnya adalah tahap pemberdayaan dan satu tahun setelah itu adalah tahap kemandirian. Tahap sosialisasi, pembiayaan dapat dilakukan oleh BATAN dan atau mitra kerjasama. Pada tahap pemberdayaan, struktur pembiayaan kegiatan sudah melibatkan partisipasi mitra kerjasama. Pada tahap kemandirian partisipasi pembiayaan oleh mitra mengalami peningkatan dibanding tahap pemberdayaan.

Kepentingan BATAN dalam penyebaran padi hasil penelitian teknologi nuklir adalah meningkatkan pendapatan petani dan membuka lapangan pekerjaan sehingga tenaga kerja pertanian dapat terserap lebih banyak. Berdasarkan data di lapangan varietas padi hasil penelitian teknologi nuklir memiliki kelebihan yaitu usia tanam yang lebih pendek dan produktivitas yang lebih tinggi.

Saat ini program penyebaran padi teknologi nuklir masih menjadi prioritas kegiatan BATAN. Pemanfaatan teknologi nuklir untuk energi masih menuai pro dan kontra, hal ini bertolak belakang dengan pemanfaatan teknologi nuklir untuk pertanian yang mendapat sambutan dari petani. Sejak dilakukan penelitian terhadap padi, telah dihasilkan 20 varietas unggul seperti pada Tabel 7. Sebagian varietas tersebut sudah tidak ditanam lagi oleh masyarakat karena telah mengalami perbaikan.

Pengaruh yang dimiliki oleh players pada kuadran II dikategorikan tinggi. Stakeholder dalam kuadran ini memiliki kewenangan dalam mengendalikan kegiatan penyebaran padi hasil penelitian teknologi nuklir. BATAN sebagai pemerintah pusat berperan menetapkan aturan dan kebijakan, penegakan hukum dan pemantauan/pegawasan dalam penyebaran padi. BATAN memiliki pengaruh untuk mengubah arahan kebijakan penyebaran padi. Sumber daya yang disediakan oleh stakeholder kuadran II sesuai dengan kapasitasnya, BATAN menyediakan SDM yang sesuai dengan keahliannya (pemulia, komunikator teknologi nuklir) serta pengadaan benih. Informasi yang akurat diberikan saat dilakukannya sosialisasi padi Mira-1 dan Inpari Sidenuk kepada seluruh stakeholder.

Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor

Stakeholder yang memiliki kepentingan besar setelah BATAN adalah Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor. Meskipun stakeholder Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor berada pada kuadran yang sama dengan BATAN, namun memiliki nilai kepentingan yang lebih rendah dibanding BATAN. Keterlibatan Distanhut Kabupaten Bogor adalah dalam hal pengorganisasian dan pelaksanaan. Distanhut Kabupaten Bogor adalah mitra kerjasama yang memiliki keleluasaan pengorganisasian kegiatan penyebaran dengan unsur-unsur yang dimiliki seperti Unit Pelaksana Teknis (UPT), Petugas Pertanian Kecamatan (PPK) dan penyuluh lapangan. Hal ini yang menjadi pembeda Pemerintah Daerah dengan Perguruan Tinggi (FTP Unibraw).

Manfaat yang dirasakan oleh Distanhut Kabupaten Bogor dengan adanya program penyebaran ini adalah meningkatkan produktivitas pertanian, dengan demikian pendapatan petani turut meningkat. Dalam hal sumberdaya, Distanhut Kabupaten Bogor menyediakan sumberdaya manusia, fasilitas dan informasi. Fasilitas yang disediakan berupa alat mesin pertanian, sedangkan informasi kepada petani disampaikan melalui petugas penyuluh lapangan dan Petugas Pertanian Kecamatan.

Distanhut Kabupaten Bogor memberikan prioritas yang cukup pada kegiatan penyebaran padi Mira-1 dan Pandanputri karena produksinya yang tinggi serta rasa yang pulen dibanding varietas konvensional seperti Ciherang, Mekongga, Inpari 9, 10, 13 yang memliki kekurangan tidak tahan penyakit dan sulit dirontokkan. Ketergantungan Distanhut Kabupaten Bogor adalah dalam hal penyediaan benih. sama halnya dengan FTP Unibraw yaitu keterbatasan penangkar dan tingginya permintaan. Penyediaan benih Mira-1 dan Pandanputri di Kabupaten Bogor dilaksanakan oleh UPT Perbenihan Wilayah II Jonggol yang memiliki wilayah kerja kecamatan Jonggol, Cileungsi, Cariu, Tanjungsari, Sukamakmur, Klapanunggal, Gunung Putri, Citeurup, Babakan Madang, Cibinong, Sukaraja, Bojonggede, Tajur Halang, Rancabungur, Kemang, Ciseeng, Parung, Gunung

Sindur. Sejauh ini tidak ada permasalahan terhadap pemasaran hasil panen karena langsung ditampung oleh pedagang pengumpul (tengkulak). Jenis varietas baru tidak menjadi permasalahan bagi pedagang pengumpul asalkan rasanya pulen pasar pasti menerima dengan baik.

Distanhut Kabupaten Bogor meskipun berperan melaksanakan aturan dan kebijakan namun masih memiliki pengaruh yang cukup tinggi. Hal ini dikarenakan Distanhut Kabupaten Bogor dapat menggunakan kewenangannya membuat kebijakan yang mendukung kepentingan petani seperti tataguna lahan.

Interaksi yang dilakukan oleh players adalah forum pembahasan rencana penyebaran padi dan pertemuan yang melibatkan petani seperti sosialisasi dan panen raya. Distanhut berperan dalam hal pembangunan sarana dan prasarana pertanian, pemberdayaan petani dan pelayanan sertifikasi benih karena memiliki akses koordinasi yang lebih terbuka. Distanhut Kabupaten Bogor menyediakan SDM yang menguasai teknis di lapangan. Dalam hal pendanaan juga turut dialokasikan dari APBD sebagai biaya operasional pendamping.

Petani pengguna Wilayah Malang

Petani pengguna wilayah Malang berada pada Kuadran III atau disebut pula sebagai Bystanders. Petani pengguna di Kabupaten Malang yang tergabung dalam kelompok tani tidak memiliki keterlibatan dalam perencanaan, pengorganisasian, maupun pengawasan. Bentuk partisipasi petani di wilayah Malang adalah dalam hal SDM dan fasilitas lahan yang mereka miliki. Program penyebaran padi teknologi nuklir kurang menjadi prioritas bagi petani. Pada saat benih sebar (benih ES) diperlukan oleh petani, benih yang dijanjikan akan diberikan secara cuma-cuma oleh FTP Unibraw belum tersedia karena proses penangkaran belum selesai. Ketika benih sebar telah tersedia, musim tanam telah lewat sehingga apabila petani memutuskan untuk tetap menanam varietas teknologi nuklir memiliki konsekuensi keterlambatan masa panen. Petani di wilayah Malang bukanlah petani besar, rata- rata kepemilikan lahan mereka tidak mencapai 0,5 ha sehingga petani tidak dapat membiarkan lahannya menganggur terlalu lama karena berkaitan dengan desakan kebutuhan ekonomi. Semakin lama membiarkan lahan tidak ditanami padi maka akan semakin mundur pula memperoleh uang hasil penjualan padi. Konsekuensi lain dari keterlambatan penanaman padi adalah serangan burung maupun hama karena keterlambatan masa panen akibat dari mundurnya masa penanaman. Burung menyerang padi yang belum dipanen karena sudah tidak ada lagi padi di sawah sekelilingnya yang dapat dimakan, sehingga menurunkan hasil produksinya.

Pada kondisi ketidaksiapan benih varietas teknologi nuklir, petani memilih menanam varietas lainnya. Varietas yang ditanam merupakan varietas non nuklir yang diperoleh melalui program bantuan benih unggul selain varietas teknologi nuklir yang ditawarkan oleh FTP Unibraw, Dinas Pertanian Kabupaten Malang,

Dalam dokumen Shade Tolerance of 20 Genotypes of Tomato (Halaman 50-87)

Dokumen terkait